* PRO - T - IN ISLAM *
TABAH MENGGENGGAM BARA API __ TAUHID WAL JIHAD ___
PRO- T- IN ISLAM
KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID
Rabu, 19 Juni 2013
Mengapa Mendaki Gunung?
Bagi orang awam, kiprah petualang seperti Pendaki Gunung selalu mengundang pertanyaan klise : mau apa sih ke sana ?. Pertanyaan sederhana, tetapi sering membuat bingung yang ditanya, atau bahkan mengundang rasa kesal. George F Mallory, pendaki gunung terkenal asal Inggris, mungkin cuma kesal saja ketika menjawab : because it is there, karena gunung ada disitu!, Mallory bersama seorang temannya, menghilang di Pucuk Everest pada tahun 1924.
Rata Penuh Beragam jawaban boleh muncul, Soe Hok Gie, salah seorang pendiri Mapala UI, menulisnya dalam sebuah puisi : ” Aku Cinta Padamu Pangrango, Karena Aku cinta Keberanian Hidup ”. Bagi pemuda ini, keberanian hidup itu harus dibayar dengan nyawanya sendiri. Soe Hok Gie tewas bersama seorang temannya Idhan Lubis, tercekik gas beracun dilereng kerucut Mahameru, Gunung Semeru, 16 Desember 1969, dipelukkan seorang sahabatnya, Herman O Lantang.
Pemuda aktif yang sehari-hari terlibat dalam soal-soal pelik di dunia politik ini mungkin menganggap petualangan di gunung sebagai arena untuk melatih keberanian menghadapi hidup. Mungkin pula sebagai pelariannya dari dunia yang digelutinya di kota. Herman O Lantang yakin bahwa sahabatnya itu meninggal dengan senyum dibibir. ” Dia meninggal ditengah sahabat-sahabatnya di alam bebas, jauh dari intrik politik yang kotor ” ujarnya.
Motivasi melakukan kegiatan dialam bebas khususnya Mendaki Gunung memang bermacam macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis seperti halnya kebutuhan-kebutuhan lainnya: Kebutuhan akan pengalaman baru, Kebutuhan untuk berprestasi, dan Kebutuhan untuk diakui oleh masyarakat dan bangsanya. Mendaki gunung adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, disadari atau tidak. Semua ini sah, tentu saja.
Sebenarnya yang paling mendasar dari semua motivasi itu adalah rasa ingin tahu yang menjadi jiwa setiap manusia. Rasa ingin tahu adalah dasar kegiatan mendaki gunung dan petualangan lainnya. Keingin-tahuannya setara dengan rasa ingin tahu seorang bocah, dan inilah yang mendorong keberanian dan ketabahan untuk menghadapi tantangan alam. Tetapi apakah sebenarnya keberanian dan ketabahan itu bagi Pendaki Gunung ?
Peter Boardman, Pendaki Gunung asal Inggris, menjadi jenuh dengan pujian-pujian yang bertubi-tubi, setelah keberhasilannya mencapai Puncak Everest melalui Dinding Barat Daya yang sulit di tahun 1975. Peter Boardman yang kemudian hilang di Punggung Timur Laut Everest tahun 1982 menulis arti Keberanian dan Ketabahan baginya.
” Dibutuhkan lebih banyak Keberanian untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata. Ketabahan dibutuhkan lebih banyak untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung yang tinggi.”
Keberanian dan Ketabahan yang dibutuhkan ketika mendaki gunung cuma sebagian kecil saja dari hidup kita. Bahaya yang mengancam jauh lebih banyak ada didunia peradaban, di perkotaan ketimbang digunung, hutan, dalam goa, dan dimana saja dialam terbuka.
Di dunia peradaban modern, di kota, begitu banyak masalah yang membutuhkan Keberanian dan Ketabahan untuk menyelesaikannya. Di gunung, masalah yang kita hadapi hanya satu : ”Bagaimana mencapai puncaknya, lalu turun kembali dengan selamat.”
Seorang psikolog pernah mengatakan, ”bahwa mereka yang menggemari petualangan di alam bebas adalah orang-orang yang mencintai Kematian.” Ini pendapat yang salah dan keliru besar. Kenapa? Mereka yang berpetualang di alam bebas sebenarnya begitu menghargai kehidupan ini. Ada keinginan mereka untuk memberi arti yang lebih bernilai dalam hidup ini. Mereka berpetualang di alam bebas untuk mencari arti hidup yang sebenarnya. Tak berlebihan bila seorang ahli filsafat mengatakan: ” Didalam hutan dan alam bebas aku merasa menjadi manusia kembali.”
Petualang yang tewas di gunung (kegiatan alam bebas lainnya), bukanlah orang yang mencintai kematian. Kematiannya itu sebenarnya tak berbeda dengan kematian orang lain yang tertabrak mobil di jalan raya atau terbunuh perampok. Yang pasti, Mereka tewas justru dalam usahanya untuk menghargai kehidupan ini. ” Hidup itu harus lebih dari sekedarnya ” tulis Budi Laksmono yang tewas digulung jeram Sungai Alas, Aceh, 1985.
George F. Mallory, Soe Hok Gie, Idhan Lubis, Norman Edwin, Didiek Samsu, Peter Boardman, Budi Laksmono, dan banyak lagi petualang dan penjelajah alam bebas lainnya yang gugur dalam misinya, Mereka semua adalah yang sangat menghargai KEHIDUPAN !
Persiapan Pendakian Gunung
Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi kebugaran pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia, apalagi anak kota.
Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang bakal menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya obyektif adalah bahaya yang datang dari sifat-sifat alam itu sendiri. Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia.
Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan “mudah” didaki, seperti Gede, Pangrango atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian. Tidak jarang di antara tubuh mereka hanya berlapiskan kaus oblong dengan bekal biskuit atau air ala kadarnya.
Meski tidak dapat diubah, sebenarnya pendaki dapat mengurangi dampak negatifnya. Misalnya dengan membawa baju hangat dan jaket tebal untuk melindungi diri dari dinginnya udara. Membawa tenda untuk melindungi diri dari hujan bila berkemah, membawa lampu senter, dan sebagainya.
Sementara bahaya subyektif datangnya dari diri orang itu sendiri, yaitu seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia cukup sehat, cukup kuat, pengetahuannya tentang peta kompas memadai (karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas di gunung), dan sebagainya.
Sebagai gambaran, Badan SAR Nasional mendata bahwa dari bulan Januari 1998 sampai dengan April 2001 tercatat 47 korban pendakian gunung di Indonesia yang terdiri dari 10 orang meninggal, 8 orang hilang, 29 orang selamat, 2 orang luka berat dan 1 orang luka ringan, dari seluruh pendakian yang tercatat (Badan SAR Nasional, 2001)
Data lain, sejak tahun 1969 sampai 2001, gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat telah memakan korban jiwa sebanyak 34 orang. Selanjutnya, dari 4000 orang yang berusaha mendaki puncak Everest sebagai puncak gunung tertinggi di dunia, hanya 400 orang yang berhasil mencapai puncak dan sekitar 100 orang meninggal. Rata-rata kecelakaan yang terjadi pada pendakian dibawah 8000 m telah tercatat sebanyak 25% pada setiap periode pendakian.
Kedua bahaya itu dapat jauh dikurangi dengan persiapan. Persiapan umum yang harus dimiliki seorang pendaki sebelum mulai naik gunung antara lain:
1. Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter [Alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut], atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.
2. Pastikan kondisi tubuh sehat dan kuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.
3. Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur, matras.
4. Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawalah wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.
5. Bawalah peralatan medis, seperti obat merah, perban, dan obat-obat khusus bagi penderita penyakit tertentu.
6. Jangan malu untuk belajar dan berdiskusi dengan kelompok pencinta alam yang kini telah tersebar di sekolah menengah atau universitas-universitas.
7. Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.
Memang, mendaki gunung memiliki unsur petualangan. Petualangan adalah sebagai satu bentuk pikiran yang mulai dengan perasaan tidak pasti mengenai hasil perjalanan dan selalu berakhir dengan perasaan puas karena suksesnya perjalanan tersebut. Perasaan yang muncul saat bertualang adalah rasa takut menghadapi bahaya secara fisik atau psikologis. Tanpa adanya rasa takut maka tidak ada petualangan karena tidak ada pula tantangan.
Risiko mendaki gunung yang tinggi, tidak menghalangi para pendaki untuk tetap melanjutan pendakian, karena Zuckerma menyatakan bahwa para pendaki gunung memiliki kecenderungan sensation seeking [pemburuan sensasi] tinggi. Para sensation seeker menganggap dan menerima risiko sebagai nilai atau harga dari sesuatu yang didapatkan dari sensasi atau pengalaman itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan tersebut membentuk self-esteem [kebanggaan /kepercayaan diri].
Pengalaman-pengalaman ini selanjutnya menimbulkan perasaan individu tentang dirinya, baik perasaan positif maupun perasaan negatif. Perjalanan pendakian yang dilakukan oleh para pendaki menghasilkan pengalaman, yaitu pengalaman keberhasilan dan sukses mendaki gunung, atau gagal mendaki gunung. Kesuksesan yang merupakan faktor penunjang tinggi rendahnya self-esteem, merupakan bagian dari pengalaman para pendaki dalam mendaki gunung.
Fenomena yang terjadi adalah apakah mendaki gunung bagi para pendaki merupakan sensation seeking untuk meningkatkan self-esteem mereka? Selanjutnya, sensation seeking bagi para pendaki gunung kemungkinan memiliki hubungan dengan self-esteem pendaki tersebut. Karena pengalaman yang dialami para pendaki dalam pendakian dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan.
Survival di Gunung
Gunung adalah salah satu lingkungan yang tidak lazim dihuni oleh manusia. Namun gunung sering menjadi tempat pilihan pertama bagi sebagian orang untuk kegiatan mereka. Kondisi alam di gunung sangatlah sulit ditebak. Kadang cuaca cerah tapi dengan hitungan menit sudah menjadi hujan disertai angin kencang. Selain itu cuaca di gunung sangat dingin. Tak heran jika banyak terjadi kecelakaan di gunung. Melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan kegiatan di gunung adalah tindakan survival yang utama dan paling mudah dilakukan, tapi manfaatnya adalah sangat besar bagi nyawa manusia. Mengenal medan Secara umum kondisi medan di gunung adalah berbahaya, terutama bagi orang yang tidak pernah mengenalnya, namun bagi sebagian orang gunung adalah tempat yang sangat dicintai karena alamnya yang sangat indah. Selain itu ada sensasi sendiri bagi orang yang bisa mendaki dan mencapai puncak gunung. Berikut adalah beberapa hal tentang kondisi medan di gunung :
- Suhu udara dingin, beberapa gunung di Indonesia bahkan bisa mencapai 0 derajat celcius.
- Kontur tanah tidak rata, banyak jurang dan lembah.
- Sebagian gunung di Indonesia lerengnya terdapat hutan yang lebat, sehingga banyak sumber makanan dan air, namun di bagian puncak gunung, hampir tidak ada sumber makanan.
- Untuk gunung yang mempunyai hutan di lerengnya, biasanya terdapat binatang seperti harimau, babi hutan, ular berbisa dan anjing liar.
Persiapan Hal yang perlu disiapkan ketika melakukan kegiatan di gunung adalah :
- Kondisi tubuh yang sehat.
- Kondisi mental yang stabil.
- Tujuan melakukan kegiatan di gunung harus jelas, supaya pola kegiatan yang dilakukan bisa direncanakan dengan baik. Mengingat kondisi medan di gunung berbeda dengan kondisi medan yang biasa kita hadapi, maka ada peralatan-peralatan dan bahan yang harus kita siapkan dan bawa yaitu:
* Peralatan Dasar
1. Pakaian yaitu : baju lapangan, kaus dari bahan yang bisa menyerap keringat, jelana (buka jins), pakaian dalam secukupnya, jas hujan, kaus kaki, kaus tangan, penutup kepala (topi rimba dan balaclava), ikat pinggang, sepatu untuk mendaki (trekking).
2. Peralatan untuk beristirahat : shelter (tenda buatan atau alami), sleeping bag, matras atau alas.
3. Peralatan untuk masak : kompor, panci, gelas / piring (dari plastik atau bahan lain yang tidak mudah pecah), pematik api, dan bahan bakar (disesuaikan dengan kompor atau pemanas yan tersedia)
4. Peralatan Pribadi : sabun, sikat gigi, handuk, obat pribadi, jarum, benang dan peralatan lain sesuai kebiasaan.
5. Ransel atau tas punggung yang sesuai dengan barang bawaan dan pisau rimba dan ponco.
* Peralatan tambahan
1. Peralatan Navigasi : GPS, peta, kompas, jam tangan
2. Peralatan Fotografi : kamera SLR atau pocket, handycam.
3. Peralatan Komunikasi : telepon selular, handy talky.
Etika di gunung
Di manapu kita berada sebaiknya kita tetap menjaga kebiasaan lingkungan setenpat. Maka ketika melakukan kegiatan di gunung, kebiasaan atau aturan penduduk asli haus kita hormati dan jangan sekali-kali menentangnya. Selain menghormati kebiasaan setempat, berikut adalah hal-hal yang sebaiknya kita lakukan :
* Kendalikan diri, dan ketahuilah kemampuan diri sendiri
* Jangan meninggalkan sampah.
* Jangan meninggalkan api.
* Jika menemukan sumber makanan dan air gunakan seperlunya saja.
* Jagalah keseimbangakn ekosistem yang ada, jangan merusak dan memberi tanda-tanda permanen di gunung. · Gunakanlah jalur yang normal dan aman
* Selalu mengingat jalur mana yang telah dilewati, jika tersesat maka bisa kembali ke jalan semula.
Kecelakaan di gunung
Kegiatan di gunung memang rawan terhadap kecelakaan. Penyebabnya adalah kondisi medan di gunung yang ekstrim. Kecelakaan di gunung biasanya disebabkan oleh :
* Kedinginan
* Kelaparan
* Kehausan
* Kehilangan arah / tersesat
Kedinginan
Hampir sebagian besar korban kecelakaan gunung disebabkan oleh kedinginan. Maka untuk menanmbah angka korban tersebut ada baiknya bertindak cermat ketika kedinginan melanda. Akibat dari kedinginan Akibat dari kedinginan adalah penyakit hipotermia, kondisi tubuh tidak normal karena kedinginan (suhu normal manusia 36-37 derajat celcius). Hipotermia disebabkan karena panas di permukaan tubuh sudah hilang sehingga organ-organ tubuh pun akan mengalami kedinginan. Jika pembuluh darah sampai mengerut karenan kedinginan maka akibatnya sangat fatal, karena bagian tubuh yang sirkulasi darahnya terhenti akan rusak dan penanganannya adalah amputasi. Selain gangguan di organ-organ tubuh, orang yang mengalami hipotermia akan kehilangan koordinasi tubuh dan pola pikir rasional, maka tak heran jika orang yang menderita hipotermia bicaranya akan kacau di luar sadar, bahkan bisa pingsan. Mencegah dan menangani kedinginan
Beberapa point penting ketika mengalami kedinginan adalah :
* Jaga agar pakaian dan tempat istirahat tetap kering
* Jaga peralatan dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan bersih
* Makan dan minuman yang panas dan mengandung banyak kalori
* Kurangi aktifitas yang tidak perlu.
* Berlindung di tempat yang aman.
Untuk mencegah kedinginan ketika di gunung yang paling mudah adalah gunakan pakaian penahan dingin seperti jaket. Tetaplah gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat dengan baik seperti kaus dari bahan katun sebagai lapisan pertama yang menyentuh kulit. Pakailah juga kaus tangan dan kaus kaki yang baik dan cukup tebal untuk menahan dingin. Selain pakaian, untuk mengatasi dinginnya udara dingin, adalah memanfaatkan api. Dengan membuat perapian maka panas tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk membuat api usahakanlah agar tetap terlokalisasi. Caranya gunakan batu sebagai batas perapian dan sebelum meninggalkan tempat pastikan bahwa api sudah benar-benar padam, kalau perlu siramlah dengan air. Jangan sampai perapian yang dibuat menjadi penyebab musnahnya ekosistem. Cara lain adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hangat. Jika kedinginan maka tubuh akan bereaksi melakukan pembakaran kalori menjadi panas. Tapi jika kalori tidak tersedia maka akibatnya akan fatal. Maka makanan dan minuman hangat adalah usaha pencegahan kedinginan dari dalam tubuh yang baik. Perlu diingat juga agar kedinginan tidak menyerang adalah jangan berada di lokasi hempasan angin.
Kelaparan
Ini adalah ancaman bahaya yang paling gampang diprediksi dan ditanggulangi. Sebagai manusia yang setiap kali makan, maka seharusnya bisa mengukur berapa makanan yang diperlukan dalam jangka waktu tertentu. Rumus yang sering digunakan untuk membawa jumlah makanan yang diperlukan adalah 2n+1 (n adalah jumlah hari selama melakukan kegiatan), jika kegiatan dilakukan selama 2 hari, maka perbekalan yang dibawa adalah 5 x jumlah makanan dalam kondisi normal. Jika sampai terjadi kelaparan maka penyebabnya adalah: salah perhitungan, hilang, atau tersesat sehingga waktu kegiatan menjadi lebih lama. Kelaparan akan menjadi masalah serius, dalam jangka waktu tertentu, tergantung kondisi masing-masing orang, kelaparan dapat menyebabkan kematian. Satu-satunya jalan untuk mengatasi bahaya kelaparan di gunung adalah mencari bahan makanan dan makan.
Kehausan
Air adalah bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia. Kekurangan cairan dalam tubuh akibatnya sangat fatal (kematian) dibandingakan kekurangan makanan. Dampak dari kehausan atau dehidrasi adalah : · Pingsan
* Kehilangan orientasi dan pola pikir rasional
* Gerakan-gerakan tubuh tidak terkoordinasi (gemetar)
* Mati Jika dalam keadaan dihidrasi, maka langkah darurat yang harus dilakukan adalah :
* Mencari tempat berteduh (jika cuaca panas)
* Istirahat dan kurangi aktifitas yang tidak perlu.
* Cari sumber air yang bisa dimanfaatkan dengan aman
Kehilangan arah / tersesat
Kegiatan di alam terbuka mempunyai resiko utama tersesat. Ketika orang tersesat maka kondisi mental mereka akan menurun, panik, lebih-lebih jika sendirian. Berikut tip untuk menangani keadaan tersebut :
* Pastikan bahwa dalam perjalanan, arah yang dituju benar, paling tidak ada orang lain yang tahu arahnya.
* Selalu gunakan alat-alat navigasi seperti peta, kompas, GPS, dan alat komunikasi.
* Jika sudah tersesat, kembali lagi ke jalan sebelumnya, jika tidak ketemu maka langkah yang terbaik adalah berhenti dan beristirahat dulu, berpikir, kenali medan dengan bantuan alat navigasi dan merencanakan tindakan selanjutnya – Rumus STOP (Site, Thingking, Observation, Planing)
* Gunakanlah alat komunikasi untuk mengubungi orang lain.
Jika tersesat dan perjalanan tidak mungkin dilakukan maka langkah yang ditempuh adalah :
* Buat tempat perlindungan untuk istirahat.
* Jaga agar kondisi tubuh tetap dapat beraktifitas dengan baik.
* Periksa peralatan dan bahan makanan, jika tidak cukup, maka sebaiknya mencari.
* Komunikasi dengan orang lain, jika tidak mungkin maka buat tanda untuk menarik perhatian orang.
Tips Mendaki Gunung untuk Pemula
Mendaki Gunung sekarang adalah salah satu hobi unik yang banyak digemari banyak kalangan. Kegiatan mendaki gunung merupakan petualangan yang menantang, kadang pula merupakan kegiatan yang sangat ekstrim buat seseorang. Orang akan mempunyai perasaan puas tersendiri bila sampai di puncak gunung dan melihat keindahan kawah gunung dari jarak dekat. Tetapi semua itu tidak akan mudah didapatkan tanpa persiapan dan perhitungan yang matang.
Berikut tips mendaki gunung:
Pilih Barang yang Dapat Berfungsi Ganda
Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki gunung selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus anda bawa. Contoh : Nesting (tempat memasak untuk tentara), bisa digunakan untuk memasak juga untuk tempat makan maupun menyimpan alat-alat mendaki. Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di ransel.
Matras
Sebisa mungkin matras disimpan di dalam ransel jika akan pergi ke lokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak pendaki gunung yang lebih senang mengikatkan matras di luar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.
Kantung Plastik
Selalu siapkan kantung plastik/ trash bag di dalam ransel anda, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun gunung, baju basah dan lain sebagainya. Dapat juga berfungsi untuk lapisan anti air bagi ransel. Atau dapat juga dimanfaatkan sebagai jas hujan saat darurat.
Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang-barang di dalam ransel anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian, makanan dsb.
Menyimpan Pakaian
Jika anda meragukan ransel yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaian anda di dalam kantung plastik, gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab.
Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih
Menyimpan Makanan
Sebaiknya makanan dikelompokkan sesuai ketahanan/ awetnya makanan disimpan. Untuk makanan yang tidak terlalu tahan lama, sebaiknya dibungkus dengan rapat atau di tempatkan memakai perlakuan khusus. Pilihlah makanan yang bervariasi tetapi mudah dan cepat dalam penyajian. Untuk makanan kaleng ada baiknya tidak terlalu banyak, karena selain berat kita juga harus membawa turun lagi kalengnya setelah dikonsumsi, karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika dibuang sembarangan.
Menyimpan Korek Api Batangan
Simpan korek api batangan anda di dalam bekas tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.
Packing Barang / Menyusun Barang Di Ransel
Selalu simpan barang yang paling berat di posisi atas, gunanya agar pada saat ransel digunakan, beban terberat berada di pundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah saat pendakian gunung maupun saat turun nantinya. Usahakan untuk selalu mengingat-ingat dimana barang bawaan anda di tempatkan di dalam ransel, karena ada kalanya kita akan mencari barang tersebut dengan penerangan yang tidak memadai, jadi akan lebih cepat jika anda mengetahui dengan pasti dimana letak barang yang anda cari tanpa melihatnya sekalipun. Akan lebih baik anda membawa hal-hal yang menunjang selama perjalanan dan jangan membawa barang yang tidak dibutuhkan selama anda mendaki, karena selain tidak akan berguna juga memberatkan bekal bawaan di perjalanan.
Obat- obatan
Ada kalanya penting juga untuk membawa obat-obatan P3K, atau obat-obat pribadi dalam kantung atau tempat yang mudah terjangkau, karena jika kita mengalami keadaan yang darurat obat itu mudah untuk ditemukan semua orang.
Mendaki
Ada baiknya sebelum memulai pendakian, Anda mencari informasi jalur dan angkutan serta info-info penting lainnya pada para pendaki yang pernah berkunjung kesana, karena hal itu akan sangat berguna untuk persiapan pendakian berkaitan dengan bujet (dana), alat dan perlengkapan yang akan dibawa, transportasi apa yang memungkinkan dan paling cepat, berapa lama anda akan menginap, serta makanan apa saja yang akan anda siapkan, berapa banyak air yang harus dibawa, dll. Hal itu sangat penting mengingat kita akan jauh dari fasilitas yang bisa kita dapatkan di perkotaan, sehingga jika terjadi hal-hal yang di luar kendali kita, paling tidak kita ada persiapan sebelumnya.
Cahaya / Lampu
Benda ini sifatnya sangat vital, tetapi kadang kurang diperhatikan. Ada baiknya kita membawa cadangan sumber cahaya di gunung. Bisa memakai senter ataupun penerangan konvensional semacam lilin ataupun lampu minyak. Hal ini dapat dipilih berdasarkan murah dan gampangnya bahan bakarnya didapatkan. Hal lain yang musti menjadi perhatian adalah, jika mengunakan penerangan berupa api harus mewaspadai keamanan dan tempatnya karena akan jadi mimpi buruk jika kita tidak berhati-hati dalam menjaganya. Sediakan pula dop dan baterai cadangan dan simpan di tempat yang mudah dijangkau, sehingga jika dibutuhkan sewaktu-waktu dapat segera ditemukan. Ada baiknya baterai bekas di bawa turun lagi, agar tidak menyebabkan polusi.
Jas Hujan
Perlengkapan satu ini mutlak dibawa walaupun tidak musim hujan, karena perlengkapan ini mempunyai banyak fungsi di gunung. Selain dipakai saat hujan tiba, jas hujan dapat juga digunakan sebagai tenda darurat (bivoak), alas tidur darurat, atap darurat, selimut darurat, juga bisa dipakai sebagai unsur penting tandu darurat. Jadi jangan sepelekan perlengkapan yang satu ini.
Persiapan Fisik Sebelum Mendaki Gunung
Anda hobi mendaki gunung? Atau berencana menaklukkan puncak gunung akhir pekan nanti? Pastikan Anda menjalani persiapan yang benar agar perjalanan pendakian berlangsung mulus dan menyehatkan.
Pelatih fisik 10 pendaki wanita yang bergabung dalam tim Equatorial for Lupus (E4L), Rachmat Rukmantara, menyarankan, baik pemula ataupun pendaki berpengalaman perlu menjalani persiapan matang sebelum pendakian.
Latihan tiga bulan sebelum pendakian
Baik pendakian di ketinggian 2.000-3.000 meter atau di atas 4.000 meter, aturannya sama. Yakni, pendaki harus berlatih fisik tiga bulan sebelum pendakian. Latihan kekuatan dan daya tahan menjadi fokus utamanya. Namun memang intensitas latihan untuk pendakian dengan ketinggian di bawah 3.000 meter tipikal Gunung Gede, tidak sama dengan pendakian gunung dengan ketinggian di atas 4.000 meter, kata Rachmat.
Latihan pernafasan
Kadar oksigen di ketinggian di atas 5.000 meter semakin berkurang, hanya 40 persen, kata Rachmat. Oleh karena itu, teknik bernafas penting diperhatikan saat perjalanan pendakian. Kekurangan oksigen menimbulkan sejumlah risiko seperti udema perut yang ditandai dengan mulas, mual, dan muntah. Selain itu juga udema paru-paru.
Namun, kata Rachmat, risiko ini bisa teratasi bahkan dihindari jika latihan selama persiapan pendakian dilakukan dengan baik. Tujuan latihan fisik dan pernafasan di antaranya agar tubuh bisa menyerap oksigen lebih banyak dan daya tampung paru-paru lebih besar. Nah, latihan pernafasan ini penting dilakukan selama masa persiapan pendakian. Caranya, bangun pukul 05.00 dan jalan kaki.
Strategi bernafas saat pendakian
Jika latihan fisik dan pernafasan sudah dilakukan dengan baik saat persiapan, imbangi juga dengan strategi bernafas saat pendakian. “Cara berjalan sesuaikan dengan nafas. Berjalan selama 10 jam kalau tidak dibarengi dengan cara bernafas yang benar, tubuh akan down,” jelas Rachmat, usai jumpa pers bersama tim E4L beberapa waktu lalu.
Jalankan prinsip menyerang dan bertahan dalam pendakian, kata Rachmat. Artinya dalam pendakian atur waktu bertahan yakni melanjutkan perjalanan, dengan istirahat. Setiap satu jam perjalanan, berhenti 15 menit, jelas Rachmat. Saat berjalan gunakan nafas melalui perut atau diafragma, bukan melalui dada.
Renang
Saat berenang, kita menggerakkan hampir keseluruhan otot-otot pada tubuh, mulai dari kepala, leher, anggota gerak atas, dada, perut, punggung, pinggang, anggota gerak bawah, dan telapak kaki. Saat bergerak di dalam air, tubuh mengeluarkan energi lebih besar karena harus ‘melawan’ massa air yang mampu menguatkan dan melenturkan otot-otot tubuh. dengan latihan renang pernafasan menjadi lebih panjang. Sementara gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan kaki dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Sehingga dengan melakukan renang akan memudahkan kita saat melakukan pendakian karena seluruh otot tubuh telah terlatih untuk mendapatkan beban yang lumayan berat serta waktu tempuh pendakian bisa jadi lebih pendek karena tidak perlu sering istirahat karena kehabisan nafas.
Jenis-jenis Pendakian Gunung
Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.
JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN
Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :
1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.
2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.
3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.
Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.
4. Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.
KLASIFIKASI PENDAKIAN
Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.
Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).
SISTEM PENDAKIAN
1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.
PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :
1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.
3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.
4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.
Penyebab Kematian Pendaki Gunung
Mendaki gunung merupakan kegiatan yang cukup banyak peminatnya sekarang. Kegiatan alam bebas ini memang menjanjikan kenikmatan. Kenikmatan yang bahkan sampai sekarang hanya mereka yang berhasil mendaki sampai ke puncak yang tahu.
“Because it is up there..” ujar salah seorang pendaki terkenal Inggris untuk menggambarkan kenikmatan itu.
Bagi pendaki gunung sejati, kenikmatan mencapai puncak gunung sangat sulit digambarkan dengan kata-kata. Yang jelas mendaki gunung adalah kegiatan yang menyenangkan dan relatif mudah dilakukan. Tidak seperti arung jeram, panjat tebing atau menyelam, dimana diperlukan keahlian khusus.
Kegatan ini juga menjanjikan kesenanganan karena dapat meyaksikan keindahan dan keagungan alam pegunungan. Namun hati-hati, dibalik keindahannya, gunung juga menyimpan bahaya bagi para pendaki. Sejak 1492 saat pendakian gunung pertama kali dilakukan manusia hingga sekarang, sudah ratusan bahkan mungkin ribuan orang tewas di atas gunung.
Banyak faktor yang membuat mereka gagal lalu tewas baik ketika sedang mendaki atau menuruni gunung. Faktor-faktor apa saja yang biasanya menjadi penyebab?
1. Fisik Dan Mental
Ketidaksiapan fisik dan mental menjadi faktor yang cukup tinggi sebagai penyebab kematian para pendaki gunung. Fisik dan mental yang lemah jelas-jelas menjadi mangsa empuk alam gunung yang liar. Apalagi jika mendaki gunung yang ketinggiannya lebih dari 4000 meter dimana oksigen begitu tipisnya. Meski sekarang ada alat bantu oksigen tetapi jika fisik lemah, alat bantu itu hampir seperti tak ada artinya. Mental pun demikian. Orang-orang yang mendaki gunung diharuskan memiliki mental pantang menyerah, bersikap tenang dan tidak mudah panik. Ingat, alam liar pegunungan tidak pernah menoleransi kekurangan-kekurangan itu. Maka persiapkan fisik dan mental Anda sebaik mungkin.
2. Kurang Pengetahuan
Pengetahuan tentang gunung yang akan didaki adalah mutlak. Banyak pendaki remaja atau pemula yang tewas di gunung karena minimnya pengetahuan. Pengetahuan ini meliputi banyak hal, seperti pengetahun tentang tinggi gunung, karakteristik cuaca, pengetahuan tentang flora dan fauna yang biasa hidup di pegunungan, pengetahuan tentang tempat-tempat berbahaya di atas gunung hingga pengetahuan tentang tindak penyelamatan
3. Cuaca Buruk
Cuaca diatas pegunungan sangat sulit ditebak, bahkan terkadang meski saat itu musim kemarau bisa saja di atas gunung turun hujan lebat. Cuaca buruk memang tidak menjadi penyebab langsung kematian, tetapi efek yang ditimbulkannya kerap menjadi penghalang pendakian. Seperti jalan menjadi becek dan licin atau udara begitu menjadi begitu dingin.
4. Tersesat
Banyak juga pendaki gunung yang mengalami tersesat. Ini bisa saja terjadi karena mungkin mereka terpisah dari rombongan, mencoba jalur baru atau bahkan disebabkan oleh kesalahan sepele, tidak membawa kompas. Saat orang mengalami tersesat dimana biasanya mereka selalu berputar-putar ke tempat yang sama, mereka akan mengalami disorientasi, bingung, kalut tanpa persediaan makanan yang cukup. Saat itulah maut mengintip.
Hipotermia, Ancaman Maut Bagi Para Pendaki Gunung
Aktivitas petualangan di musim hujan, seperti pendakian gunung otomatis akan meningkatkan derajat bahayanya akibat gejala alam ini. Apalagi bila musim liburan tiba. Seperti tak mau kehilangan kesempatan emas, banyak pendaki gunung tetap nekat menyalurkan hobi petualangannya tanpa mempedulikan kondisi cuaca.
Ancaman Hypothermia
Cuaca di gunung memang tidak bisa ditebak. Apalagi pada bulan-bulan basah. Meski gunung di Indonesia rata-rata hanya berketinggian sekitar 3.000 m dpl, tetapi pada musim hujan, badai gunung yang menyertai hujan sering menyerang dan mampu menurunkan suhu udara hingga mencapai di bawah titik beku atau di bawah 0 derajat celcius.
Bagi para pendaki gunung yang tidak siap dengan fisik, mental serta perlengkapan yang memadai, kondisi ini bisa menjadi sebuah malapetaka besar. Karena suhu udara sedingin itu, merupakan kondisi yang sangat asing bagi tubuh manusia, apalagi bagi orang-orang yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia.
Hypothermia merupakan salah satu gejala penyakit di ketinggian yang sering menyerang para pendaki gunung. Bahkan di Indonesia, hypothermia menduduki peringkat teratas sebagai ancaman maut serta “hantu” pencabut nyawa paling kejam bagi para pendaki gunung. Lalu apa dan bagaimana sebenarnya hypothermia itu hingga bisa menjadi ancaman bak momok yang menakutkan bagi para pendaki gunung?
Penyakit hypothermia merupakan satu dari sejumlah penyakit di ketinggian seperti mountain sickness atau hipoksia (kekurangan pasokan oksigen ke tubuh), edema baru dan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Hypothermia sering menyerang para pendaki gunung yang kurang melengkapi diri dengan perlengkapan penahan dingin atau penghangat badan seperti sweater, jaket, kaos kaki, balaclava, sarung tangan, tenda dsb.
Tetapi kadang juga kerap terjadi, pendaki gunung yang sudah melengkapi diri dengan perlengkapan penahan dingin tetap saja terkena hypothermia. Hal ini biasanya terjadi karena seluruh pakaian yang dikenakan telah basah kuyup diterpa hujan. Pendaki ini biasanya kurang melengkapi diri dengan perlengkapan penahan air atau hujan seperti rain coat, ponco (jas hujan), payung atau tenda yang memadai.
Pakaian yang basah akan mengurangi insulasi (kemampuan untuk menahan panas badan) sampai 90%. Kasus hypothermia yang disebabkan pakaian basah inilah sebenarnya yang paling sering meminta korban pendaki gunung di Indonesia.
Preventif Hypothermia
Seperti penyakit-penyakit gunung lainnya, hypothermia merupakan faktor bahaya yang sebenarnya dapat diperhitungkan sebelum melakukan kegiatan pendakian atau lebih dikenal dengan istilah subjective danger. Seorang pendaki yang sudah mempersiapkan fisik maupun perlengkapannya akan lebih mudah menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin akan muncul.
Suatu hal yang harus diingat, janganlah memulai persiapan itu ketika gejala-gejala penyakitnya muncul di gunung. Persiapan itu harus sudah dimulai sejak masih di rumah, yakni dengan memiliki pengetahuan tentang bahaya yang potensial muncul, cara penanggulangan apa saja yang dibutuhkan.
Kecuali mempersiapkan diri dengan perlengkapan penahan dingin dan anti air berkualitas baik, ada beberapa hal pokok mendasar yang perlu diketahui mengenai hypothermia. Selalu menjaga suhu tubuh pada suhu normal pada kisaran 37 derajat celcius, merupakan hal utama untuk menghindari hypothermia.
Sebenarnya secara alamiah tubuh manusia akan selalu menjaga panasnya dengan beberapa cara, salah satunya melalui pencernaan makanan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh menghasilkan panas melalui oksidasi, dan ini terutama penting bagi tubuh ketika sedang beristirahat. Panas yang berasal dari pencernaan makanan ini akan dihasilkan lebih banyak lagi oleh tubuh ketika sedang bergerak.
Penanganan Hypothermia
Orang yang terkena hypothermia akan menunjukkan gejala-gejala sesuai dengan tingkat penurunan suhu tubuh. Kehilangan kesadaran, misalnya akan menyebabkan apa yang disebut dengan paradocixal feeling of warmth. Pada kondisi ini, penderita hypothermia justru akan merasakan hal yang sebaliknya, yaitu rasa panas lalu tanpa sadar seluruh pakaian ditanggalkan sendiri. Sehingga amat sering dijumpai penderita atau korban hypothermia meninggal ditemukan dalam kondisi telanjang bulat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menangani penderita hypothermia. Pertama adalah mencari dan memindahkan korban ke tempat yang kering dan terlindung dari angin dan air. Kemudian sebelum diberikan minuman yang hangat dan manis, usahakan baju basah korban diganti dengan yang kering. Lalu, masukkan korban ke dalam sleeping bag kering yang sebelumnya telah dihangatkan dengan cara memasukkan tubuh telanjang beberapa orang sehat (bersuhu normal).
Tindakan selanjutnya adalah, memasukkan botol berisi air hangat ke dalam sleeping bag untuk membantu memanaskan tubuh korban. Kalau sleeping bag cukup lebar, lakukan transfer panas tubuh orang sehat ke korban dengan cara dua orang ikut masuk ke dalam sleeping bag dan mengapit korban. Usahakan membuat api di kedua sisi korban, dan jangan biarkan korban hypothermia tertidur.
Tidur akan membuat penderita hypothermia kehilangan kesadaran dan tak mampu lagi memanaskan tubuhnya secara alami. Biarkan dia mengigil dan segera beri minuman hangat dan makanan manis setelah korban sadar. Hidrat arang dalam makanan itu merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilkan panas dan tenaga.
Penyakit Akut Gunung
Secara hukum fisika, daerah pegunungan sangatlah berbeda kondisinya dibandingkan dengan daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian tempat ini berakibat munculnya perbedaan kondisi lingkungan setempat. Perbedaan yang sangat esensial misalnya berupa tekanan udara. Tekanan udara di dataran rendah lebih tinggi dibanding dengan pegunungan (dataran tinggi). Semakin tinggi suatu tempat semakin maka rendah tekanan udaranya. Hal ini berhubungan dengan faktor adanya gaya gravitasi bumi yang ditimbulkan.
Gravitasi di dataran rendah menjadi lebih tinggi karena kedekatannya dengan pusat bumi, sedangkan semakin daerah itu tinggi maka semakin pula menjauhi pusat bumi. Jauhnya dengan pusat bumi berakibat gaya gravitasinya semakin lemah. Lemahnya gravitasi ini memunculkan tekanan udara menjadi semakin lemah pula. Tekanan udara yang rendah ini berakibat kandungan oksigen pada lingkungan udara setempat menjadi rendah.
Kandungan oksigen di lingkungan tempat tinggi (gunung) berdampak terhadap kondisi fisiologis seorang pendaki gunung menjadi terganggu. Dampak rendahnya oksigen lingkungan ini bagi pendaki gunung mula-mula dirasakan berupa sesak nafas, selanjutnya yang dirasakan dapat pula berupa adanya semacam halusinasi yang diakibatkan mulai berkurangnya oksigen yang menuju ke otak.
Keadaan semacam ini sering membawa akibat yang tidak di inginkan
pada para pendaki gunung. Gangguan tersebut terumatama mulai terasa pada
ketinggian 2000 meter dari atas permukaan laut. Tetapi timbulnya
reaksi-reaksi itu tergantung kepada daya tahan dan daya pengesuaian
perorangan.
Jika hal ini terus berlanjut muncul efek yang sangat berbahaya yaitu hilangnya ingatan (amnesia) akibat hipoksia otak, kondisi ini membawa dampak tersesatnya seorang pendaki karena ingatan terhadap medan pendakian menjadi hilang, kemudian muncul pula halusinasi yang dapat berakibat seseorang bisa tanpa sadar menuju daerah yang berbahaya yang biasanya berupa jurang.
Kondisi tersebut di atas bertambah berat karena timbul dampak lain dari rendahnya oksigen lingkungan ini, yang berupa meningkatnya jumlah eritrosit dengan cepat (eritropoeisis) sehingga terjadi polisitemia (kadar eritrosit di atas harga normal). Polisitemia ini membawa pengaruh munculnya viskositas (kekentalan darah) meningkat, sehingga aliran darah menjadi lambat dan tekanan darah menjadi meningkat serta frekuensi denyut jantung meningkat, sehingga pendaki gunung merasa berdebar-debar jantungnya serta memperparah kondisi hipoksia otak.
Keadaan semacam ini biasanya dialami oleh seseorang yang mendaki gunung dengan tidak memperhatikan adaptasi gradual (bertahap) yaitu dengan cara beristirahat sesaat di pos-pos peristirahatan. Pos peristirahatan ini selain berfungsi untuk memulihkan kondisi kelelahan juga berfungsi untuk mengadaptasikan fisiologis tubuh terhadap perubahan lingkungan secara bertahap sehingga tubuh tidak kaget terhadap perubahan ini dan reaksi tubuh akan memberikan respons yang tidak akut (sekonyong-konyong mendadak).
Jika tahap adaptasi gradual ini ditempuh dengan baik maka resiko mountain sickness ini tidak akan terjadi dan kegiatan mendaki gunung benar-benar mengasyikkan.
GEJALA MOUNTAIN SICKNESS
Penderita mula-mula merasa pusing, sakit kepala, letih, mengantuk,
kedinginan, mual dan muntah-muntah, pucat, dan sesak nafaas. Kemudian di
ikuti perasaan panas, gelisah, kuping berdenging, susah berkonsentrasi
dan susah
MOUNTAIN SICKNESS akut yang di sertai kelainan paru-paru
Gangguan yang serius biasanya terjadi pada ketinggian 3000 meter atau
lebih. Gejalanya muncul 6-36 jam sesudag tiba di tempat tersebut.
Tanda-tandanyanya :
- batuk -batuk kering
- Sesak nafas juga pada waktu istirahat
- dada serasa tertekan
- mungkin batuk darah
Denyut nadi makin cepat, penderita nampak pucat dan membiru, kemudian
pingsan.
PERTOLONGAN YANG DAPAT DILAKUKAN…
Pada umumnya dengan beristirahat dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya, gejala-gejala akan menghilang dalam waktu 24-48 jam. Bila perlu beri pernafasan buatan Tetapi bila tidak berhasil penderita harus di bawa kembali ketempat yang lebih rendah. dan segera bawa ke dokter terdekat.
Shelter, Tempat Perlindungan Darurat
Salah satu usaha penting dalam bertahan hidup alam bebas adalah membuat tempat perlindungan. Tempat perlindungan ini-dengan keahlian khusus-dapat kita bikin dengan peralatan dan bahan yang disediakan alam. Tidak harus dengan peralatan dan bahan khusus. Tapi tentu saja lebih baik kita persiapkan sejak awal kegiatan, daripada repot di tengah hutan belantara. Dengan adanya tempat perlindungan maka dalam keadaan darurat manusia tetap dapat bertahan hidup, aman dari bahaya yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi alam, sehingga dapat kembali ke keadaan normal seperti semula.
Ketika membuat tempat perlindungan, ada hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan, yaitu
- Bahan atau material yang secara praktis dapat dijadikan tempat perlindungan.
- Peralatan dan tenaga yang diperlukan.
- Kondisi alam (vegetasi, kontur tanah)
- Berapa lama membuat tempat berlindung dan berapa lama kita akan berlindung.
- Bahaya-bahaya yang diperkirakan dapat mengancam selama kita berlindung.
- Pertimbangan terakhir adalah tempat perlindungan yang dibuat tidak merusak ekosistem alam.
Hal-hal di atas akan sangat mempengaruhi tempat perlindungan yang kita bangun. Contohnya jika kondisi alam hujan deras disertai angin maka tempat perlindungan yang kita buat akan lain dengan kondisi alam yang tenang dan bersahabat. Tempat perlindungan di hutan rimba yang penuh binatang buas akan lain pula dengan di pantai yang relatif tidak ada binatang buas yang mengancam. Selain hal-hal yang harus dipertimbangkan di atas maka ada syarat-syarat tempat perlindungan yang harus dipenuhi yaitu:
- Mampu melindungi dari suhu panas atau dingin.
- Mampu melindungi dari cuaca hujan.
- Aman dari gangguan binatang buas atau binatang lain yang berbahaya bagi manusia.
- Bebas dari gangguan alam seperti angin, longsor dan banjir.
- Dekat dengan sumber air dan makanan.
- Cukup tempat untuk berlindung sesuai dengan jumlah personal yang ada.
Dalam keadaan tersesat dan butuh pertolongan maka diusahakan tempat perlindungan menarik perhatian orang, misalnya dengan bentuk atau warna yang kontras dengan alam sekitar.
Untuk kondisi seperti perang, syarat tempat perlindungan adalah tersembunyi sehingga aman dari tinjauan musuh.
Dilihat dari bahan dan cara pembuatan, tempat perlindungan di bagi menjadi dua jenis yaitu tempat perlindungan alami, dan buatan.
TEMPAT PELINDUNGAN ALAMI
Ada beberapa tempat di alam terbuka yang langsung bisa dijadikan tempat perlindungan misalnya :
Pohon
Pohon bisa digunakan sebagai tempat perlindungan yang paling praktis. Bagian bawah pohon yang rimbun bisa dijadikan tempat berlindung dari panas atau hujan. Namun ada beberapa hal yang harus dicermati sebelum menggunakan pohon sebagai tempat perlindungan, yaitu :
- Pohon tidak bisa digunakan sebagai tempat berlindung dalam jangka waktu yang lama.
- Bukan pohon yang berbahaya, misalnya pohon yang kulit atau daunnya dapat menimbulkan gatal-gatal.
- Pastikan bahwa tidak ada binatang berbahaya yang ada di pohon tersebut misalnya lebah, serangga lain yang mengandung racun atau binatang lain yang bersarang misalnya macan dahan.
- Pohon tersebut cukup kuat
Keuntungan menggunakan pohon sebagai tempat perlindungan adalah :
- Praktis karena bisa langsung diggunakan
- Jika pohon itu mempunyai buah yang bisa dikonsumsi maka paling tidak ada sumber makanan.
- Pohon-pohon tertentu biasanya menandakan bahwa disekitarnya terdapat sumber air, misalnya pohon bambu.
Berlindung menggunakan pohon tidak selamanya aman, bahya-bahaya itu antara lain :
- Roboh. · Masih bisa kena hujan. · Tidak melindungi dari kondisi suhu yang dingin.
- Menjadi sarang serangga berbahaya seperti lebah atau binatang berbahaya lain seperti ular atau macan dahan.
Berikut adalah tips untuk menggunakan pohon sebagai tempat perlindungan :
- Pilih pohon yang kuat, misalnya pohon beringin atau pohon besar lain. Di beberapa hutan tropis ada pohon randu hutan yang dalamnya berlubang besar sehingga sangat praktis dan aman untuk digunakan sebagai tempat berlindung. Rumpun bambu yang lebat juga bisa dijadikan tempat berlindung darurat karena cukup kuat dan biasanya dekat dengan sumber air, tetapi bagi orang tertentu bambu dapat mengakibatkan dampak gatal-gatal.
- Perhatikan kekuatan pohon tersebut.
- Periksa sekitar pohon, pastikan bahwa tempat tersebut aman dari binatang buas, misalnya dengan tidak adanya kotoran hewan berarti sekitar pohon tersebut tidak dihuni oleh binatang.
- Untuk pohon berlubang, perhatikan lubang bagian atas, karena biasanya tempat tersebut dijadikan sarang beberapa jenis binatang seperti kelelawar atau lebah.
Gua
Gua merupakan tempat yang baik untuk berlindung. Tetapi biasanya gua juga dijadikan tempat berlindung atau sarang binatang buas seperti harimau atau ular. Keuntungan menggunakan gua sebagai tempat berlindung adalah praktis, aman dari panas dan hujan dan biasanya di dalam gua ada sumber air. Hal yang membahayakan jika berlindung di dalam gua adalah ancaman binatang buas, dan persediaan udara yang terbatas. Untuk menggunakan gua sebagai tempat perlindungan, maka lakukan hal-hal berikut ini :
-Pastikan bahwa gua tersebut aman dari binatang buas, dengan memeriksa terlebih dahulu sekitar gua, misalnya apakah ada jejak atau kotoran binatang buas.
-Perkirakan tempat cukup lapang sesuai dengan jumlah personal yang ada.
- Perhatikan keadaan gua, apakah cukup tersedia oksigen dan tidak ada gas berbahaya, ada beberapa gua di bawah tanah yang mengandung/mengeluarkan gas berbahaya.
Jika di dalam gua ada tumbuh-tumbuhan kemungkinan tidak ada gas beracun. Untuk lebih aman, jika memungkinkan uji dengan menggunakan hewan atau api. Jika api tetap hidup maka dilingkungan tersebut tersedia cukup oksigen. · Gunakan bagian gua yang kering. · Untuk gua yang terdapat di sekitar sungai atau laut, perhatikan batas air pasang.
TEMPAT PERLINDUNGAN BUATAN
Tempat perlindungan bisa dibuat baik menggunakan bahan-bahan yang ada di alam misalnya ranting, batang pohon dan daun, atau menggunakan bahan-bahan yang sudah disiapkan misalnya dari kain tahan air atau plastik. Yang paling praktis adalah menggunakan tenda. Di pasaran saat ini tersedia tenda dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Tenda-tenda tersebut sangat praktis dan waktu yang diperlukan untuk mendirikannyapun sangat cepat hanya sekitar 5-10 menit. Bahan-bahan yang digunakan juga relatif kuat dan ringan. Menggunakan bahan dari alam Vegetasi tertentu sangat kaya akan bahan untuk membuat tempat perlindungan. Di hutan tropis bahan yang bisa digunakan adalah ranting, dahan dan daun. Bentuk tempat perlindungan yang bisa dibuat dengan menggunakan bagian-bagian pohon.
Referensi:
- http://hutantropis.com
- http://www.pendakigunung.org
- http://gizanherbal.wordpress.com
Bagi orang awam, kiprah petualang seperti Pendaki Gunung selalu mengundang pertanyaan klise : mau apa sih ke sana ?. Pertanyaan sederhana, tetapi sering membuat bingung yang ditanya, atau bahkan mengundang rasa kesal. George F Mallory, pendaki gunung terkenal asal Inggris, mungkin cuma kesal saja ketika menjawab : because it is there, karena gunung ada disitu!, Mallory bersama seorang temannya, menghilang di Pucuk Everest pada tahun 1924.
Rata Penuh Beragam jawaban boleh muncul, Soe Hok Gie, salah seorang pendiri Mapala UI, menulisnya dalam sebuah puisi : ” Aku Cinta Padamu Pangrango, Karena Aku cinta Keberanian Hidup ”. Bagi pemuda ini, keberanian hidup itu harus dibayar dengan nyawanya sendiri. Soe Hok Gie tewas bersama seorang temannya Idhan Lubis, tercekik gas beracun dilereng kerucut Mahameru, Gunung Semeru, 16 Desember 1969, dipelukkan seorang sahabatnya, Herman O Lantang.
Pemuda aktif yang sehari-hari terlibat dalam soal-soal pelik di dunia politik ini mungkin menganggap petualangan di gunung sebagai arena untuk melatih keberanian menghadapi hidup. Mungkin pula sebagai pelariannya dari dunia yang digelutinya di kota. Herman O Lantang yakin bahwa sahabatnya itu meninggal dengan senyum dibibir. ” Dia meninggal ditengah sahabat-sahabatnya di alam bebas, jauh dari intrik politik yang kotor ” ujarnya.
Motivasi melakukan kegiatan dialam bebas khususnya Mendaki Gunung memang bermacam macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis seperti halnya kebutuhan-kebutuhan lainnya: Kebutuhan akan pengalaman baru, Kebutuhan untuk berprestasi, dan Kebutuhan untuk diakui oleh masyarakat dan bangsanya. Mendaki gunung adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, disadari atau tidak. Semua ini sah, tentu saja.
Sebenarnya yang paling mendasar dari semua motivasi itu adalah rasa ingin tahu yang menjadi jiwa setiap manusia. Rasa ingin tahu adalah dasar kegiatan mendaki gunung dan petualangan lainnya. Keingin-tahuannya setara dengan rasa ingin tahu seorang bocah, dan inilah yang mendorong keberanian dan ketabahan untuk menghadapi tantangan alam. Tetapi apakah sebenarnya keberanian dan ketabahan itu bagi Pendaki Gunung ?
Peter Boardman, Pendaki Gunung asal Inggris, menjadi jenuh dengan pujian-pujian yang bertubi-tubi, setelah keberhasilannya mencapai Puncak Everest melalui Dinding Barat Daya yang sulit di tahun 1975. Peter Boardman yang kemudian hilang di Punggung Timur Laut Everest tahun 1982 menulis arti Keberanian dan Ketabahan baginya.
” Dibutuhkan lebih banyak Keberanian untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata. Ketabahan dibutuhkan lebih banyak untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung yang tinggi.”
Keberanian dan Ketabahan yang dibutuhkan ketika mendaki gunung cuma sebagian kecil saja dari hidup kita. Bahaya yang mengancam jauh lebih banyak ada didunia peradaban, di perkotaan ketimbang digunung, hutan, dalam goa, dan dimana saja dialam terbuka.
Di dunia peradaban modern, di kota, begitu banyak masalah yang membutuhkan Keberanian dan Ketabahan untuk menyelesaikannya. Di gunung, masalah yang kita hadapi hanya satu : ”Bagaimana mencapai puncaknya, lalu turun kembali dengan selamat.”
Seorang psikolog pernah mengatakan, ”bahwa mereka yang menggemari petualangan di alam bebas adalah orang-orang yang mencintai Kematian.” Ini pendapat yang salah dan keliru besar. Kenapa? Mereka yang berpetualang di alam bebas sebenarnya begitu menghargai kehidupan ini. Ada keinginan mereka untuk memberi arti yang lebih bernilai dalam hidup ini. Mereka berpetualang di alam bebas untuk mencari arti hidup yang sebenarnya. Tak berlebihan bila seorang ahli filsafat mengatakan: ” Didalam hutan dan alam bebas aku merasa menjadi manusia kembali.”
Petualang yang tewas di gunung (kegiatan alam bebas lainnya), bukanlah orang yang mencintai kematian. Kematiannya itu sebenarnya tak berbeda dengan kematian orang lain yang tertabrak mobil di jalan raya atau terbunuh perampok. Yang pasti, Mereka tewas justru dalam usahanya untuk menghargai kehidupan ini. ” Hidup itu harus lebih dari sekedarnya ” tulis Budi Laksmono yang tewas digulung jeram Sungai Alas, Aceh, 1985.
George F. Mallory, Soe Hok Gie, Idhan Lubis, Norman Edwin, Didiek Samsu, Peter Boardman, Budi Laksmono, dan banyak lagi petualang dan penjelajah alam bebas lainnya yang gugur dalam misinya, Mereka semua adalah yang sangat menghargai KEHIDUPAN !
Persiapan Pendakian Gunung
Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi kebugaran pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia, apalagi anak kota.
Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang bakal menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya obyektif adalah bahaya yang datang dari sifat-sifat alam itu sendiri. Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia.
Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan “mudah” didaki, seperti Gede, Pangrango atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian. Tidak jarang di antara tubuh mereka hanya berlapiskan kaus oblong dengan bekal biskuit atau air ala kadarnya.
Meski tidak dapat diubah, sebenarnya pendaki dapat mengurangi dampak negatifnya. Misalnya dengan membawa baju hangat dan jaket tebal untuk melindungi diri dari dinginnya udara. Membawa tenda untuk melindungi diri dari hujan bila berkemah, membawa lampu senter, dan sebagainya.
Sementara bahaya subyektif datangnya dari diri orang itu sendiri, yaitu seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia cukup sehat, cukup kuat, pengetahuannya tentang peta kompas memadai (karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas di gunung), dan sebagainya.
Sebagai gambaran, Badan SAR Nasional mendata bahwa dari bulan Januari 1998 sampai dengan April 2001 tercatat 47 korban pendakian gunung di Indonesia yang terdiri dari 10 orang meninggal, 8 orang hilang, 29 orang selamat, 2 orang luka berat dan 1 orang luka ringan, dari seluruh pendakian yang tercatat (Badan SAR Nasional, 2001)
Data lain, sejak tahun 1969 sampai 2001, gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat telah memakan korban jiwa sebanyak 34 orang. Selanjutnya, dari 4000 orang yang berusaha mendaki puncak Everest sebagai puncak gunung tertinggi di dunia, hanya 400 orang yang berhasil mencapai puncak dan sekitar 100 orang meninggal. Rata-rata kecelakaan yang terjadi pada pendakian dibawah 8000 m telah tercatat sebanyak 25% pada setiap periode pendakian.
Kedua bahaya itu dapat jauh dikurangi dengan persiapan. Persiapan umum yang harus dimiliki seorang pendaki sebelum mulai naik gunung antara lain:
1. Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter [Alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut], atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.
2. Pastikan kondisi tubuh sehat dan kuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.
3. Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur, matras.
4. Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawalah wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.
5. Bawalah peralatan medis, seperti obat merah, perban, dan obat-obat khusus bagi penderita penyakit tertentu.
6. Jangan malu untuk belajar dan berdiskusi dengan kelompok pencinta alam yang kini telah tersebar di sekolah menengah atau universitas-universitas.
7. Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.
Memang, mendaki gunung memiliki unsur petualangan. Petualangan adalah sebagai satu bentuk pikiran yang mulai dengan perasaan tidak pasti mengenai hasil perjalanan dan selalu berakhir dengan perasaan puas karena suksesnya perjalanan tersebut. Perasaan yang muncul saat bertualang adalah rasa takut menghadapi bahaya secara fisik atau psikologis. Tanpa adanya rasa takut maka tidak ada petualangan karena tidak ada pula tantangan.
Risiko mendaki gunung yang tinggi, tidak menghalangi para pendaki untuk tetap melanjutan pendakian, karena Zuckerma menyatakan bahwa para pendaki gunung memiliki kecenderungan sensation seeking [pemburuan sensasi] tinggi. Para sensation seeker menganggap dan menerima risiko sebagai nilai atau harga dari sesuatu yang didapatkan dari sensasi atau pengalaman itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan tersebut membentuk self-esteem [kebanggaan /kepercayaan diri].
Pengalaman-pengalaman ini selanjutnya menimbulkan perasaan individu tentang dirinya, baik perasaan positif maupun perasaan negatif. Perjalanan pendakian yang dilakukan oleh para pendaki menghasilkan pengalaman, yaitu pengalaman keberhasilan dan sukses mendaki gunung, atau gagal mendaki gunung. Kesuksesan yang merupakan faktor penunjang tinggi rendahnya self-esteem, merupakan bagian dari pengalaman para pendaki dalam mendaki gunung.
Fenomena yang terjadi adalah apakah mendaki gunung bagi para pendaki merupakan sensation seeking untuk meningkatkan self-esteem mereka? Selanjutnya, sensation seeking bagi para pendaki gunung kemungkinan memiliki hubungan dengan self-esteem pendaki tersebut. Karena pengalaman yang dialami para pendaki dalam pendakian dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan.
Survival di Gunung
Gunung adalah salah satu lingkungan yang tidak lazim dihuni oleh manusia. Namun gunung sering menjadi tempat pilihan pertama bagi sebagian orang untuk kegiatan mereka. Kondisi alam di gunung sangatlah sulit ditebak. Kadang cuaca cerah tapi dengan hitungan menit sudah menjadi hujan disertai angin kencang. Selain itu cuaca di gunung sangat dingin. Tak heran jika banyak terjadi kecelakaan di gunung. Melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan kegiatan di gunung adalah tindakan survival yang utama dan paling mudah dilakukan, tapi manfaatnya adalah sangat besar bagi nyawa manusia. Mengenal medan Secara umum kondisi medan di gunung adalah berbahaya, terutama bagi orang yang tidak pernah mengenalnya, namun bagi sebagian orang gunung adalah tempat yang sangat dicintai karena alamnya yang sangat indah. Selain itu ada sensasi sendiri bagi orang yang bisa mendaki dan mencapai puncak gunung. Berikut adalah beberapa hal tentang kondisi medan di gunung :
- Suhu udara dingin, beberapa gunung di Indonesia bahkan bisa mencapai 0 derajat celcius.
- Kontur tanah tidak rata, banyak jurang dan lembah.
- Sebagian gunung di Indonesia lerengnya terdapat hutan yang lebat, sehingga banyak sumber makanan dan air, namun di bagian puncak gunung, hampir tidak ada sumber makanan.
- Untuk gunung yang mempunyai hutan di lerengnya, biasanya terdapat binatang seperti harimau, babi hutan, ular berbisa dan anjing liar.
Persiapan Hal yang perlu disiapkan ketika melakukan kegiatan di gunung adalah :
- Kondisi tubuh yang sehat.
- Kondisi mental yang stabil.
- Tujuan melakukan kegiatan di gunung harus jelas, supaya pola kegiatan yang dilakukan bisa direncanakan dengan baik. Mengingat kondisi medan di gunung berbeda dengan kondisi medan yang biasa kita hadapi, maka ada peralatan-peralatan dan bahan yang harus kita siapkan dan bawa yaitu:
* Peralatan Dasar
1. Pakaian yaitu : baju lapangan, kaus dari bahan yang bisa menyerap keringat, jelana (buka jins), pakaian dalam secukupnya, jas hujan, kaus kaki, kaus tangan, penutup kepala (topi rimba dan balaclava), ikat pinggang, sepatu untuk mendaki (trekking).
2. Peralatan untuk beristirahat : shelter (tenda buatan atau alami), sleeping bag, matras atau alas.
3. Peralatan untuk masak : kompor, panci, gelas / piring (dari plastik atau bahan lain yang tidak mudah pecah), pematik api, dan bahan bakar (disesuaikan dengan kompor atau pemanas yan tersedia)
4. Peralatan Pribadi : sabun, sikat gigi, handuk, obat pribadi, jarum, benang dan peralatan lain sesuai kebiasaan.
5. Ransel atau tas punggung yang sesuai dengan barang bawaan dan pisau rimba dan ponco.
* Peralatan tambahan
1. Peralatan Navigasi : GPS, peta, kompas, jam tangan
2. Peralatan Fotografi : kamera SLR atau pocket, handycam.
3. Peralatan Komunikasi : telepon selular, handy talky.
Etika di gunung
Di manapu kita berada sebaiknya kita tetap menjaga kebiasaan lingkungan setenpat. Maka ketika melakukan kegiatan di gunung, kebiasaan atau aturan penduduk asli haus kita hormati dan jangan sekali-kali menentangnya. Selain menghormati kebiasaan setempat, berikut adalah hal-hal yang sebaiknya kita lakukan :
* Kendalikan diri, dan ketahuilah kemampuan diri sendiri
* Jangan meninggalkan sampah.
* Jangan meninggalkan api.
* Jika menemukan sumber makanan dan air gunakan seperlunya saja.
* Jagalah keseimbangakn ekosistem yang ada, jangan merusak dan memberi tanda-tanda permanen di gunung. · Gunakanlah jalur yang normal dan aman
* Selalu mengingat jalur mana yang telah dilewati, jika tersesat maka bisa kembali ke jalan semula.
Kecelakaan di gunung
Kegiatan di gunung memang rawan terhadap kecelakaan. Penyebabnya adalah kondisi medan di gunung yang ekstrim. Kecelakaan di gunung biasanya disebabkan oleh :
* Kedinginan
* Kelaparan
* Kehausan
* Kehilangan arah / tersesat
Kedinginan
Hampir sebagian besar korban kecelakaan gunung disebabkan oleh kedinginan. Maka untuk menanmbah angka korban tersebut ada baiknya bertindak cermat ketika kedinginan melanda. Akibat dari kedinginan Akibat dari kedinginan adalah penyakit hipotermia, kondisi tubuh tidak normal karena kedinginan (suhu normal manusia 36-37 derajat celcius). Hipotermia disebabkan karena panas di permukaan tubuh sudah hilang sehingga organ-organ tubuh pun akan mengalami kedinginan. Jika pembuluh darah sampai mengerut karenan kedinginan maka akibatnya sangat fatal, karena bagian tubuh yang sirkulasi darahnya terhenti akan rusak dan penanganannya adalah amputasi. Selain gangguan di organ-organ tubuh, orang yang mengalami hipotermia akan kehilangan koordinasi tubuh dan pola pikir rasional, maka tak heran jika orang yang menderita hipotermia bicaranya akan kacau di luar sadar, bahkan bisa pingsan. Mencegah dan menangani kedinginan
Beberapa point penting ketika mengalami kedinginan adalah :
* Jaga agar pakaian dan tempat istirahat tetap kering
* Jaga peralatan dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan bersih
* Makan dan minuman yang panas dan mengandung banyak kalori
* Kurangi aktifitas yang tidak perlu.
* Berlindung di tempat yang aman.
Untuk mencegah kedinginan ketika di gunung yang paling mudah adalah gunakan pakaian penahan dingin seperti jaket. Tetaplah gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat dengan baik seperti kaus dari bahan katun sebagai lapisan pertama yang menyentuh kulit. Pakailah juga kaus tangan dan kaus kaki yang baik dan cukup tebal untuk menahan dingin. Selain pakaian, untuk mengatasi dinginnya udara dingin, adalah memanfaatkan api. Dengan membuat perapian maka panas tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk membuat api usahakanlah agar tetap terlokalisasi. Caranya gunakan batu sebagai batas perapian dan sebelum meninggalkan tempat pastikan bahwa api sudah benar-benar padam, kalau perlu siramlah dengan air. Jangan sampai perapian yang dibuat menjadi penyebab musnahnya ekosistem. Cara lain adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hangat. Jika kedinginan maka tubuh akan bereaksi melakukan pembakaran kalori menjadi panas. Tapi jika kalori tidak tersedia maka akibatnya akan fatal. Maka makanan dan minuman hangat adalah usaha pencegahan kedinginan dari dalam tubuh yang baik. Perlu diingat juga agar kedinginan tidak menyerang adalah jangan berada di lokasi hempasan angin.
Kelaparan
Ini adalah ancaman bahaya yang paling gampang diprediksi dan ditanggulangi. Sebagai manusia yang setiap kali makan, maka seharusnya bisa mengukur berapa makanan yang diperlukan dalam jangka waktu tertentu. Rumus yang sering digunakan untuk membawa jumlah makanan yang diperlukan adalah 2n+1 (n adalah jumlah hari selama melakukan kegiatan), jika kegiatan dilakukan selama 2 hari, maka perbekalan yang dibawa adalah 5 x jumlah makanan dalam kondisi normal. Jika sampai terjadi kelaparan maka penyebabnya adalah: salah perhitungan, hilang, atau tersesat sehingga waktu kegiatan menjadi lebih lama. Kelaparan akan menjadi masalah serius, dalam jangka waktu tertentu, tergantung kondisi masing-masing orang, kelaparan dapat menyebabkan kematian. Satu-satunya jalan untuk mengatasi bahaya kelaparan di gunung adalah mencari bahan makanan dan makan.
Kehausan
Air adalah bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia. Kekurangan cairan dalam tubuh akibatnya sangat fatal (kematian) dibandingakan kekurangan makanan. Dampak dari kehausan atau dehidrasi adalah : · Pingsan
* Kehilangan orientasi dan pola pikir rasional
* Gerakan-gerakan tubuh tidak terkoordinasi (gemetar)
* Mati Jika dalam keadaan dihidrasi, maka langkah darurat yang harus dilakukan adalah :
* Mencari tempat berteduh (jika cuaca panas)
* Istirahat dan kurangi aktifitas yang tidak perlu.
* Cari sumber air yang bisa dimanfaatkan dengan aman
Kehilangan arah / tersesat
Kegiatan di alam terbuka mempunyai resiko utama tersesat. Ketika orang tersesat maka kondisi mental mereka akan menurun, panik, lebih-lebih jika sendirian. Berikut tip untuk menangani keadaan tersebut :
* Pastikan bahwa dalam perjalanan, arah yang dituju benar, paling tidak ada orang lain yang tahu arahnya.
* Selalu gunakan alat-alat navigasi seperti peta, kompas, GPS, dan alat komunikasi.
* Jika sudah tersesat, kembali lagi ke jalan sebelumnya, jika tidak ketemu maka langkah yang terbaik adalah berhenti dan beristirahat dulu, berpikir, kenali medan dengan bantuan alat navigasi dan merencanakan tindakan selanjutnya – Rumus STOP (Site, Thingking, Observation, Planing)
* Gunakanlah alat komunikasi untuk mengubungi orang lain.
Jika tersesat dan perjalanan tidak mungkin dilakukan maka langkah yang ditempuh adalah :
* Buat tempat perlindungan untuk istirahat.
* Jaga agar kondisi tubuh tetap dapat beraktifitas dengan baik.
* Periksa peralatan dan bahan makanan, jika tidak cukup, maka sebaiknya mencari.
* Komunikasi dengan orang lain, jika tidak mungkin maka buat tanda untuk menarik perhatian orang.
Tips Mendaki Gunung untuk Pemula
Mendaki Gunung sekarang adalah salah satu hobi unik yang banyak digemari banyak kalangan. Kegiatan mendaki gunung merupakan petualangan yang menantang, kadang pula merupakan kegiatan yang sangat ekstrim buat seseorang. Orang akan mempunyai perasaan puas tersendiri bila sampai di puncak gunung dan melihat keindahan kawah gunung dari jarak dekat. Tetapi semua itu tidak akan mudah didapatkan tanpa persiapan dan perhitungan yang matang.
Berikut tips mendaki gunung:
Pilih Barang yang Dapat Berfungsi Ganda
Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki gunung selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus anda bawa. Contoh : Nesting (tempat memasak untuk tentara), bisa digunakan untuk memasak juga untuk tempat makan maupun menyimpan alat-alat mendaki. Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di ransel.
Matras
Sebisa mungkin matras disimpan di dalam ransel jika akan pergi ke lokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak pendaki gunung yang lebih senang mengikatkan matras di luar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.
Kantung Plastik
Selalu siapkan kantung plastik/ trash bag di dalam ransel anda, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun gunung, baju basah dan lain sebagainya. Dapat juga berfungsi untuk lapisan anti air bagi ransel. Atau dapat juga dimanfaatkan sebagai jas hujan saat darurat.
Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang-barang di dalam ransel anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian, makanan dsb.
Menyimpan Pakaian
Jika anda meragukan ransel yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaian anda di dalam kantung plastik, gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab.
Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih
Menyimpan Makanan
Sebaiknya makanan dikelompokkan sesuai ketahanan/ awetnya makanan disimpan. Untuk makanan yang tidak terlalu tahan lama, sebaiknya dibungkus dengan rapat atau di tempatkan memakai perlakuan khusus. Pilihlah makanan yang bervariasi tetapi mudah dan cepat dalam penyajian. Untuk makanan kaleng ada baiknya tidak terlalu banyak, karena selain berat kita juga harus membawa turun lagi kalengnya setelah dikonsumsi, karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika dibuang sembarangan.
Menyimpan Korek Api Batangan
Simpan korek api batangan anda di dalam bekas tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.
Packing Barang / Menyusun Barang Di Ransel
Selalu simpan barang yang paling berat di posisi atas, gunanya agar pada saat ransel digunakan, beban terberat berada di pundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah saat pendakian gunung maupun saat turun nantinya. Usahakan untuk selalu mengingat-ingat dimana barang bawaan anda di tempatkan di dalam ransel, karena ada kalanya kita akan mencari barang tersebut dengan penerangan yang tidak memadai, jadi akan lebih cepat jika anda mengetahui dengan pasti dimana letak barang yang anda cari tanpa melihatnya sekalipun. Akan lebih baik anda membawa hal-hal yang menunjang selama perjalanan dan jangan membawa barang yang tidak dibutuhkan selama anda mendaki, karena selain tidak akan berguna juga memberatkan bekal bawaan di perjalanan.
Obat- obatan
Ada kalanya penting juga untuk membawa obat-obatan P3K, atau obat-obat pribadi dalam kantung atau tempat yang mudah terjangkau, karena jika kita mengalami keadaan yang darurat obat itu mudah untuk ditemukan semua orang.
Mendaki
Ada baiknya sebelum memulai pendakian, Anda mencari informasi jalur dan angkutan serta info-info penting lainnya pada para pendaki yang pernah berkunjung kesana, karena hal itu akan sangat berguna untuk persiapan pendakian berkaitan dengan bujet (dana), alat dan perlengkapan yang akan dibawa, transportasi apa yang memungkinkan dan paling cepat, berapa lama anda akan menginap, serta makanan apa saja yang akan anda siapkan, berapa banyak air yang harus dibawa, dll. Hal itu sangat penting mengingat kita akan jauh dari fasilitas yang bisa kita dapatkan di perkotaan, sehingga jika terjadi hal-hal yang di luar kendali kita, paling tidak kita ada persiapan sebelumnya.
Cahaya / Lampu
Benda ini sifatnya sangat vital, tetapi kadang kurang diperhatikan. Ada baiknya kita membawa cadangan sumber cahaya di gunung. Bisa memakai senter ataupun penerangan konvensional semacam lilin ataupun lampu minyak. Hal ini dapat dipilih berdasarkan murah dan gampangnya bahan bakarnya didapatkan. Hal lain yang musti menjadi perhatian adalah, jika mengunakan penerangan berupa api harus mewaspadai keamanan dan tempatnya karena akan jadi mimpi buruk jika kita tidak berhati-hati dalam menjaganya. Sediakan pula dop dan baterai cadangan dan simpan di tempat yang mudah dijangkau, sehingga jika dibutuhkan sewaktu-waktu dapat segera ditemukan. Ada baiknya baterai bekas di bawa turun lagi, agar tidak menyebabkan polusi.
Jas Hujan
Perlengkapan satu ini mutlak dibawa walaupun tidak musim hujan, karena perlengkapan ini mempunyai banyak fungsi di gunung. Selain dipakai saat hujan tiba, jas hujan dapat juga digunakan sebagai tenda darurat (bivoak), alas tidur darurat, atap darurat, selimut darurat, juga bisa dipakai sebagai unsur penting tandu darurat. Jadi jangan sepelekan perlengkapan yang satu ini.
Persiapan Fisik Sebelum Mendaki Gunung
Anda hobi mendaki gunung? Atau berencana menaklukkan puncak gunung akhir pekan nanti? Pastikan Anda menjalani persiapan yang benar agar perjalanan pendakian berlangsung mulus dan menyehatkan.
Pelatih fisik 10 pendaki wanita yang bergabung dalam tim Equatorial for Lupus (E4L), Rachmat Rukmantara, menyarankan, baik pemula ataupun pendaki berpengalaman perlu menjalani persiapan matang sebelum pendakian.
Latihan tiga bulan sebelum pendakian
Baik pendakian di ketinggian 2.000-3.000 meter atau di atas 4.000 meter, aturannya sama. Yakni, pendaki harus berlatih fisik tiga bulan sebelum pendakian. Latihan kekuatan dan daya tahan menjadi fokus utamanya. Namun memang intensitas latihan untuk pendakian dengan ketinggian di bawah 3.000 meter tipikal Gunung Gede, tidak sama dengan pendakian gunung dengan ketinggian di atas 4.000 meter, kata Rachmat.
Latihan pernafasan
Kadar oksigen di ketinggian di atas 5.000 meter semakin berkurang, hanya 40 persen, kata Rachmat. Oleh karena itu, teknik bernafas penting diperhatikan saat perjalanan pendakian. Kekurangan oksigen menimbulkan sejumlah risiko seperti udema perut yang ditandai dengan mulas, mual, dan muntah. Selain itu juga udema paru-paru.
Namun, kata Rachmat, risiko ini bisa teratasi bahkan dihindari jika latihan selama persiapan pendakian dilakukan dengan baik. Tujuan latihan fisik dan pernafasan di antaranya agar tubuh bisa menyerap oksigen lebih banyak dan daya tampung paru-paru lebih besar. Nah, latihan pernafasan ini penting dilakukan selama masa persiapan pendakian. Caranya, bangun pukul 05.00 dan jalan kaki.
Strategi bernafas saat pendakian
Jika latihan fisik dan pernafasan sudah dilakukan dengan baik saat persiapan, imbangi juga dengan strategi bernafas saat pendakian. “Cara berjalan sesuaikan dengan nafas. Berjalan selama 10 jam kalau tidak dibarengi dengan cara bernafas yang benar, tubuh akan down,” jelas Rachmat, usai jumpa pers bersama tim E4L beberapa waktu lalu.
Jalankan prinsip menyerang dan bertahan dalam pendakian, kata Rachmat. Artinya dalam pendakian atur waktu bertahan yakni melanjutkan perjalanan, dengan istirahat. Setiap satu jam perjalanan, berhenti 15 menit, jelas Rachmat. Saat berjalan gunakan nafas melalui perut atau diafragma, bukan melalui dada.
Renang
Saat berenang, kita menggerakkan hampir keseluruhan otot-otot pada tubuh, mulai dari kepala, leher, anggota gerak atas, dada, perut, punggung, pinggang, anggota gerak bawah, dan telapak kaki. Saat bergerak di dalam air, tubuh mengeluarkan energi lebih besar karena harus ‘melawan’ massa air yang mampu menguatkan dan melenturkan otot-otot tubuh. dengan latihan renang pernafasan menjadi lebih panjang. Sementara gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan kaki dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Sehingga dengan melakukan renang akan memudahkan kita saat melakukan pendakian karena seluruh otot tubuh telah terlatih untuk mendapatkan beban yang lumayan berat serta waktu tempuh pendakian bisa jadi lebih pendek karena tidak perlu sering istirahat karena kehabisan nafas.
Jenis-jenis Pendakian Gunung
Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.
JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN
Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :
1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.
2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.
3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.
Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.
4. Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.
KLASIFIKASI PENDAKIAN
Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.
Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).
SISTEM PENDAKIAN
1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.
PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :
1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.
3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.
4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.
Penyebab Kematian Pendaki Gunung
Mendaki gunung merupakan kegiatan yang cukup banyak peminatnya sekarang. Kegiatan alam bebas ini memang menjanjikan kenikmatan. Kenikmatan yang bahkan sampai sekarang hanya mereka yang berhasil mendaki sampai ke puncak yang tahu.
“Because it is up there..” ujar salah seorang pendaki terkenal Inggris untuk menggambarkan kenikmatan itu.
Bagi pendaki gunung sejati, kenikmatan mencapai puncak gunung sangat sulit digambarkan dengan kata-kata. Yang jelas mendaki gunung adalah kegiatan yang menyenangkan dan relatif mudah dilakukan. Tidak seperti arung jeram, panjat tebing atau menyelam, dimana diperlukan keahlian khusus.
Kegatan ini juga menjanjikan kesenanganan karena dapat meyaksikan keindahan dan keagungan alam pegunungan. Namun hati-hati, dibalik keindahannya, gunung juga menyimpan bahaya bagi para pendaki. Sejak 1492 saat pendakian gunung pertama kali dilakukan manusia hingga sekarang, sudah ratusan bahkan mungkin ribuan orang tewas di atas gunung.
Banyak faktor yang membuat mereka gagal lalu tewas baik ketika sedang mendaki atau menuruni gunung. Faktor-faktor apa saja yang biasanya menjadi penyebab?
1. Fisik Dan Mental
Ketidaksiapan fisik dan mental menjadi faktor yang cukup tinggi sebagai penyebab kematian para pendaki gunung. Fisik dan mental yang lemah jelas-jelas menjadi mangsa empuk alam gunung yang liar. Apalagi jika mendaki gunung yang ketinggiannya lebih dari 4000 meter dimana oksigen begitu tipisnya. Meski sekarang ada alat bantu oksigen tetapi jika fisik lemah, alat bantu itu hampir seperti tak ada artinya. Mental pun demikian. Orang-orang yang mendaki gunung diharuskan memiliki mental pantang menyerah, bersikap tenang dan tidak mudah panik. Ingat, alam liar pegunungan tidak pernah menoleransi kekurangan-kekurangan itu. Maka persiapkan fisik dan mental Anda sebaik mungkin.
2. Kurang Pengetahuan
Pengetahuan tentang gunung yang akan didaki adalah mutlak. Banyak pendaki remaja atau pemula yang tewas di gunung karena minimnya pengetahuan. Pengetahuan ini meliputi banyak hal, seperti pengetahun tentang tinggi gunung, karakteristik cuaca, pengetahuan tentang flora dan fauna yang biasa hidup di pegunungan, pengetahuan tentang tempat-tempat berbahaya di atas gunung hingga pengetahuan tentang tindak penyelamatan
3. Cuaca Buruk
Cuaca diatas pegunungan sangat sulit ditebak, bahkan terkadang meski saat itu musim kemarau bisa saja di atas gunung turun hujan lebat. Cuaca buruk memang tidak menjadi penyebab langsung kematian, tetapi efek yang ditimbulkannya kerap menjadi penghalang pendakian. Seperti jalan menjadi becek dan licin atau udara begitu menjadi begitu dingin.
4. Tersesat
Banyak juga pendaki gunung yang mengalami tersesat. Ini bisa saja terjadi karena mungkin mereka terpisah dari rombongan, mencoba jalur baru atau bahkan disebabkan oleh kesalahan sepele, tidak membawa kompas. Saat orang mengalami tersesat dimana biasanya mereka selalu berputar-putar ke tempat yang sama, mereka akan mengalami disorientasi, bingung, kalut tanpa persediaan makanan yang cukup. Saat itulah maut mengintip.
Hipotermia, Ancaman Maut Bagi Para Pendaki Gunung
Aktivitas petualangan di musim hujan, seperti pendakian gunung otomatis akan meningkatkan derajat bahayanya akibat gejala alam ini. Apalagi bila musim liburan tiba. Seperti tak mau kehilangan kesempatan emas, banyak pendaki gunung tetap nekat menyalurkan hobi petualangannya tanpa mempedulikan kondisi cuaca.
Ancaman Hypothermia
Cuaca di gunung memang tidak bisa ditebak. Apalagi pada bulan-bulan basah. Meski gunung di Indonesia rata-rata hanya berketinggian sekitar 3.000 m dpl, tetapi pada musim hujan, badai gunung yang menyertai hujan sering menyerang dan mampu menurunkan suhu udara hingga mencapai di bawah titik beku atau di bawah 0 derajat celcius.
Bagi para pendaki gunung yang tidak siap dengan fisik, mental serta perlengkapan yang memadai, kondisi ini bisa menjadi sebuah malapetaka besar. Karena suhu udara sedingin itu, merupakan kondisi yang sangat asing bagi tubuh manusia, apalagi bagi orang-orang yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia.
Hypothermia merupakan salah satu gejala penyakit di ketinggian yang sering menyerang para pendaki gunung. Bahkan di Indonesia, hypothermia menduduki peringkat teratas sebagai ancaman maut serta “hantu” pencabut nyawa paling kejam bagi para pendaki gunung. Lalu apa dan bagaimana sebenarnya hypothermia itu hingga bisa menjadi ancaman bak momok yang menakutkan bagi para pendaki gunung?
Penyakit hypothermia merupakan satu dari sejumlah penyakit di ketinggian seperti mountain sickness atau hipoksia (kekurangan pasokan oksigen ke tubuh), edema baru dan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Hypothermia sering menyerang para pendaki gunung yang kurang melengkapi diri dengan perlengkapan penahan dingin atau penghangat badan seperti sweater, jaket, kaos kaki, balaclava, sarung tangan, tenda dsb.
Tetapi kadang juga kerap terjadi, pendaki gunung yang sudah melengkapi diri dengan perlengkapan penahan dingin tetap saja terkena hypothermia. Hal ini biasanya terjadi karena seluruh pakaian yang dikenakan telah basah kuyup diterpa hujan. Pendaki ini biasanya kurang melengkapi diri dengan perlengkapan penahan air atau hujan seperti rain coat, ponco (jas hujan), payung atau tenda yang memadai.
Pakaian yang basah akan mengurangi insulasi (kemampuan untuk menahan panas badan) sampai 90%. Kasus hypothermia yang disebabkan pakaian basah inilah sebenarnya yang paling sering meminta korban pendaki gunung di Indonesia.
Preventif Hypothermia
Seperti penyakit-penyakit gunung lainnya, hypothermia merupakan faktor bahaya yang sebenarnya dapat diperhitungkan sebelum melakukan kegiatan pendakian atau lebih dikenal dengan istilah subjective danger. Seorang pendaki yang sudah mempersiapkan fisik maupun perlengkapannya akan lebih mudah menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin akan muncul.
Suatu hal yang harus diingat, janganlah memulai persiapan itu ketika gejala-gejala penyakitnya muncul di gunung. Persiapan itu harus sudah dimulai sejak masih di rumah, yakni dengan memiliki pengetahuan tentang bahaya yang potensial muncul, cara penanggulangan apa saja yang dibutuhkan.
Kecuali mempersiapkan diri dengan perlengkapan penahan dingin dan anti air berkualitas baik, ada beberapa hal pokok mendasar yang perlu diketahui mengenai hypothermia. Selalu menjaga suhu tubuh pada suhu normal pada kisaran 37 derajat celcius, merupakan hal utama untuk menghindari hypothermia.
Sebenarnya secara alamiah tubuh manusia akan selalu menjaga panasnya dengan beberapa cara, salah satunya melalui pencernaan makanan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh menghasilkan panas melalui oksidasi, dan ini terutama penting bagi tubuh ketika sedang beristirahat. Panas yang berasal dari pencernaan makanan ini akan dihasilkan lebih banyak lagi oleh tubuh ketika sedang bergerak.
Penanganan Hypothermia
Orang yang terkena hypothermia akan menunjukkan gejala-gejala sesuai dengan tingkat penurunan suhu tubuh. Kehilangan kesadaran, misalnya akan menyebabkan apa yang disebut dengan paradocixal feeling of warmth. Pada kondisi ini, penderita hypothermia justru akan merasakan hal yang sebaliknya, yaitu rasa panas lalu tanpa sadar seluruh pakaian ditanggalkan sendiri. Sehingga amat sering dijumpai penderita atau korban hypothermia meninggal ditemukan dalam kondisi telanjang bulat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menangani penderita hypothermia. Pertama adalah mencari dan memindahkan korban ke tempat yang kering dan terlindung dari angin dan air. Kemudian sebelum diberikan minuman yang hangat dan manis, usahakan baju basah korban diganti dengan yang kering. Lalu, masukkan korban ke dalam sleeping bag kering yang sebelumnya telah dihangatkan dengan cara memasukkan tubuh telanjang beberapa orang sehat (bersuhu normal).
Tindakan selanjutnya adalah, memasukkan botol berisi air hangat ke dalam sleeping bag untuk membantu memanaskan tubuh korban. Kalau sleeping bag cukup lebar, lakukan transfer panas tubuh orang sehat ke korban dengan cara dua orang ikut masuk ke dalam sleeping bag dan mengapit korban. Usahakan membuat api di kedua sisi korban, dan jangan biarkan korban hypothermia tertidur.
Tidur akan membuat penderita hypothermia kehilangan kesadaran dan tak mampu lagi memanaskan tubuhnya secara alami. Biarkan dia mengigil dan segera beri minuman hangat dan makanan manis setelah korban sadar. Hidrat arang dalam makanan itu merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilkan panas dan tenaga.
Penyakit Akut Gunung
Secara hukum fisika, daerah pegunungan sangatlah berbeda kondisinya dibandingkan dengan daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian tempat ini berakibat munculnya perbedaan kondisi lingkungan setempat. Perbedaan yang sangat esensial misalnya berupa tekanan udara. Tekanan udara di dataran rendah lebih tinggi dibanding dengan pegunungan (dataran tinggi). Semakin tinggi suatu tempat semakin maka rendah tekanan udaranya. Hal ini berhubungan dengan faktor adanya gaya gravitasi bumi yang ditimbulkan.
Gravitasi di dataran rendah menjadi lebih tinggi karena kedekatannya dengan pusat bumi, sedangkan semakin daerah itu tinggi maka semakin pula menjauhi pusat bumi. Jauhnya dengan pusat bumi berakibat gaya gravitasinya semakin lemah. Lemahnya gravitasi ini memunculkan tekanan udara menjadi semakin lemah pula. Tekanan udara yang rendah ini berakibat kandungan oksigen pada lingkungan udara setempat menjadi rendah.
Kandungan oksigen di lingkungan tempat tinggi (gunung) berdampak terhadap kondisi fisiologis seorang pendaki gunung menjadi terganggu. Dampak rendahnya oksigen lingkungan ini bagi pendaki gunung mula-mula dirasakan berupa sesak nafas, selanjutnya yang dirasakan dapat pula berupa adanya semacam halusinasi yang diakibatkan mulai berkurangnya oksigen yang menuju ke otak.
Keadaan semacam ini sering membawa akibat yang tidak di inginkan
pada para pendaki gunung. Gangguan tersebut terumatama mulai terasa pada
ketinggian 2000 meter dari atas permukaan laut. Tetapi timbulnya
reaksi-reaksi itu tergantung kepada daya tahan dan daya pengesuaian
perorangan.
Jika hal ini terus berlanjut muncul efek yang sangat berbahaya yaitu hilangnya ingatan (amnesia) akibat hipoksia otak, kondisi ini membawa dampak tersesatnya seorang pendaki karena ingatan terhadap medan pendakian menjadi hilang, kemudian muncul pula halusinasi yang dapat berakibat seseorang bisa tanpa sadar menuju daerah yang berbahaya yang biasanya berupa jurang.
Kondisi tersebut di atas bertambah berat karena timbul dampak lain dari rendahnya oksigen lingkungan ini, yang berupa meningkatnya jumlah eritrosit dengan cepat (eritropoeisis) sehingga terjadi polisitemia (kadar eritrosit di atas harga normal). Polisitemia ini membawa pengaruh munculnya viskositas (kekentalan darah) meningkat, sehingga aliran darah menjadi lambat dan tekanan darah menjadi meningkat serta frekuensi denyut jantung meningkat, sehingga pendaki gunung merasa berdebar-debar jantungnya serta memperparah kondisi hipoksia otak.
Keadaan semacam ini biasanya dialami oleh seseorang yang mendaki gunung dengan tidak memperhatikan adaptasi gradual (bertahap) yaitu dengan cara beristirahat sesaat di pos-pos peristirahatan. Pos peristirahatan ini selain berfungsi untuk memulihkan kondisi kelelahan juga berfungsi untuk mengadaptasikan fisiologis tubuh terhadap perubahan lingkungan secara bertahap sehingga tubuh tidak kaget terhadap perubahan ini dan reaksi tubuh akan memberikan respons yang tidak akut (sekonyong-konyong mendadak).
Jika tahap adaptasi gradual ini ditempuh dengan baik maka resiko mountain sickness ini tidak akan terjadi dan kegiatan mendaki gunung benar-benar mengasyikkan.
GEJALA MOUNTAIN SICKNESS
Penderita mula-mula merasa pusing, sakit kepala, letih, mengantuk,
kedinginan, mual dan muntah-muntah, pucat, dan sesak nafaas. Kemudian di
ikuti perasaan panas, gelisah, kuping berdenging, susah berkonsentrasi
dan susah
MOUNTAIN SICKNESS akut yang di sertai kelainan paru-paru
Gangguan yang serius biasanya terjadi pada ketinggian 3000 meter atau
lebih. Gejalanya muncul 6-36 jam sesudag tiba di tempat tersebut.
Tanda-tandanyanya :
- batuk -batuk kering
- Sesak nafas juga pada waktu istirahat
- dada serasa tertekan
- mungkin batuk darah
Denyut nadi makin cepat, penderita nampak pucat dan membiru, kemudian
pingsan.
PERTOLONGAN YANG DAPAT DILAKUKAN…
Pada umumnya dengan beristirahat dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya, gejala-gejala akan menghilang dalam waktu 24-48 jam. Bila perlu beri pernafasan buatan Tetapi bila tidak berhasil penderita harus di bawa kembali ketempat yang lebih rendah. dan segera bawa ke dokter terdekat.
Shelter, Tempat Perlindungan Darurat
Salah satu usaha penting dalam bertahan hidup alam bebas adalah membuat tempat perlindungan. Tempat perlindungan ini-dengan keahlian khusus-dapat kita bikin dengan peralatan dan bahan yang disediakan alam. Tidak harus dengan peralatan dan bahan khusus. Tapi tentu saja lebih baik kita persiapkan sejak awal kegiatan, daripada repot di tengah hutan belantara. Dengan adanya tempat perlindungan maka dalam keadaan darurat manusia tetap dapat bertahan hidup, aman dari bahaya yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi alam, sehingga dapat kembali ke keadaan normal seperti semula.
Ketika membuat tempat perlindungan, ada hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan, yaitu
- Bahan atau material yang secara praktis dapat dijadikan tempat perlindungan.
- Peralatan dan tenaga yang diperlukan.
- Kondisi alam (vegetasi, kontur tanah)
- Berapa lama membuat tempat berlindung dan berapa lama kita akan berlindung.
- Bahaya-bahaya yang diperkirakan dapat mengancam selama kita berlindung.
- Pertimbangan terakhir adalah tempat perlindungan yang dibuat tidak merusak ekosistem alam.
Hal-hal di atas akan sangat mempengaruhi tempat perlindungan yang kita bangun. Contohnya jika kondisi alam hujan deras disertai angin maka tempat perlindungan yang kita buat akan lain dengan kondisi alam yang tenang dan bersahabat. Tempat perlindungan di hutan rimba yang penuh binatang buas akan lain pula dengan di pantai yang relatif tidak ada binatang buas yang mengancam. Selain hal-hal yang harus dipertimbangkan di atas maka ada syarat-syarat tempat perlindungan yang harus dipenuhi yaitu:
- Mampu melindungi dari suhu panas atau dingin.
- Mampu melindungi dari cuaca hujan.
- Aman dari gangguan binatang buas atau binatang lain yang berbahaya bagi manusia.
- Bebas dari gangguan alam seperti angin, longsor dan banjir.
- Dekat dengan sumber air dan makanan.
- Cukup tempat untuk berlindung sesuai dengan jumlah personal yang ada.
Dalam keadaan tersesat dan butuh pertolongan maka diusahakan tempat perlindungan menarik perhatian orang, misalnya dengan bentuk atau warna yang kontras dengan alam sekitar.
Untuk kondisi seperti perang, syarat tempat perlindungan adalah tersembunyi sehingga aman dari tinjauan musuh.
Dilihat dari bahan dan cara pembuatan, tempat perlindungan di bagi menjadi dua jenis yaitu tempat perlindungan alami, dan buatan.
TEMPAT PELINDUNGAN ALAMI
Ada beberapa tempat di alam terbuka yang langsung bisa dijadikan tempat perlindungan misalnya :
Pohon
Pohon bisa digunakan sebagai tempat perlindungan yang paling praktis. Bagian bawah pohon yang rimbun bisa dijadikan tempat berlindung dari panas atau hujan. Namun ada beberapa hal yang harus dicermati sebelum menggunakan pohon sebagai tempat perlindungan, yaitu :
- Pohon tidak bisa digunakan sebagai tempat berlindung dalam jangka waktu yang lama.
- Bukan pohon yang berbahaya, misalnya pohon yang kulit atau daunnya dapat menimbulkan gatal-gatal.
- Pastikan bahwa tidak ada binatang berbahaya yang ada di pohon tersebut misalnya lebah, serangga lain yang mengandung racun atau binatang lain yang bersarang misalnya macan dahan.
- Pohon tersebut cukup kuat
Keuntungan menggunakan pohon sebagai tempat perlindungan adalah :
- Praktis karena bisa langsung diggunakan
- Jika pohon itu mempunyai buah yang bisa dikonsumsi maka paling tidak ada sumber makanan.
- Pohon-pohon tertentu biasanya menandakan bahwa disekitarnya terdapat sumber air, misalnya pohon bambu.
Berlindung menggunakan pohon tidak selamanya aman, bahya-bahaya itu antara lain :
- Roboh. · Masih bisa kena hujan. · Tidak melindungi dari kondisi suhu yang dingin.
- Menjadi sarang serangga berbahaya seperti lebah atau binatang berbahaya lain seperti ular atau macan dahan.
Berikut adalah tips untuk menggunakan pohon sebagai tempat perlindungan :
- Pilih pohon yang kuat, misalnya pohon beringin atau pohon besar lain. Di beberapa hutan tropis ada pohon randu hutan yang dalamnya berlubang besar sehingga sangat praktis dan aman untuk digunakan sebagai tempat berlindung. Rumpun bambu yang lebat juga bisa dijadikan tempat berlindung darurat karena cukup kuat dan biasanya dekat dengan sumber air, tetapi bagi orang tertentu bambu dapat mengakibatkan dampak gatal-gatal.
- Perhatikan kekuatan pohon tersebut.
- Periksa sekitar pohon, pastikan bahwa tempat tersebut aman dari binatang buas, misalnya dengan tidak adanya kotoran hewan berarti sekitar pohon tersebut tidak dihuni oleh binatang.
- Untuk pohon berlubang, perhatikan lubang bagian atas, karena biasanya tempat tersebut dijadikan sarang beberapa jenis binatang seperti kelelawar atau lebah.
Gua
Gua merupakan tempat yang baik untuk berlindung. Tetapi biasanya gua juga dijadikan tempat berlindung atau sarang binatang buas seperti harimau atau ular. Keuntungan menggunakan gua sebagai tempat berlindung adalah praktis, aman dari panas dan hujan dan biasanya di dalam gua ada sumber air. Hal yang membahayakan jika berlindung di dalam gua adalah ancaman binatang buas, dan persediaan udara yang terbatas. Untuk menggunakan gua sebagai tempat perlindungan, maka lakukan hal-hal berikut ini :
-Pastikan bahwa gua tersebut aman dari binatang buas, dengan memeriksa terlebih dahulu sekitar gua, misalnya apakah ada jejak atau kotoran binatang buas.
-Perkirakan tempat cukup lapang sesuai dengan jumlah personal yang ada.
- Perhatikan keadaan gua, apakah cukup tersedia oksigen dan tidak ada gas berbahaya, ada beberapa gua di bawah tanah yang mengandung/mengeluarkan gas berbahaya.
Jika di dalam gua ada tumbuh-tumbuhan kemungkinan tidak ada gas beracun. Untuk lebih aman, jika memungkinkan uji dengan menggunakan hewan atau api. Jika api tetap hidup maka dilingkungan tersebut tersedia cukup oksigen. · Gunakan bagian gua yang kering. · Untuk gua yang terdapat di sekitar sungai atau laut, perhatikan batas air pasang.
TEMPAT PERLINDUNGAN BUATAN
Tempat perlindungan bisa dibuat baik menggunakan bahan-bahan yang ada di alam misalnya ranting, batang pohon dan daun, atau menggunakan bahan-bahan yang sudah disiapkan misalnya dari kain tahan air atau plastik. Yang paling praktis adalah menggunakan tenda. Di pasaran saat ini tersedia tenda dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Tenda-tenda tersebut sangat praktis dan waktu yang diperlukan untuk mendirikannyapun sangat cepat hanya sekitar 5-10 menit. Bahan-bahan yang digunakan juga relatif kuat dan ringan. Menggunakan bahan dari alam Vegetasi tertentu sangat kaya akan bahan untuk membuat tempat perlindungan. Di hutan tropis bahan yang bisa digunakan adalah ranting, dahan dan daun. Bentuk tempat perlindungan yang bisa dibuat dengan menggunakan bagian-bagian pohon.
Referensi:
- http://hutantropis.com
- http://www.pendakigunung.org
- http://gizanherbal.wordpress.com
Tips dan Trik Bertahan Hidup di Hutan
Hutan, atau hutan hujan, yang
subur, daerah hijau kehidupan yang penuh dengan segala bentuk dan
ukuran. Mereka hanya mencakup sekitar 2 persen dari permukaan Bumi,
tetapi hutan merupakan tempat hidup untuk 50 persen dari semua tumbuhan
dan hewan. Tahukah anda bahwa dalam 4-persegi-mil (10-persegi-km) luas
hutan tropis dapat berisi sebanyak 1.500 tanaman berbunga, 750 spesies
pohon, 400 jenis burung dan 150 spesies kupu-kupu [sumber: The Nature
Conservancy].
Nah
klo Anda suka pergi ke alam terbuka atau mungkin ke hutan dan dalam
keadaan darurat nggak ada salahnya memperhatikan tips2 dibawah ini
Hal-hal yang berbahaya dan perlu diperhatikan di Hutan :
1. Tumbuhan Beracun
Untuk bertahan hidup kita dapat memanfaatkan beraneka macam tumbuhan
untuk bertahan hidup, tetapi berhati-hatilah dalam mengkonsumsinya,
karena beberapa jenis tumbuhan dihutan mengandung racun yang berbahaya
bagi tubuh kita.1. Tumbuhan Beracun
Adapun tipsnya sebagai berikut:
- Hindari tumbuhan dengan buah berwarna putih atau kuning.
- Jangan memakan jamur liar sembarangan. Meskipun ada jamur yang layak dikonsumsi tetapi banyak juga jamur yang beracun, sehingga tidak sepadan resikonya.
- Hindari tumbuhan berduri.
- Jika buah yang di konsumsi terasa pahit dan berlendir jangan dimakan.
- Jauhi daun yang berwarna mengkilat.
- Hindari apa saja yang berbau seperti almond.
- Untuk mengetahui jenis buah yang bisa dimakan lihatlah hewan contohnya monyet yang mengkonsumsi buah tersebut. Apabila ada hewan atau monyet yang memakan buah tersebut berarti buah tersebut aman dimakan.
Selain yang dilarang masih banyak yang bisa dikonsumsi seperti,
pisang, mangga, ubi liar, tebu , pepaya dan kelapa. Kelapa merupakan
sumber makanan yang baik di hutan.
2. Hewan berbahaya
2. Hewan berbahaya
Dihutan anda dapat mengkonsumsi berbagai macam hewan untuk bertahan
hidup dalam keadaan darurat di hutan. Meskipun begitu, hutan merupakan
tempat bagi banyak hewan-hewan berbahaya antara lain harimau, babi
hutan, kalajengking, ular berbisa, katak beracun dan lain-lain.
Serangga,merupakan sumber protein yang baik, lebih dari 1.400 jenis serangga dapat dikonsumsi diseluruh dunia.
Serangga,merupakan sumber protein yang baik, lebih dari 1.400 jenis serangga dapat dikonsumsi diseluruh dunia.
Tetapi ada beberpa hal yang perlu diperhatikan untuk memilih serangga untuk dimakan:
- Jauhi serangga yang berwarna-warni
- Hindari serangga yang mempunyai duri tajam.
- Jangan memakan serangga yang berbulu karena dikhawatirkan memiliki bisa.
- Bila anda cukup kuat selain serangga anda dapat juga memakan cacing, rayap dan ulat untuk bertahan di hutan.
cara aman untuk memakan hewan di hutan adalah dengan berburu ikan
3. Air
Hutan adalah tempat yang basah, Jika kaki anda basah untuk waktu
yang lama, dikhawatirkan dapat mudah terserang infeksi akibat tidak
higienisnya air. Usahakan kaki anda tetap kering selama mungkin.
Usahakan agar anda memasak air sebelum dikonsumsi. tetapi bila tidak
sempat dimasak ada beberapa cara untuk mengkonsumsi air secara aman.
- Daun yang besar bisa digunakan untuk mengumpulkan embun dan air hujan yang layak untuk diminum.
- Batang bambu adalah salah satu tempat untuk mendapatkan air segar karena bambu dapat kita gunakan untuk mendapat air yang dapat kita minum.
cara aplikasinya seperti gambar dibawah ini
Ada beberapa cara untuk menjernihkan air secara alami antara lain dapat digunakan beberapa metode sebagai berikut:
4.Penyakit yang berhubungan dengan nyamuk
Nyamuk adalah binatang yang dapat menularkan penyakit, diantaranya
malaria. Malaria menewaskan lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia.
Selain malaria masih banyak penyakit yang dibawa oleh nyamuk diantaranya
demam berdarah, dan demam kuning ( di afrika dan amerika selatan),
Virus Nil Barat dan lain-lain.
Untuk menghindari gigitan nyamuk dapat dilakukan sebagai berikut:
Setelah bahan makanan sudah dapat diperoleh dan ditemukan maka langkah selanjutnya adalah membangun tenda darurat dihutan.Jgn lupa gan disekitar tenda dibuat parit sama dikelilingi garam….trus survival kit & medical kit kudu dibawa klo ga ya wassalam
Untuk menghindari gigitan nyamuk dapat dilakukan sebagai berikut:
- Gunakan lotion pengusir nyamuk, bila tidak ada usapkan lumpur pada kulit yang terbuka, Setelah kering lumpur kering tersebut adalah pengusir nyamuk alami.
- Nyalakan api unggun saat fajar dan sore hari untuk membantu mengusir nyamuk.
- Pukul dan bersihkan sepatu anda setiap kali akan menggunakannya kembali, untuk memastikan tidak ada serangga dan kalajengking didalam sepatu anda.
Setelah bahan makanan sudah dapat diperoleh dan ditemukan maka langkah selanjutnya adalah membangun tenda darurat dihutan.Jgn lupa gan disekitar tenda dibuat parit sama dikelilingi garam….trus survival kit & medical kit kudu dibawa klo ga ya wassalam
Contoh tenda yang dapat dipakai adalah:
Rabu, 12 Juni 2013
10 Pasukan Khusus Indonesia
1. Korps Brimob:
Brimob termasuk satuan elit dalam jajaran kesatuan Polri, Brimob juga tergolong ke dalam sebuah unit paramiliter ditinjau dari tanggung jawab dan lingkup tugas kepolisian.
2. Densus 88 antiteror:
Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk penanggulangan teroris di Indonesia. Detasemen 88 dirancang sebagai unit antiteroris yang memiliki kemampuan mengatasi gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan.
3. Batalyon raider:
Batalyon Raider adalah satu batalyon pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Raider adalah kualifikasi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dilatih untuk menguasai 3 kemampuan. Kemampuan tersebut adalah:
1. Kemampuan sebagai pasukan anti-teroris untuk pertempuran jarak dekat.
2. Kemampuan sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi.
3. Kemampuan untuk melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut (panjang).
4. Kostrad Tontaipur:
Peleton Intai Tempur (Tontaipur) merupakan satuan elite Kostrad terbaru, diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2001. Setelah latihan secara intensif selama lima bulan, 97 pasukan yang diseleksi dari Brigade Infantri 9 dan Brigade Infantri 13 Kostrad menjadi prajurit-prajurit pertama satuan elite ini.
Sesuai kualifikasinya, Tontaipur akan diterjunkan untuk misi pengintaian jarak jauh ke wilayah musuh dan melakukan penghancuran terhadap sasaran-sasaran penting. Diantara perlengkapan yang dibawa, mereka akan dibekali senapan serbu khusus berikut teropong bidik malam (NVG, night vision goggle). Tiap personel Tontaipur ini memiliki kemampuan operasi sekaligus di tiga matra, yakni di darat, laut, dan udara.
Uji coba pertama bagi Tontaipur adalah operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
5. Phaskhas TNI-AU:
Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU. Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra: laut, darat, udara. Dalam operasinya, tugas dan tanggungjawab Paskhas lebih ditujukan untuk merebut dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh, untuk selanjutnya menyiapkan bagi pendaratan pesawat kawan. Kemampuan ini disebut dengan Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD).
6. Kopaska TNI-AL:
Komando Pasukan Katak atau lebih dikenal dengan sebutan Kopaska didirikan 31 Maret 1962 oleh Presiden Sukarno untuk mendukung kampanye militer di Irian Jaya. Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya. Tugas utama mereka adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan kekuatan amfibi.
Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL.
7. Kopassus TNI-AD:
Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat yang memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror. Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.
8. Sat Gultor 81 Kopassus
Satuan 81/Penanggulangan Teror atau disingkat Sat-81/Gultor adalah satuan di Kopassus yang setingkat dengan Grup, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Kekuatan dari satuan ini tidak dipublikasikan secara umum mengenai jumlah personil maupun jenis persenjataannya yang dimilikinya, semua itu dirahasiakan.
9.Indonesian Customs (BEA CUKAI):
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai disingkat DJBC atau bea cukai adalah nama dari sebuah instansi pemerintah yang melayani masyarakat di bidang kepabeanan dan cukai. Seiring dengan globalisasi bea dan cukai mengenakan istilah CUSTOMS, dipersenjatai untuk menangkal masuk nya barang-barang larangan ke Indonesia!
10. Pasukan khusus yang sering nongol di tipi Satpol PP!!
Selasa, 11 Juni 2013
SENJATANYA PARA SNIPER
JENIS JENIS SENJATA SNIPER TERKINI SERTA PENJELASANNYA
Berikut ini beberapa jenis senapan runduk yang digunakan oleh berbagai kalangan angkatan bersenjata.
MSG-90
MSG-90 merupakan senapan runduk militer semi-otomatis yang dirancang oleh Heckler & Koch. MSG-90 merupakan standar untuk "MilitƤrisches ScharfschĆ¼tzen Gewehr" (senapan runduk penembak tepat), angka "90" menandai tahun produksi pertamanya. Senapan ini merupakan versi militer dari senapan PSG1, keduanya merupakan kelanjutan dari senapan G3.
Kesamaan antara MSG-90 dan PSG1 pada trigger group (3 lb adjustable trigger pull). Popor pada MSG-90 dapat disetel posisi ketinggiannya (cheek), alas bahu (shoulder), dan lebih kecil dan lebih ringan dari popor PSG1. Sistem pembidik menggunakan sistem rel ‘Weaver’ untuk meletakan pembidik senapan. Rel yang serupa digunakan pada senapan sesri HK21E, 23E, dan G41.
Bobot laras lebih kepada moncongnya untuk membantu keharmonisan kestabilannya untuk meningkatkan akurasinya. Laras semakin panjang dengan adanya tambahan flash suppressor. Senapan ini juga dilengkapi dengan bipod yang dapat disetel ketinggiannya.
Data Teknis:
Kaliber: 7,62x51mm NATO (STANAG 2310)
Kapasitas megasen: 5 atau 20 butir (detatchable box magazine)
Aksi: semi oomatis (roller-delayed blowback)
Berat kosong: 6,4 kg
Panjang: 1165mm
Panjang laras: 600mm
Jarak tembak efektif: 1000 meter
SVG DRAGUNOV
Senapan runduk Dragunov SVD (Snayperskaya Vintovka Dragunova), merupakan senapan semi otomatis rancangan Evgeniy Fedorovich Dragunov dari Rusia antara tahun 1958 dan 1963. Senapan ini dianggap sebagai senapan penembak tepat militer pertama dengan presisi tinggi dan banyak dipakai oleh kalangan penembak tepat dinegara-negara Eropa Timur.
Kamar peluru SVD kaliber 7.62 x 54R, dengan kecepatan laras 830 meter/detik, senapan ini dapat menggunakan amunisi Mosin Nagant M1891/30, tetapi akan lebih akurat untuk amunisi 7N1 yang memang dirancang untuk senapan SVD. Tahun 1999, amunusi 7N1 diganti dengan 7N14 dengan bobot proyektil 151 grain. Sejauh ini amunisi 7N14 masih belum dipasarkan untuk ekspor.Jarak mematikan tembakan SVD mencapai 1000 meter, namun jarak tembak yang paling efektif adalah 600 meter.Standar senapan SVD termasuk scope PSO-1 4x24 dan dengan filter infra-merah pasif bertenaga batere. Terdapat juga reticule yang terdiri dari multiple aiming point (chevrons) untuk pembidikan jarak sampai 1000 meter.
Senapan SVD terus dimodernisir oleh pabrik Izhmash dengan menghilangkan lightening cuts (peredam cahaya) pada kedua sisi receiver. Dengan cara tersebut ternyata senapan lebih efektif dalam menggunakan amunisi dengan tekanan yang lebih tinggi.
Variant:
RUSIA:
• Snayperskaya Vintovka Dragunova Skladnaja (SVDS): versi Linud, dikembangkan pada 1980an. SVDS memiliki popor tubular metal yang dapat ditekuk ke kanan. Pada posisi popor terlipat, senapan tidak dapat ditembakan, panjang laras 590mm.
• SVU: versi bullpup dari SVD dengan laras 520mm, dilengkapi bipod dan flash/sound suppressor.
• SVU-A (SVU dengan kemampuan selective fire).
• Dragunov Tiger: versi sipil dari SVD.
CINA:
• Type 79: Tiruan SVD buatan Norinco.
• Type 85: Penyempurnaan dari Type 79.
• NDM-86: Versi ekspor, tersedia dalam kaliber .308 Winchester atau 7.62x54R.
IRAQ:
• Al-Kadesiah: SVD versi Iraq
POLANDIA:
• SWD-M: versi modernisasi dengan laras yang lebih berat, bipod, scope PCO LD-6x42.
MARK 12 SPR
Senapan serba guna (Special Purpose Rifle/SPR) AL AS, Mark 12 Mod 0/1 digunakan oleh pasukan khusus AS dalam operasi di Iraq. Senjata ini merupakan format deviasi dari senapan infantri AR15/M16, kamar peluru untuk kaliber 5,56x45mm. Maka perannya lebih diarahkan sebagai fungsi penembak tepat dan penembak runduk terbatas.
SPR awalnya diperkenalkan oleh Mark Westrom, saat ini sebagai president direktur Armalite. Program SPR tumbuh dengan dukungan AD dan AL Amerika karena kemampuannya yang jauh lebih baik dari senapan karabin M4 M4 namun ukurannya lebih pendek dari standar M16A2/A4. Perkembangannya berjalan seiring dengan program SOPMOD Block II, dan senapan pengintai U.S. Navy SEAL (16" flat-topped AR-15/M16).
SR-25
Senapan runduk semi-otomatis SR-25 dirancang oleh Eugene Stoner dan diproduksi oleh Knight's Armament Company. Menggunakan metoda rotating bolt dan sistem gas direct impingement. Dasar mekanismenya mirip AR-10 Stoner (sama dengan AR-15/M16), yang dirancang ulang untuk kaliber 7.62 x 51 mm NATO. Lebih dari 60% komponen SR-25 serupa dengan komponen AR15/M16 - kecuali receiver, hammer, laras dan carrier/bolt. Laras SR-25 dibuat oleh Remington Arms dengan model rifling 5R (5 grooves, rounded), dengan twist 1:11.25 (1 putaran dalam jarak 11.25" (286mm)). Panjang laras 609mm jenis free-floating dengan tingkat akurasi 0,75 MOA (minute of arc) – sangat bagus untuk semi-otomatis.
Semua model SR-25 dilengkapi dengan sistem rel Picatinny-weaver pada bagian atasnya untuk dipasangi berbagai macam alat teropong bidik, termasuk tuas penjinjing M16A3 dengan pisir logamnya. Senapan ini dirancang untuk penembakan 1 minute-of-angle groups pada jarak 600 yards (~150mm groups at 550 meters).
Sistem senapan runduk AL-AS Mk 11 Mod 0 (Nomor stok nasional 1005-01-475-7980) merupakan sistem senapan yang lengkap dengan dasar rancangan senapan semi-otomatis SR-25. Awalnya dikonstruksi untuk memenuhi kebutuhan pihak US Navy SEAL.
Mk 11 Mod 0 oleh kalangan luas dianggap sebagai salah satu senapan semi-otomatis yang sangat akurat, digunakan juga oleh kalangan pasukan elit Israel. Dibuat juga untuk versi sipil dengan harga jual US$. 7.500 per pucuk.
Mk 11 Mod 0 menggunakan amunisi kaliber 7.62x51mm NATO (setara dengan .308 Winchester). Sistem Mk11 termasuk senapan, magasen isi 20 butir, QD scope ring, Leupold Vari-X Mil-dot riflescope, Harris swivel-base bipod pada Knight mount, dan QD sound suppressor, diproduksi oleh Knight's Armament Co.
Menurut pihak pabrik Knight's Armament Company, inti dari sistem Mk 11 adalah free-floated RAS (Rail Accessory System) fore-end. Fore-end aluminium tidak menimbulkan kontak dengan laras didepan receiver, sehingga memungkinkan untuk mencapai keakuratan yang tinggi. Mk 11 Mod 0 menggunakan RAS fore-end KAC 11.35 in (288 mm) long match, memudahkan dalam penambahan/pengurangan komponen dengan standar MIL-STD-1913.
Sistem Mk 11 Mod 0 sama dengan KAC senapan runduk semi-otomatis XM110 yang menggunakan sistem rel URX, memiliki popor yang dapat disesuaikan panjangnya.
Catatan; KAC SR-25 sebagai dasar sistem Mk 11 Mod 0 tidak sama dengan senapan runduk M21 yang digunakan oleh USSOCOM. Walau keduanya menenmbakan amunisi kaliber 7.62 x 51 mm NATO, M21 modifikasi dari M14, sementara KAC SR-25 merupakan derivatif dari AR-10.
SPESIFIKASI:
Varian: Match rifle – laras 609mm, bobot: 4,88 kg
Match rifle ringan – laras 508mm, bobot: 4,31 kg
Karabin – laras 406mm, bobot: 3,52 kg
Sport – laras 508mm, bobot: 3,97 kg
Panjang senapan: 1118mm
Kaliber amunisi: 7,62x51mm NATO
Aksi: Gas operation, rotating bolt, semi-automatic
XM107/M107
Senapan runduk jarak jauh, semi-otomatis M107 kaliber .50 BMG, mulai digunakan oleh AD AS awal tahun 2000, untuk versi komersial disebut sebagai Barret M107. Ini merupakan jenis baru dari M82 Special Applications Scoped Rifle. M107 digunakan untuk taktis tradisional penembak runduk, namun untuk jarak jauh, kontra penembak runduk, dan peran anti-material.
Tidak ada perbedaan yang significant antara Barret M82A1M/M82A3 dan M107. Namun pada M107 terdapat monopod belakang dan sedikit penyempurnaan pada bagian dalam isi senapan.
XM107 awalnya dibuat sebagai senapan runduk bolt-action yang menjadi pilihan AD Amerika setelah melalui kompetisi ketat. Pemilihan XM107 ini didasari dari versi Barret M95. Namun sesunggunya AD AS tidak memerlukan senapan runduk tersebut. Saat pernyataan tidak ada kebutuhan dikeluarkan, justru anggaran untuk XM107 sudah disediakan. Maka diambil keputusan untuk mengganti M82 dengan M107. Barrett saat ini tengah mengembangkan M107 dalam versi yang lebih ringan dalam program yang disebut "Anti-Material Sniper Rifle Congressional Program," dan sudah dibuat skema untuk pembuatan komponen utamanya seperti rangka receiver dan muzzle brake dengan bahan yang lebih ringan. Barret XM107 dan M107, seperti versi M82 masih dikelompokkan pada Barrett "Light Fifty" (kaliber .50).
Barrett M107CQ
Barret mengeluarkan versi baru dari M107 yaitu, M107CQ dengan ukuran yang lebih pendek dan lebih ringan. Tujuannya untuk digunakan oleh petembak tepat di pesawat helikopter, kapal patroli kecil, kendaraan pengawal konvoi dan CQB (Close quarter battle).
Karakteristik umum: Kaliber .50, bobot kosong 12,9 kg, kapasitas magasen 10 butir, bobot megasen isi 1,87 kg, panjang senapan 1,446 mm, panjang laras 737mm, kecepatan laras 853 m/detik, jarak tembak maksimum 6.812 meter dengan jarak efektif 1.829 meter.
M95 BARRET
Senapan
runduk bolt action Barrett M95 atau dikenal juga dengan nama 95M
merupakan penyempurnaan dari M90. Dirancang dengan konfigurasi bullpup
sehingga ukurannya lebih pendek (114,3 cm) – panjang laras 73,7 cm,
memiliki bobot kosong 10,7 kg. Kamar peluru dibuat dari bahan pelat
chrome untuk mendapatkan ekstraksi yang lebih baik dan tidak menimbulkan
korosi. Selain itu terdapat sedikit penyempurnaan pada mekanisme
trigger/firing pin. Megasen dengan kapasitas 5 butir peluru kaliber .50
BMG, seperti Barret M82, dapat digunakan sebagai senapan anti-material
maupun penembak runduk jarak jauh. Kecepatan laras 854 meter/detik
dengan jarak maksimum 1.800 meter.
Senapan runduk M82 merupakan senapan dengan kategori high-powered heavy sniper rifle dikembangkan dan diproduksi oleh American Barrett Firearms Company. Disebut juga dengan nama "Light Fifty" karena kalibernya yaitu .50 BMG (12.7 mm). M82 dibuat dalam dua varian – varian asli M82A1 (dan A3) serta varian bullpup M82A2 yang kini tidak diproduksi lagi dan akan digantikan dengan versi XM500.
Barrett Firearms Company didirikan oleh Ronnie Barrett untuk membuat senapan semi-otomatis dengan kaliber .50 (12,7mm), awalnya untuk digunakan pada senapan mesin Browning M2. Pekerjaan mulai dilaksanakan pada awal 1980 dan membuahkan hasil pada tahun 1982 dengan sebutan M82. Barrett melanjutkan pengembangannya sepanjang era 1980an dengan mengeluarkan versi M82A1 (1986). Keberhasilan secara nyata dicapai dengan dibelinya 100 pucuk M82A1 oleh AD Swedia pada 1989. dilanjutkan dengan pembelian oleh AB AS dalam jumlah yang cukup besar (1990) untuk dioperasikan dalam Operasi Desert Shield dan Desert Storm di Kuwait dan Iraq. Dalam jajaran AB AS M82A1 disebut sebagai SASR — "Special Applications Scoped Rifle", dan digunakan sebagai senjata anti material dan alat EOD (explosive ordnance disposal).
Jarak tembak efektif mencapai 1500 meter dengan record 2500 meter, dengan amunisi bertenaga tinggi yang sangat efektif seperti API dan Raufoss Mk 211, sangat efektif untuk menghadapi target seperti kabin radar, truck, pesawat udara yang sedang parkir dll. M82 juga dapat digunakan terhadap target manusia dari jarak yang cukup jauh atau saat ia berada dibalik pelindung seperti dinding.
Namun, senapan M82 maupun kaliber .50 lainnya tidak ditujukan sebagai senjata anti-personil. Terdapat salah konsepsi tentang kegunaan senapan kaliber .50 terhadap target manusia, para instruktur kini mengarahkan para siswa agar mengoperasikan senapan caliber .50 atas manusia hanya pada web gear atau perlengkapan lain yang dibawanya. Namun demikian U.S. Army Judge Advocate General's office telah menerbitkan legal opinion bahwa amunisi .50 BMG dan Raufoss Mk 211 legal untuk digunakan terhadap personil lawan.Versi bullpup M82A2 diproduksi pada 1987 yang kemudian akan digantikan dengan XM500 yang mulai dikembangkan pada 2006.
Derivatif terakhir dari M82 adalah M82A3 SASR yang digunakan dalam jumlah besatr oleh USMC. Perbedaan dengan M82A1 adalah adanya Picatinny rail dibagian atas senpan untuk penempatan berbagai jenis alat bidik. Perubahan lainnya adalah penambahan monopod dibagian belakang senapan. Varian lain dari versi asli M82A1A Special Application Scoped Rifle, modelnya hampir identik hanya dirancang untuk penembakan amunisi Raufoss Mk 211 Mod 0, jenis API (Armour Piercing Incendiary).
Sebagai catatan: Senapan Barret M82A1 digunakan pada tahun 2002 sebagai platform untuk prototype percobaan OSW (Objective Sniper Weapon). Senapan ini dilengkapi dengan laras kaliber 25mm ukuran pendek, dan menembakan low-velocity high explosive shells yang dikembangkan untuk senapan pelontar granad otomatis OCSW kaliber 25mm. Dalam percobaan OSW ini terlihat bahwa hasil penembakan sangat efektif untuk berbagai jenis target, senjata ini kemudian dikenal dengan sebutan Barret 'Payload Rifle', dengan kode XM109.
M82 telah dirancang ulang oleh AD AS sebagaiM107. Sesungguhnya AD AS menginginkan senapan runduk kaliber .50 BMG dengan bolt-action, lalu mereka memilih Barret M95. Barrett M82 dapat dilihat dalam beberapa film buatan Hollywood seperti Navy SEALs, RoboCop, Miami Vice, Smokin' Aces, sering digambarkan dengan kemampuan yang berlebihan sehingga menimbulkan konsepsi yang salah.
US Designation Summary
M82: 12.7x99mm Barrett M82 semi-automatic rifle.
M82A1: 12.7x99mm Barrett M82A1 semi-automatic rifle. Improved variant including redesigned muzzle brake.
M82A1A: 12.7x99mm Barrett M82A1 semi-automatic rifle variant. Optimized for use with the Mk 211 Mod 0 .50 caliber round.
M82A1M: 12.7x99mm Barrett M82A1 semi-automatic rifle variant. Improved variant including lengthened accessory rail.
M82A2: 12.7x99mm Barrett M82A2 semi-automatic bullpup rifle.
M82A3: 12.7x99mm Barrett M82A3 semi-automatic rifle. New production rifles built to M82A1M specficiations, featuring lengthed accessory rail.
XM107/M107: Initially used to designate 12.7x99mm Barrett M95 bolt-action rifle. Designation changed to apply to an product improved M82A3 variant.
SPESIFIKASI:
Kaliber: .50 BMG (12,7 x 99mm)
Operasi: short recoil, semi-automatic
Panjang keseluruhan: 1448 mm
Panjang laras: 737mm
Megasen: isi 10 butir peluru
Pembidik: telescopic 10x
Bobot kosong: 12,9 kg
Muzzle velocity: 854 meter/detik (M3 Ball)
Jarak efektif: 1800 meter
Akurasi: sub-MOA dengan amunisi match
Harga perunit: sekitar US$. 8,010.00
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm)
Panjang: 1409mm
Panjang laras: 737mm
Bobot kosong: 14,75kg
Jarak tembak maksimum atas target peralatan: 2100 meter
Muzzle velocity: 900 meter/detik.
Kapasitas megasen: 10 butir.
Harga perunit: sekitar US$ 6,000.00
Status: tidak diproduksi lagi.
SASR (Special Application Scoped Rifles) M82A1 dan M82A3 merupakan senapan runduk jarak jauh caliber .50 BMG, efektif untuk menghadapi target manusia maupun material. Banyak digunakan oleh kalangan USMC.
Amunisi untuk M82A1/A3. Untuk mencapai keakuratan maksimum digunakan amunisi DODIC A606, kaliber .50 API MK211 Mod 0, digunakan sebagai standar untuk operasi. Juga dapat menggunakan amunisi jenis standar militer .50 cal. M2 Browning (.50 BMG atau 12,7x99mm NATO). Tidak dibenarkan untuk menggunakan amunisi jenis .50 SLAP (Saboted Light Armor Penetrator).
Pembidik Optik untuk M82A1/A3. Senapan M82 dilengkapi dengan pembidik optic Leupold M series 10x atau Unertl 10-power scope, USMC menggunakan 10x Unertl Sniper Scope yang biasa digunakan pada senapan runduk M40A1/A3. M82A1M (USMC M82A3) dilengkapi dengan rel Picatinny (MIL-STD-1913) untuk pemasangan alat bidik seperti AN/PVS-10. Disiapkan juga pisir lipat sebagai pendukung.
XM500
Kaliber: .50BMG (12.7x99mm)
Operasi: gas operated, semi-automatic
Bobot: 11.8 kg
Panjang: 1168 mm (46")
Megasen: isi 10 butir
Mulai diperkenalkan pada tahun 2006, dibandingkan senapan runduk produksi Barret Firearms Co. lainnya, senapan ini lebih ringan, kompak dan ergonomis serta memiliki akurasi yang lebih tinggi (karena factor stationary, non-recoiling barrel), kontruksi dengan layout bullpup. Jarak tembaknya sama dengan versi Light Fifty (keluarga M82).
Kamar gas dan piston berada dibawah laras. Kunci laras menggunakan rotary bolt. Popor bullpup terbuat dari bahan metal, dengan alas bahu dari bahan karet. Dilengkapi dengan bipod yang dapat disetel ketinggiannya. DIlengkapi dengan rel Picatinny untuk meletakkan alat bidik.
XM109 BARRET
Senapan runduk lainnya dari Barret adalah XM109, dikembangkan dengan kaliber 25mm.
Dalam pengembangan XM109 tahun 2002, digunakan M82A1 sebagai platform experimental prototype OSW (Objective Sniper Weapon). M82A1 dipasangi dengan laras kaliber 25mm yang ukurannya lebih pendek, dan menembakan amunisi low-velocity high explosive yang dikembangkan untuk 25 mm OCSW automatic grenade launcher. Percobaan OSW memperlihatkan peningkatan efektivitasnya terhadap berbagai jenis target, tetapi recoilnya diluar batas manusia. Senjata ini kemudian dikenal dengan sebutan Barrett 'Payload Rifle', dengan kode XM109, dirancang untuk menghadapi target kendaraan tempur ringan dan sejenisnya.
Amunisi yang digunakan pada XM109 dan XM307 (produk untuk program Objective Crew Served Weapon/OCSW) adalah kaliber 25x59mm. Apabila dikehendaki, baik XM109 maupun XM307 dapat dikonfigurasi ulang menjadi kaliber .50 BMG.
SPESIFIKASI:
Kaliber: 25x59mm
Operasi: Short recoil, semi-otomatis
Megasen: isi 5 butir amunisi
Bobot: 15 kg
Panjang keseluruhan: 1168mm
Muzzle velocity: 790 meter/detik
Jarak tembak efektif: 3000 meter (3 km).
Senapan anti-material AW50F digunakan oleh militer Inggris dan Australia, dibuat oleh Accuracy International dalam kaliber .50 BMG. Merupakan versi dari AM50 varian Accuracy International Arctic Warfare, Laras dan popor lipat diproduksi oleh Madco, Toowoomba, Queensland, Australia. Dapat menembakan amunisi multi-purpose Raufos Mk 211, NM140, dan berbagai jenis amunisi standar lainnya seperti efek penetrator, high-explosive dan incendiary. AW50F ditujukan uneuk menghadapi berbagai jenis target, termasuk instalasi radar, kendaraan tempur ringan dll., termasuk untuk anti-personil.
Bobot AW50F sekitar 15 kg, bobot berat ini dilengkapi dengan muzzle brake pada ujung larasnya dan sistem hydraulic buffer pada popor, sehingga recoilnya rendah dan tingkat akurasi meningkat.Rel untuk alat bidik dengan standar MIL STD 1913 dapat mengakomodasi berbagai jenis alat bidik optik. Pembidik normal yang digunakan pada AW50F adalah 3-12 x 50 MKII Mil dengan Al Mil Dot reticle, 0.2 MRad clicks dan elevasi sampai 1,500m dan proteksi laser. Pembidik malam seperti seri Simrad KN atau Hensoldt NSV 80 juga dapat dipasang pada rel tersebut.
Senapan runduk anti-material dari Rusia KSVK 12.7 dirancang untuk kontra petembak runduk dan dapat menembus dinding tebal maupun kendaraan tempur ringan.
Kaliber: 12.7x108 mm (.50 Rusia)
Operasi: manually operated, bolt action rifle
Laras: 1000 mm
Bobot tanpa alat bidik: 12 kg
Panjang keseluruhan: 1400 mm
Isi megasen: 5 butir.
KSVK dikembangkan pada akhir 1990an oleh ZID pland, Kovrov, Rusia, dengan dasar senapan percobaan SVN-98 kaliber 12.7mm. Awalnya dikenal dengan sebutan ASVK, kini digunakan sebutan KSVK yang dalam jumlah kecil digunakan oleh pasukan khusus Rusia di Checnya sebagai kontra petembak runduk dengan kemampuan menembus tembok batu bata atau dinding kayu tebal. KSVK dibuat dalam konfigurasi bullpup, bolt operated. Dilengkapi dengan unit muzzle yang massif yang bertindak sebagai muzzle brake dan damper suara, rel untuk alat bidik, dan dilengkapi juga dengan pisir logam.
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm)
Operasi: Bolt action
Panjang laras: 700mm
Panjang senapan: 1380mm
Bobot: 13,8 kg
Kapasitas megasen: 7 butir peluru
HECATE II dibuat oleh PGM Precision company, Perancis. Menggunakan kerangka dari bahan metal. Dilengkapi dengan bipod yang dapat dilipat dan kaki belakang.
NTW Denel
Terdapat dua versi NTW;
Kaliber 20mm dan caliber 14,5mm.
Spesifikasi:
Kaliber 20mm.
Kaliber: 20x83,5mm MG 151
Operasi: manual bolt action
Panjang laras: 1000 mm
Panjang senapan: 1795mm
Bobot: 26 kg
Isi Megasen: 3 butir peluru
Jarak tembak efektif: lebih dari 1500 meter.
Kaliber 14,5mm
Kaliber: 14,5x114mm Rusia.
Operasi: manual bolt action
Panjang laras: 1220 mm
Panjang senapan: 2015 mm
Bobot: 29 kg
Isi megasen: 3 butir peluru
Jarak tembak efektif: lebih dari 2300 meter
Senapan NTW dirancang oleh Perancang senapan Afrika Selatan Tony Neophytou pada awal hingga pertengahan 1990an, selain senapan ini Ia juga merancang Shotgun tempur Neostead. Pengembangan pertama dibawah Aerotek, lalu oleh Mechem, salah satu Divisi dari grup DENEL yang kemudian membeli seluruh hak cipta senapan ini. NTW mulai digunakan oleh Pasukan Pertahanan Afrika Selatan pada tahun 1998.
NTW-20
NTW-20 merupakan senapan anti-material jarak jauh, terdapat dalam versi caliber 20mm dan 14,5 mm, kedua senapan dapat dikonversi dengan mudah dengan mempertukarkan laras, bolt, magasen dan teropongnya (dilapangan cukup memakan waktu satu menit).
Kedua versi senapan ini memiliki aplikasi yang berbeda; versi caliber 20mm dibuat berdasarkan senjata pesawat Jerman pada masa Perang Dunia 2, MG-151, dapat memuntahkan amunisi HE, fragmentasi atau incendiary dengan akurasi yang baik. Versi caliber 14,5mm untuk menembus lapisan baja dari jarak jauh, dikembangkan dari senjata caliber 14,5mm Rusia, juga berdasarkan pada senjata pada masa Perang Dunis 2 lainnya. Menembakan amunisi high velocity caliber 14,5mm Rusia jenis AP.
NTW-20 beroperasi secara manual, rotating bolt action, laras dikunci dengan rotating bolt yang memiliki 6 lug. Laras bersama receiver dapat melakukan gerak tolak-balik didalam kerangka chassis senapan berlawanan dengan kombinasi sistem hidraulis dan pneumatic. Gerak tersebut juga ditopang oleh muzzle brake dua kamar. Senapan ini dapat diurai dan dibawa oleh dua personil dalam paket yang masing-masing beratnya 12 sampai 15 kg. Satu pak berisi kerangka senapan, popor, dan bipod, dan satu pak lagi berisi laras, magasen dan peralatan pembidik teleskop dengan pembesaran 8x.
M24
Kaliber: 7,62x51mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt action
Megasen (Internal): isi 5 butir peluru.
Bobot kosong: 5,49 kg
Panjang: 1092 mm
Pembidik: Teleskop 10x42 Leupold Ultra M3A (Mil-Dots), pisir logam.
Panjang laras: 610mm
Jarak tembak efektif: 800 meter
Kekaurtan: 1,5 MOA dengan amunisi M118, 1 MOA dengan amunisi M118LR dan 0,50 MOA dengan amunisi komersil match grade.
Senapan runduk M21 dikembangkan dengan dasar aksi M14, AD Amerika men-set aplikasi senapan ini untuk bolt-action, laras dari bahan stainless steel dengan popor dari bahan kevlar graphite. Setelah percobaan penembakan akhir dengan senapan Steyr SSG dan Remington model 700BDL, pada tahun 1987 senapan ini distandarkan sebagai senapan runduk M24. Angka 24 diambil dari panjang laras (24 inci atau 609 mm), untuk menembakan amunisi caliber 7,62mm (M118). Laras dengan sistem ulir putaran model Remington yang disebut 5R (radial) (lima alur putar/land & groove disepanjang laras) – 1 twist dalam 284mm.
Senapan runduk yang juga digunakan oleh kalangan militer Israel ini disebut sebagai sistem karena memiliki berbagai kelengkapan lain seperti pembidik teleskop dan accessories lainnya.
Remington juga mengembangkan versi penyempurnaan M24 yaitu model A2 dengan magasen isi 10 butir peluru dan dilengkapi rel Picatinny, laras dimodifikasi untuk mengakomodasi sound suppressor dan penyempurnaan pada popornya. Prototype M24A2 diperkenalkan pada bulan Februari 2005.
Senapan runduk M40 digunakan oleh kalangan USMC dalam tiga varian; M40, M40A1 dan M40A3. M40 pertama diperkenalkan pada tahun 1966. Perubahan menjadi versi A1 pada tahun 1970an dan A3 pada tahun 2001.
Senapan ini didasari pada senapan Remington 700 yang dimodifikasi dengan tangan oleh pihak gudang senjata USMC dipangkalan Quantico, dengan komponen dari berbagai pemasok. Akhirnya tercipta versi M40A3, (A3 merupakan upgrad dari A1) dengan menggunakan laras Schneider 610/24 inci (25 inci), 5-groove, 1:12” match-grade veavy barrel.
M40A1 memiliki bobot 6,57 kg, panjang 1117mm laras Hart dan stock fiberglass McMillan, M40A3 memiliki bobot 7,5 kg, panjang 1124mm, laras Schneider Match Grade SS#7, stock McMillan Tactical A4
Operasi: long recoil, semi-otomatis
Panjang senapan: 1800mm
Panjang Laras: 1200mm
Bobot: 18 kg
Magasen: isi 5 butir peluru.
Pengembangan senapan runduk ini dimulai pada pertengahan 1980an oleh Steyr-Mannlicher AG, Austria sebagai senapan anti-material untuk menghadapi kendaraan tempur ringan, helicopter, kabin radar, peluncur rudal dan tanki bahan bakar, pada jarak tembak sampai 1000 meter. Para ahli dipabrik Steyr memutuskan untuk menggunakan amunisi jenis APDS (armour piercing, discarding sabot), atau sub-kaliber. Pengembangan diawali dengan menggunakan amunisi kaliber 12.7mm, sampai akhirnya Steyr mengembangkan amunisi kaliber 14.5mm APFSDS (Arnour percing, fin stabilised, discarding sabot), dan dirancang senapan dengan laras licin dan aksi semi-otomatis yang disebut sebagai Steyr AMR 5075.
Pengembangan selanjutnya dilakukan sampai caliber 15,2mm juga dengan proyektil APFSDS yang disebut sebagai Steyr IWS 2000 (Infantry Weapon System 2000) dan saat ini sudah memasuki tahap akhir.
IWS 2000 menembakan amunisi dengan proyektil jenis tungsten dart (fleschette) dengan bobot sekitar 20 gram (308 grain), muzzle velocity 1450 meer/detik (4750 fps). Pada jarak 1000 meters proyektil dapat melakukan penetrasi pelat baja RHA (rollded homogenous steel armour) setebal 40mm dan menimbulkan efek kedua berupa ledakan setelah penembusan pelat baja. Dapat dikatakan, menembus dua dinding Kendaraan Lapis Baja Pengangkut Personil (APC) moderen pada jarak 1 km. Trajectory (jalannya proyektil) sangat rata dan tidak lebih dari 800 mm diatas garis pandang. Selongsong peluru dari bahan plastik dengan kepala dan pangkal dari baja. Proyektil berada dalam plastic sabot.
Senapan buatan Steyr ini sangat unit, menggunakan sistem long-recoil yang langka, saat laras melakukan gerak tolak-balik bersama bolt pada jarak tertentu. Pada akhir gerak tolak-balik, bolt akan terbuka dari laras dengan gerak rotasi dan bergerak kebelakang, laras kembali ke posisi kedepan, mencuatkan selongsong peluru. Bolt akan tetap pada posisinya saat laras bergerak, lalu turut bergerak kedepan, peluru berikut mengisi ke kamar peluru dari magasen dan mengunci pada posisi laras. Muzzle brake yang besar juga membantu control gerak tolak-balik.
Magasen berada pada sisikanan senapan, membentuk sudut 45 derajak kebawah (kearah tempat masuk magasen). IWS 2000 dilengkapi dengan bipod dan kaki belakang dibawah popor dan teleskop standar dengan pembesaran 10x.
Steyr .50 HS (Austria)
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm) atau .460Steyr
Operasi: manual rotating bolt action
Panjang laras: 833mm
Panjang senapan: 1370mm
Bobot: 12,4 kg
Mekanisme amunisi: single shot, tidak ada magasen.
Satu lagi senapan runduk Steyr .50 HS yang diperkenalkan pertama kali pada bulan Pebruari 2004 di Las Vegas, Amerika. Senapan penembakan tunggal ini ditujukan sebagai senapan anti-material dan kontra petembak runduk, terdapat dua kaliber yaitu .50BMG dan .460Steyr.
Steyr .50 HS beroperasi secara manual, rotating bolt dengan dua large locking lugs pada bagian depan. Trigger dengan dua-tahap diset oleh pabrik untuk tekanan 1,8kg. Pangkal popor dapat disetel panjang-pendeknya serta sandaran pipi juga dapat disetel. Dilengkapi dengan muzzle brake, tidak dilengkapi dengan pisir logam, pembidik dapat dipasang pada rel Picatinny.
Kaliber: 20x110mm Hispano
Operasi: manual, bolt action
Panjang Senapan: 1330 mm
Panjang laras: 920mm
Bobot: 19,2 kg
Mekanisme isi peluru: single shot, isi manual
Jarak tembak efektif: 1800 meter
Senapan runduk anti-material RT-20 dibuat oleh RH-Alan, Kroasia pada pertengahan 1990an murni sebagai anti-material dan anti-lapis baja. Nama RT-20 artinya "Rucni Top, 20mm", atau “Kanon Tangan 20mm”. Merupakan senapan anti-material yang sangat kuat yang ada pada saat ini – saingan lainnya adalah senapan dari Afrika Selatan NTW-20 dan Helenius APH-20 dari Finlandia. RT-20 diturunkan dalam konflik di bekas Negara Yugoslavia.
RT-20 dibuat dengan caliber 20mm yang amunisi aslinya dibuat untuk senapan anti pesawat udara Hispano Suiza HS404 pada masa Perang Dunia 2. Amunisi masih digunakan oleh beberapa Negara dan tersedia dalam berbagai jenis seperti HE, AP dan lain-lain. Amunisi caliber 20x110mm menembakan proyektil seberat 130 gram (2000 grain) dengan kecepatan laras 850 meter/detik.
Sistem pada senjata terdiri dari tabung reaktif yang cukup besar pada bagian atas laras, ujung depan tabung dihubungkan dengan laras pada titik ditengah panjang laras. Bagian belakang tabung membentuk reactive nozzle. Saat senapan ditembakan serbuk gas panas yang ditimbulkan masuk kembali dari laras ke tabung reaktif dan menimbulkan back-blast dengan tekanan reaktif yang timbul dari tekanan recoil.
Sistem selanjutnya sangat sederhana, kunci laras dengan rotating bolt dengan tiga masif lug.
AS50
Kaliber: 12,7x99mm (.50 BMG)
Operasi: gas, semi-otomatis
Panjang senapan: 1369mm
Panjang laras: 692mm
Bobot: 14,1 kg
Magasen: isi 5 butir peluru.
Senapan runduk anti-material AS50 merupakan pengembangan mutakhir dari Accruracy International Ltd., Inggris. Pertama kali dipamerkan pada Januari 2005 di Amerika Serikat. Menurut informasi yang ada, senapan ini dikembangkan bagi kebutuhan Komando Pasukan Khusus Amerika (US SOCOM) dan kini diuji oleh US NAVY Special Operations center. Receiver dengan dua-part dibuat dari bahan baja berkualitas tinggi, laras free-floated dilengkapi dengan muzzle brake. Popor dilengkapi engan bantalan penahan gerak tolak-balik juga terdapat pegangan (grip) yang juga berfungsi sebagai penyangga senapan.
Senapan ini dilengkapi dengan bipod yang dapat disetel, dan rel Picatinny untuk peletakan alat bidik.
Kaliber: 12,7mm special subsonic.
Operasi: semi otomatis
Panjang senapan: 795mm dengan peredam suara integral.
Bobot kosong: 5 kg, lengkap, tanpa amunisi: 7 kg.
Magasen: isi 5 butir peluru.
Senapan runduk berperedam suara kaliber 12,7mm VSSK (Vintovka Snayperskaya Spetsialnaya Krupnokalibernaya - special sniper rifle, large caliber) "Vychlop" (Exhaust) dari Russian Instrument Design Bureau (KBP). Dikembangkan sekitar tahun 2002 atas pesanan khusus FSB (Federal Security Service, pengganti KGB), pertama kali diperlihatkan keumum pada akhir tahun 2005 pada pameran INTERPOLITEX 2005 di Moscow.
Senapan ini akan digunakan oleh unit khusus FSB untuk operasi anti teroris dan operasi anti-kriminalitas tingkat tinggi.
Jenis target VSSK Vychlop antara lain berupa kendaraan, teroris yang mengunakan pelindung anti-peluru dan sebagainya. Kerumitan pada VSSK ini adalah pengembangan senjata berkaliber 12,7 yang meluncurkan amunisi pada subsonic muzzle velocity sekitar 290 meter/detik (~950 fps). Amunisi yang diberi nama STs-130PT memiliki panjang 97mm. Bobot peluru 59 gram (910 grain) atau 76 gram (1170 grain) “High Penetration” (HP) dengan keakuratan 1 MOA pada jarak 100 meter. Amunisi HP dapat menembus body armor kelas 5 Rusia (Amerika setara NIJ Type III/HP) pada jarak 100 meter atau pelat baja setebal 16mm pada jarak 200 meter.
Konsep senapan ber-peredam suara dengan caliber .50 dengan amunisi subsonic pernah dikembangkan pada tahun 1900an oleh J.D. Jones, seorang ahli amunisi Amerika, dari SSK Industries, dikenal dengan sebutan .50 Whisper. Peluru ini menggunakan dasar pemendekan selongsong dari amunisi .460 Weatherby Magnum, diberi muatan peluru pointed low-drag dengan bobot yang cukup berat. Peluru ini ditujukan untuk digunakan pada senapan modifikasi bolt action seperti Winchester Model 70 atau Sako TRG-S yang dilengkapi peredam suara. Kelengkapan balistik dari .50 Whisper hampir serupa dengan amunisi 12,7 STs-130, keduanya meng-klaim memiliki keakuratan 1MOA pada jarak efektif 600 meter.
Senapan VSSK “Vychlop” dilengkapi dengan peredam suara integral berkuran besar yang dapat dilepas. Senapan dibuat dengan layout bullpup.
Senapan runduk caliber .50 BMG saat ini dianggap senagai senapan runduk yang controversial. Bila dipegang oleh orang yang salah, senapan ini dapat membahayakan pesawat udara, sebab jarak tembaknya yang cukup jauh mampu menembak pesawat udara yang terbang rendah.
Namun, untuk anti-personil, senapan runduk dengan kaliber 7,62mm NATO (.308 Winchester) masih menjadi favorit petembak runduk.
FALCON
Terdapat dua versi FALCON; OP 96 dan OP 99.
OP96:
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm
Operasi: bolt action
Panjang senapan: 1380mm
Panjang laras: 927mm
Bobot: 13,4 kg
Mekanisme amunisi: 2 butir peluru built-in
OP98:
Kaliber: 12,7x108mm
Operasi: bolt action
Panjang senapan: 1260mm
Panjang laras: 839mm
Bobot: 12,9 kg
Mekanisme amunisi: 2 butir peluru built-in
Senapan runduk Falcon diproduksi oleh ZVI, Republik Ceko, dibuat dalam dua varian, OP96 untuk standar NATO .50 BMG dan OP99 untuk standar Rusia 12,7x108mm.
Dibuat dalam konfigurasi bullpup dengan jenis Mauser, tiga lug bolt, pada senapan dimuat dua butir peluru dengan mekanisme penembakan tungal. Dapat dilengkapi dengan berbagai jenis teleskop dan juga terdapat pisir logam. Dilengkapi dengan muzzle brake dan spring-power recoil pad.
M-93 Black Arrow
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm) juga tersedia dalam caliber 12,7x108mm
Operasi: manual bolt action, rotating bolt
Panjang senapan: 1670mm
Panjang laras: 1000mm
Bobot: 16 kg
Magasen: isi 5 butir peluru
Senapan runduk kaliber .50, M-93 Crna Strela (”Black Arrow”) dikembangkan leh pabrik senapan Zastava Arms, Kragujevc pada era 1990an, digunakan oleh militer Yugoslavia dan telah memasuki pasar internasional termasuk Amerika. Mekanismenya mirim dengan senapan Mauser. Dilengkapi dengan kedudukan alat bidik dan sistim pisir buka pada bagian belakang dan pisir lipat dibagian depan laras. Untuk penyeimbang recoil, moncong laras dilengkapi dengan muzzle brake yang kokoh.
Dilengkapi dengan popor yang dapat disetel panjangnya, bipod lipat dimuka receiver, tuas penjinjing senapan diatas kedudukan bipod dan teropong standar ukuran 8x32.
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm)
Operasi: manual, rotary bolt action
Panjang senapan: 1448mm
Panjang laras: 736mm
Bobot: 11,8 kg
Magasen: isi 5 butir peluru
Senapan runduk kaliber .50 TAC-50 diprodsuksi oleh McMillan Bros. Rifles Co. Amerika. Masuk kategori anti-material jarak jauh, merupakan pengembangan senapan sejenis dari pabrik yang sama. Pabrik ini utamanya memproduksi senapan untuk kepolisian dan sipil.
TAC-50 merupakan versi militer dan menjadi standar militer Kanada sejak tahun 2000. Memiliki tingkat akurasi 0,50 MOA, tlah mencapai rekor jarak jauh pada tahun 2003 di Afganistan dimana petembak runduk Kanada menembak anggota Taliban pada jarak 2430 meter.
Beroperasi secara manual, dual front locking lugs, untuk mengurangi bobot senapan, badan senapan dibuat dengan sistem spiral flutes. Moncong laras dilengkapi muzzle brake, popor dibuat dari bahan fibreglass yang dapat disetel panjangnya, pangkal popor dilapisi karet (rubber spacer). Alat bidik bergantung pada terpong bidik, pada pasukan Kanada menggunakan telescope dengan pembesaran 16x.
M500, M600, M650 dan AMAC-5100
RAMO M600:
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm), 12,7x108mm Rusia, 14,5x115mm Rusia.
Operasi: manual rotating bolt action, single shot
Panjang senapan: 1384mm
Panjang laras: 813mm
Bobot kosong: 10,4 kg
Magasen: -
RAMO M650:
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm), 12,7x108mm Rusia, 14,5x115mm Rusia.
Operasi: manual rotating bolt action
Panjang senapan: 1448mm
Panjang laras: 762mm
Bobot kosong: 13,5 kg
Magasen: isi 7 butir peluru
Senapan runduk kaliber .50 Model 500 aslinya dirancang oleh tim yang dipimpin oleh D. Haskins di Research Armaments Prototypes (RAP) sebuah perusahaan kecil di Jacksonville, Arkansas, Amerika. Pengembangan dilakukan atas pesanan Militer Amerika pada masa 1981-82 bersama dengan senapan kecil Model 300. Tahun 1983 dibeli sekitar 125 pucuk senapan Model 500 dan disebar ke pasukan di Bairut, Grenada, Panama dan sebagainya. Senapan Model 500 memiliki ketahanan yang sangat baik.
Model 600 awalnya ditawarkan oleh pihak Daisy, lalu dilanjutkan oleh Redick Arms Development, perusahaan ini kemudian dibeli oleh Ramo Defense yang kemudian selain menawarkan Model 600 juga Model 650.
RAP Model 500, Iver Johnson AMAC-1500 dan Ramo M600 memiliki rancangan dasar yang sama, perbedaan hanya pada laras, muzzle brake dan bipod. Semua senapan tersebut memiliki ”shell holder” rotating bolt yang dapat dilepas dilengkapi dengan tiga lugs. Setiap penembakan bolt akan berputar dan pindah dari receiver, lalu selongsong peluru masuk ke muka bolt, kemudian bolt bersama peluru masuk ke-receiver dan mengunci.
Picu dapat disetel, demikian juga dengan popornya sehingga petembak akan merasakan kenyamanan ergonomis senapan ini. Senapan dilengkapi dengan bipod lipat dan penjinjing yang mudah dipasang. Senapan ini juga dilengkapi dengan muzzle brake yang sangat efektif. Informasi yang diperoleh mengatakan bahwa telah dibuat teropong bidik Leupold Series M untuk senapan Model 500.
M82 BARRET
Senapan runduk M82 merupakan senapan dengan kategori high-powered heavy sniper rifle dikembangkan dan diproduksi oleh American Barrett Firearms Company. Disebut juga dengan nama "Light Fifty" karena kalibernya yaitu .50 BMG (12.7 mm). M82 dibuat dalam dua varian – varian asli M82A1 (dan A3) serta varian bullpup M82A2 yang kini tidak diproduksi lagi dan akan digantikan dengan versi XM500.
Barrett Firearms Company didirikan oleh Ronnie Barrett untuk membuat senapan semi-otomatis dengan kaliber .50 (12,7mm), awalnya untuk digunakan pada senapan mesin Browning M2. Pekerjaan mulai dilaksanakan pada awal 1980 dan membuahkan hasil pada tahun 1982 dengan sebutan M82. Barrett melanjutkan pengembangannya sepanjang era 1980an dengan mengeluarkan versi M82A1 (1986). Keberhasilan secara nyata dicapai dengan dibelinya 100 pucuk M82A1 oleh AD Swedia pada 1989. dilanjutkan dengan pembelian oleh AB AS dalam jumlah yang cukup besar (1990) untuk dioperasikan dalam Operasi Desert Shield dan Desert Storm di Kuwait dan Iraq. Dalam jajaran AB AS M82A1 disebut sebagai SASR — "Special Applications Scoped Rifle", dan digunakan sebagai senjata anti material dan alat EOD (explosive ordnance disposal).
Jarak tembak efektif mencapai 1500 meter dengan record 2500 meter, dengan amunisi bertenaga tinggi yang sangat efektif seperti API dan Raufoss Mk 211, sangat efektif untuk menghadapi target seperti kabin radar, truck, pesawat udara yang sedang parkir dll. M82 juga dapat digunakan terhadap target manusia dari jarak yang cukup jauh atau saat ia berada dibalik pelindung seperti dinding.
Namun, senapan M82 maupun kaliber .50 lainnya tidak ditujukan sebagai senjata anti-personil. Terdapat salah konsepsi tentang kegunaan senapan kaliber .50 terhadap target manusia, para instruktur kini mengarahkan para siswa agar mengoperasikan senapan caliber .50 atas manusia hanya pada web gear atau perlengkapan lain yang dibawanya. Namun demikian U.S. Army Judge Advocate General's office telah menerbitkan legal opinion bahwa amunisi .50 BMG dan Raufoss Mk 211 legal untuk digunakan terhadap personil lawan.Versi bullpup M82A2 diproduksi pada 1987 yang kemudian akan digantikan dengan XM500 yang mulai dikembangkan pada 2006.
Derivatif terakhir dari M82 adalah M82A3 SASR yang digunakan dalam jumlah besatr oleh USMC. Perbedaan dengan M82A1 adalah adanya Picatinny rail dibagian atas senpan untuk penempatan berbagai jenis alat bidik. Perubahan lainnya adalah penambahan monopod dibagian belakang senapan. Varian lain dari versi asli M82A1A Special Application Scoped Rifle, modelnya hampir identik hanya dirancang untuk penembakan amunisi Raufoss Mk 211 Mod 0, jenis API (Armour Piercing Incendiary).
Sebagai catatan: Senapan Barret M82A1 digunakan pada tahun 2002 sebagai platform untuk prototype percobaan OSW (Objective Sniper Weapon). Senapan ini dilengkapi dengan laras kaliber 25mm ukuran pendek, dan menembakan low-velocity high explosive shells yang dikembangkan untuk senapan pelontar granad otomatis OCSW kaliber 25mm. Dalam percobaan OSW ini terlihat bahwa hasil penembakan sangat efektif untuk berbagai jenis target, senjata ini kemudian dikenal dengan sebutan Barret 'Payload Rifle', dengan kode XM109.
M82 telah dirancang ulang oleh AD AS sebagaiM107. Sesungguhnya AD AS menginginkan senapan runduk kaliber .50 BMG dengan bolt-action, lalu mereka memilih Barret M95. Barrett M82 dapat dilihat dalam beberapa film buatan Hollywood seperti Navy SEALs, RoboCop, Miami Vice, Smokin' Aces, sering digambarkan dengan kemampuan yang berlebihan sehingga menimbulkan konsepsi yang salah.
US Designation Summary
M82: 12.7x99mm Barrett M82 semi-automatic rifle.
M82A1: 12.7x99mm Barrett M82A1 semi-automatic rifle. Improved variant including redesigned muzzle brake.
M82A1A: 12.7x99mm Barrett M82A1 semi-automatic rifle variant. Optimized for use with the Mk 211 Mod 0 .50 caliber round.
M82A1M: 12.7x99mm Barrett M82A1 semi-automatic rifle variant. Improved variant including lengthened accessory rail.
M82A2: 12.7x99mm Barrett M82A2 semi-automatic bullpup rifle.
M82A3: 12.7x99mm Barrett M82A3 semi-automatic rifle. New production rifles built to M82A1M specficiations, featuring lengthed accessory rail.
XM107/M107: Initially used to designate 12.7x99mm Barrett M95 bolt-action rifle. Designation changed to apply to an product improved M82A3 variant.
SPESIFIKASI:
M82A1
Kaliber: .50 BMG (12,7 x 99mm)
Operasi: short recoil, semi-automatic
Panjang keseluruhan: 1448 mm
Panjang laras: 737mm
Megasen: isi 10 butir peluru
Pembidik: telescopic 10x
Bobot kosong: 12,9 kg
Muzzle velocity: 854 meter/detik (M3 Ball)
Jarak efektif: 1800 meter
Akurasi: sub-MOA dengan amunisi match
Harga perunit: sekitar US$. 8,010.00
M82A2
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm)
Panjang: 1409mm
Panjang laras: 737mm
Bobot kosong: 14,75kg
Jarak tembak maksimum atas target peralatan: 2100 meter
Muzzle velocity: 900 meter/detik.
Kapasitas megasen: 10 butir.
Harga perunit: sekitar US$ 6,000.00
Status: tidak diproduksi lagi.
M82A3 BARRET
SASR (Special Application Scoped Rifles) M82A1 dan M82A3 merupakan senapan runduk jarak jauh caliber .50 BMG, efektif untuk menghadapi target manusia maupun material. Banyak digunakan oleh kalangan USMC.
Amunisi untuk M82A1/A3. Untuk mencapai keakuratan maksimum digunakan amunisi DODIC A606, kaliber .50 API MK211 Mod 0, digunakan sebagai standar untuk operasi. Juga dapat menggunakan amunisi jenis standar militer .50 cal. M2 Browning (.50 BMG atau 12,7x99mm NATO). Tidak dibenarkan untuk menggunakan amunisi jenis .50 SLAP (Saboted Light Armor Penetrator).
Pembidik Optik untuk M82A1/A3. Senapan M82 dilengkapi dengan pembidik optic Leupold M series 10x atau Unertl 10-power scope, USMC menggunakan 10x Unertl Sniper Scope yang biasa digunakan pada senapan runduk M40A1/A3. M82A1M (USMC M82A3) dilengkapi dengan rel Picatinny (MIL-STD-1913) untuk pemasangan alat bidik seperti AN/PVS-10. Disiapkan juga pisir lipat sebagai pendukung.
Kaliber: .50BMG (12.7x99mm)
Operasi: gas operated, semi-automatic
Bobot: 11.8 kg
Panjang: 1168 mm (46")
Megasen: isi 10 butir
Mulai diperkenalkan pada tahun 2006, dibandingkan senapan runduk produksi Barret Firearms Co. lainnya, senapan ini lebih ringan, kompak dan ergonomis serta memiliki akurasi yang lebih tinggi (karena factor stationary, non-recoiling barrel), kontruksi dengan layout bullpup. Jarak tembaknya sama dengan versi Light Fifty (keluarga M82).
Kamar gas dan piston berada dibawah laras. Kunci laras menggunakan rotary bolt. Popor bullpup terbuat dari bahan metal, dengan alas bahu dari bahan karet. Dilengkapi dengan bipod yang dapat disetel ketinggiannya. DIlengkapi dengan rel Picatinny untuk meletakkan alat bidik.
Senapan runduk lainnya dari Barret adalah XM109, dikembangkan dengan kaliber 25mm.
Dalam pengembangan XM109 tahun 2002, digunakan M82A1 sebagai platform experimental prototype OSW (Objective Sniper Weapon). M82A1 dipasangi dengan laras kaliber 25mm yang ukurannya lebih pendek, dan menembakan amunisi low-velocity high explosive yang dikembangkan untuk 25 mm OCSW automatic grenade launcher. Percobaan OSW memperlihatkan peningkatan efektivitasnya terhadap berbagai jenis target, tetapi recoilnya diluar batas manusia. Senjata ini kemudian dikenal dengan sebutan Barrett 'Payload Rifle', dengan kode XM109, dirancang untuk menghadapi target kendaraan tempur ringan dan sejenisnya.
Amunisi yang digunakan pada XM109 dan XM307 (produk untuk program Objective Crew Served Weapon/OCSW) adalah kaliber 25x59mm. Apabila dikehendaki, baik XM109 maupun XM307 dapat dikonfigurasi ulang menjadi kaliber .50 BMG.
SPESIFIKASI:
Kaliber: 25x59mm
Operasi: Short recoil, semi-otomatis
Megasen: isi 5 butir amunisi
Bobot: 15 kg
Panjang keseluruhan: 1168mm
Muzzle velocity: 790 meter/detik
Jarak tembak efektif: 3000 meter (3 km).
Pengembangan
senapan runduk diberbagai pabrik senjata terus dilakukan bahkan sampai
dengan saat ini. Kecenderungan pengembangan senapan runduk anti-material
semakin intensif sejalan dengan pengamatan berbagai operasi yang ada
saat ini seperti invasi Amerika dan sekutunya di Iraq dan berbagai
operasi anti-teroris.Pengembangan dilakukan bukan saja untuk memperoleh
jenis senapan baru, tetapi juga untuk mendapatkan amunisi jenis baru
yang dianggap lebih efektif.
AW50F
Senapan anti-material AW50F digunakan oleh militer Inggris dan Australia, dibuat oleh Accuracy International dalam kaliber .50 BMG. Merupakan versi dari AM50 varian Accuracy International Arctic Warfare, Laras dan popor lipat diproduksi oleh Madco, Toowoomba, Queensland, Australia. Dapat menembakan amunisi multi-purpose Raufos Mk 211, NM140, dan berbagai jenis amunisi standar lainnya seperti efek penetrator, high-explosive dan incendiary. AW50F ditujukan uneuk menghadapi berbagai jenis target, termasuk instalasi radar, kendaraan tempur ringan dll., termasuk untuk anti-personil.
Bobot AW50F sekitar 15 kg, bobot berat ini dilengkapi dengan muzzle brake pada ujung larasnya dan sistem hydraulic buffer pada popor, sehingga recoilnya rendah dan tingkat akurasi meningkat.Rel untuk alat bidik dengan standar MIL STD 1913 dapat mengakomodasi berbagai jenis alat bidik optik. Pembidik normal yang digunakan pada AW50F adalah 3-12 x 50 MKII Mil dengan Al Mil Dot reticle, 0.2 MRad clicks dan elevasi sampai 1,500m dan proteksi laser. Pembidik malam seperti seri Simrad KN atau Hensoldt NSV 80 juga dapat dipasang pada rel tersebut.
KSVK
Senapan runduk anti-material dari Rusia KSVK 12.7 dirancang untuk kontra petembak runduk dan dapat menembus dinding tebal maupun kendaraan tempur ringan.
Kaliber: 12.7x108 mm (.50 Rusia)
Operasi: manually operated, bolt action rifle
Laras: 1000 mm
Bobot tanpa alat bidik: 12 kg
Panjang keseluruhan: 1400 mm
Isi megasen: 5 butir.
KSVK dikembangkan pada akhir 1990an oleh ZID pland, Kovrov, Rusia, dengan dasar senapan percobaan SVN-98 kaliber 12.7mm. Awalnya dikenal dengan sebutan ASVK, kini digunakan sebutan KSVK yang dalam jumlah kecil digunakan oleh pasukan khusus Rusia di Checnya sebagai kontra petembak runduk dengan kemampuan menembus tembok batu bata atau dinding kayu tebal. KSVK dibuat dalam konfigurasi bullpup, bolt operated. Dilengkapi dengan unit muzzle yang massif yang bertindak sebagai muzzle brake dan damper suara, rel untuk alat bidik, dan dilengkapi juga dengan pisir logam.
HECATE II
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm)
Operasi: Bolt action
Panjang laras: 700mm
Panjang senapan: 1380mm
Bobot: 13,8 kg
Kapasitas megasen: 7 butir peluru
HECATE II dibuat oleh PGM Precision company, Perancis. Menggunakan kerangka dari bahan metal. Dilengkapi dengan bipod yang dapat dilipat dan kaki belakang.
Terdapat dua versi NTW;
Kaliber 20mm dan caliber 14,5mm.
Spesifikasi:
Kaliber 20mm.
Kaliber: 20x83,5mm MG 151
Operasi: manual bolt action
Panjang laras: 1000 mm
Panjang senapan: 1795mm
Bobot: 26 kg
Isi Megasen: 3 butir peluru
Jarak tembak efektif: lebih dari 1500 meter.
Kaliber 14,5mm
Kaliber: 14,5x114mm Rusia.
Operasi: manual bolt action
Panjang laras: 1220 mm
Panjang senapan: 2015 mm
Bobot: 29 kg
Isi megasen: 3 butir peluru
Jarak tembak efektif: lebih dari 2300 meter
Senapan NTW dirancang oleh Perancang senapan Afrika Selatan Tony Neophytou pada awal hingga pertengahan 1990an, selain senapan ini Ia juga merancang Shotgun tempur Neostead. Pengembangan pertama dibawah Aerotek, lalu oleh Mechem, salah satu Divisi dari grup DENEL yang kemudian membeli seluruh hak cipta senapan ini. NTW mulai digunakan oleh Pasukan Pertahanan Afrika Selatan pada tahun 1998.
NTW-20 merupakan senapan anti-material jarak jauh, terdapat dalam versi caliber 20mm dan 14,5 mm, kedua senapan dapat dikonversi dengan mudah dengan mempertukarkan laras, bolt, magasen dan teropongnya (dilapangan cukup memakan waktu satu menit).
Kedua versi senapan ini memiliki aplikasi yang berbeda; versi caliber 20mm dibuat berdasarkan senjata pesawat Jerman pada masa Perang Dunia 2, MG-151, dapat memuntahkan amunisi HE, fragmentasi atau incendiary dengan akurasi yang baik. Versi caliber 14,5mm untuk menembus lapisan baja dari jarak jauh, dikembangkan dari senjata caliber 14,5mm Rusia, juga berdasarkan pada senjata pada masa Perang Dunis 2 lainnya. Menembakan amunisi high velocity caliber 14,5mm Rusia jenis AP.
NTW-20 beroperasi secara manual, rotating bolt action, laras dikunci dengan rotating bolt yang memiliki 6 lug. Laras bersama receiver dapat melakukan gerak tolak-balik didalam kerangka chassis senapan berlawanan dengan kombinasi sistem hidraulis dan pneumatic. Gerak tersebut juga ditopang oleh muzzle brake dua kamar. Senapan ini dapat diurai dan dibawa oleh dua personil dalam paket yang masing-masing beratnya 12 sampai 15 kg. Satu pak berisi kerangka senapan, popor, dan bipod, dan satu pak lagi berisi laras, magasen dan peralatan pembidik teleskop dengan pembesaran 8x.
M24
Kaliber: 7,62x51mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt action
Megasen (Internal): isi 5 butir peluru.
Bobot kosong: 5,49 kg
Panjang: 1092 mm
Pembidik: Teleskop 10x42 Leupold Ultra M3A (Mil-Dots), pisir logam.
Panjang laras: 610mm
Jarak tembak efektif: 800 meter
Kekaurtan: 1,5 MOA dengan amunisi M118, 1 MOA dengan amunisi M118LR dan 0,50 MOA dengan amunisi komersil match grade.
Senapan runduk M21 dikembangkan dengan dasar aksi M14, AD Amerika men-set aplikasi senapan ini untuk bolt-action, laras dari bahan stainless steel dengan popor dari bahan kevlar graphite. Setelah percobaan penembakan akhir dengan senapan Steyr SSG dan Remington model 700BDL, pada tahun 1987 senapan ini distandarkan sebagai senapan runduk M24. Angka 24 diambil dari panjang laras (24 inci atau 609 mm), untuk menembakan amunisi caliber 7,62mm (M118). Laras dengan sistem ulir putaran model Remington yang disebut 5R (radial) (lima alur putar/land & groove disepanjang laras) – 1 twist dalam 284mm.
Senapan runduk yang juga digunakan oleh kalangan militer Israel ini disebut sebagai sistem karena memiliki berbagai kelengkapan lain seperti pembidik teleskop dan accessories lainnya.
M24A2
Remington juga mengembangkan versi penyempurnaan M24 yaitu model A2 dengan magasen isi 10 butir peluru dan dilengkapi rel Picatinny, laras dimodifikasi untuk mengakomodasi sound suppressor dan penyempurnaan pada popornya. Prototype M24A2 diperkenalkan pada bulan Februari 2005.
M40
Senapan runduk M40 digunakan oleh kalangan USMC dalam tiga varian; M40, M40A1 dan M40A3. M40 pertama diperkenalkan pada tahun 1966. Perubahan menjadi versi A1 pada tahun 1970an dan A3 pada tahun 2001.
Senapan ini didasari pada senapan Remington 700 yang dimodifikasi dengan tangan oleh pihak gudang senjata USMC dipangkalan Quantico, dengan komponen dari berbagai pemasok. Akhirnya tercipta versi M40A3, (A3 merupakan upgrad dari A1) dengan menggunakan laras Schneider 610/24 inci (25 inci), 5-groove, 1:12” match-grade veavy barrel.
M40A1 memiliki bobot 6,57 kg, panjang 1117mm laras Hart dan stock fiberglass McMillan, M40A3 memiliki bobot 7,5 kg, panjang 1124mm, laras Schneider Match Grade SS#7, stock McMillan Tactical A4
Steyr AMR / IWS 2000
Kaliber: 15,2mm Steyr APFSDSOperasi: long recoil, semi-otomatis
Panjang senapan: 1800mm
Panjang Laras: 1200mm
Bobot: 18 kg
Magasen: isi 5 butir peluru.
Pengembangan senapan runduk ini dimulai pada pertengahan 1980an oleh Steyr-Mannlicher AG, Austria sebagai senapan anti-material untuk menghadapi kendaraan tempur ringan, helicopter, kabin radar, peluncur rudal dan tanki bahan bakar, pada jarak tembak sampai 1000 meter. Para ahli dipabrik Steyr memutuskan untuk menggunakan amunisi jenis APDS (armour piercing, discarding sabot), atau sub-kaliber. Pengembangan diawali dengan menggunakan amunisi kaliber 12.7mm, sampai akhirnya Steyr mengembangkan amunisi kaliber 14.5mm APFSDS (Arnour percing, fin stabilised, discarding sabot), dan dirancang senapan dengan laras licin dan aksi semi-otomatis yang disebut sebagai Steyr AMR 5075.
Pengembangan selanjutnya dilakukan sampai caliber 15,2mm juga dengan proyektil APFSDS yang disebut sebagai Steyr IWS 2000 (Infantry Weapon System 2000) dan saat ini sudah memasuki tahap akhir.
IWS 2000 menembakan amunisi dengan proyektil jenis tungsten dart (fleschette) dengan bobot sekitar 20 gram (308 grain), muzzle velocity 1450 meer/detik (4750 fps). Pada jarak 1000 meters proyektil dapat melakukan penetrasi pelat baja RHA (rollded homogenous steel armour) setebal 40mm dan menimbulkan efek kedua berupa ledakan setelah penembusan pelat baja. Dapat dikatakan, menembus dua dinding Kendaraan Lapis Baja Pengangkut Personil (APC) moderen pada jarak 1 km. Trajectory (jalannya proyektil) sangat rata dan tidak lebih dari 800 mm diatas garis pandang. Selongsong peluru dari bahan plastik dengan kepala dan pangkal dari baja. Proyektil berada dalam plastic sabot.
Senapan buatan Steyr ini sangat unit, menggunakan sistem long-recoil yang langka, saat laras melakukan gerak tolak-balik bersama bolt pada jarak tertentu. Pada akhir gerak tolak-balik, bolt akan terbuka dari laras dengan gerak rotasi dan bergerak kebelakang, laras kembali ke posisi kedepan, mencuatkan selongsong peluru. Bolt akan tetap pada posisinya saat laras bergerak, lalu turut bergerak kedepan, peluru berikut mengisi ke kamar peluru dari magasen dan mengunci pada posisi laras. Muzzle brake yang besar juga membantu control gerak tolak-balik.
Magasen berada pada sisikanan senapan, membentuk sudut 45 derajak kebawah (kearah tempat masuk magasen). IWS 2000 dilengkapi dengan bipod dan kaki belakang dibawah popor dan teleskop standar dengan pembesaran 10x.
Steyr .50 HS (Austria)
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm) atau .460Steyr
Operasi: manual rotating bolt action
Panjang laras: 833mm
Panjang senapan: 1370mm
Bobot: 12,4 kg
Mekanisme amunisi: single shot, tidak ada magasen.
Satu lagi senapan runduk Steyr .50 HS yang diperkenalkan pertama kali pada bulan Pebruari 2004 di Las Vegas, Amerika. Senapan penembakan tunggal ini ditujukan sebagai senapan anti-material dan kontra petembak runduk, terdapat dua kaliber yaitu .50BMG dan .460Steyr.
Steyr .50 HS beroperasi secara manual, rotating bolt dengan dua large locking lugs pada bagian depan. Trigger dengan dua-tahap diset oleh pabrik untuk tekanan 1,8kg. Pangkal popor dapat disetel panjang-pendeknya serta sandaran pipi juga dapat disetel. Dilengkapi dengan muzzle brake, tidak dilengkapi dengan pisir logam, pembidik dapat dipasang pada rel Picatinny.
RT-20 (Kroasia)
Kaliber: 20x110mm Hispano
Operasi: manual, bolt action
Panjang Senapan: 1330 mm
Panjang laras: 920mm
Bobot: 19,2 kg
Mekanisme isi peluru: single shot, isi manual
Jarak tembak efektif: 1800 meter
Senapan runduk anti-material RT-20 dibuat oleh RH-Alan, Kroasia pada pertengahan 1990an murni sebagai anti-material dan anti-lapis baja. Nama RT-20 artinya "Rucni Top, 20mm", atau “Kanon Tangan 20mm”. Merupakan senapan anti-material yang sangat kuat yang ada pada saat ini – saingan lainnya adalah senapan dari Afrika Selatan NTW-20 dan Helenius APH-20 dari Finlandia. RT-20 diturunkan dalam konflik di bekas Negara Yugoslavia.
RT-20 dibuat dengan caliber 20mm yang amunisi aslinya dibuat untuk senapan anti pesawat udara Hispano Suiza HS404 pada masa Perang Dunia 2. Amunisi masih digunakan oleh beberapa Negara dan tersedia dalam berbagai jenis seperti HE, AP dan lain-lain. Amunisi caliber 20x110mm menembakan proyektil seberat 130 gram (2000 grain) dengan kecepatan laras 850 meter/detik.
Sistem pada senjata terdiri dari tabung reaktif yang cukup besar pada bagian atas laras, ujung depan tabung dihubungkan dengan laras pada titik ditengah panjang laras. Bagian belakang tabung membentuk reactive nozzle. Saat senapan ditembakan serbuk gas panas yang ditimbulkan masuk kembali dari laras ke tabung reaktif dan menimbulkan back-blast dengan tekanan reaktif yang timbul dari tekanan recoil.
Sistem selanjutnya sangat sederhana, kunci laras dengan rotating bolt dengan tiga masif lug.
Kaliber: 12,7x99mm (.50 BMG)
Operasi: gas, semi-otomatis
Panjang senapan: 1369mm
Panjang laras: 692mm
Bobot: 14,1 kg
Magasen: isi 5 butir peluru.
Senapan runduk anti-material AS50 merupakan pengembangan mutakhir dari Accruracy International Ltd., Inggris. Pertama kali dipamerkan pada Januari 2005 di Amerika Serikat. Menurut informasi yang ada, senapan ini dikembangkan bagi kebutuhan Komando Pasukan Khusus Amerika (US SOCOM) dan kini diuji oleh US NAVY Special Operations center. Receiver dengan dua-part dibuat dari bahan baja berkualitas tinggi, laras free-floated dilengkapi dengan muzzle brake. Popor dilengkapi engan bantalan penahan gerak tolak-balik juga terdapat pegangan (grip) yang juga berfungsi sebagai penyangga senapan.
Senapan ini dilengkapi dengan bipod yang dapat disetel, dan rel Picatinny untuk peletakan alat bidik.
VSSK Vychlop ("Exhaust")
Kaliber: 12,7mm special subsonic.
Operasi: semi otomatis
Panjang senapan: 795mm dengan peredam suara integral.
Bobot kosong: 5 kg, lengkap, tanpa amunisi: 7 kg.
Magasen: isi 5 butir peluru.
Senapan runduk berperedam suara kaliber 12,7mm VSSK (Vintovka Snayperskaya Spetsialnaya Krupnokalibernaya - special sniper rifle, large caliber) "Vychlop" (Exhaust) dari Russian Instrument Design Bureau (KBP). Dikembangkan sekitar tahun 2002 atas pesanan khusus FSB (Federal Security Service, pengganti KGB), pertama kali diperlihatkan keumum pada akhir tahun 2005 pada pameran INTERPOLITEX 2005 di Moscow.
Senapan ini akan digunakan oleh unit khusus FSB untuk operasi anti teroris dan operasi anti-kriminalitas tingkat tinggi.
Jenis target VSSK Vychlop antara lain berupa kendaraan, teroris yang mengunakan pelindung anti-peluru dan sebagainya. Kerumitan pada VSSK ini adalah pengembangan senjata berkaliber 12,7 yang meluncurkan amunisi pada subsonic muzzle velocity sekitar 290 meter/detik (~950 fps). Amunisi yang diberi nama STs-130PT memiliki panjang 97mm. Bobot peluru 59 gram (910 grain) atau 76 gram (1170 grain) “High Penetration” (HP) dengan keakuratan 1 MOA pada jarak 100 meter. Amunisi HP dapat menembus body armor kelas 5 Rusia (Amerika setara NIJ Type III/HP) pada jarak 100 meter atau pelat baja setebal 16mm pada jarak 200 meter.
Konsep senapan ber-peredam suara dengan caliber .50 dengan amunisi subsonic pernah dikembangkan pada tahun 1900an oleh J.D. Jones, seorang ahli amunisi Amerika, dari SSK Industries, dikenal dengan sebutan .50 Whisper. Peluru ini menggunakan dasar pemendekan selongsong dari amunisi .460 Weatherby Magnum, diberi muatan peluru pointed low-drag dengan bobot yang cukup berat. Peluru ini ditujukan untuk digunakan pada senapan modifikasi bolt action seperti Winchester Model 70 atau Sako TRG-S yang dilengkapi peredam suara. Kelengkapan balistik dari .50 Whisper hampir serupa dengan amunisi 12,7 STs-130, keduanya meng-klaim memiliki keakuratan 1MOA pada jarak efektif 600 meter.
Senapan VSSK “Vychlop” dilengkapi dengan peredam suara integral berkuran besar yang dapat dilepas. Senapan dibuat dengan layout bullpup.
Senapan runduk caliber .50 BMG saat ini dianggap senagai senapan runduk yang controversial. Bila dipegang oleh orang yang salah, senapan ini dapat membahayakan pesawat udara, sebab jarak tembaknya yang cukup jauh mampu menembak pesawat udara yang terbang rendah.
Namun, untuk anti-personil, senapan runduk dengan kaliber 7,62mm NATO (.308 Winchester) masih menjadi favorit petembak runduk.
Terdapat dua versi FALCON; OP 96 dan OP 99.
OP96:
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm
Operasi: bolt action
Panjang senapan: 1380mm
Panjang laras: 927mm
Bobot: 13,4 kg
Mekanisme amunisi: 2 butir peluru built-in
OP98:
Kaliber: 12,7x108mm
Operasi: bolt action
Panjang senapan: 1260mm
Panjang laras: 839mm
Bobot: 12,9 kg
Mekanisme amunisi: 2 butir peluru built-in
Senapan runduk Falcon diproduksi oleh ZVI, Republik Ceko, dibuat dalam dua varian, OP96 untuk standar NATO .50 BMG dan OP99 untuk standar Rusia 12,7x108mm.
Dibuat dalam konfigurasi bullpup dengan jenis Mauser, tiga lug bolt, pada senapan dimuat dua butir peluru dengan mekanisme penembakan tungal. Dapat dilengkapi dengan berbagai jenis teleskop dan juga terdapat pisir logam. Dilengkapi dengan muzzle brake dan spring-power recoil pad.
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm) juga tersedia dalam caliber 12,7x108mm
Operasi: manual bolt action, rotating bolt
Panjang senapan: 1670mm
Panjang laras: 1000mm
Bobot: 16 kg
Magasen: isi 5 butir peluru
Senapan runduk kaliber .50, M-93 Crna Strela (”Black Arrow”) dikembangkan leh pabrik senapan Zastava Arms, Kragujevc pada era 1990an, digunakan oleh militer Yugoslavia dan telah memasuki pasar internasional termasuk Amerika. Mekanismenya mirim dengan senapan Mauser. Dilengkapi dengan kedudukan alat bidik dan sistim pisir buka pada bagian belakang dan pisir lipat dibagian depan laras. Untuk penyeimbang recoil, moncong laras dilengkapi dengan muzzle brake yang kokoh.
Dilengkapi dengan popor yang dapat disetel panjangnya, bipod lipat dimuka receiver, tuas penjinjing senapan diatas kedudukan bipod dan teropong standar ukuran 8x32.
TAC-50
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm)
Operasi: manual, rotary bolt action
Panjang senapan: 1448mm
Panjang laras: 736mm
Bobot: 11,8 kg
Magasen: isi 5 butir peluru
Senapan runduk kaliber .50 TAC-50 diprodsuksi oleh McMillan Bros. Rifles Co. Amerika. Masuk kategori anti-material jarak jauh, merupakan pengembangan senapan sejenis dari pabrik yang sama. Pabrik ini utamanya memproduksi senapan untuk kepolisian dan sipil.
TAC-50 merupakan versi militer dan menjadi standar militer Kanada sejak tahun 2000. Memiliki tingkat akurasi 0,50 MOA, tlah mencapai rekor jarak jauh pada tahun 2003 di Afganistan dimana petembak runduk Kanada menembak anggota Taliban pada jarak 2430 meter.
Beroperasi secara manual, dual front locking lugs, untuk mengurangi bobot senapan, badan senapan dibuat dengan sistem spiral flutes. Moncong laras dilengkapi muzzle brake, popor dibuat dari bahan fibreglass yang dapat disetel panjangnya, pangkal popor dilapisi karet (rubber spacer). Alat bidik bergantung pada terpong bidik, pada pasukan Kanada menggunakan telescope dengan pembesaran 16x.
M500, M600, M650 dan AMAC-5100
RAMO M600:
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm), 12,7x108mm Rusia, 14,5x115mm Rusia.
Operasi: manual rotating bolt action, single shot
Panjang senapan: 1384mm
Panjang laras: 813mm
Bobot kosong: 10,4 kg
Magasen: -
RAMO M650:
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm), 12,7x108mm Rusia, 14,5x115mm Rusia.
Operasi: manual rotating bolt action
Panjang senapan: 1448mm
Panjang laras: 762mm
Bobot kosong: 13,5 kg
Magasen: isi 7 butir peluru
Senapan runduk kaliber .50 Model 500 aslinya dirancang oleh tim yang dipimpin oleh D. Haskins di Research Armaments Prototypes (RAP) sebuah perusahaan kecil di Jacksonville, Arkansas, Amerika. Pengembangan dilakukan atas pesanan Militer Amerika pada masa 1981-82 bersama dengan senapan kecil Model 300. Tahun 1983 dibeli sekitar 125 pucuk senapan Model 500 dan disebar ke pasukan di Bairut, Grenada, Panama dan sebagainya. Senapan Model 500 memiliki ketahanan yang sangat baik.
Model 600 awalnya ditawarkan oleh pihak Daisy, lalu dilanjutkan oleh Redick Arms Development, perusahaan ini kemudian dibeli oleh Ramo Defense yang kemudian selain menawarkan Model 600 juga Model 650.
RAP Model 500, Iver Johnson AMAC-1500 dan Ramo M600 memiliki rancangan dasar yang sama, perbedaan hanya pada laras, muzzle brake dan bipod. Semua senapan tersebut memiliki ”shell holder” rotating bolt yang dapat dilepas dilengkapi dengan tiga lugs. Setiap penembakan bolt akan berputar dan pindah dari receiver, lalu selongsong peluru masuk ke muka bolt, kemudian bolt bersama peluru masuk ke-receiver dan mengunci.
Picu dapat disetel, demikian juga dengan popornya sehingga petembak akan merasakan kenyamanan ergonomis senapan ini. Senapan dilengkapi dengan bipod lipat dan penjinjing yang mudah dipasang. Senapan ini juga dilengkapi dengan muzzle brake yang sangat efektif. Informasi yang diperoleh mengatakan bahwa telah dibuat teropong bidik Leupold Series M untuk senapan Model 500.
Pabrik
senapan SIG (Schweizerische Industrie Gesellschaft) merupakan salah satu
pabrik senapan terkemuka dunis dari Swiss. Pabrik ini telah memproduksi
berbagai jenis senapan dan pistol dengan sangat inovatif, dan memiliki
pasar internasional yang sangat luas.
Salah satu senapan runduk yang diproduksi oleh SIG adalah SG550, senapan semi-otomatis dengan kaliber 5,56x45mm (.223 Remington), di Swiss dikenal dengan sebutan Stgw 90 (Sturmgewehr 90). Senapan ini telah melalui serangkaian pengujian dengan standar tinggi dengan menggunakan amunisi jenis SS109 (M855) tip hijau 62 grain dan SS92 (M193) 55 grain, serta amunisi buatan Kanada XM-287, 68 grain, serta peluru untuk pertandingan olahraga menembak.
Tujuan dari pengetesan ini untuk mengetahui kemampuan dan ketahanan laras senapan runduk SG550-1.
TRUVELO .50
Kaliber: .50 BMG (12,7x99m)
Operasi: manual, bolt action
Panjang senapan: 1510mm
Panjang laras: 950 mm
Bobot: 16 kg
Magasen: single shot atau magasen isi 5 butir peluru.
Senapan runduk anti-material kaliber .50 buatan pabrik senjata Truvelo Armory, Afrika Selatan dirancang untuk menghadapi material tempur dan anti-petembak runduk. Senapan runduk ini diklaim memiliki keakuratan 1 MOA pada jarak efektif 1500 meter.
Truvelo .50 menggunakan ”backbone” metalic yang sederhana, dimana berbagai komponen lainnya dipasang pada badan utama tersebut. Receiver masif dibuat dari bahan baja, rotating bolt dirancang dengan dua locking lug frontal, dan satu locking lug belakang. Laras dengan free-floated dan muzzle brake yang cukup besar. Senapan ini dibuat dalam dua versi, versi penembakan tunggal dan versi dengan magasen isi 5 butir peluru.
Senapan ini tidak memiliki laras konvensional, penembakan bertumpu pada bipod.
OSV96
Kaliber: 12,7x108mm
Operasi: gas operated, rotatin bolt, semi-otomatis
Panjang senapan: 1746 mm (popor lipat: 1154 mm)
Panjang laras: 1000 mm
Bobot kosong: 12,9 kg
Magasen: isi 5 butir peluru.
Senapan runduk kaliber 12,7mm PSV-96 awalnya dikenal dengan nama V-94, dirancang dan diproduksi pada era 1990an oleh KBP (Instrument Design Bureau), Tula, Rusia. Beberapa tahun kemudian senapan ini mengalami beberapa penyempurnaan dan perancangan ulang dan hasilnya berupa Senapan runduk OSV-96.
Senapan ini memiliki rancangan yang uni, bolt lock terpasang langsung ke perpanjangan laras, hal ini memungkinkan membentuk engsel antara laras dan receiver. Saat senapan OSV96 tidak digunakan, senapan dapat dilipat pada engsel tersebut. Dengan demikian senapan akan mudah disimpan dan dibawa-bawa. Laras free-floated dengan kombinasi muzzle brake - flash hider. Bipod dapat dilipat dan disetel ketinggiannya. OSV-96 biasanya dilengkapi dengan teropong bidik atau pembidik malam hari, dilengkapi juga dengan pisir logam.
SVN98 Eksperimental
Kaliber: 12,7x108mm
Operasi: bolt action
Panjang senapan: 135 cm
Panjang laras: 100 cm
Bobot: 11 kg
Magasen: isi 5 butir peluru.
Pembidik: teleskopik
Armalite AR50
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm)
Operasi: bolt action, single shot
Panjang senapan: 1499 mm
Panjang laras: 787 mm
Bobot: 18,61 kg
Muzzle device: cylindrical multiflute recoil check
SSG-P1
Kaliber: 7,62x51mm NATO (.308 Winchester) dan .243
Operasi: Bolt action, rotating bolt
Panjang senapan: 1140 mm
Panjang laras: 650mm
Bobot kosong: 3,9 kg (4,6 kg dengan teleskop)
Magasen: isi 5 atau 10 butir peluru.
Senapan runduk Steyr SSG (SchrfShutzenGewer 69) dikembangkan dan diproduksi oleh pabrik Steyr-Daimler-Puch, Austria (Bukan Steyr Manlincher). Secara teknis SSG-69 beroperasi dengan sistem bolt action, rotating bolt (6 lug) dengan masukan magasen. Senapan yang diberi nama SSG 69 (AKA SSG-P1) aslinya dilengkapi dengan pisir logam, dan pada versi modifikasi tidak dilengkapi pisir tersebut. Di Amerika senapan ini diberi kode M24 dan banyak digunakan oleh petembak runduk dari Angkatan Darat Amerika (kemudian disaingi oleh Remington Model 700).
Senapan runduk Steyr SSG kini ditawarkan dalam empat model versi militer; SSG-PI, SSG-PII, SSG-PIIK dan SSG-PIV. SSG-PI aslinya dikembangkan sebagai senapan kontra petembak runduk, dan dilengkapi dengan synthetic stock. Memiliki laras sepanjang 660mm dilengkapi dengan pembidik logam dan pembidik teleskop standar NATO.
SSG-PII versi polisi sebagai senapan runduk taktis memiliki laras sepanjang 26”, SSG-PIIK memiliki laras dengan panjang 20” (508mm). SSG-PIV di Eropa disebut SSG SD memiliki laras sepanjang 16” (406mm) dengan tambahan flash hider (peredam cahaya api saat memuntahkan peluru) dan dapat dipasangi peredam suara. Semua versi SSG dilengkapi popor dari bahan polymer.
SIG SCOUT TACTICAL
Kaliber 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: bolt action, rotating bolt
Panjang senapan: 1039 mm
Panjang laras: 508 mm
Bobot kosong: 3,3 kg
Magasen: isi 5 atau 10 butir peluru
Senapan runduk SIG Scout diproduksi oleh Steyr company, Austria, dengan mengambil konsep dari ‘suhu’ senjata Amerika Jeff Cooper, dengan kemampuan tembak jarak menengah antara 300-400 meter. Akhirnya senapan ini diproduksi dengan sistem operasi Safe Bolt System. Popor dari bahan polymer yang dapat disetel panjangnya, bipod lipat dan teropong bidik dengan pembesaran 2,5x untuk akuisisi target secara cepat pada jarak pendek dan menengah. Magasen cadangan dapat disimpan pada penyimpan khusus pada popor senapan yang bentuknya agak unik.
AIG Alpine TPG-1
Kaliber: bervariasi dari .223 (5,56x45mm) sampai .338 Lapua
Operasi: manual, rotating bolt
Panjang senapan:
Panjang laras: 650 mm (untuk kaliber Lapua: 700 mm)
Bobot:
Magasen: isi 5 butir peluru
Akurasi: sampai 0,5 MOA dengan amunisi pilihan khusus untuk pertandingan.
Senapan runduk Alpine TPG-1 (Taktisches PrŠ“zisions Gewehr - tactical precision rifle) diproduksi oleh Unique Alpine AG, Austria. Senapan TPG-1 merupakan senapan modular, berpresisi tinggi dapat digunakan oleh militer maupun kepolisian. TPG-1 dirancang dengan aksi three-lug rotating bolt. Dilengkapi dengan rel Picatinny untuk penempatan lat bidik.
Popor dari bahan polymer dan dapat disetel serta mudah dilepas. Dilengkapi dengan bipod dan dapat dipasangi peredam suara.
FN30-11
Kaliber: 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt action
Panjang senapan: 1117 mm
Panjang laras: 502 mm
Bobot kosong: 4,85 kg
Magasen: isi 5 butir peluru
Senapan runduk FN30-11 diproduksi oleh Fabrique Nationale, Belgia, dengan rancangan penyempurnaan dari Mauser 1898, dengan aksi three lug bolt (2 forward), popor dari kayu yang dapat disetel. Pembidik teropong standar FN pembesaran 4x dan pisir logam micrometric. Laras dilengkapi flash hider yang sama dengan FN MAG. Walau sudah tidak diproduksi lagi, senapan ini masih banyak digunakan oleh berbagai kalangan angkatan bersenjata.
QBU-88
Kaliber: 5,8 mm Cina
Operasi: gas, rotating bolt
Panjang senapan: 920 mm
Panjang laras: 620 mm
Bobot: 4,1 kg
Magasen: isi 10 butir peluru
Jarak tembak efektif: sampai diatas 800 meter
Senapan runduk GBU-88 atau sering disebut Type 88 merupakan senapan runduk produksi Cina dengan kaliber 5,8x42mm. Senapan ini bukan senapan runduk murni, lebih cocok disebut sebagai senapan petembak tepat (marskman), penembakan semi otomatis denga pembidikan semampu mata memandang seperti standar senapan serbu infanteri.
Senapan ini dilengkapi dengan teleskop dengan pembesaran 4x atau dengan pembidik malam. Senapan semi-otomatis dengan operasi sistem gas, menggunakan short stroke gas piston yang terletak diatas laras, serta three lug rotating bolt. Layout bullpup dilengkapi dengan bipod yang dapat disetel, serta teleskop.
CZ700
Kaliber: 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt action
Panjang senapan: 1215 mm
Panjang laras: 650 mm (4 groove, twist 305mm RH)
Bobot: 6,2 kg
Magasen: isi 10 butir peluru
CZ 700M1
Kaliber: 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt action
Panjang senapan: 1142mm
Panjang laras: 650mm (4 groove, twist 305mm RH)
Bobot: 5,4 kg
Magasen: isi 10 butir peluru
Senapan runduk seri M700 dikembangkan oleh Czheska Sbrojevka – Uhersky Brod SA, atau CZUB, republic Ceko. Baik model 700 maupun 700M1 menggunakan sistem rotating bolt action yang sama dengan 6 lug dibelakang bolt yang terkunci pada receiver. Keduanya menggunakan megasen isi 10 butir peluru caliber 7,62mm NATO (.308 Winchester).
Perbedaannya pada rancangan popor dan laras; model 700 memiliki popor yang lebih berat, sementara 700M1 memiliki popor kayu yang diluminasi. Kedua jenis popor tersebut dapat disetel panjangnya. Tingkat akurasi diperkirakan sekitar 1 MOA dengan amunisi 7,62mm NATO 168 grain (10,9 gram) boattail match ammo. seperti M118 Ball.
SAKO TRG
Kaliber: TRG-21/22: 7,62x51mm NATO (.308 Winchester),
TRG-41/42: .300 Winchester Magnum dan 8,60x70mm (.338 Lapua)
Operasi: bolt action
Panjang senapan: TRG-22: 1150mm (TRG-42: 1200mm)
Panjang laras: TRG-22: 660mm (TRG-42: 690mm)
Bobot: TRG-22: 4,7 kg (TRG-42: 5,1 kg)
Magasen: TRG-22 isi 10 butir peluru, TRG-42 isi 5 butir peluru.
Senapan runduk TRG dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Sako dari Finlandia. Versi dasarnya TRG-21 dan TRG-41, bolt action dengan rotating bolt yang memiliki three massive lug di depan. Sistem aksi yang sama juga terdapat pada senapan berburu TRG-S. Popor dari bahan komposit yang dapat disetel, demikian juga dengan picu senapan. Laras dibuat dari bahan khusus yang sangat kuat.
Perbedaan utama antara TRG-21 dan TRG-41 adalah amunisi yang digunakan, TRG-21 merupakan standar caliber 7,62mm NATO (.308 Winchester), sedangkan TRG-41 memiliki caliber .300 Winchester dan .338 Lapua (kelas Magnum) serta memiliki laras yang lebih panjang.
PPG MINI HECATE
Kaliber: .338 Lapua Magnum (8,6x70mm)
Operasi: rotating bolt, manual
Panjang senapan: 1290mm
Panjang laras: 700mm
Bobot: 6,6 kg
Magasen: isi 10 butir peluru
Senapan PGM Mini-Hecate ditujukan untuk operasi anti-personil jarak jauh, dan mengisi celah antara kaliber 7,62mm (.308 Winchester) dan kaliber .50 BMG. Dirancang oleh Chris Movigliatti dari perusahaan ASMP, Swiss ddan diproduksi oleh PGM Precision, Perancis. Dijual secara luas keseluruh dunia oleh grup perusahaan FN Herstal, Belgia.
Mini-Hecate .338 memiliki rancangan moderen dengan kerangka dari bahan metal. Receiver dibuat dari bahan aluminium alloy berkualitas tinggi, bolt dengan three lug dari bahan baja, mengunci pada perpanjangan laras. Laras dibuat oleh Lothar Walther dengan sistem flute, dilengkapi dengan muzzle brake. Grip dan penyangga laras dari bahan polymer yang melekat pada kerangka. Popor dibuat dari bahan metal, dapat disetel panjangnya, dilengkapi dengan recoil pad.
Mini-Hecate memiliki jarak tembak efektif antara 500 sampai 1200 meter, penembakan jarak pendek dengan amunisi kaliber .338 Lapua hasil tembakan akan menimbulkan penetrasi yang dalam, dan untuk jarak tembak 1200 meter dengan amunisi caliber .338 Lapua standar, proyektil akan melesat dengan kecepatan subsonic dengan akurasi dan efektifitas yang meningkat. Akurasinya diperkirakan sekitar 0,5 MOA. Tentu saja untuk penampilan ini memerlukan petembak yang handal.SG550
Salah satu senapan runduk yang diproduksi oleh SIG adalah SG550, senapan semi-otomatis dengan kaliber 5,56x45mm (.223 Remington), di Swiss dikenal dengan sebutan Stgw 90 (Sturmgewehr 90). Senapan ini telah melalui serangkaian pengujian dengan standar tinggi dengan menggunakan amunisi jenis SS109 (M855) tip hijau 62 grain dan SS92 (M193) 55 grain, serta amunisi buatan Kanada XM-287, 68 grain, serta peluru untuk pertandingan olahraga menembak.
Tujuan dari pengetesan ini untuk mengetahui kemampuan dan ketahanan laras senapan runduk SG550-1.
Kaliber: .50 BMG (12,7x99m)
Operasi: manual, bolt action
Panjang senapan: 1510mm
Panjang laras: 950 mm
Bobot: 16 kg
Magasen: single shot atau magasen isi 5 butir peluru.
Senapan runduk anti-material kaliber .50 buatan pabrik senjata Truvelo Armory, Afrika Selatan dirancang untuk menghadapi material tempur dan anti-petembak runduk. Senapan runduk ini diklaim memiliki keakuratan 1 MOA pada jarak efektif 1500 meter.
Truvelo .50 menggunakan ”backbone” metalic yang sederhana, dimana berbagai komponen lainnya dipasang pada badan utama tersebut. Receiver masif dibuat dari bahan baja, rotating bolt dirancang dengan dua locking lug frontal, dan satu locking lug belakang. Laras dengan free-floated dan muzzle brake yang cukup besar. Senapan ini dibuat dalam dua versi, versi penembakan tunggal dan versi dengan magasen isi 5 butir peluru.
Senapan ini tidak memiliki laras konvensional, penembakan bertumpu pada bipod.
Kaliber: 12,7x108mm
Operasi: gas operated, rotatin bolt, semi-otomatis
Panjang senapan: 1746 mm (popor lipat: 1154 mm)
Panjang laras: 1000 mm
Bobot kosong: 12,9 kg
Magasen: isi 5 butir peluru.
Senapan runduk kaliber 12,7mm PSV-96 awalnya dikenal dengan nama V-94, dirancang dan diproduksi pada era 1990an oleh KBP (Instrument Design Bureau), Tula, Rusia. Beberapa tahun kemudian senapan ini mengalami beberapa penyempurnaan dan perancangan ulang dan hasilnya berupa Senapan runduk OSV-96.
Senapan ini memiliki rancangan yang uni, bolt lock terpasang langsung ke perpanjangan laras, hal ini memungkinkan membentuk engsel antara laras dan receiver. Saat senapan OSV96 tidak digunakan, senapan dapat dilipat pada engsel tersebut. Dengan demikian senapan akan mudah disimpan dan dibawa-bawa. Laras free-floated dengan kombinasi muzzle brake - flash hider. Bipod dapat dilipat dan disetel ketinggiannya. OSV-96 biasanya dilengkapi dengan teropong bidik atau pembidik malam hari, dilengkapi juga dengan pisir logam.
Kaliber: 12,7x108mm
Operasi: bolt action
Panjang senapan: 135 cm
Panjang laras: 100 cm
Bobot: 11 kg
Magasen: isi 5 butir peluru.
Pembidik: teleskopik
Kaliber: .50 BMG (12,7x99mm)
Operasi: bolt action, single shot
Panjang senapan: 1499 mm
Panjang laras: 787 mm
Bobot: 18,61 kg
Muzzle device: cylindrical multiflute recoil check
Kaliber: 7,62x51mm NATO (.308 Winchester) dan .243
Operasi: Bolt action, rotating bolt
Panjang senapan: 1140 mm
Panjang laras: 650mm
Bobot kosong: 3,9 kg (4,6 kg dengan teleskop)
Magasen: isi 5 atau 10 butir peluru.
Senapan runduk Steyr SSG (SchrfShutzenGewer 69) dikembangkan dan diproduksi oleh pabrik Steyr-Daimler-Puch, Austria (Bukan Steyr Manlincher). Secara teknis SSG-69 beroperasi dengan sistem bolt action, rotating bolt (6 lug) dengan masukan magasen. Senapan yang diberi nama SSG 69 (AKA SSG-P1) aslinya dilengkapi dengan pisir logam, dan pada versi modifikasi tidak dilengkapi pisir tersebut. Di Amerika senapan ini diberi kode M24 dan banyak digunakan oleh petembak runduk dari Angkatan Darat Amerika (kemudian disaingi oleh Remington Model 700).
Senapan runduk Steyr SSG kini ditawarkan dalam empat model versi militer; SSG-PI, SSG-PII, SSG-PIIK dan SSG-PIV. SSG-PI aslinya dikembangkan sebagai senapan kontra petembak runduk, dan dilengkapi dengan synthetic stock. Memiliki laras sepanjang 660mm dilengkapi dengan pembidik logam dan pembidik teleskop standar NATO.
SSG-PII versi polisi sebagai senapan runduk taktis memiliki laras sepanjang 26”, SSG-PIIK memiliki laras dengan panjang 20” (508mm). SSG-PIV di Eropa disebut SSG SD memiliki laras sepanjang 16” (406mm) dengan tambahan flash hider (peredam cahaya api saat memuntahkan peluru) dan dapat dipasangi peredam suara. Semua versi SSG dilengkapi popor dari bahan polymer.
Kaliber 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: bolt action, rotating bolt
Panjang senapan: 1039 mm
Panjang laras: 508 mm
Bobot kosong: 3,3 kg
Magasen: isi 5 atau 10 butir peluru
Senapan runduk SIG Scout diproduksi oleh Steyr company, Austria, dengan mengambil konsep dari ‘suhu’ senjata Amerika Jeff Cooper, dengan kemampuan tembak jarak menengah antara 300-400 meter. Akhirnya senapan ini diproduksi dengan sistem operasi Safe Bolt System. Popor dari bahan polymer yang dapat disetel panjangnya, bipod lipat dan teropong bidik dengan pembesaran 2,5x untuk akuisisi target secara cepat pada jarak pendek dan menengah. Magasen cadangan dapat disimpan pada penyimpan khusus pada popor senapan yang bentuknya agak unik.
Kaliber: bervariasi dari .223 (5,56x45mm) sampai .338 Lapua
Operasi: manual, rotating bolt
Panjang senapan:
Panjang laras: 650 mm (untuk kaliber Lapua: 700 mm)
Bobot:
Magasen: isi 5 butir peluru
Akurasi: sampai 0,5 MOA dengan amunisi pilihan khusus untuk pertandingan.
Senapan runduk Alpine TPG-1 (Taktisches PrŠ“zisions Gewehr - tactical precision rifle) diproduksi oleh Unique Alpine AG, Austria. Senapan TPG-1 merupakan senapan modular, berpresisi tinggi dapat digunakan oleh militer maupun kepolisian. TPG-1 dirancang dengan aksi three-lug rotating bolt. Dilengkapi dengan rel Picatinny untuk penempatan lat bidik.
Popor dari bahan polymer dan dapat disetel serta mudah dilepas. Dilengkapi dengan bipod dan dapat dipasangi peredam suara.
Kaliber: 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt action
Panjang senapan: 1117 mm
Panjang laras: 502 mm
Bobot kosong: 4,85 kg
Magasen: isi 5 butir peluru
Senapan runduk FN30-11 diproduksi oleh Fabrique Nationale, Belgia, dengan rancangan penyempurnaan dari Mauser 1898, dengan aksi three lug bolt (2 forward), popor dari kayu yang dapat disetel. Pembidik teropong standar FN pembesaran 4x dan pisir logam micrometric. Laras dilengkapi flash hider yang sama dengan FN MAG. Walau sudah tidak diproduksi lagi, senapan ini masih banyak digunakan oleh berbagai kalangan angkatan bersenjata.
Kaliber: 5,8 mm Cina
Operasi: gas, rotating bolt
Panjang senapan: 920 mm
Panjang laras: 620 mm
Bobot: 4,1 kg
Magasen: isi 10 butir peluru
Jarak tembak efektif: sampai diatas 800 meter
Senapan runduk GBU-88 atau sering disebut Type 88 merupakan senapan runduk produksi Cina dengan kaliber 5,8x42mm. Senapan ini bukan senapan runduk murni, lebih cocok disebut sebagai senapan petembak tepat (marskman), penembakan semi otomatis denga pembidikan semampu mata memandang seperti standar senapan serbu infanteri.
Senapan ini dilengkapi dengan teleskop dengan pembesaran 4x atau dengan pembidik malam. Senapan semi-otomatis dengan operasi sistem gas, menggunakan short stroke gas piston yang terletak diatas laras, serta three lug rotating bolt. Layout bullpup dilengkapi dengan bipod yang dapat disetel, serta teleskop.
Kaliber: 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt action
Panjang senapan: 1215 mm
Panjang laras: 650 mm (4 groove, twist 305mm RH)
Bobot: 6,2 kg
Magasen: isi 10 butir peluru
Kaliber: 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt action
Panjang senapan: 1142mm
Panjang laras: 650mm (4 groove, twist 305mm RH)
Bobot: 5,4 kg
Magasen: isi 10 butir peluru
Senapan runduk seri M700 dikembangkan oleh Czheska Sbrojevka – Uhersky Brod SA, atau CZUB, republic Ceko. Baik model 700 maupun 700M1 menggunakan sistem rotating bolt action yang sama dengan 6 lug dibelakang bolt yang terkunci pada receiver. Keduanya menggunakan megasen isi 10 butir peluru caliber 7,62mm NATO (.308 Winchester).
Perbedaannya pada rancangan popor dan laras; model 700 memiliki popor yang lebih berat, sementara 700M1 memiliki popor kayu yang diluminasi. Kedua jenis popor tersebut dapat disetel panjangnya. Tingkat akurasi diperkirakan sekitar 1 MOA dengan amunisi 7,62mm NATO 168 grain (10,9 gram) boattail match ammo. seperti M118 Ball.
Kaliber: TRG-21/22: 7,62x51mm NATO (.308 Winchester),
TRG-41/42: .300 Winchester Magnum dan 8,60x70mm (.338 Lapua)
Operasi: bolt action
Panjang senapan: TRG-22: 1150mm (TRG-42: 1200mm)
Panjang laras: TRG-22: 660mm (TRG-42: 690mm)
Bobot: TRG-22: 4,7 kg (TRG-42: 5,1 kg)
Magasen: TRG-22 isi 10 butir peluru, TRG-42 isi 5 butir peluru.
Senapan runduk TRG dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Sako dari Finlandia. Versi dasarnya TRG-21 dan TRG-41, bolt action dengan rotating bolt yang memiliki three massive lug di depan. Sistem aksi yang sama juga terdapat pada senapan berburu TRG-S. Popor dari bahan komposit yang dapat disetel, demikian juga dengan picu senapan. Laras dibuat dari bahan khusus yang sangat kuat.
Perbedaan utama antara TRG-21 dan TRG-41 adalah amunisi yang digunakan, TRG-21 merupakan standar caliber 7,62mm NATO (.308 Winchester), sedangkan TRG-41 memiliki caliber .300 Winchester dan .338 Lapua (kelas Magnum) serta memiliki laras yang lebih panjang.
Kaliber: .338 Lapua Magnum (8,6x70mm)
Operasi: rotating bolt, manual
Panjang senapan: 1290mm
Panjang laras: 700mm
Bobot: 6,6 kg
Magasen: isi 10 butir peluru
Senapan PGM Mini-Hecate ditujukan untuk operasi anti-personil jarak jauh, dan mengisi celah antara kaliber 7,62mm (.308 Winchester) dan kaliber .50 BMG. Dirancang oleh Chris Movigliatti dari perusahaan ASMP, Swiss ddan diproduksi oleh PGM Precision, Perancis. Dijual secara luas keseluruh dunia oleh grup perusahaan FN Herstal, Belgia.
Mini-Hecate .338 memiliki rancangan moderen dengan kerangka dari bahan metal. Receiver dibuat dari bahan aluminium alloy berkualitas tinggi, bolt dengan three lug dari bahan baja, mengunci pada perpanjangan laras. Laras dibuat oleh Lothar Walther dengan sistem flute, dilengkapi dengan muzzle brake. Grip dan penyangga laras dari bahan polymer yang melekat pada kerangka. Popor dibuat dari bahan metal, dapat disetel panjangnya, dilengkapi dengan recoil pad.
Mini-Hecate memiliki jarak tembak efektif antara 500 sampai 1200 meter, penembakan jarak pendek dengan amunisi kaliber .338 Lapua hasil tembakan akan menimbulkan penetrasi yang dalam, dan untuk jarak tembak 1200 meter dengan amunisi caliber .338 Lapua standar, proyektil akan melesat dengan kecepatan subsonic dengan akurasi dan efektifitas yang meningkat. Akurasinya diperkirakan sekitar 0,5 MOA. Tentu saja untuk penampilan ini memerlukan petembak yang handal.SG550
Langganan:
Postingan (Atom)