PRO- T- IN ISLAM

KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID

Rabu, 29 Agustus 2012

Kaum Muslimin Tidak Akan Mungkin Mencapai Tujuan Mereka Melalui Jalan Demokrasi

Syeikh Abu Bashir

Kaum muslimin tidak akan mungkin mencapai tujuan mereka atau merealisasikan satupun dari tujuan-tujuan Islam melalui jalan demokrasi atau sistem demokrasi, disebabkan beberapa hal, yang terpenting adalah :

1- Islam adalah dien Allah Ta’ala yang disyariatkan untuk hamba-Nya. Sebagai sebuah dien rabbani, Islam mempunyai tujuan-tujuan dan sarana-sarana yang khusus yang bersumber dari Allah Ta’ala. Tujuan-tujuan Islam tidak mungkin diraih kecuali melalui sarana-sarana syar’i yang diterangkan dalam Al Qur’an dan as sunah. Tujuan syar’i manapun yang dicari tidak melalui sarana yang syar’i yang benar, maka cara tersebut merupakan sebuah kesesatan dan menyimpang dari kebenaran. Berarti juga melaksanakan ketaatan tidak sesuai dengan yang disunahkan dan disyariahkan. Minimal status hukumnya adalah bid’ah yang sesat. Sementara Allah Ta’ala tidak akan menerima ibadah dari hamba-Nya kecuali bila dilaksanakan sesuai cara yang telah diperintahkan dan disyariahkan kepada mereka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملاً صالحاً ولا يشرك بعبادة ربه أحداً
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya". (QS. 18:110)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Abi Ashim dalam kitabus Sunnah :
عن جابر بن عبد الله قال: كنا جلوساً عند النبي r ، فخط خطاً هكذا أمامه فقال:" هذا سبيل الله U "، وخط خطاً عن يمينه، وخط خطاً عن شماله وقال:" هذه سبل الشيطان " ثم وضع يده قي الخط الأوسط ثم تلا هذه الآية:} وأن هذا صراطي مستقيماً فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون.

dari Jabir bin Abdullah ia berkata,” Kami duduk-duduk bersama nabi shalallahu ‘alaihi wa salam. Beliau menggaris sebuah garis lurus di depan beliau kemudian bersabda,” Ini adalah jalan Allah. Beliau kemudian menggaris sebuah garis di sebelah kanan dan sebelah kiri beliau kemudian bersabda,” Ini adalah jalan-jaan setan.” Beliau lantas meletakkan tangan beliau di garis yang berada di tengah kemudian membaca firman Allah Ta’ala :

وأن هذا صراطي مستقيماً فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون

dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. 6:153)

Tidak diragukan lagi bahwa demokrasi adalah jalan setan yang memecah belah manusia dan menjauhkan mereka dari jalan Allah ta’ala yang lurus. Barang siapa menempuh jalan demorasi dan menempuh sarana-sarana demokrasi berarti telah menempuh jalan setan. Bagaimana mungkin orang yang menempuh jalan setan akan bisa mencapai pantai kemenangan dan keamanan dengan bahtera Islam ?

Adapun pernyataan para pendukung demokrasi bahwa hukum sarana berbeda dengan hukum tujuan, di mana  kita tidak boleh menyelisihi nash-nash syariat dalam urusan tujuan, namun boleh saja menyelisihi syariat dalam urusan sarana mencapai tujuan sesuai kebutuhan keadaan…maka pernyataan ini adalah pernyataan yang rusak dan batil, secara akal dan syariat tidak benar. Pernyataan ini menyerupai pernyataan orang-orang Yahudi yang berprinsip tujuan menghalalkan segala cara.

Benarlah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang telah bersabda :

:" لتتبعن سُنن من كان قبلكم شبراً بشبر، وذراعاً بذراع، حتى لو دخلوا جُحر ضَبٍّ تبعتموهم " قلنا: يا رسول الله اليهود والنصارى ؟ قال:" فمن ".

Kalian akan benar-benar mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, bahkan sekalipun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap akan mengikuti mereka.” Para shahabat bertanya,” ya Rasulullah, Apakah mereka (yang kami ikuti itu) adalah orang-orang Yahudi dan nasrani ?” Beliau menjawab,” siapa lagi kalau bukan mereka.”  Muttafaq’ alaihi.

Dalam riwayat yang lain :

حتى لو أن أحدهم ضاجع أمه بالطريق لفعلتم

Bahkan seandainya di antara mereka ada yang memperkosa ibunya sendiri di pinggir jalan raya, kalian pun akan berbuat serupa.” Artinya, di antara kalian akan ada juga yang melakukan perbuatan mereka yang bejat tersebut.

Kalaupun hal ini terjadi, tentulah dalam suasana serba permisif dan kebebasan individu yang menjadi prinsip dasar dan ciri khas demokrasi !!!!

Kami bertanya,” Cara untuk meraih kehidupan islami yang baru (khilafah islamiyah—pent) adalah dengan cara yang diterangkan oleh syariat, ataukah  ---meskipun cara menegakkan kehidupan Islami yang baru tersebut sangat urgen---dibiarkan kosong dan diserahkan kepada hawa nafsu dan akal manusia tanpa ada penjelasan dari Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa salam.

Jika jawabannya adalah dengan cara yang telah diterangkan oleh syariat, maka kami katakan ; anda telah mengerti, maka komitmenlah dengan jalan syariat tersebut…tak seorangpun boleh menyelisihi cara yang telah disunahkan dan disyariatkan tersebut.

Adapun jika jawaban anda adalah jalan tersebut diserahkan kepada manusia, Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa salam belum menjelaskannya…maka anda telah menyelisihi nash-nash syariat yang menyebutkan dien Islam telah sempurna, tak ada sebuah perkarapun yang dicintai dan diridhai Allah Ta’ala kecuali telah disebutkan dan dijelaskan Allah Ta’ala, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

اليومَ أكملت لكم دينَكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام ديناً


Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.

 فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. 4:59)

Imam Ibnu Qayyim dalam I’lamul Muwaqi’in 1/49 mengatakan,” Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu”, menggunakaln lafal nakirah (indifinitief) dengan konteks syarat yang umum mencakup segala hal urusan dien yang diperselisihkan oleh orang-orang yang beriman, baik urusan yang besar maupun kecil, yang jelas maupun masih samar-samar. Jika dalam kitabullah belum ada penjelasan atas masalah yang diperselisihkan, tentulah Allah Ta’ala tidak memerintahan mengembalikan persoalan kepada Al Qur’an (dan as Sunah). Karena mustahil Allah Ta’ala memerintahkan mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada sesuatu yang tidak memberikan jawaban tuntas. Dari ayat ini, manusia telah bersepakat (ijma’ ulama—pent) bahwa  mengembalikan persoalan kepada Allah maknanya adalah mengembalikan kepada Al Qur’an, sedang mengembalikan persoalan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam artinya mengembalikan kepada pribadi beliau saat beliau masih hidup, dan kepada sunnah beliau setelah beliau meninggal.”

Dalam hadits yang shahih, beliau telah bersabda ;

:" ما تركت شيئاً يقربكم إلى الله إلا وقد أمرتكم به، وما تركت شيئاً يبعدكم عن الله ويقربكم إلى النار إلا وقد نهيتكم عنه
Tidak ada satu halpun yang mendekatkan diri kalian kepada Allah kecuali telah aku perintahkan kepada kalian, dan tidak ada halpun yang menjauhkan diri kalian dari Allah dan mendekatkan kepada neraka, kecuali aku telah  melarang kalian melakukannya.”

2- Kekuasaan dan menjadi khalifah di atas bumi bagi umat yang beriman adalah terikat dengan syarat bertauhid kepada Allah serta menjauhi kesyirikan dan segala hal yang menyebabkan kesyirikan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وعد الله الذين آمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكننَّ لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدلنهم من بعد خوفهم أمناً يعبدونني لا يشركون بي شيئاً

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa.Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik. (QS. 24:55)

Berkuasa di bumi, teguhnya kekuasaan dan keamanan setelah sebelumnya berada dalam ketakutan, seluruh karunia Allah Ta’ala ini adalah balasan dari bertauhid dan menjauhi kesyirikan.

Sementara demokrasi ----sebagaimana telah kami jelaskan---adalah pemikiran syirik, tegak diatas kesyirikan, mentuhankan makhluk dengan cara menjadikan makhluk sebagai sumber hukum, perundang-undangan, menghalalkan dan mengharamkan. Jika keadaannya seperti itu, maka bagaimana hendak mengharapkan pertolongan Allah turun lewat jalan tersebut ? Orang yang bertindak demikian bagaikan orang yang menjadikan kesyirikan dan kekafiran sebagai sarana untuk menolong Islam dan tauhid. Ini jelas mustahil !!!!!

Allah Ta’ala berfirman :

إن تنصروا الله ينصركم ويثبت أقدامكم

Jika kalian menolong Allah Ta’ala, Allah akan menolong kalian dan meneguhkan kaki kalian.” (QS. Muhammad :7).

Artinya, jika kalian menolong Allah Ta’ala dengan cara mentaati perintahnya dan menjauhi larangan-Nya, Allah Ta’ala akan menolong kalian dengan meneguhkan kalian dan menjadikan kalian berkuasa di muka bumi. Janji ini adalah jawaban dari syarat yang disebutkan pertama, bila syarat tersebut tidak dilaksanakan maka janji Allah pun tidak akan datang. Maka dipahami dari syarat ini, Allah tidak akan menolong orang-orang yang tidak menolong Allah Ta’ala.

Ayat yang serupa adalah ayat yang berbicara tentang diri Rasulullah :

وإن تطيعوه تهتـدوا

Jika kalian mentaatinya ( Muhammad ), kalian akan mendapat petunjuk.” (An Nuur :54). 
Artinya, jika kalian tidak mentaatinya, kalian tidak akan mendapat petunjuk. Akibatnya, kalian tidak akan mendapat pertolongan. Di antara bentuk ketaatan kepada Rasulullah adalah menjauhi syirik dan segala hal yang menjurus kepada kesyirikan, termasuk di dalamnya demokrasi yang mentuhankan makhluk ini.

Maka janganlah –wahai kaum pendukung demokrasi--- lambatnya datangnya kemenangan menjadikan kalian mencari kemenangan dengan kesyirikan dan cara-cara yang bathil. Sesungguhnya apa yang ada di tangan Allah Ta’ala tidak bisa diraih kecuali dengan mentaati dan mentauhidkan-Nya. Orang yang paham mengetahui hal ini, dan orang yang bodoh tidak menyadari hal ini.

Ustadz Sayid Qutub mengatakan :,” Saya masih ingat ketika akh Ali Asymawi memberitahukan kepadaku bahwa di Mesir ada seorang akh dari Sudan yang berkunjung. Ia adalah pimpinan ikhwanul Muslimin cabang Sudan. Ia datang untuk mengunjungiku, hanya saja waktunya belum ditentukan dan akhirnya kunjungan tersebut tidak jadi. Hanya saja saya mengetahui dari akh Ali Asymawi bahwa Ali Asymawi telah menemui akh dari Sudan tersebut satu atau dua kali tiap berkunjung ke Mesir. Akh dari Sudan  tersebut menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Sudan, termasuk peran pokok ikhwanul Muslimin, yang menyebabkan jatuhnya rezim militer sebagaimana sudah sama-sama diketahui. Ia juga menyatakan rasa optimisnya yang mendalam akan sudah dekatnya pemerintahan Islam di Sudan sebgai hasil dari pemilihan umum yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

Saya juga masih ingat, pada saat itu saya mengomentari semua cerita tersebut bahwa tegaknya pemerintahan Islam di sebuah negara tidak akan pernah datang melalui cara-cara seperti ini. Sesungguhnya tegaknya sebuah pemerintahan Islam hanya akan tercapai melalui metode yang lambat dan dalam rentang waktu yang panjang, sebuah metode yang bertujuan membangun landasan, bukan puncak, dimulai dengan menanamkan aqidah sejak awal dan mentarbiyah akhlak yang islami. Sesunggguhnya jalan yang nampaknya pelan dan sangat panjang ini, pada hakekatnya adalah jalan yang paling dekat dan paling cepat.

Saat itu saya juga menyatakan ; mereka (ikhwanul muslimin di Sudan) belum pernah merasakan pengalaman-pengalaman yang telah kita lalui di Mesir. Karena itu, mereka pasti akan mencobanya karena saya sudah bisa mengira mereka pasti tidak akan menerima sebuah nasehatpun dari kami, akibat semangat dan rasa optimis mereka yang terlalu mendalam.”[1]

3- Di antara sebab lain yang menghalangi kaum muslimin mampu meraih tujuan-tujuan gerakan keislaman mereka melalui demokrasi, atau pemilihan umum atau kotak undian (kotak suara) adalah adanya sunnah perlawanan dan  pertarungan antara kebenaran dengan kebatilan, sejak adanya kehidupan di muka bumi dan Allah mengutus para rasul, sampai  Allah mewarisi dunia dan seluruh isinya.

Orang-orang kafir ---dengan seluruh kelompok dan pemikirannya--- sekali-kali tidak akan pernah ridha dan membiarkan tegaknya sebuah negara Islam atau Islam mempunyai kekuatan, selama mereka mempunyai kekuatan untuk merealisasikan hal tersebut, meskipun  untuk  hal itu mereka harus menghadapi berbagai peperangan, terbunuhnya ribuan nyawa dan ternodainya kehormatan. Ketika perang melawan Islam sudah berkecamuk, segala hal yang terlarang dianggap boleh oleh orang-orang kafir. Menurut mereka segala yang mereka lakukan adalah sesuai dan demi menegakkan undang-undang (konstitusi), mendapat tanda tangan dan persetujuan persatuan bangsa –bangsa.[2]

Hal yang sudah sangat jelas dan telah disepakati ini ----tidak ada yang menyelisihinya selain para pendukung demokrasi---telah ditunjukkan oleh nash-nash Al Qur’an, demikian juga realita yang kita alami dan kita lihat.

Adapun dalil-dalil Al qur’an, di antaranya adalah firman Allah Ta’ala :

ولولا دفعُ اللهِ الناس بعضَهم ببعضٍ لفسدت الأرض ولكن الله ذو فضلٍ على العالمين
Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (QS. 2:251)

ولولا دفعُ الله الناسَ بعضهم ببعضٍ لهدمت صوامع وبيعٌ وصلوات ومساجدُ يذكر فيها اسم الله كثيراً ولينصرن الله من ينصره إن الله لقوي عزيز
Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sseungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 22:40)

كذلك يضرب الله الحق والباطل
Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. (QS. Ar Ra’d :17)

ولن ترضى عنك اليهود ولا النصارى حتى تتبع ملتهم
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka.
                                      
ولا يزالون يقاتلونكم حتى يردوكم عن دينكم إن استطاعوا

Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. (QS. 2:217)

ودَّ كثير من أهل الكتاب لو يردونكم من بعد إيمانكم كفاراً حسداً من عند أنفسهم
Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. (QS. Al Baqarah ;109).

وكيف وإن يظهروا عليكم لا يرقبوا فيكم إلاً ولا ذمةً
Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyirikin), padahal mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian). (QS. 9:8)

Dan banyak ayat lainnya yang menunjukkan bahwa kebenaran dan kebatilan akan senantiasa berseteru dan bertabrakan, kebatilan tidak mungkin akan ridho selama di sampingnya masih ada kebenaran dan pendukungnya. Kebatilan tidak akan pernah diam, tenang dan senang, kecuali dengan salah satu dari dua alternatif ; menghalangi pendukung kebenaan dari dien mereka yang benar dan memurtadkan mereka jika mereka mempunyai kemampuan untuk hal itu, atau menlenyapkan keberadaan mereka, melancarkan peperangan dan pembunuhan. Inilah yang dinyatakan oleh ayat-ayat Al Qur’an :

ومن أصدق من الله قيلاً
Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah (QS. 4:122)

Begitu juga realita yang kita lihat dan kita alami, membenarkan nash-nash Al Qur’an yang telah disebutkan diatas. Apa yang telah terjadi di Tunisia, Mesir, Sudan ---sebelum masa jendral Basyir---Turki, Al Jazair, Malaysia dan negara-negara lain di mana kaum muslimin mencoba berjuang lewat jalan demokrasi dan pemilihan umum, kemudian mereka meraih kemenangan (suara mayoritas)…kita melihat, bagaimana demokrasi para thaghut telah berubah menjadi nyata-nyata rezim diktator, mereka membolehkan untuk mereka sendiri ---dengan mengatas namakan demokrasi---apa yang sejatinya oleh demokrasinya sendiri dilarang. Itu semua dilakukan dengan sepengetahuan dan sependengaran para kampiun demokrasi di seluruh dunia !!!! Bagaimana undang-undang dasar, peraturan pemerintah dan kondisi damai dianulir begitu saja, lantas secara tiba-tiba kondisi darurat diberlakukan, tank-tank militer turun ke jalan raya, ribuan umat Islam dijebloskan ke penjara, demi menjaga ---menurut pengakuan mereka---keselamatan demokrasi dari bahaya terorisme.

Hal ini sudah menjadi fenomena umum yang diketahui dengan baik oleh para aktivis Islam pendukung demokrasi. Mereka menyebutkan hal ini dalam buku-buku dan jurnal-jurnal mereka… meski demikian, mereka tetap saja menyombongkan diri dan menyelisihi perintah syariat. Mereka tidak mau, kecuali menempuh jalan yang gelap gulita ini. Seakan-akan saat digiring ke penjara, mereka justru merasakan enaknya cemeti para algojo penjara.

Mereka paham betul bahwa Islam tidak mungkin akan mencapai kenangan lewat jalan ini, Islam tidak akan mungkin merealisasikan satu saja dari sekian banyak tujuannya lewat jalan ini. Meski demikian, mereka tetap saja berusaha lewat jalan ini dan berulang kali mengulangi usaha tersebut, tanpa mau mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman yang lalu dan kerasnya pelajaran. Mereka tidak mau mempertimbangkan dampak-dampak destruktif yang mengenai umat Islam dan para pemuda Islam, akibat percobaan mereka ini !!!!

Seakan-akan mereka itu lupa atau memang pura-pura lupa, akan sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam :

المؤمن كيِّس فَطِن لا يلدغ من جحرٍ  مرتين 
Orang yang beriman itu cerdik dan sehat pikirannya. Ia tidak akan terjatuh dua kali dalam lubang yang sama.” Sayang, para aktivis Islam pendukung demokrasi telah  terjatuh puluhan kali dalam lubang yang sama, tanpa mau belajar !!!
Rounded Rectangle: Sediaan unduh dari

JAHIZUNA
* **
http://www.jahizuna.com
 


[1] - dalam buku “Limadza A’damuuni hal. 66.” Saya katakan ; pandangan Sayid Qutub telah benar. Sesungguhnya kalangan aktivis Islam di Sudan telah berkali-kali mencoba pemilihan umum dalam demokrasi. Setiap kali mereka terlibat, akibat yang ditimbulkan terhadap mereka dan masyarat Sudan ternyata buruk dan tidak menyenangkan.
[2] - Perhatiikanlah apa yang terjadi pada hari-hari ini dengan bangsa muslim Chechnya, dengan hak mereka, sebuah bangsa yang menolak tunduk kepada kekuatan kafir. Seluruh kekuatan kafir, kejahatan dan kemunafikan telah bersatu padu mengeroyok mereka, membunuh anak-anak, perempuan, orang tua, menghancurkan rumah-rumah mereka dengan tank, rudal dan pesawat tempur…mereka membiarkan anak-anak dan wanita beralaskan salju, beratapkan langit terbuka. Ini semua terjadi dengan segenap penglihatan dan pendengaran seluruh dunia,  mereka sama sekali tidak bergerak atau mengatakan kecaman terhadap para thaghut pembuat kerusakan tersebut !!!!
Silahkan bertanya dosa apa yang dilakukan oleh bangsa yang tertindas tersebut, yang dikeroyok oleh kekuatan kafir dan syirik internasional… jawabannya tak lain karena mereka mengatakan Rabb kami adalah Allah  ta’ala…mereka mengatakan no kepada atheisme dan kekafiran yang berwujud thaghut Rusia.. mereka mengatakan kami ingin hidup secara Islami, agama yang kami yakini dan kami peluk… Inilah dosa mereka, dosa yang tidak mungkin diampuni atau didiamkan menurut undang-undang PBB !!!!
Demokrasi mana yang kalian inginkan wahai orang-orang yang tertipu ???? negara mana yang kalian tegakkan lewat kotak undian ???? sedang kalian sendiri diatur dengan undang-undang kafir yang tidak manusiawi???

"Hendaklah Kamu Menerangkan Isi Kitab Itu Kepada Manusia, Dan Jangan Kamu Menyembunyikannya" Syeikh Anwar Al-Awlaqi



Segala puji bagi Alloh, shalwat dan salam semoga tercurah kepada baginda kita muhammad, keluarga dan para sahabatnya..

Sesungguhnya tanggung jawab yang ada pada pundak para ulama kaum muslimin dan para dai mereka sangatlah besar umat ini sangat membutuhkan pengarahan dalam situasi krisis saat ini yang menyadarkan umat ini dari bahaya-bahaya yang sedang menghadang, Allah swt telah memerintahkan untuk menjelaskan hal ini dan memperingatkan siapa saja yang menyembunyikan kebenaran, Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk setelah kami jelaskan kepada manusia dalam kita alquran, mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat pula oleh mereka yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah bertobat, mengadakan perbaikan, dan menjelaskannya, mereka itulah yang Aku terima taubatnya, dan Aku-lah yang maha penerima taubat dan maha penyayang" (Q.S Al-Baqarah 2:159-160),

Allah juga berfirman,

"sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan oleh Allah, yaitu kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya dan Allah tidak akan menyapa mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka, mereka akan mendapatkan azab yang pedih, mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan azab dengan ampunan, maka alangkah beraninya mereka menantang api neraka" (Q.S Al-Baqarah 2: 174-76)

Rasulullah bersabda:

"barangsiapa yang menyembunyikan suatu ilmu, maka pada hari kiamat Allah akan mencambuknya dengan cambuk dari neraka" (HR Ibnu Majah)

Berkata para ulama: "Tidak boleh mengakhirkan suatu penjelasan disaat penjelasan itu sedang diperlukan".

Berangkat dari perspektif ini, kami akan sebutkan beberapa hal, sebagai nasehat dan pelepasan diri di hadapan Allah Swt, sesungguhnya para penguasa hari ini, dari para raja, pemimpin maupun presiden, mereka tidak pantas untuk memimpin umat, bahkan mereka tidak pantas untuk memimpin para domba sekalipun, apalagi memimpin lebih dari milyaran kaum muslimin.

Mereka tidak pantas untuk memimpin sebuah perusahaan, lebih-lebih mengendalikan asset bangsa terkaya di muka bumi ini, mereka tidak pantas untuk menduduki kursi perusahaan kontraktor, apalagi mengelola kerajaan yang membentang dari Cina hingga Maroko dan memegang kendali pada bidang strategi dan jalur perdagangan dunia serta selat yang penting di dunia.

Dengan rusaknya para penguasa, tanggung jawab para ulama dalam memberikan pengarahan pada umat pun bertambah, maka manakah pernyataan kalian disaat-disaat seperti ini wahai para ulama islam?

Di yaman misalnya, kemiskinan, buta huruf, perang suku yang mengakibatkan tumpahnya darah kaum muslimin, semuanya meningkat, menyebarkan pengaruh kebangkitan politik Iran serta aqidah menyimpang mereka yang masuk di Yaman juga meningkat, belum lagi sikap tunduk pemerintah dan kolaborasi memalukan mereka kepada Amerika.

Situasi di selatan Yaman mengeluhkan penindasan dan penganiayaan kesewenang-wenangan, yang bersamaan dengan sikap mengabaikan pemerintah terhadap hak-hak rakyat. Manakah peran-peran para ulama dalam situasi yang kritis dan mengerikan seperti ini? yang mengingatkan akan benarnya dan nyatanya kejadian yang diancamkan pemerintah yaman pada rakyatnya? Orang-orang Yaman akan saling bertikai satu sama lain dalam setiap jalan dan gang, dan hal itu akan menghabiskan apa yang tersisa di perbendaharaan negara, dan ujung-ujungnya negara ini tergelincir dalam jurang perang saudara.

Saya sebutkan mengenai meningkatnya kemiskinan, pengangguran, dan konflik antar suku sebagai contoh permasalahan yang para ulama harus segera menanganinya. Tetapi apa yang lebih buruk dari semua ini adalah politik dan kebijakan Amerika yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah Yaman dengan dibiayai barat untuk menjauhkan penduduk setempat dari agama mereka melalui berbagai cara. Dari proyek feminisme, mengubah kurikulum pendidikan, dan membentukan hubungan dengan para tokoh masyarakat untuk melatih mereka menjadi agen masa depan Amerika, dan kita tidak melupakan propaganda rusak terhadap pemahaman tentang jihad dan makna yang sebenarnya dan upaya untuk menegakkan islam melemah, menyerah karena mengikuti kemauan Amerika.

Semua ini terjadi di depan mata dan pendengaran kita, harus ada beberapa tindakan perlawanan yang serupa dan dipimpin oleh para ulama, untuk menjelaskan apa yang menjadi syubhat dan membingungkan bagi umat.

Sehubungan dengan selatan Yaman, kami ingin mengajukan pertanyaan, mengapa pemerintah bekerja sama dalam kebiadaban israel ini dengan orang-orang yang menuntut hak-hak mereka di propinsi selatan (Al-Zaliya)..?

di Dholi tank-tank memborbardir rumah-rumah, sementara di jalan-jalan Aden, Lahj dan Hadromaut, tentara militer menembaki warga sipil dengan cara-cara yahudi zionis tanpa menghiraukan kesucian darah kaum muslimin, wahai para ulama dimanakah peran kalian untuk itu? Manakah pembelaan kalian terhadap suku Aqeel, Muthanna dan Al-Haddad kemudian suku Hateeq di Marib? untuk maslahat siapakah pemborbardiran ini dilakukan? bukankah untuk kepentingan Amerika?

Para ulama telah sesat (menyimpang), tak ada harapan lagi dalam diri mereka, besarnya koyakan terlalu besar untuk diperbaiki, penyimpangan mereka telah mencapai klimaksnya. Ini membuat peran ulama' pada hari ini begitu penting. Mereka (ulama) berkata, "Kami tetap diam supaya tidak merugikan tempat-tempat yang menguntungkan bagi kami dalam berdakwah".

Apakah melestarikan sebuah universitas, atau program tv lebih penting daripada berdiri untuk menyuarakan kebenaran dan menjaga mashlahat-mashlahat besar umat? Apakah lebih penting daripada melindungi umat dari proyek imperialis/kolonial Amerika?

Seorang wanita dari Australia (Shillo Giddins) mengenal kebenaran islam, maka dia masuk islam, kemudian dia mendengar bahwa negeri Yaman adalah negeri para anshar yang menolong/membela islam? Maka dia berhijrah kesana bersama dua anaknya untuk hidup bersama kaum muslimin dan mendidik kedua anaknya dalam lingkungan yang islami. Dia datang sebagai muhajir di jalan Allah, meninggalkan kesenangan dunia dibelakang punggungnya karena Allah, dan berapa banyak kaum wanita dari umat ini yang tergiur karena menginginkan dunia? Dan mendambakan seorang suami yang akan mengeluarkan mereka dari negeri islam menuju barat untuk hidup bergelimang kesenangan dunia yang rendah lagi menyesatkan.

Adapun Ummu Ammar maka sungguh dia telah meninggalkan kehidupan yang nyaman di Australia untuk hidup di Yaman karena agamanya (keimanannya), pemerintah Australia segera mengirimkan permintaan kepada Amerika (CIA) yang akhirnya menuntut pemerintah yaman untuk memenjarakan saudar (Ummu Ammar).

Pemerintah pun bergegas melaksanakan perintah ini dan mereka menetapkan anak-anaknya yang dibawah umur 6 tahun berada dalam penahanan.. Mereka (pemerintah yaman) melampaui batas! sampai-sampai perintah dari Amerika dan Australia mereka turuti.. jadilah mereka raja dari segala raja, lebih kristen dari seluruh orang kristen, dan lebih yahudi dari seluruh orang yahudi.

Adapun saudari Ummu Ammar, mereka mengintrogasinya 6 jam dalam sehari untuk mendapatkan informasi, informasi yang bisa mendekatkan mereka kepada tuan mereka Amerika, kepada mereka (introgator) Ummu Ammar mengatakan: "saya hanyalah seorang wanita, saya datang kepada kalian sebagai muhajir di jalan Allah dan kalian adalah para Anshar"... salah seorang introgator menjawab, “Kami adalah Nashara (kristen), bukan anshar!”

Wahai ulama Yaman! Wahai ulama islam sedunia! Apakah putri kalian Ummu Ammar tidak layak untuk mendapatkan kata-kata pembelaan? Kenapa keheningan ini terjadi? Bahkan ironisnya adalah bahwa kedatangan Ummu Ammar terkait dengan sebuah yayasan pendidikan yang mengikuti beberapa ulama berpengaruh dan kebanyakan mereka mempunyai kedudukan dalam pemerintah, tapi meski demikian para ulama tersebut tidak sedikitpun memanfaatkan pengaruh mereka untuk membebaskan Ummu ammar yang memohon pada mereka, dan itu menjadi kewajiban bagi mereka untuk menolongnya, tetapi mereka justru berpaling darinya, dan menelantarkannya! Kemarin mereka menelantarkan kaum laki-laki, hari ini menelantarkan kaum wanita.

Tanggalkanlah pakaian dakwah kalian, dan diamlah di dalam rumah kalian! itu lebih baik bagi kalian daripada mengklaim punya ilmu pengetahuan dan berdakwah disaat menguntungkan kalian, namun melarikan diri dan bersembunyi di bawah meja ketika dakwah ini membutuhkan sikap yang amanah dan jujur dari kalian!

Wahai ulama umat... kita tahu, islam memerintahkan untuk taat kepada pimpinan supaya islam ini terjaga dan terlindungi, maka bagaimanakah jika pemimpinnya adalah mereka yang memerangi islam?

Islam memerintahkan untuk taat kepada para pemimpin supaya kaum muslimin terjaga keamaanannya dan terlindungi kehormatan dan harta-harta mereka, maka bagaimanakah jika pemimpinnya adalah yang memeras dan memerangi rakyat sendiri demi kepentingan musuh?

Islam juga memerintahkan untuk taat kepada pemimpin supaya rahasia-rahasia kaum muslimin terjaga dari musuh yang berusaha mengaksesnya. Maka bagaimanakah jika pemimpinnya justru yang memata-matai kaum muslimin demi kepentingan musuh? Dan bagaimanakah kalau pimpinan itu adalah yang menjadi agen mata-mata untuk kepentingan Amerika?? masih perlukah ketaatan kepada mereka?

Apakah masuk akal islam memerintahkan untuk menaati orang yang berusaha sekuat tenaga untuk memerangi agama ini? Di antara para penguasa itu, ada yang mencuri (korupsi) milyaran kekayaan kaum muslimin atas nama pembentukan militer, namun ketika tiba saatnya bagi tentara itu untuk memenuhi perannya dalam membela umat/bangsa, penguasa itu mengatakan, "militer tidak mampu memenuhi peran ini, kita harus mencari bantuan dari Amerika".

Jika penguasa ini tidak mampu untuk membela umat islam, hendaklah dia menyingkir supaya negeri ini dijalankan oleh orang-orang yang lebih mampu darinya. Oleh orang-orang yang lebih kompeten dalam melindungi dan melestarikan umat, serta menghidupkannya kembali setelah beberapa dekade dieksploitasi barat, yaitu para mujahidin, yang berpengalaman dalam peperangan dan medan tempur!

Saudara kita dari harakah Al-Shahab di Somalia telah membuktikan kemampuan mereka untuk mengatur urusan negara sesuai dengan syariah, sementara Taliban di Afghanistan sedang memberikan pelajaran keras mengenai perlawanan dan pertempuran terhadap pasukan terkuat di dunia, pasukan terkuat yang mana penguasa kita bergantung kepadanya untuk melindungi diri mereka dari para mujahidin, dan setiap kali Amerika datang dengan program-program baru, selalu dapat digagalkan oleh Taliban..

Hari ini kaum muslimin sedang melalui masa-masa yang kritis dan penting dalam sejarah, dan tidak akan selamat pada waktu ini kecuali orang-orang yang mempunyai kejujuran dan keberanian, pengorbanan, dan pengalaman dalam berpolitik serta kemiliteran. Sifat-sifat ini tidak dapat kita temukan pada para penguasa saat ini, mereka telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada mereka. mereka pengecut kepada barat, berani melawan rakyat mereka sendiri, mereka adalah orang-orang yang terakhir dalam berkorban..

Kemampuan mereka dalam dunia politik hanya sebatas kolaborasi dan pengkhianatan, mereka tidak memiliki pengalaman militer, mereka bukanlah bagian dari orang-orang yang berjihad, mereka tiada lain hanyalah orang-orang yang bergelimang dalam istana dan mengikuti syahwat, mereka telah mengkhianati kita! Amerika dan Israel berusaha untuk mengendalikan umat islam, dan itu tak seberapa hingga masuknya Iran untuk turut mengambil bagian dalam proyek menghancurkan kaum muslimin. Hari ini dan juga besok, tidak ada yang akan berdiri untuk menghentikan proyek-proyek imperialis ini selain mujahidin yang tulus dari putra-putra umat ini.

Saat ini, Iran adalah negara yang paling canggih dalam industrialisasi militer. Hari ini kontribusi iran dalam ilmu pengetahuan 11 kali lipat dari rata-rata dunia, Iran hari ini menggabungkan diri ke dalam negeri-negeri yang memiliki senjata nuklir, dan kepemimpinan Iran -sebagaimana yang sudah diketahui- mereka tidak berjuang untuk kepentingan umat islam, tapi berjuang untuk kepentingan faham syiah persia! Dan yang akan menjadi korban utama adalah masyarakat sunni di wilayah teluk arab!

Dimanakah kalian wahai ulama sunni? baru kemarin kalian memperingatkan kita akan bahaya syiah, sekarang diantara kalian menyeru dengan lantang untuk mentaati para penguasa, meski penguasa itu adalah orang-orang syiah! sebagaimana halnya kasus yang terjadi di Iraq, apakah yang lebih membahagiakan musuh daripada kalian wahai ulama sunni..??

Wahai ulama sunni... Apa program-program kalian untuk mencegah ekspansi syiah yang mencakup wilayah dari Iran hingga Yaman? Demi allah.. apakah penguasa kalian mampu untuk menghadapi dan melawan Iran? Iran menghabiskan keuntungannya dari penjualan minyak untuk membangun tentara/militer, sementara pemimpin kalian menghabiskan harta untuk melindungi kependudukan Amerika atas serangan mujahidin.

Kita berlindung kepada Allah ketika Amerika menyatakan bahwa kami menyeru kepada pertumpahan darah kaum muslimin! Kita berlindung kepada Allah ketika agen-agen Amerika menyatakan bahwa kami membuat fitnah sehingga menyulut api peperangan! Kita berlindung kepada Allah ketika media-media propaganda mereka mengatakan bahwa kami menyeru untuk membunuh orang tak berdosa...

Kami hanya mengajak kepada perlindungan dan pelestarian kehidupan umat dan sumberdayanya, kami hanya menyeru untuk melindungi hak-hak umat, kami hanya menyeru untuk menegakkan agama Allah yang kita tidak diciptakan kecuali karena tujuan tersebut!

"Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaKu" (Q.S 51:56)

Kita tidak diciptakan untuk dunia ini, tapi kita diciptakan untuk akhirat! Dunia ini adalah negeri ujian dan menanam amalan. Maka bangunlah, bersemangatlah kalian wahai kaum muslimin untuk tugas itu. Dan beribadahlah kepadanya dengan ikhlas, dan nyatakan kesetiaan kalian kepadaNya dan kepada kaum mukminin... dan nyatakan kebencian kalian kepada musuh-musuh Allah dari kalangan yahudi, Amerika dan kaum munafiqin. Serta hiduplah dalam naungan syariat (islam) yang memudahkan manusia, yang datang untuk kebaikan dan tidak datang untuk menyulitkan manusia.

 "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak mengehendaki kesukaran bagimu" (QS 2: 185)

Rib'iy ibnu Amir ketika berdialog dengan persia, mengungkapkan tentang kelonggaran (toleransi) agama islam..

"Allah telah mengutus kami untuk mengeluarkan manusia dari penghambaan diri kepada sesama manusia supaya mereka menghambakan diri hanya kepada robb manusia dan mengeluarkan mereka dari dunia yang sempit menuju akhirat yang luas dan mengeluarkan mereka dari kedzoliman agama-agama yang lain kepada keadilan islam"

Dunia ini terasa sempit bagi mereka yang tidak mengenal islam dan terasa luas bagi orang muslim. Dan agama- agama yang lain tidak adil bahkan menindas. Kristen, yahudi, hindu, dan budha begitu juga demokrasi (demokrasi adalah sebuah agama; edt), semuanya tidak adil dan menindas rakyat sendiri... Tapi islam berbeda, islam adalah agama yang adil.

Ucapan (khutbah) di podium saja tidaklah cukup, permasalahan tidak hanya sebatas merekam ceramah ataupun mencetak buku, semuanya hanyalah omong kosong jika tanpa amal nyata, omong kosong karena tidak melakukan langkah-langkah perubahan untuk umat. Hal ini (sebatas merekam ceramah atau mencetak buku) tidak efektif didalam kondisi seperti sekarang ini.

Kita berbicara dengan lisan dan harus melakukan amal yang nyata.

Pertama: Menjelaskan secara syari lagi shahih tentang gambaran para penguasa muslim di dunia, harus menjelaskan mengenai pengkhianatan besar mereka terhadap amanah yang dipercayakan kepada mereka. menjelaskan bahwa mereka sedang menggiring umat ini pada jurang kehancuran, mereka tidak tertarik terhadap suatu hal yang menguntungkan kecuali ada keuntungan juga bagi diri mereka dan tuan mereka Amerika, mereka menyeret kita untuk tunduk dibawah kendali Amerika, harus dijelaskan bahwa mereka (para penguasa) telah murtad dan bukan bagian dari orang-orang islam! Meski mereka berbaju agama (tampak seperti orang islam)

Kedua: Bahwa di satu sisi, Israel dan AS melancarkan konspirasi jahat/permusuhan, dan disisi lain ada Iran yang menginginkan kendali dan pengaruh atas wilayah sunni di Iraq, para penguasa telah menelantarkan kita sampai-sampai kita menjadi bahan lelucon bagi orang-orang romawi (barat) dan persia baru (Iran), dan tidak ada jalan keluar bagi kita selain bersatu dalam satu pimpinan rosyiidah (yang mendapat petunjuk) untuk berusaha merealisasikan mashlahah-mashlahah bagi umat!

Ketiga: Kita harus menghidupkan kembali semangat (ruh) jihad di tubuh umat ini, sesungguhnya kejahatan kaum kuffar tidak bisa disingkirkan kecuali dengan hal itu (jihad), Allah SWT berfirman,

"Maka berperanglah engkau dijalan Allah, engkau tidak dibebani melainkan atas dirimu sendiri, kobarkanlah semangat orang-orang beriman untuk beriman, mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu, Allah sangat besar kekuatanNya dan sangat keras siksaNya" (QS An-Nisa 4:84)

Sepanjang sejarah tidak pernah didapati suatu negeri tanpa tentara, dan tidak didapati kemerdekaan dan kedaulatan kecuali padanya ada kemampuan untuk mempertahankannya, maka kalau sekiranya para penguasa hari ini merasa tidak mampu bertahan kecuali dengan bantuan AS, maka ahlu sunnah tidaklah lemah dan tidak merasa hina seperti itu! Mereka mampu untuk mempertahankan diri mereka kalau mereka berada dalam naungan kepemimpinan yang rosyiidah, sesungguhnya Allah pasti membela orang-orang yang beriman!

Keempat: Kita harus mengarahkan umat ini ke arah yang benar, dengan mengajak mereka kepada pilar-pilar utama dan dasar-dasar prioritas kita hari ini, tanpa melibatkan mereka dalam hal-hal yang kurang penting, kita harus mengatasi dosa-dosa kekafiran sebelum dosa-dosa kemaksiatan! Menyimpan dan mempertahankan modal sebelum mencari keuntungan, dan kita harus menyatukan orang di atas hal yang sudah menjadi kesepakatan (ijma) sebelum hal-hal yang ikhtilaf.

Propaganda Amerika sangat kejam, beberapa orang mencoba bertahan pada awalnya, tapi ketika mereka mendapatkan betapa beratnya untuk berjuang, mereka meletakkan senjata mereka dan menyerah, sampai-sampai salah satu dari orang-orang yang mengaku sebagai dai berkata, "Alhamdulillah...Amerika senang dengan kita". Dan tidak ada yang bertahan kecuali para mujahidin. Mereka adalah harapan. Mereka adalah pijakan akhir keselamatan, jika mereka (mujahidin) kalah, maka rencana-rencana AS atas pendudukan zionis untuk menguasai seluruh dunia islam akan terpenuhi.

Mereka (AS) tidak melancarkan serangan ini hanya kepada sebagian umat islam saja, namun seluruhnya! Maka jika kita mendukung mujahidin, berarti kita akan beruntung dalam segala hal, dan jika kita menelantarkan mujahidin, maka kita akan rugi dan kehilangan segalanya.

Para penguasa telah lama jatuh, bahkan mereka tidak pernah benar-benar berdiri di jajaran umat ini, dan bisa dikatakan bahwa mereka telah tumbang! Mereka telah menjadi agen sejak pertama kali menduduki kursi kepemimpinan hingga sekarang ini, namun kebanyakan para ulama yang didatangi orang-orang pada masa sulit ini, mereka menawarkan "manhaj salamah" (metodologi keselamatan), akan tetapi para mujahidin mencari "salamtul manhaj" (metodologi yang selamat) bukan manhaj salamah! ..

Mereka (mujahidin) telah melantangkan syiar/motto, "Tegaknya syariah atau mati syahid!"! situasi seperti ini persis sebagaimana situasi para ahlul haq di masa nabi Isa as.. Kediktatoran romawi tidak memberikan sedikitpun ruang pada mereka untuk melakukan perlawanan, orang-orang yahudi dan rahib (ulama') mereka berkhianat!!! Maka keluarlah Isa dari kondisi seperti ini dan tidak ada yang mengikutinya selain para pemuda.

Hari ini, kita perlu menetapkan dua hal, jika tidak kita akan gagal:

Masalah pertama: Menjauhlah anda dari para penguasa sebagaimana anda menjauh dari penderita kusta! Jangan duduk-duduk bersama mereka, mengharapkan sedikitpun kebaikan dan pembenaran dari mereka! Mereka seperti dajjal! Kalau anda mendekatinya, anda terfitnah dan kalau anda menjauh anda selamat! Mereka tidak menginginkan sedikitpun kebaikan untuk umat ini, justru mereka membuat konspirasi/makar terhadap umat. Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan terhadap Allah! Dan setelah penjelasan diatas, kita harus sekuat tenaga untuk menyingkirkan mereka, karena kita yakin bahwa umat ini tidak akan bergerak satu ini pun kecuali dengan terlebih dahulu menyingkirkan mereka.

Masalah kedua: Tidak perlu bermusyawarah dengan seorangpun dalam membunuh orang Amerika! memerangi syetan tidak perlu adanya fatwa dan musyawarah, tidak perlu istikhoroh, mereka adalah pasukan iblis, memerangi mereka adalah kewajiban sepanjang masa, kita dan mereka telah mencapai tahap dimana yang baik, "kami atau kalian". Kita dan mereka adalah musuh yang tidak pernah bisa bersatu, mereka menginginkan sesuatu yang tidak bisa tegak kecuali dengan menyingkirkan kita! Ini adalah ujung pertempuran yang menentukan, pertempuran antara Musa dan Fir'aun, pertempuran antara yang haq dan yang bathil, dan akhirnya...Peran fatwa hendaklah ditujukan untuk membela islam, bukan Amerika.

Peran fatwa ditujukan untuk mempertahankan prinsip-prinsip syariah, bukan undang-undang negara... Dan peran ulama adalah menyerukan kebenaran, bukan untuk menambal dan memanjakan aras pengkhianatan para penguasa.. dan mengemis kepada mereka setiap kali kita terjatuh!

Jika seorang ulama tidak mampu untuk menyuarakan kebenaran karena udzur paksaan, maka kami serukan kepada kaum muslimin untuk mengikuti para ulama yang mereka tidak takut celaan orang-orang yang mencela dijalan Allah, dan adapun orang-orang yang selalu membenarkan para penguasa dalam segala hal dan menyalah-nyalahkan para mujahidin dalam segala urusan mereka, maka mereka itu adalah para ulama pemerintah, berhati-hatilah terhadap mereka!

Kita memohon kepada Allah supaya mengokohkan kita diatas kebenaran dan menunjukan yang haq itu adalah haq! dan mengkaruniakan kita kemampuan untuk mengikutinya.. dan menunjuk yang batil itu jelas sebagai suatu kebatilan,.. dan mengkaruniakan pula kepada kita kekuatan untuk menjauhinya.. dan segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.