PRO- T- IN ISLAM

KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID

Selasa, 08 Januari 2013

HAKIKAT KEBOHONGAN AURA





Aura adalah sebuah medan yang diduga dipancarkan oleh tubuh manusia.

Katanya ada orang yang bukan hanya dapat melihat aura, tapi bahkan mampu memakainya untuk mendiagnosa apapun dari penyakit sampai masalah kejiwaan. Di Iran, aura di sebut farr atau keagungan : ia diasosiasikan dengan raja-raja Zoroaster . Teosofis abad ke-19, Charles Leadbeater bahkan telah membuat deskripsi tiap warna dan maknanya bagi kejiwaan seseorang.
Berdasarkan penjelasan itu seorang yang kritis tentunya bertanya, kenapa ada orang yang bisa sementara yang lain tidak? Bagaimana kalau sains menyelidikinya karena alat optik sains lebih objektif daripada mata manusia? Kenapa dokter tidak memakainya untuk mendiagnosa pasien?

Tentang Mata

Pertanyaan pertama bisa dijawab dengan mudah. Karena ada orang yang sehat dan ada yang sakit. Mengejutkannya, orang yang sakitlah yang bisa melihat aura. Sakitnya adalah migren. Anda pernah migrain? Bila pernah, mungkin anda bisa merasa melihat aura. Selain migrain, sakit lain yang bisa membuat penderita melihat aura adalah epilepsi, gangguan sistem penglihatan dan sejenis gangguan otak. Selain itu juga ditemukan  jenis sinestesia yang juga menampilkan aura. Sinestesia dalam arti medis adalah konsleting syaraf indera. Karena syaraf kita pada dasarnya adalah jaringan listrik, ada kemungkinan konslet. Dan saat syaraf mata konslet dengan syaraf kulit, apa yang dirasakan oleh kulit justru terlihat oleh mata.  Narkotika LSD juga dapat membuat seseorang melihat aura.

Aura yang dilihat para penderita ini memang berbeda dari aura yang diklaim dilihat oleh para ahli aura. Menurut para ahli aura, kamu bisa melihat aura dengan jalan melihat ke sebuah benda yang diletakkan di depan latar belakang putih dalam ruangan yang redup. Kamu akan melihat aura. Kenapa? Karena kamu mengalami gangguan sistem penglihatan, namanya kekakuan retina atau mata terbakar (eye burn), bukan karena kamu membuka kekuatan spiritual tersembunyi. Hal yang sama juga dapat kamu lakukan dengan melihat pola hitam putih.

Begini mekanismenya, mata manusia tidak berevolusi untuk merekam dunia luar. Saat melihat benda benda berwarna, mata tidak mengirim citra salinan yang bersinambungan ke otak. Otak sendiri yang memasok sebagian besar citra berdasarkan pengalaman, bukan dari mata. Karenanya, bahkan bila aura terlihat, ini bukan bukti kalau ada medan energi di dunia fisik atau supernatural. Besar kemungkinan kalau ia adalah ilusi yang dibuat oleh otak kita.

Potret Aura

Lalu bagaimana dengan pertanyaan kedua? sebuah instrumen ilmiah untuk menilai secara objektif keberadaan aura? Para pendukung aura mengajukan kamera Kirlian. Bagaimana?
Bulan November 1988, Arleen J Watkins dan William S.Bickel membahas mengenai photo Kirlian. Menurut mereka photo Kirlian tidak ada hubungannya dengan keadaan fisiologis, psikologis atau kejiwaan seseorang. Ia tidak ada hubungannya dengan aura, gaya hidup, bio plasma atau Pranamaya Kosha. Ia adalah fenomena fisika yang terjadi karena pelepasan tegangan tinggi (15 – 60 kilovolt) dengan frekuensi tinggi pada benda yang diletakkan pada sebuah lapisan film. Saat benda tersebut diletakkan di film fotografi, ia menutup rangkaian arus, sehingga terjadi pelepasan muatan antara benda dan elektroda tegangan tinggi. Pelepasan ini menciptakan sebuah pendaran warna warni di udara yang tampak oleh mata manusia sebagai apa yang disebut orang sebagai aura.  Aura adalah fenomena fisika dan dapat direkam langsung di film fotografi dan pelat foto. Benda tersebut bisa manusia dan tidak berbahaya selama elektroda tersebut berada cukup jauh, katakanlah di balik tirai di kiri kanan panggung atau stand pemotretan. Dan jadilah potret manusia yang diselimuti cahaya warna warni.
Tapi bisa jadi kan kalau warnanya ditentukan oleh manusia tersebut? Elektroda listrik hanya berfungsi sebagai alat, sama dengan kamera tersebut. well, nerdasarkan penelitian mereka, ditemukan kalau struktur aura memiliki 22 parameter yang harus dikendalikan sebelum dapat ditarik kesimpulan bahwa warna aura tersebut berhubungan dengan emosi, energi kejiwaan, kondisi pikiran, perasaan, penyakit dan sebagainya.
Watkins dan Bickel menyimpulkan kalau aura Kirlian adalah citra visual atau fotografi dari pelepasan korona dalam gas, terutama pada gas yang lembab. Bentuk, ukuran, intensitas dan strukturnya bukan tergantung pada emosi segala macam, tapi pada waktu eksposure, konduktivitas, frekuensi sinyal, tegangan dan sifat fotografi film atau plat yang digunakan.
Mahluk hidup itu lembab. Saat listrik memasuki mahluk hidup, ia menghasilkan daerah ionisasi gas di sekitar benda yang dipotret, sejauh benda tersebut lembab. Kelembaban ini ditransfer dari subjek ke permukaan emulsi di pelat fotografi atau film fotografi. Jika potret diambil dalam ruang hampa udara, dimana tidak ada gas terionisasi, tidak akan ada citra Kirlian. Bila citra Kirlian karena medan energi hidup dasar yang dimiliki paranormal, tentunya ia tidak lenyap dalam ruang hampa udara toh?
Di festival atau pasar malam dadakan, ada cukup banyak listrik. Untuk mulai, minta seorang pengunjung yang tertarik untuk bayar katakanlah 40 ribu rupiah untuk dipotret auranya selama 5 menit. Letakkan tangannya di atas semacam lempengan detektor. Pelat ini mengukur perubahan dalam aktivitas kelenjar keringat tangan. Istilah ilmiahnya galvanometri. Ia sudah dipakai sejak lama di mesin pendeteksi kebohongan (yang ternyata kebohongan itu sendiri). Lalu bicaralah seperti pesulap, pembaca nasib atau refleksiologi, dengan mengatakan kalau bagian tubuh ini itu menunjukkan aura ini itu. Lalu dengan sedikit kemampuan teknik listrik dan pengukuran, kamu siapkan sebuah alat. Alat ini tentunya sudah dirancang sedemikian rupa. Cara kerja alat ini adalah melalui pikiran. Ya, pikiran. Kamu pikirkan warna apa yang cocok untuk tegangan sekian, warna apa yang cocok untuk tegangan sekian dan sekian. Lalu pola tegangan yang muncul dari pembacaan galvanometri tadi diterjemahkan lewat komputer atau alat khusus buatan teknologi aura. Setelah itu akan terbentuk pola warna tersendiri. Sang klien lalu di potret dan letakkan pola warna dari konduktivitas tapak tangan klien tersebut di potretnya. Hasilnya, Jreng! Sebuah potret Aura. Teknik ini lebih aman, praktis dan sering dipakai dibandingkan dengan teknik tegangan tinggi tadi. Ketimbang memotret udara yang mengelilingi klien, kita memotret pola konduktivitas keringat di tangan klien dan menempelkannya di potret asli sang klien. Auranya sendiri berasal dari kamera kita, bukan dari manusianya. Dan aura itu kita sebut aura semata karena, well, warna warni dan berpendar.
Teknik lain yang lebih modern adalah meletakkan ruang khusus di depan kamera biasa yang ditempeli LED. Itu loh, lampu warna warni kecil bertegangan rendah yang dipakai di perangkat elektronik. Jangan sampai terlihat klien. Begitu klien di potret, bukan hanya cahaya dari klien yang tertangkap, tapi juga dari LED internal di kotak tambahan di depan kamera tersebut. Jadilah potret Aura.

Usaha memotret aura sudah lama ada. Sebuah percobaan yang lebih tua lagi, saat sinar X baru ditemukan, sudah coba dilakukan untuk memotret roh yang ada di tubuh manusia. Dr Duncan Mac Dougall tahun 1911 mengajukan proposal kalau roh manusia bisa di potret dengan sinar X, dengan melihat potret saat orang itu hidup dan sesaat setelah ia meninggal. Tidak jelas apa kesimpulan dari penelitian ini atau apakah penelitian ini memang dilakukan, tapi tampaknya dari sinilah gagasan untuk memotret aura manusia lewat foto Kirlian. Usaha yang sama dilakukan Dr Walter Kilner dengan memakai sinar ultra violet dan akhirnya penemu potret Kirlian, Semyon Davidovich Kirlian, seorang insinyur listrik, tahun 1939.

Jadi jika foto kirlian tidak memotret aura, mata sebenarnya berdelusi dan sinar X tidak dapat membuktikan keberadaannya, bagaimana tes yang lain? Ada cara lain? Tentu saja. Jika manusia memiliki aura, aura ini pastilah memiliki ruang atau jarak. Artinya bila seseorang dapat melihat aura, mereka tentunya dapat melihat aura walaupun orang yang memancarkan aura tersebut di halangi. Begini loh, seperti gerhana matahari. Orang bisa melihat korona matahari dengan jelas saat gerhana karena bulan menghalangi matahari sementara koronanya tidak. Sayangnya pengujian demikian, bahkan dengan iming-iming 1 juta dollar dari James Randi, tidak dapat membuktikan adanya aura. Orang yang mengaku bisa melihat aura hanya semata menebak.

Aplikasi Kedokteran

Pertanyaan ketiga sepertinya tidak perlu dijawab lagi. Walaupun ada banyak orang, seperti Berverly Rhodes, yang memakai tongkat ajaib untuk membuat orang merasa sehat dengan terapi aura, di dunia kedokteran terapi aura tidak ada. Kenapa? Karena ia hanyalah mitos.
Langkah pertama dalam menguji klaim aura adalah mengetahui apakah sang paranormal bisa melihat aura tersebut. Kalau bisa, barulah kita memeriksa apakah penafsirannya benar atau salah. Dan seperti telah dibahas di atas, kemungkinan seorang paranormal yang mengaku melihat aura tidak lebih dari 50%. Semata menebak. Bahkan saat sang paranormal di iming-imingi hadiah 10 miliar rupiah. Jadi apa yang mau dipakai buat kedokteran coba?

Referensi

1.      The aura Experts
2.      Hill, Donna L. et al.. Most Cases Labeled as “Retinal Migraine” Are Not Migraine Journal of Neuro Opthalmology
3.      http://en.wikipedia.org/wiki/Aura_(paranormal)
4.      Abolala Soudavar, The Aura of Kings: Legitimacy and Divine Sanction in Iranian Kingship, Mazda Pub. 2003
5.       Deprez, L. et al.. “Familial occipitotemporal lobe epilepsy and migraine with visual aura”Neurology 2007;68:1995-2002
6. Hain, T.C. 2009. Migraine Aura,
7.      Swami Panchadasi The Human Aura: Astral Colors and Thought Forms Des Plaines, Illinois, USA:1912–Yogi Publications Society
8.      James Randi Menguji Orang yang Mengakui mampu membaca Aura
9.      Randi, James. Flim-Flam! (Buffalo, New York: Prometheus Books,1982)
10.  LeadBeater, Charles: Man: Visible and Invisible, 1902
source : http://www.faktailmiah.com

PEMBUKTIAN ILMIAH RUQYAH VS PEMBUKTIAN ILMIAH TENAGA DALAM


Saya ingin agar rekan-rekan memahami bahwa ada jurang pemisah yang sangat jauh antara keilmiahan dan keefektifan Ruqyah Versus (lawan) Tenaga Dalam. Sesungguhnya penelitian tentang efektifitas ruqyah sangat banyak, jika anda buka mbah google dan ketik kata kunci “penelitian ruqyah” ada 123.000 link penelitian ilmiah yang dilakukan para mahasiswa S1, S2, S3 maupun lembaga ilmiah independen kredibel lainnya maupun orang-perorang yang mengungkapkan fakta bahwa ruqyah itu benar-benar terbukti secara ilmiah untuk penyembuhan penyakit fisik dan psikis! ini adalah penelitian di indonesia saja.

Belum lagi jika anda ketik kata kunci “research ruqyah” dalam bahasa inggris akan ada ratusan ribu link, jika anda ketik seluruh fersi bahasa didunia ini anda akan menemukan ratusan ribu link penelitian ruqyah.contoh kecil adalah di
:
http://psikologifyh.blogspot.com/2009_11_29_archive.html ,
di http://psikologifyh.blogspot.com/2009_11_29_archive.html
di http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka–dwiyatinim-1162 , http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/05/trance-disorder-and-ruqyah-therapy.html dll
http://etd.eprints.ums.ac.id/16194/
http://rajabekam.info/islam/jurnal-tentang-ruqyah-pengobatan-nabi-ruqyah-di-sebuah-abstraksi-penelitian/
http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka–mizanansho-2874
http://222.124.207.202/digilib/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptiain-gdl-s1-2007-tetypujias-1681
http://www.sumberbacaan.com/mengenai+tentang+penelitian+kualitatif+psiko+ruqyah.html
dll
jika saya tulis linknya satu persatu akan menghabiskan ratusan lembar kertas!dari bukti ilmiah ini saja jika kalian para pembenci ruqyah mengatakan ruqyah itu jadul (jaman dulu) dan ga afektif buat masa sekarang atau ruqyah itu membuat islam mundur kemasa lalu, ruqyah tidak terbukti secara ilmiah maka anggapan kalian hanya didasari oleh nafsu setan dan bukan atas keimanan akan mu’jizat Al-Qur’an dan Sunnah.
Adapun Pembuktian Tenaga Dalam justru jauh panggang dari Api!

Sekedar mau sharing. Ini pengalaman saya dengan ‘tenaga dalam’
Saya di ajak temen saya untuk menemani dia ke seminar tenaga dalam oleh salah satu perguruan yg sudah saya lupa namanya. Pada dasarnya seminiar itu akan ‘membuka kunci’ tenaga dalam peserta seminar setelah membayar biaya seminar tentunya. Karena saya cuma menemani dan tidak termasuk pengikut seminar, saya hanya duduk di samping sambil mengamati.
Pertunjukannya cukup fantastis (dan kurang masuk akal buat saya). Setelah seminar nya selesai, saya mendengar salah satu guru di perguruan mengatakan kepada beberapa peserta seminar kalau di level tinggi, mereka bisa men-transfer energinya ke benda apa pun dan benda itu bisa mementalkan semua serangan.
Karena rasa ingin tahu saya yg besar, saya iseng meminta guru tersebut untuk mendemokan teknik transfernya. Guru tersebut sepertinya agak terkejut melihat ada seseorang yg berani ‘menantang’ dia. Awalnya dia berusaha mengelak dengan mengatakan tidak ada benda cocok di sekitar yg bisa di transfer. Terus saya yg kebetulan ada membawa botol aqua dengan sopan menyuruh guru nya untuk mencoba ilmu transfer nya ke botol aqua ini.
Terkejut karena idea saya dengan botol aqua, guru nya mencoba untuk menakuti saya dengan mengatakan kalau pihak mereka tidak bertanggung jawab kalau kaki saya patah atau mati. Karena menurut logika saya hal itu tidak mungkin, saya mengatakan tidak apa2 dan tidak akan menyalahkan perguruan kalau terjadi sesuatu.
1 menit gurunya mengerang2 di depan botol aqua seperti pendekar film silat, setelah itu saya di suruh tendang. Sekali lagi guru nya mengingatkan saya kalau dia tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang fatal kepada saya.
Saya kemudian menendang dengan ringan dan botol aqua itu jatuh. Tidak terjadi apa2 dengan diri saya. Gurunya bilang karena saya tidak ada niat jahat, makanya tenaga dalam nya tidak mementalkan saya. Saya kemudian mencoba lagi, kali ini saya menggunakan ancang2 seperti ingin menendang tendangan penati di sepak bola. Botol aqua itu saya tendang dengan sangat amat keras dan alhasil botolnya juga terbang jauh. Sekali lagi, saya tidak di pentalkan oleh tenaga dalam yang katanya sudah di transfer.
Gurunya terus menggunakan alasan lain. Katanya karena saya tidak ada ikatan batin dengan botol aqua, makanya tidak berhasil. Saya kemudian di suruh coba menggunakan handphone nokia saya sebagai objek percobaan. Saya tentunya menolak karena tidak mau handphone saya rusak oleh tendangan saya sendiri. Saya bilang kalau guru nya berani bayar ganti rugi kalau misalnya saya tidak di pentalkan, saya bersedia. Tapi ternyata gurunya tidak mau.
Karena pengalaman saya yang di atas, saya sendiri berani bilang kalau ‘tenaga dalam’ itu semuanya bohongan. Ga beda jauh sama acara2 mistik/hipnotis yg sering kita lihat di TV. Semuanya hanyalah pembohongan publik.

HAKIKAT PENGISIAN ENERGI TENAGA DALAM (UNTUK ATRAKSI MEMENTALKAN ORANG JARAK JAUH)

Pengisian Tenaga Dalam sebelum Atraksi Tenaga Dalam
Hebat ya, Semua anggota perguruan terpental semuanya

Ada yang lebih aneh lagi, sebuah sabuk kain bisa menyimpan energi Tenaga Dalam ketika disalurkan tenaga dalam kesabuk tersebut dan ketika pembuktian pada terpental semua anggota perguruan yang hendak mendekat.
lihat videonya di bawah ini:

Pengisian Sabuk dengan energi Tenaga Dalam
hebat! sebuah sabuk bisa mementalkan orang ! masuk akal kah ?
MENGKRITISI DARI SISI SYARI’AT
Tekhnik PENGISIAN energi Tenaga Dalam pada benda mati atau hidup (manusia/hewan)  tidak ada bedanya dengan cara paranormal yang mengisi jimat, cincin, keris dengan khodam jin. Cara TD hanya terkesan lebih modern saja namun esensinya sama, sebab tujuan dari mengisi/transfer energi TD tentu punya niat agar benda yang diisi punya kesaktian dan kemampuan tertentu yang bisa menolak balak atau mempermudah urusan yang kesimpulannya transfer energi TD/TM adalah menjadikan benda mati (batu, gelang dll) yang dipakai sebagai jimat yang masuk dalam ketegori syirik. Sebagaimana Rasulullah bersabda :“Barangsiapa menggantungkan jimat ia telah berbuat syirik.” (HR. Imam Ahmad, Al-Hakim dan Abu Ya’la).
Jika para guru TD/TM mentransfer/ mengisi anak muridnya maka guru tersebut telah membuat anak muridnya sebagai “jimat hidup”. Orang yang menerima transferan energi dalam dirinya atau memakai benda yang sudah diisi dengan energi TD/TM maka Allah tidak akan menyempurnakan hidupnya dan hidup mereka tidak akan tentram!
Rasulullah telah bersabda, ” Barangsiapa menggantungkan (memakai) jimat Allah tidak akan menyempurnakannya (yakni tidak akan menjauhkannya dari musibah) dan barangsiapa menggantungkan tumbal (sejenis jimat untuk menenteramkan perasaan) Allah tidak akan membiarkannya hidup tenteram.” (HR. Imam Ahmad)
MENGKRITISI DARI SISI ILMIAH
Jika dikaji dari sisi ilmiah pemahaman/konsep energi yang mampu mementalkan orang lain sudah salah kaprah, lihat penjelasannya
Sebuah sabuk bukan benda yang bisa menyimpan energi dan bukan benda yang dapat mengalirkan energi yang diterimanya, contoh kecilnya adalah kita bisa memegang besi yang sudah dialiri energi listrik dengan tangan dilapisi oleh kain sabuk maka dipastikan energi listrik tidak bisa melewati sabuk… sabuk juga tidak bisa menyimpan energi ini bisa dibuktikan dengan menggesekkan besi maghnet ke sabuk sampai sabuk robek tidak akan bisa menyimpan energi maghnet.
MENGKRITISI DARI SISI PSIKOLOGIS
Terlihat dari 2 video diatas bagaimana ada orang yang diisi energi tenaga dalam lalu dapat mementalkan penyerang dan bagaimana sebuah sabuk setelah diisi energi tenaga dalam bisa mementalkan orang, sesungguhnya semuanya adalah sugesti psikologis semata.perlu diketahui bahwa manusia memiliki kemampuan memadukan kemampuannya menyesuaikan diri.  Manusia umumnya mudah diperintah, kemampuan mewujudkan impian seseorang dan sugesti hipnotis.
para penyerang menyesuaikan diri dengan target serangan (orang/sabuk) tersebut dengan berprilaku dan menyatakan dirinya seorang pendekar tenaga dalam yang bisa merasakan energi aura pelindung yang sudah dimiliki target serangan setelah diisi (orang/sabuk).
Pendekar itu merasakan (mengkhayalkan) kekuatan tenaga dalamnya sebelum memukul. Dia berusaha mewujudkan harapan target serangan  itu untuk merasakan pukulan tenaga dalam sejati. pendekar itu sudah tersugesti bahwa dia akan merasakan pukulan tenaga dalamnya yang benar-benar dasyat. Itu sebabnya ketika pendekar melancarkan serangan pada target , para pendekar penyerang itu menanggung akibatnya terpelanting.
hemmmm…….tidak salah jika saya mengatakan bahwa energi tenaga dalam adalah energi khayalan

Kesesatan Meditasi Yoga

Yoga berasal dari suku kata yuj, dalam bahasa Sansekerta berarti “menghubungkan” atau “mempersatukan[1]. Secara bahasa yoga bermakna menyatu, manunggal dengan kesadaran Tuhan atau kenyataan diri sendiri. Dengan kata lain yoga merupakan salah satu ritual yang mengantarkan seseorang pada kemanunggalan dirinya dengan sang pencipta [2]. Pada terminologi Yoga, meditasi disebut dengan Dhyana yang artinya adalah aliran pikiran. Meditasi dalam Yoga berdasarkan pada pengetahuan Tantra (yang selanjutnya dikenal sebagai Astaunga Yoga). Tantra berarti kebebasan dari kegelapan dengan cara penyatuan dengan Yang Maha Tinggi (Tuhan). Arti lain dari meditasi adalah Samadhi. Samadhi adalah “persatuan dengan Tuhan” (Sam artinya “dengan”, Adhi artinya “Tuhan” atau ‘lord’)

Perlu diketahui bahwa keberadaan yoga yang banyak dilakukan oleh masyarakat dan perkumpulan yoga hari ini sebenarnya bukan yoga yang murni olah tubuh. Melainkan mereka (para praktisi yoga) banyak mencampur adukkan gerakan yoga dari tahapan meditasi diam hingga meditasi gerak (Yoga memang tak ubahnya dengan meditasi. Secara umum, senam yoga adalah meditasi dalam gerak sebab dalam melakukan gerakan yoga juga pikiran kita dilatih untuk tenang dan khusyuk) dengan selalu mengiringinya dengan bacaan-bacaan khusus disertai dengan menghadirkan hati dan kekhusyu’an. memusatkan pikiran dan konsentrasi, atau melihat pada objek gambar tertentu.
Setelah mereka melakukannya, biasanya mereka merasakan sensasi yang berbeda. Terutama bagi praktisi yoga yang ingin mendapatkan suatu kesaktian tertentu, ada yang mengklaim bahwa mereka didatangi oleh mahkluk astral (Dewa-dewi) yang sesungguhnya itu adalah setan. Atau merasa kundalininya telah bangkit yang sesungguhnya adalah syetan yang berjalan di sepanjang tulang punggungnya dengan menstimulir syaraf tubuhnya hingga merasa seolah-olah ada yang menjalar panas, dingin, getaran halus dan berbagai macam sensasi lainnya.
Dari sini jelas sekali bahwa yoga ini merupakan ibadah orang-orang Hindu. Terkhusus untuk para devotes sai baba, yoga merupakan menu wajib baginya. Dan sebagaian besar perkumpulan Sai Organisation berlindung di balik perkumpulan-perkumpulan ini. Salah satu gelar dan julukan sai baba sendiri adalah Maha Master Yogi (raja diraja Yoga). Meditasi yoga mengajarkan bahwa seseorang akan sampai pada puncak kesadaran ini yang tertinggi, atau berada pada maqam manunggaling kawula gusti karena kesempurnaan gerakan yoga yang dilakukannya, maka sai baba dianggap salah satu master yoga yang telah mencapai maqam itu. Kehebatan ilmu yoga Sai Baba diklaim telah mengantarkan dirinya pada derajad seorang avatar (menjelmanya tuhan dalam dirinya). Saibaba sendiri selalu mengingatkan pada devotesnya bahwa tuhan berada dalam diri setiap orang. Bahkan, Sai Baba menyebutkan bahwa setiap manusia adalah tuhan. Inilah buah dari pengamalan yoga yang dipraktekkan oleh para pengikut Sai Baba.
Ajaran meditasi yoga yang mengajarkan pencapaian puncak spiritual tertinggi ini tersusupi ideologi wihdatul wujud, sebuah ideologi yang sudah divonis kafir oleh jumhur ulama [3]. Dengan demikian, tingkat bahaya ajaran ini bukan semata gerakan-gerakan bid’ah, melainkan juga bisa menjerumuskan seseorang dalam kemusryikan yang mengeluarkan seseorang dari millah. [4]

[1] Apte, Vaman Shivram (1965). The Practical Sanskrit Dictionary. Delhi: Motilal Banarsidass Publishers, p.788
[2] John Ferguson, An Illustrated Encyclopaedia of Mysticism, “Atman”, New York: Seabury Press, 1977, p.20.
[3] Paham Bersatunya manusia dan Tuhan pada yoga sama dengan paham wihdatul wujud para sufi sesat. Wihdatul Wujud, yaitu keyakinan bahwa semua yang ada pada hakikatnya adalah satu dan segala sesuatu yang kita lihat di alam semesta ini tidak lain merupakan perwujudan/penampakan Zat Ilahi (Allah ‘azza wa jalla) – maha suci Allah ‘azza wa jalla dari segala keyakinan kotor mereka-. Dedengkot sekte ini adalah Ibnu ‘Arabi Al Hatimi Ath Thai (Nama lengkapnya adalah Abu Bakr Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad bin Ahmad Ath Thai Al Hatimi Al Mursi Ibnu ‘Arabi, yang binasa pada tahun 638 H dan dikuburkan di Damaskus. (Lihat Siar Al A’lam An Nubala’ tulisan Imam Adz Dzahabi 16/354)
Dalam kitabnya Al Futuhat Al Makkiyah (seperti yang dinukilkan oleh DR. Taqiyuddin Al Hilali dalam kitabnya Al Hadiyyatul Haadiyah hal. 43) dia menyatakan keyakinan kufur ini dengan ucapannya: Hamba adalah tuhan dan tuhan adalah hamba duhai gerangan, siapakah yang diberi tugas (melaksanakan syariat)? Jika kau katakan: hamba, maka dia adalah tuhan Atau kau katakan: tuhan, maka mana mungkin tuhan diberi tugas?!
Dan dalam kitabnya yang lain Fushushul Hikam (hal.192) dia ngelindur: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembah anak sapi, tidak lain yang mereka sembah kecuali Allah.”
Meskipun demikian, orang-orang ahli Tasawuf malah memberikan gelar-gelar kehormatan yang tinggi kepada Ibnu ‘Arabi, seperti gelar Al ‘Arif Billah (orang yang mengenal Allah ‘azza wa jalla dengan sebenarnya), Al Quthb Al Akbar (pemimpin para wali yang paling agung), Al Misk Al Adzfar (minyak kesturi yang paling harum), dan Al Kibrit Al Ahmar (Permata yang merah berkilau), padahal orang ini terang-terangan memproklamirkan keyakinan Wihdatul Wujud dan keyakinan-keyakinan kufur dan rusak lainnya, seperti pujian dia terhadap Firaun dan keyakinannya bahwa Firaun mati di atas keimanan, celaan dia terhadap Nabi Harun ‘alaihi salam yang mengingkari kaumnya yang menyembah anak sapi -yang semua ini jelas-jelas bertentangan dengan nash Al Quran-, dan keyakinan dia bahwa kafirnya orang-orang Nasrani adalah karena mereka hanya mengkhususkan Nabi ‘Isa ‘alaihi salam sebagai Tuhan, yang kalau seandainya mereka tidak mengkhususkannya maka mereka tidak dikafirkan.
Beberapa Contoh Penyimpangan dan Kesesatan Ajaran Tasawuf
Berikut kami akan nukilkan beberapa ucapan dan keyakinan sesat dan kufur dari tokoh-tokoh yang sangat diagungkan oleh orang-orang ahli tasawuf, yang menunjukkan besarnya penyimpangan ajaran ini dan sangat jauhnya ajaran ini dari petunjuk Al Quran dan As Sunnah.
Pertama, Ibnu Al Faridh yang binasa pada tahun 632 H, tokoh besar sufi yang menganut paham Wihdatul Wujud dan meyakini bahwa seorang hamba bisa menjadi Tuhan, bahkan -yang lebih kotor lagi- dia menggambarkan sifat-sifat Tuhannya seperti sifat-sifat wanita, sampai-sampai dia menganggap bahwa Tuhannya telah menampakkan diri di hadapan Nabi Adam ‘alaihi salam dalam bentuk Hawwa (istri Nabi Adam ‘alaihi salam)?! Untuk lebih jelas silakan merujuk pada kitab Hadzihi Hiya Ash Shufiyyah (hal. 24-33), tulisan Syaikh Abdurrahman al Wakil yang menukil ucapan-ucapan kufur Ibnu Al Faridh ini.
Kedua, Ibnu ‘Arabi dalam kitabnya Fushushul Hikam yang berisi segudang kesesatan dan kekufuran. Dalam kitabnya ini dia mengatakan bahwa Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lah yang memberikan padanya kitab ini, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Bawalah dan sebarkanlah kitab ini pada manusia agar mereka mengambil manfaat darinya”, kemudian Ibnu ‘Arabi berkata: “Maka aku pun (segera) mewujudkan keinginan (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) itu seperti yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tentukan padaku tidak lebih dan tidak kurang.” Kemudian Ibnu ‘Arabi berkata:
(Kitab ini) dari Allah, maka dengarkanlah! dan kepada Allah kembalilah! (Fushushul Hikam, dengan perantaraan kitab Hadzihi Hiya Ash Shufiyyah hal. 19).
Ketiga, At Tilmisani, seorang tokoh besar tasawuf, ketika dikatakan padanya bahwa kitab rujukan mereka Fushushul Hikam bertentangan dengan Al Quran, dia malah menjawab, “Seluruh isi Al Quran adalah kesyirikan, dan sesungguhnya Tauhid hanya ada pada ucapan kami.” Maka dikatakan lagi kepadanya, “Kalau kalian mengatakan bahwa seluruh yang ada (di alam semesta) adalah satu (esa), mengapa seorang istri halal untuk disetubuhi, sedangkan saudara wanita haram (disetubuhi)?” Maka dia menjawab, “Menurut kami semuanya (istri dan saudara wanita) halal (untuk disetubuhi), akan tetapi orang-orang yang terhalang dari penyaksian keesaan seluruh alam mengatakan bahwa saudara wanita haram (disetubuhi), maka kami pun ikut-ikut mengatakan haram.” (Dinukil oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, lihat Majmu’ul Fatawa 13/186).
Keempat, Abu Yazid Al Busthami, yang pernah berkata: “Aku heran terhadap orang yang telah mengenal Allah, mengapa dia tetap beribadah kepada-Nya?!” (Dinukil oleh Abu Nu’aim Al Ashbahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya’ 10/37). Dia juga berkata, “Sungguh aku telah menghimpun amalan ibadah seluruh penghuni tujuh langit dan tujuh bumi, kemudian aku masukkan ke dalam bantal dan aku letakkan di bawah pipiku.” (Hilyatul Auliya’ 10/35-36).
Kelima, Abu Hamid Al Ghazali, seorang yang termasuk tokoh-tokoh ahli tasawuf yang paling besar dan tenar, di dalam kitabnya Ihya ‘Ulumud Din ketika dia membicarakan tingkatan-tingkatan dalam tauhid, dia mengatakan, “Dalam Tauhid ada empat tingkatan: …Tingkatan yang kedua: Dengan membenarkan makna lafadz di dalam hati sebagaimana yang dilakukan oleh umumnya kaum muslimin, dan ini adalah keyakinannya orang-orang awam?! Tingkatan yang ketiga: Mempersaksikan makna tersebut dengan jalan Al Kasyf (penyingkapan tabir) melalui perantaraan cahaya Al Haq (Allah ‘azza wa jalla ) dan ini adalah tingkatan Al Muqarrabin, yaitu dengan seseorang melihat banyaknya makhluk (di alam semesta), akan tetapi dia melihat semuanya bersumber dari Zat Yang Maha Tunggal lagi Maha Perkasa, dan tingkatan yang keempat: Dengan tidak menyaksikan di alam semesta ini kecuali satu zat yang esa, dan ini merupakan penyaksian para Shiddiqin, dan diistilahkan oleh orang ahli tasawuf dengan sebutan: Al Fana’ Fit Tauhid (telah melebur dalam tauhid/pengesaan) karena dia tidak melihat kecuali satu, bahkan dia tidak melihat dirinya sendiri… Dan inilah puncak tertinggi dalam tauhid. Jika anda bertanya bagaimana mungkin seseorang tidak melihat kecuali hanya satu saja, padahal dia melihat langit, bumi dan semua benda-benda yang benar-benar nyata, dan itu banyak sekali? dan bagaimana sesuatu yang banyak menjadi hanya satu? Ketahuilah bahwa ini adalah puncak ilmu Mukasyafat (tersingkapnya tabir) (maksudnya adalah cerita bohong orang-orang ahli Tasawuf yang bersumber dari bisikan jiwa dan perasaan mereka, yang sama sekali tidak berdasarkan Al Quran dan As Sunnah, -pen), dan rahasia-rahasia ilmu ini tidak boleh ditulis dalam sebuah kitab, karena orang-orang yang telah mencapai tingkatan Ma’rifah berkata bahwa membocorkan rahasia ketuhanan adalah kekafiran. Sebagaimana seorang manusia dikatakan banyak bila anda melihat rohnya, jasad, sendi-sendi, urat-urat, tulang belulang dan isi perutnya, padahal dari sudut pandang lain dikatakan dia adalah satu manusia.” (Lihat kitab Ihya ‘Ulumud Din 4/241-242).
Al Ghazali juga berkata, “Pandangan terhadap tauhid jenis pertama, yaitu pandangan tauhid yang murni, dengan pandangan ini, Anda pasti akan dikenalkan bahwa Dialah yang bersyukur dan disyukuri, dan Dialah yang mencintai dan dicintai, ini adalah pandangan orang yang meyakini bahwa tidaklah ada di alam semesta ini melainkan Dia (Allah ‘azza wa jalla).” (Ibid 4/83).
Keenam, Asy Sya’rani, seorang tokoh besar tasawuf yang telah menulis sebuah kitab yang berjudul Ath Thabaqat Al Kubra, yang memuat biografi tokoh-tokoh ahli tasawuf dan kisah-kisah (kotor) yang dianggap oleh orang-orang ahli tasawuf sebagai tanda kewalian. Di antaranya kisah seorang wali(?) yang bernama Ibrahim Al ‘Uryan, orang ini bila naik mimbar dan berceramah selalu dalam keadaan telanjang bulat!? (Lihat At Thabaqat Al Kubra 2/124).
Kisah lainnya tentang seorang (wali Setan) yang bernama Syaikh Al Wuhaisyi yang bertempat tinggal di rumah pelacuran, yang mana setiap ada orang yang selesai berbuat zina, dan hendak meninggalkan tempat tersebut, dia berkata kepadanya: “Tunggulah sebentar hingga aku selesai memberikan syafaat untukmu sebelum engkau meninggalkan tempat ini!?” Dan diantara kisah tentang orang ini: bahwa setiap kali ada seorang pemuka agama setempat sedang menunggang keledai, dia memerintahkannya untuk segera turun, lalu berkata kepadanya: “Peganglah kepala keledaimu, agar aku dapat melampiaskan birahiku padanya!?” (Lihat At Thabaqat Al Kubra 2/129-130).
Setelah pembahasan di atas, maka jelaslah bagi kita semua bahwa ajaran tasawuf adalah ajaran  sesat yang menyimpang sangat jauh dari petunjuk Al Quran dan As Sunnah, yang dengan mengamalkan ajaran ini –na’udzu billah min dzalik– seseorang bukannya makin dekat kepada Allah ‘azza wa jalla, tapi malah semakin jauh dari-Nya, dan hatinya bukannya makin bersih, akan tetapi malah semakin kotor dan penuh noda. Kemudian jika timbul pertanyaan, “Kalau begitu usaha apa yang harus kita lakukan dalam upaya untuk menyucikan jiwa dan hati kita?” Maka jawabannya adalah sederhana sekali, yaitu, Pelajari dan amalkan syariat islam ini lahir dan batin, maka dengan itulah jiwa dan hati kita akan bersih (untuk lebih jelasnya silakan pembaca menelaah kitab Manhajul Anbiya’ fii Tazkiyatin Nufus tulisan Syaikh Salim Al Hilali, yang ditulis khusus untuk menjelaskan masalah penting ini), karena di antara tugas utama yang dibawa para Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menyucikan jiwa dan hati manusia dengan mengajarkan kepada mereka syariat Allah ‘azza wa jalla, sebagaimana firman Allah:
لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali ‘Imran: 164)
Maka orang yang paling banyak memahami dan mengamalkan petunjuk Al Quran dan As Sunnah dengan baik dan benar, maka dialah orang yang paling bersih dan suci hati dan jiwanya dan dialah orang yang paling bertakwa kepada Allah ‘azza wa jalla, karena semua orang berilmu sepakat mengatakan bahwa: “Penghalang utama yang menghalangi seorang manusia untuk dekat kepada Allah ‘azza wa jalla adalah (kekotoran) jiwanya.” (Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Igatsatul Lahafan dan Al Fawa’id). Oleh karena inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempermisalkan petunjuk dan ilmu yang Allah turunkan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan air hujan yang Allah turunkan dari langit, karena sebagaimana fungsi air hujan adalah untuk menghidupkan, membersihkan dan menumbuhkan kembali tanah yang tandus dan gersang, maka demikian pula petunjuk dan ilmu yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah untuk menghidupkan, menyucikan dan menumbuhkan hati manusia, dalam hadits Abi Musa Al ‘Asy’ari radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضاً… الحديث
“Sesungguhnya permisalan dari petunjuk dan ilmu yang aku bawa dari Allah adalah seperti hujan (yang baik) yang Allah turunkan ke bumi…” (HSR Imam Al Bukhari 1/175 – Fathul Bari dan Muslim no. 2282)
[4] . Untuk lebih jelasnya saya memberikan sebuah buku berjudul : “KAKI TANGAN DAJJAL MENCENGKRAM INDONESIA” Penerbit granada Mediatama. KARYA Abu fatihah Al- Adnani yang mengupas lebih detail kesesatan Yoga.

Kesesatan Mantra Yoga

“Mantra” menurut konsep Yoga gabungan dua akar kata – Man artinya berpikir dan Tra artinya “instrumentalitas.” Singkatnya, Mantra berarti “bentuk pikiran” (thought-form). Sebuah Mantra adalah ucapan yang memiliki kekuatan magis. Kebanyakan dari Mantra-mantra penting berasal dari Tantra. Dalam agama Hindu, dewa-dewa diwakili oleh Mantra dan setiap dewa dihubungkan dengan satu Mantra khusus. Dikatakan bahwa kekuatan Mantra bisa mengundang dewa memasuki sebuah patung dan membuat patung itu menjadi “hidup.” Semua Mantra Hindu dibentuk dari alphabet Sansekerta. Dipercayai bahwa setiap huruf memiliki potensi kekuatan yang tidak terbatas dan beberapa dari huruf itu secara tepat dikelompokkan menjadi satu Mantra.[1]

Berhala patung yang diyakini akan dimasuki oleh Dewa setelah melafalkan mantra tertentu sesungguhnya adalah penyembahan terhadap setan. Karena syetan-syetan itulah yang menghiasi mereka untuk menyembah patung-patung dan menyesatkan mereka, kebanyakan mereka beriman kepada setan itu. Sebagaimana firman Allah:
Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.” (An-Nisa’: 117).
Penggunaan mantra yoga ini banyak dilakukan oleh berbagai “rumah/padepokan yoga”. Pengistilahan penyebutan mantra syirik dikalangan para praktisi yoga dinamakan dengan istilah chanting. Chanting adalah menyebutkan kalimat yang diulang seperti om yoga om, adalah untuk meditasi memusatkan konsentrasi dengan membuang pikiran yang ada di luar sebelum berlatih Yoga.
Mantra om yoga om yang sering dilafalkan sebelum latihan yoga adalah sebuah mantra syirik. Dimana kita ketahui penyebutan suku kata om sering dilakukan pemeluk agama hindu atau budha. Maka jika kita menyebutkan om yoga om maka tanpa sadar kita akan terjerumus pada kesyirikan karena menyebut dan memanggil tiga dewa agama Hindu.
Om atau Aum adalah simbol trimurti. Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi) (sebutan Tuhan dalam agama Hindu) dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya. Trimurti terdiri dari 3 yaitu:
1. Dewa Brahma
Fungsi: Pencipta / Utpathi
Sakti: Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan
Senjata: Gada
Simbol: A
Warna: Merah
2. Dewa Wisnu
Fungsi: Pemelihara / Sthiti
Sakti: Dewi Sri atau Dewi Laksmi
Senjata: Cakra
Simbol: U
Warna: Hitam
3. Dewa Siwa
Fungsi: Pelebur / Pralina
Sakti: Dewi Durga, Uma, dan Parwati
Simbol: M
Warna: Manca Warna
Apabila simbol dari ketiga dewa tersebut digabungkan, maka akan menjadi AUM yang dibaca “OM” yang merupakan simbol suci agama Hindu.[2]
Ketiga-tiga Tuhan ini dianggap satu sehingga disebut Tritunggal. Kepercayaan tiga Tuhan ini ditentang di dalam Al-Quran sebagaimana firman Allah Ta’ala:……”Jangan kamu katakan Tuhan itu tiga. Akhirilah kepercayaan yang demikian itu untuk kebaikanmu juga. Hanya sanya Allah Ta’ala itu adalah Tuhan yang Esa”. (An-Nisa’.171).  “…. Sesungguhnya, kafirlah orang-orang yang mengatakan, ‘Bahwasanya Allah adalah salah satu dari yang tiga,’….” (Al-Maa’idah: 72-73)
Penyimpangan dan kesyirikan penyebutan mantra aum atau om tersebut sama halnya seperti penyebutan simbol-simbol Reiki seperti simbol Raku (bentuk petir) yang mempunyai fungsi mengusir kekuatan jahat. Namun simbol Raku ini sebetulnya adalah lambang kekuatan Dewa Petir Tibet yang bernama Vajrapani atau dalam bahasa Tibet disebut Dorju Raiten (kekuatan langit yang terang benderang). Simbol ini dianggap lambang kekuatan tertinggi di bumi yang bisa dikuasai manusia dan hanya dapat digunakan secara sempurna oleh seorang Dewa. [3]
Hakikatnya jika kita memanggil simbol Raku dan memanggil namanya sesungguhnya kita memanggil kekuatan Dewa Petir Tibet dengan kata lain kita disadari atau tidak disadari akan berbuat syirik pada Allah karena memanggil dan meminta kekuatan Dewa-Dewanya masyarakat Tibet. Begitu pula halnya jika menyebut om yoga om. Kalimat tersebut adalah bahasa weda  yang berarti sebutan bagi Tuhan / Dewa-dewanya agama Hindu, maka jika merapal om yoga om maka kita telah syirik pada Allah karena menyebut dewa tritunggal Hindu.


[1] http://www.network54.com/Forum/176162/message/1010974220/Mantra-Mantra+dan+Mantra+Yoga.
[2] http://www.wikipedia.com
[3] Bisa anda lihat pada buku karangan Tjiptadinata Effendi dengan judul “Aplikasi Reiki dalam penyembuhan diri sendiri dan orang lain

FATWA ULAMA ISLAM DUNIA MENGENAI KEHARAMAN YOGA

Fatwa Majlis Agama Islam Singapura
“Yoga adalah termasuk diantara perkara-perkara bid’ah yang digolongkan ke dalam bid’ah dhalalah (sesat) . Yoga  mengandung unsur-unsur agama Hindu. Segala perkara yang mengandungi unsur-unsur syirik dan bisa merusakkan kepercayaan (iktikad) seperti yang menganjurkan kepada “persemadian” kepada yang bukan mengingati Allah adalah dilarang dan hukumnya haram”[1].

Fatwa Dar al-Ifta’ Mesir
“Bahwa gerakan senam semata-mata yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh atau sebahagian anggota badan, tidaklah salah dan tidak haram tetapi ini tidak dinamakan yoga. Bahwa apa yang disandarkan kepada nama ini (yoga) semestinya dikaitkan dengan konsep ‘guru’ (mursyid), konsep cakra (titik-titik pusat) dan konsep ‘energi’ (tenaga tertinggi), semuanya ini konsep-konsep yang berkaitan dengan keberhalaan dan kesyirikan. Adapun hanya gerakan senam semata-mata maka ia tidak dinamakan dengannya (yoga). Jika ada ritual gerakan peribadatan dalam yoga yang disamarkan seolah-olah hanya gerakan senam biasa, maka ini merupakan bentuk “penyamaran” namun sesungguhnya gerakan tersebut adalah gerakan yoga yang tidak diperbolehkan dari segi syara’. Hal tersebut termasuk dalam bab menamakan sesuatu dengan bukan namanya yang sesunnguhnya hakikatnya sama.
Rasulullah SAW bersabda: ”Akan ada manusia di kalangan umatku yang meminum arak yang mereka sebut bukan dengan namanya”. Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah daripada Abi Malik al- Asy’ari r.a. Dalam riwayat al-Darimi daripada ’Aisyah r.a.h. menyebut: ”Mereka menamakannya dengan selain namanya lalu menghalalkannya (arak)”.[2]
-Pandangan Prof. Dr. Yusuf al-Qaradawi
“Dan siapa saja yang melakukan senam yoga – yaitu gerakan latihan olah tubuh – dan tidak terlintas di fikirannya unsur penyembahan, tidak juga untuk mengikuti golongan penyembah berhala, tidak juga menyerupai mereka, maka yang lebih selamat dan lebih berhati-hati adalah menjauhkan diri daripada menyerupai mereka, lebih-lebih lagi setelah mengetahui bahwa asal-usul gerakan senam yoga yang mempunyai unsur keberhalaan, kita harus mengikuti hadith Rasulullah: “Tinggalkan apa yang meragukan kamu kepada apa yang tidak meragukan”. Malah Islam telah melarang tegas setiap penyerupaan dengan penyembah berhala walaupun hanya dari segi sikap dan bentuk. Oleh sebab itu Islam telah melarang solat pada waktu terbit matahari dan ketika tenggelamnya, karena para penyembah matahari (ritual Yoga Surya namaskar) melakukan ritual penyembahan pada kedua-dua waktu ini. Tidak diragukan lagi bahwa larangan dari shalat pada kedua-dua waktu tersebut ialah sebagai pencegah jalan-jalan kerusakan walaupun ia tidak terlintas di benak orang yang sholat untuk menyembah matahari atau menghadap ke arahnya di dalam sholat”[3].
-Fatwa Ustaz Mas’ud Sobri (Islamonline)
“Hukum syara’  melakukan senam yoga ini bisa disimpulkan seperti berikut:
Sesiapa yang mengamalkan yoga dan mempercayai yoga sebagai satu kepercayaan yang meningkatkan kerohanian dan diri, menyerupai aqidah agama Hindu, maka mengamalkannya adalah haram. Manakala sesiapa yang melakukan senaman yoga sebagai satu jenis senaman semata-mata yang tiada kaitannya dengan aqidah, maka hukumnya ialah harus berasaskan kepada asal yang telah diletakkan oleh jumhur fuqaha’: Bahawa asal setiap sesuatu itu harus sehingga terdapat nas yang mengharam, diringi pula dengan niat seseorang yang melakukannya, sebagaimana yang berlaku ke atasnya kebanyakan hukum berdasarkan sabda Rasulullah SAW,
”Bahawasanya setiap amalan itu dengan niat, dan setiap orang berdasarkan apa yang diniatkannya”.
Sebagaimana Islam mendapati banyak amalan tradisi kemasyarakatan seperti perkahwinan dengan pelbagai jenis. Lalu Islam membatalkan kesemuanya dan mengekalkan apayang dimaklumi oleh ramai hingga ke hari ini iaitu (kebiasaan) seorang lelaki menuntut anak gadis daripada bapanya dan lain-lain bentuk tradisi kemasyarakatan dalam perkahwinan yang telah dikekalkan oleh Islam. Berdasarkan apa yang diterangkan sebelum ini, tidak mungkin dihukumkan haram ke atas pengamalan yoga, sekiranya yoga itu hanya senaman secara jasmani semata-mata, yang tiada kaitannya dengan aqidah”[4].
-Pandangan Fatwa Islamweb.net
“Yoga bukanlah hanya senaman badan semata-mata tetapi ianya ialah ibadah yang dihadapkan oleh pelakunya kepada matahari selain daripada Allah SWT. Ianya tersebar ke seluruh India sejak zaman dahulu. Nama asal bagi senaman ini dalam bahasa Sanskrit (sastanja surya nama sakar). Bermaksud sujud kepada matahari dengan lapan titik di tubuh. Bermula latihan-latihan yoga dengan kedudukan pertama yang menggambarkan penghormatan kepada yang disembah iaitu matahari. Latihan-latihan ini semestinya diiringi dengan sejumlah daripada lafaz-lafaz yang dengan jelas menyebut tentang penyembahan matahari dan menghadap ke arahnya.
Dan sekiranya ditanya: Adakah harus beramal dengan latihan-latihan ini tanpa menghadap ke arah matahari dan melafazkan ucapan-ucapan yang disebutkan (mantera)? Jawapannya: Bahawa sekiranya latihan-latihan ini terlepas daripada kalimah-kalimah keberhalaan dan menghadap ke arah matahari serta tunduk dan hormat kepadanya, ianya tidak dinamakan yoga. Sebaliknya ia adalah senaman mudah yang dilakukan oleh kesemua bangsa, maka tiada larangan untuk melakukannya ketika itu, di samping memelihara dua perkara berikut:-
a) Menyalahi susunan posisi-posisi yang disebutkan dalam yoga serta memasukkan sesetengah posisi-posisi yang baru ke atasnya bagi mengelakkan unsur penyerupaan.
b) Tidak melakukannya pada waktu yang digalakkan oleh agama Hindu melakukannya seperti pada waktu terbit matahari”[5].
-Keputusan Panel Kajian Aqidah JAKIM
Kertas berkenaan yoga telah dibentangkan di dalam mesyuarat PKA sebanyak tiga kali oleh Y. Bhg. Prof. Dr. Abdulfatah Haron Ibrahim dan Urusetia JAKIM. Kali pertama ia dibentangkan pada mesyuarat PKA kali ke-31 bertarikh 20 Disember 2005, kali kedua pada mesyuarat PKA kali ke-35 bertarikh 19 Jun 2007 dan kali ketiga pada mesyuarat PKA kali ke-37 bertarikh 13-15 Mei 2008. Kesemua mesyuarat memutuskan bahawa amalan yoga adalah bercanggah dengan Islam dan secara tidak langsung mempromosikan ajaran Hindu. Mesyuarat PKA kali ke-31 juga antara lain mengesyorkan supaya senaman lain seperti taichi boleh dijadikan sebagai senaman alternatif kepada yoga kerana ianya tidak mempunyai falsafah tertentu di sebaliknya.
-Keputusan Fatwa Kebangsaan
Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Islam Malaysia yang bersidang pada 22-24 Oktober 2008 telah memutuskan setelah mengkaji dan meneliti hujah-hujah serta pandangan-pandangan yang berkaitan yoga maka, ahli muzakarah berpandangan dan berpendapat bahawa senaman yoga yang berasal daripada masyarakat Hindu sejak sebelum masihi lagi yang menggabung amalan fizikal, unsur-unsur keagamaan, mentera dan pemujaan bagi tujuan tertentu seperti mendapatkan ketenangan dan kemuncaknya, penyatuan diri dengan tuhan atau tujuan-tujuan lain adalah tidak sesuai dan boleh merosakkan aqidah seseorang muslim.
Oleh ahli muzakarah juga bersetuju dan memutuskan apa jua jenis atau bentuk amalan yang mengandungi unsur-unsur tersebut di atas adalah dilarang dan bertentangan dengan syariat Islam. Sementara pergerakan amalan fizikal tanpa unsur-unsur di atas yang dilakukan pada zahirnya tidaklah menjadi kesalahan. Namun demikian, masyarakat Islam diingatkan wajib berhati-hati dan berwaspada daripada perkara-perkara yang boleh menghakis aqidah seseorang muslim. Seperti yang kita sedia maklum, perkara-perkara yang boleh menghakis aqidah boleh berlaku dengan sebab-sebab berikut:-
a) Kepercayaan atau keyakinan di hati
b) Menerusi perkataan atau pengakuan dengan lidah
c) Perbuatan
Memandangkan terdapat dua elemen tersebut dalam amalan yoga, maka umat Islam wajib memelihara aqidah mereka daripada terhakis.



[1] http://www.muis.gov.sg/websites/rservices/opendocall.asp?type=I&sno=266, dilayari pada 7 April 2008.
[2] http://www.dar-alifta.org/ViewFatwa.aspx?ID=4194, dilayari pada 7 April 2008
[3] http://www.qaradawi.net/site/topics/article.asp?cu_no=2&item_no=4627&version=1&template_id=258& parent_id=12 , dilayari pada 7 April 2008
[4] http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?pagename=IslamOnline-Arabic-Ask_Scholar/FatwaA/FatwaA&cid=1137319993300, dilayari pada 13 Oktober 2008
[5] http://www.islamweb.net/ver2/fatwa/ShowFatwa.php?Option=FatwaId&lan

KISAH TOBAT KYAI AFROKHI DARI TBC (TAHAYUL, BID’AH, CHURAFAT)

Pengantar Admin : Pada kesempatan ini, saya akan memberikan kesaksian dari Kyai Afrokhi seorang mantan Kyai yang dahulunya terkena virus TBC (Tahayul, Bid’ah dan Churafat).

BERIKUT INI KESAKSIANNYA :
“Terus terang, sampai diusia +35 tahun saya ini termasuk Kyai Ahli Bid’ah yang tentunya doyan tawassul kepada mayat atau penghuni kubur, sering juga bertabarruk dengan kubur sang wali atau Kyai. Bahkan sering dipercaya untuk memimpin ziarah Wali Songo dan juga tempat-tempat yang dianggap keramat sekaligus menjadi imam tahlilan, ngalap berkah kubur, marhabanan atau baca barzanji, diba’an, maulidan, haul dan selamatan yang sudah berbau kesyirikan”
“Kita dulu enjoy saja melakukan kesyirikan, mungkin karena belum tahu pengertian tauhid yang sebenarnya” (Kyai Afrokhi dalam Buku Putih Kyai NU hal. 90)
“Kita biasa melakukan ziarah ngalap berkah sekaligus kirim pahala bacaan kepada penghuni kubur/mayit. Sebenarnya, hal tersebut atas dasar kebodohan kita. Bagaimana tidak, contohnya adalah saya sendiri di kala masih berumur 12 tahun sudah mulai melakukan ziarah ngalap berkah dan kirim pahala bacaan, dan waktu itu saya belum tahu ilmu sama sekali, yang ada hanya taklid buta. Saat itu saya hanya melihat banyak orang yang melakukan, dan bahkan banyak juga kyai yang mengamalkannya. Hingga saya menduga dan beranggapan bahwa hal itu adalah suatu kebenaran.” (Kyai Afrokhi dalam Buku Putih Kyai NU hal. 210)
Beliau adalah Kyai Afrokhi Abdul Ghoni, pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren “Rahmatullah”. Nama beliau tidak hanya dibicarakan oleh teman-teman dari Kediri saja, namun juga banyak diperbincangkan oleh teman-teman pengajian di Surabaya, Gresik, Malang dan Ponorogo.

Keberanian beliau dalam menantang arus budaya para kyai yang tidak sejalan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih yang telah berurat berakar dalam lingkungan pesantrennya, sikap penentangan beliau terhadap arus kyai itu bukan berlandaskan apriori belaka, bukan pula didasari oleh rasa kebencian kepada suatu golongan, emosi atau dendam, namun merupakan Kehendak, Hidayah dan Taufiq dari Allah ta’ala.
Kyai Afrokhi hanya sekedar menyampaikan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mengatakan yang haq adalah haq dan yang batil adalah batil. namun, usaha beliau itu dianggap sebagai sebuah makar terhadap ajaran Nahdhatul Ulama (NU), sehingga beliau layak dikeluarkan dari keanggotaan NU secara sepihak tanpa mengklarifikasikan permasalahan itu kepada beliau
Kyai Afrokhi tidak mengetahui adanya pemecatan dirinya dari keanggotaan NU. Beliau mengetahui hal itu dari para tetangga dan kerabatnya. Seandainya para Kyai, Gus dan Habib itu tidak hanya mengedepankan egonya, kemudian mereka mau bermusyawarah dan mau mendengarkan permasalahan ajaran agama ini, kemudian mempertanyakan kenapa beliau sampai berbuat demikian, beliau tentu bisa menjelaskan permasalahan agama ini dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih yang harus benar-benar diajarkan kepada para santri serta umat pada umumnya.
Seandainya para Kyai itu mau mengkaji kembali ajaran dan tradisi budaya yang berurat berakar yang telah dikritisi dan digugat oleh banyak pihak. Bukan hanya oleh Kyai Afrokhi sendiri, namun juga dari para ulama tanah haram juga telah menggugat dan mengkritisi penyakit kronis dalam aqidah NU yang telah mengakar mengurat kepada para santri dan masyarakat. Jika mereka itu mau mendengarkan perkataan para ulama itu, tentunya penyakit-penyakit kronis yang ada dalam tubuh NU akan bisa terobati. Aqidah umatnya akan terselamatkan dari penyakit TBC (Tahayul, Bid’ah, Churofat). Sehingga Kyai-kyai NU, habib, Gus serta asatidznya lebih dewasa jika ada orang yang mau dengan ikhlas menunjukkan kesesatan yang ada dalam ajaran NU dan yang telah banyak menyimpang dari tuntunan Rasulullah dan para sahabatnya. Maka, Insya Allah, NU khususnya dan para ‘alim NU pada umumnya akan menjadi barometer keagamaan dan keilmuan. ‘Alimnya yang berbasis kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih, yang sesuai dengan misi NU itu sendiri sebagai Ahlussunnah wal Jama’ah, sehingga para ‘alim serta Kyai yang duduk pada kelembagaannya berhak menyandang predikat sebagai pewaris para Nabi.
Namun sayang, dakwah yang disampaikan oleh Kyai Afrokhi dipandang sebelah mata oleh para Kyai NU setempat. Mereka juga meragukan keloyalan beliau terhadap ajaran NU. Dengan demikian, beliau harus menerima konsekuensi berupa pemecatan dari kepengurusan keanggotaannya sebagai a’wan NU Kandangan, Kediri, sekaligus dikucilkan dari lingkungan para kyai dan lingkungan pesantren. Mereka semua memboikot aktivitas dakwah Kyai Afrokhi.
Walaupun beliau mendapat perlakuan yang demikian, beliau tetap menyikapinya dengan ketenangan jiwa yang nampak terpancar dari dalam dirinya.
Siapakah yang berani menempuh jalan seperti jalan yang ditempuh oleh Kyai Afrokhi, yang penuh cobaan dan cobaan? Atau Kyai mana yang ingin senasib dengan beliau yang tiba-tiba dikucilkan oleh komunitasnya karena meninggalkan ajaran-ajaran tradisi yang tidak sesuai dengan syari’at Islam yang haq? Kalau bukan karena panggilan iman, kalau bukan karena pertolongan dari Allah niscaya kita tidak akan mampu.
Kyai Afrokhi adalah sosok yang kuat. Beliau menentang arus orang-orang yang bergelar sama dengan gelar beliau. yakni Kyai. Di saat banyak para Kyai yang bergelimang dalam kesyirikan, kebid’ahan dan tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang haq, di saat itulah beliau tersadar dan menantang arus yang ada. Itulah jalan hidup yang penuh cobaan dan ujian.
Bagi Kyai Afrokhi untuk apa kewibawaan dan penghormatan tersandang, harta melimpah serta jabatan terpikul, namun murka Allah dekat dengannya, dan Allah tidak akan menolongnya di hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak. Beliau lebih memilih jalan keselamatan dengan meninggalkan tradisi yang selama ini beliau gandrungi.
Inilah fenomena kyai yang telah bertaubat kepada Allah dari ajaran-ajaran syirik, bid’ah dan kufur. Walaupun Kyai Afrokhi ditinggalkan oleh para kyai ahli bid’ah, jama’ah serta santri beliau, ketegaran dan ketenangan beliau dalam menghadapi realita hidup begitu nampak dalam perilakunya. Dengan tawadhu’ serta penuh tawakkal kepada Allah, beliau mampu mengatasi permasalahan hidup.
Pernyataan taubat Kyai Afrokhi:
“Untuk itulah buku ini saya susun sebagai koreksi total atas kekeliruan yang saya amalkan dan sekaligus merupakan permohonan maaf saya kepada warga Nahdhatul Ulama (NU) dimanapun berada yang merasa saya sesatkan dalam kebid’ahan Marhabanan, baca barzanji atau diba’an, maulidan, haul dan selamatan dari alif sampai ya` yang sudah berbau kesyirikan dan juga sebagai wujud pertaubatan saya. Semoga Allah senantiasa menerima taubat dan mengampuni segala dosa-dosa saya yang lalu (Amin ya robbal ‘alamin)”
(Dinukil dan diketik ulang dengan gubahan seperlunya dari buku “Buku Putih Kyai NU” oleh Kyai Afrokhi Abdul Ghoni, Pendiri dan Pengasuh Ponpes Rohmatulloh-Kediri-, mantan A’wan Syuriah MWC NU Kandangan Kediri)

TAUBATNYA SEORANG HABIB DARI PERDUKUNAN

Hidayah telah menyambutnya. Sehingga dia mengkajih ulang akan ajaran-ajaran yang telah diterimanya tempo dulu.
Hal ini seakan-akan mengingatkan seputar kisah kehidupan diri saya (Habib Ahmad bin Thalib) tempo dulu yang masih menjalankan praktek penyembuhan, dan bahkan foto diri saya sering muncul dicover depan majalah Liberty dengan bangganya memakai pakaian kebesaran sang habib yang serba tahu tentang hal-hal ghaib.
Namun sayang ternyata berita yang disajikan oleh majalah tersebut tidak sesuai dengan realita praktek pengobatan sehari-hari yang saya lakukan, itu hanya sekedar guna mempopulerkan melariskan praktek yang saya tekuni, walaupun saya seorang habib yang berprofesi menjalankan praktek pengobatan, namun dalam hal tersebut saya tidak pernah memberikan jimat kepada seorang pasienpun yang datang ke tempat saya.

Cuma pernah saya kasih ayat al-Quran yang ditulis di atas lepek atau air yang dibacakan ayat-ayat al-Quran untuk pengobatan seluruh pasien saya.
Alhamdulillah, setelah saya bertobat dari hal-hal tersebut, hingga saat ini dalam hal praktek pengobatanm apa saja, setiap tamu yang berobat tidak ada satupun yang saya layani, karena saya takut syirik.
Jika ada pasien atau tamu yang datang ke tempat saya, sebagai tuan rumah yang baik, ya harus menghormati mereka, dan saya layani tapi bukan dengan cara pengobatan yang dulu lagi.
Tapi saya beri nasehat kepada tamu saya agar mereka semua senantiasa menjalankan shalat lima waktu dengan berjamaah. Selain shalat, saya juga memberikan nasehat padanya agar senantiasa menjauhi hal-hal yang berbau syirik, jika ada yang mengenakan jimat saya suruh melepaskannya, dan segera saya musnahkan walaupun dia mengatakan jimat itu ijazah dari seorang kyai, gus atau habib, seperti saya.
Oleh karenanya, dalam hal jimat saya selalu bersikap tegas kepada pasien. Saya juga memberi nasehat padanya agar jangan lagi pergi ke dukun baik yang baju habib, kyai atau berbaju gus-gus.
Perhatikan juga sabda Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berikut ini:
‘Barang siapa datang kepada tukang ramal atau tukang sihir atau tukang tenung, lalu menanyakan sesuatu kepadanya dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kufur kepada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-’.
Saran saya supaya orang-orang Islam ini jangan ada yang memakai jimat, walaupun jimat itu pemberian habib, kyai dan gus atau siapapun!. Karena jimat berkonotasi kepada kesyirikan yang layak dikatakan oleh ahlus syirki. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah melarang jimat. Dalam suatu hadis ditegaskan:
‘Sesungguhnya suwuk, jimat dan guna-guna adalah syirik’.
Jadi orang Islam harus bersih dari segala bentuk kesyirikan karena kesyirikan itu bisa menghapus seluruh amal kebaikan kita, oleh karena itu jauhilah!. Jika ada kyai, habib, gus atau siapapun yang berprofesi seperti saya segera kembali kepada ajaran Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang murni. Dan tinggalkan praktek-praktek pembodohan umat.
Janganlah kita senantiasa ketagihan dengan barang dagangan kyai, habib dang gus, baik berupa jimat, sikep, susuk, tumbal dan sejenisnya segeralah anda tinggalkan dan lepaskan ikatan-ikatan pengaruhnya, sebab benda-benda tersebut dapat menjerumuskan anda ke dalam jurang kesyirikan, dan neraka tempatnya, karena itu saya kasihan terhadap anda.
Seharusnya kita senantiasa meresepi dan menghayati betul-betul kandungan makna ayat berikut ini: ‘Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan’ (QS. Al-Fatihah: 5). Padahal ketika kita shalat senantiasa membaca ayat tersebut, tapi kenyataannya apa yang terjadi dalam praktek kehidupan kita sehari-hari ini, ternyata kita menyembah dan mohon pertolongan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik kuburan maupun manusia yang berbaju habib, kyai atau gus.
Oleh sebab itu perkenankan Saya (habib Ahmad Bin Thalib) mohon maaf apabila dalam praktek pengobatan baik ruhani maupun jasmani yang dulu masih ada kekhilafan, karena yang namanya manusia tidak luput dari kesalahan kecuali Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, semoga dengan risalah ini sudilah saudara-saudaraku mengikhlaskannya, atas segala kekhilafan yang pernah habib perbuat.
Oleh karena itu saya berharap kepada saudara-saudara seiman dan seagama agar senantiasa bersatu, saling mengingatkan dan menasehati, serta saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bencipun juga seharusnya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan karena golongan atau lainnya.
Karena dijaman sekarang ini telah banyak sekali orang yang mengaku wali, kyai dan habib. Yang menurut pandangan manusia dia adalah seorang habib tapi dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala belum tentu habib. Karena kita harus betul-betul melihat ajarannya, apakah sudah sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kalau tidak sesuai dengan ajaran al-Quran dan al-Hadits Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang shahih maka kita harus berani meninggalkan ajaran tersebut, walaupun itu kyai, habib, gus atau siapapun yang memerintahkan untuk diamalkannya.
Nasehat dari saya untuk bahan renungan:
“Celakalah orang yang mati apabila dosa-dosanya masih hidup di bumi ini, orangnya mati tapi dosanya masih hidup, seperti halnya orang yang mengajarkan ilmu-ilmu sesat yang menyesatkan yang tidak pernah ada tuntunannya dari Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Karena ajarannya diajarkan kepada orang lain, dan orang tersebut mengajarkan kepada orang lain lagi hingga ajaran sesat tersebut diajarkan seterusnya dan seterusnya, sehingga tiada terputus-putus sampai hari kiamat.
Dan beruntunglah orang yang mati apabila dosa-dosanya berhenti sampai di sini.
Dan yang paling beruntung adalah orang mati namun amalnya masih hidup di bumi ini karena ajarannya baik, sesuai dengan al-Quran dan al-Hadits yang shahih dan diamalkan oleh orang yang belajar padanya, dan orang ini pun menularkan pada orang lain dan seterusnya”.
Kiranya sampai di sini, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membersihkan diri kita dan menguatkan iman Islam kita serta menjadikan kita hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ikhlas, yakin dan pasrah. Semoga kita dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan, dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya dan semoga kita dalam lindungan-Nya selalu.
Sekian semoga bermanfaat.
Saya tutup pengantar ini dengan seuntai doa (tulisan Arabnya tidak saya salin):
“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai syurga yang penuh kenikmatan” (QS. Asy-Syu’ara’: 83-85)
Wallahu a’lamu bishshawab. Wassalam (Habib Ahmad Bin Thalib).
(dikutip dan diedit dari Pengantar, buku YASIN FADHILAH QUR’AN KYAI AHLI BID’AH, karya H. Mahrus Ali (Mantan Kyai NU), halaman xxv-xxxvi)

PERBEDAAN KYAI VS DUKUN

abah kyai
Dukun dan kiayi jelas dua makhluk yang berlawanan. Yang satu menggiring pada kesesatan, yang satu lagi mengajak pada ketakwaan. Antara keduanya banyak perbedaan yang mencolok. Tetapi, pada pada fungsinya, ada juga beberapa kesamaannya. Misalnya, keduanya bisa meramal, menjadi tempat konsultasi, membantu mengatasi masalah dan mengobati penyakit.
 
Dalam prakteknya, fungsi dukun dan kiayi sering agak sulit dibedakan. Karena keduanya sering melakukan hal yang sama tersebut. Tanpa disadarinya, banyak kiayi melakukan praktek perdukunan (tapi tidak ada dukun melakukan praktek perkiayian). Karenanya, kaum Muslimin wajib hati-hati, harus bisa membedakan mana dukun mana kiayi, karena banyak dukun yang berpenampilan biasa, tidak nyentrik. Bahkan, ada dukun yang berpenampilan kiayi. Dia dianggap kiayi, tapi itu tadi, melakukan praktek perdukunan. Sekali terpeleset pada kemusyrikan, bahayanya dunia akhirat. Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa mempercayai ramalan seorang dukun, maka 40 hari ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Dan syirik adalah termasuk dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT sehingga ia benar-benar bertaubat.
 
Di bawah ini adalah perbedaan-perbedaan yang harus diketahui antara dukun dengan kiayi (ulama/ahli hikmah) yang lurus tauhidnya kepada Allah, agar kita tidak salah melangkah yang akan mengakibatkan kerugian dunia dan akhirat.
Klasifikasi Dukun Kiayi/ulama
Jenis  Ilmu Ilmu hitam/sihir/ ilmu azimat/ilmu hikmah syirik/ilmu metafisika Ilmu agama
Tujuan Kekuatan dan aji kesaktian, tenaga dalam, Ketaatan pada Tuhan
Cara perolehan Ngelmu yang bertentangan dengan syari’at agama (bertapa, puasa pati geni, merapal hizib, latihan tenaga dalam dll) Belajar agama dan membentuk kesalehan diri
Sumber ilmu Iblis/syetan/Khodam jin (jin yang ngaku malaikat) Allah, Nabi dan para ulama
Pasien diarahkan Untuk setia dan taat kepada dirinya dan jauh dari Allah Untuk taat kepada Allah SWT
Motivasi menolong Materi, keuntungan, kepuasan Sebagai ibadah
Bentuk komunikasi Pamer kemampuan kesaktian, meramal-ramal, segala diramal padahal banyak yang tidak perlu, banyak menceritakan yang akan terjadi padahal belum tentu bermanfaat, senang dipuji, menolong tanpa menimbang-nimbang perlu tidaknya pertolongan diberikan Mengindari pamer kemampuan diri (tawadhu), memberikan nasehat dan bimbingan agama, menghindari meramal-ramal, berhenti melayani orang bila persepsi orang padanya adalah tukang ramal, memilih mana yang perlu diceritakan dan yang tidak kepada orang awam.
Sifat pelayanan (1) Tidak ada usaha memperbaiki pasien agar menjadi lebih baik dan lebih benar dalam menjalan syariat agama dan kehidupan, (2) melayani keinginan apa saja termasuk balas dendam. Membimbing untuk lebih taat beribadah, memperbaiki akhlak, meningkatkan kualitas kesadaran diri
Yang disambat atau dituju Makhluk-makhluk halus, khodam jin, arwah-arwah karuhun yang sewaktu hidup dikenal sakti Allah SWT
Yang dianjurkan Bertentangan dengan ajaran agama Sesuai dengan ajaran agama
Dampak bagi yang sering dekat Kagum, hormat dan ketagihan terus bertanya agar meramal yang akan terjadi dan melayani keinginan dirinya Kesadaran agama dan keshalehannya meningkat
Perbedaan ini mungkin cukup jelas. Yang harus lebih diwaspadai adalah apa yang sering disebut sebagai “ahli hikmah.” Ahli hikmah yang lurus tauhidnya akan terjaga dari melakukan praktek perdukunan. Ia akan lebih mementingkan memberikan taushiyah atau nasihat-nasehat ketakwaan dan selalu menjaga diri dari kebiasaan meramal-ramal.
Tapi, ahli hikmah yang tidak lurus tauhidnya, banyak yang seperti dukun. Tentu saja ilmunya ilmu agama, tapi seperti dukun ia  melakukan praktek perdukunan. Cirinya yang menonjol, ia memakai kopiah, sorban, memberikan pengajian, melaksanakan ibadah seperti biasa dan dianggap kiayi, tapi senang memperlihatkan kemampuan bacaan gaibnya, suka sekali memberikan azimat atau benda-benda bertuah, senang memberi hizib/amalan kesaktian, senang meramal-ramal dengan berani menyebutkan sesuatu akan terjadi dengan waktunya yang jelas (bulan, hari, jam dan peristiwa) yang itu semua hanyalah hak dan wewenang Allah SWT, sambil jarang sekali atau tidak memberikan nasehat kebaikan dan takwa pada orang-orang yang datang kepadanya, tidak memperingatkan agar orang tidak bertanya apa-apa yang akan terjadi, agar menjauhi kemusyrikan, tidak tawadhu dan merelatifkan pandangannya. Kiayi seperti adalah dukun yang harus dijauhi!! Wallahu’alam!

Simbol-Simbol Kesyirikan Reiki

Dalam setiap aliran Reiki pasti mengenal dengan apa yang dimanakan simbol sebagai alat bantu dalam penyaluran energi. Biasanya penerapan membuatan simbol dengan menggunakan jari-jari tangan yang dirapatkan lalu menulis di udara dengan niat membentuk simbol lalu diperintahkan agar menarik energi Ilahi untuk suatu keperluan atau pun dengan niat saja.
Dari mana datangnya simbol Reiki?Ada banyak sekali versi dalam berbagai macam aliran Reiki mengenai asal-usul adanya simbol-simbol Reiki (salah satu pembahasan mengenai simbol ini saya dapatkan dari silabus Reiki Tao). Ada sebagian Grand Master Reiki yang mengklaim mendapatkannya dari channelling, wangsit atau diberitahu tahu oleh suatu makhluk di perjalanan astral.Bahkan ada yang mengatakan diberi langsung oleh Tuhan. Ada seorang clairvoyance (mengaku bisa mengetahui hal-hal yang ghoib) dari Barat yang menyatakan simbol-simbol Teramai datangnya dari Tuhan sendiri.
Dianne Stein, dia menceritakan ketika menerima simbol Tummo untuk pertama kalinya (agak berbeda dengan simbol dari aliran Reiki Tummo) dan mendapati simbol tersebut bisa menggantikan simbol Daikomyo (bentuknya seperti spiral), dan malahan bisa menimbulkan energi yang lebih besar, dia langsung mengatakan “pantas aja, ini kan spiral Tuhan (perempuan, Goddess Bunda Maria)”.

Dalam cerita Dianne Stein, sebagaimana “pencerahan” yang didapat sewaktu yang diterima oleh Laurel Steinhice seorang clairvoyance menceritakan bahwa Reiki berasal dari suatu planet di sistem bintang Pleadian, di mana manusia tinggal sebelum menghuni bumi. Reiki dibawa oleh Dewa Shiva ke India. Dan ketika tubuh manusia untuk planet bumi dirancang, Reiki dimasukkan ke dalam kode genetik manusia (inilah kata-kata yang di ilmiahkan dengan dibumbui dongeng-dongeng khurafat untuk syaitan menipu manusia).
Dianne Stein termasuk mereka yang menyatakan bahwa Reiki Guide-lah (para Ascended Master) yang menyempurnakan dan membantu seluruh attunement yang dilakukannya (lihatlah bagaimana penipuan syaitan kepada para ahli meditasi yang mendapatkan pengetahuan dan pencerahan bathil yang bertentangan dengan ajaran Islam mengenai asal usul manusia dan mendapatkan bantuan dari syaitan itu sendiri dalam prosesi memberi attunement!)
Menurut Dianne Stein, dari pertemuannya dengan Ascended Master melalui meditasi yang memberi wangsit mengatakan ada 300 simbol Reiki di Tibet yang menanti untuk diketahui umum. Menurut situs website Vinny Amador, dengan menerima attunement Seichem “Master saya mempunyai puluhan simbol empat diantaranya diterimanya dari Sai Baba sendiri secara ghoib.”
Seiring dengan maraknya New Age yang mulai “melihat ke timur” dan menghidupkan mistik dan perklenikan, simbol lebih disakralkan oleh para praktisi Reiki Barat. Di Barat dikenal apa yang disebut Reiki Guide yang berlaku dan bertindak sebagai penolong seperti apa yang disebut khodam di perguruan-perguruan ilmu bathin yang memakai wirid atau puasa bid’ah untuk mendapatkan bantuan jin.
Jika ada praktisi Reiki yang sudah mencapai level dua tentu sudah mengenal adanya simbol-simbol Reiki seperti simbol Raku (bentuk petir) yang mempunyai fungsi mengusir kekuatan jahat.Namun adakah para praktisi Reiki yang tahu bahwa simbol Raku ini sebetulnya adalah lambang kekuatan Dewa Petir Tibet yang bernama Vajrapani atau dalam bahasa Tibet disebut Dorju Raiten (kekuatan langit yang terang benderang).Simbol ini dianggap lambang kekuatan tertinggi di bumi yang bisa dikuasai manusia dan hanya dapat digunakan secara sempurna oleh seorang Dewa.[1] Hakikatnya jika kita membuat simbol Raku dan memanggil namanya sesungguhnya kita memanggil kekuatan Dewa Petir Tibet dengan kata lain kita disadari atau tidak disadari akan berbuat syirik pada Allah karena memanggil dan meminta kekuatan Dewa-Dewanya masyarakat Tibet!
Salah satu simbol yang bernama Sei hei Ki bermakna: “Yang mempersatukan Tuhan dengan hambanya” atau “Mengaktifkan Sumber yang ada di dalam diri kita”.Demikian juga adanya penggunaan simbol-simbol lainnya seperti simbol Hon Sha Ze Sho Nen, Gtummo, Dai Ko Myo, Cho Ku Rei, yang aslinya adalah “mantera tertulis” berasal dari Tibet atau tepatnya berasal dari”’Doktrin Mistik Tantra Tibet”.
Lihatlah wahai saudara-saudaraku betapa sesatnya jika kita mengetahui dan membahas lebih jauh mengenai simbol-simbol Reiki.Simbol-simbol Reiki tidak lain adalah Rajah atau jimatnya Pendeta-Pendata Tibet atau Brahmana-Brahmananya Hindu yang berisi unsur kesesatan penyembahan terhadap dewa-dewa mereka dan tidak lain sebagai password pemanggilan khodam Jin Reiki yang diistilahkan mereka sebagai Ascended Master, Reiki Guide, angels, celestial-celestial, Dewa atau Dewi.
Sesungguhnya simbol-simbol Reiki konsepnya sama persis dengan jimat-jimat yang diberikan dukun, paranormal atau pun kyai sesat yang memiliki kitab Syamsul Ma’arif atau Mujarrobat Akbar yang berisi potongan-potongan ayat Al-Qur’an yang dibolak-balik dan berisi penyembahan dan pemanggilan syaitan yang sangat kental dengan kesyirikan bedanya adalah simbol rajah atau jimat Reiki itu memakai tulisan kanji Jepang atau Tibet bukan tulisan Arab.
Berikut ini adalah bentuk simbol-simbol Reiki:


[1] Bisa anda lihat pada buku karangan Tjiptadinata Effendi dengan judul “Aplikasi Reiki dalam penyembuhan diri sendiri dan orang lain

Tipu Daya Syaitan Melalui Reiki


Marilah kita berpegang teguh pada apa-apa yang telah diajarkan Rasulullah,banyak diantara kita yang telah tertipu dengan kehebatan Reiki hingga terjerumus pada kesesatan. Ada praktisi Reiki yang mengatakan “Bagaimana penjelasan anda mengenai pembuatan simbol yang setelah digabung dengan Reiki ternyata kepadatan  energinya bisa dirasakan pada kedua telapak tangan,bagaimana anda mengatakan Reiki itu dari setan sebab banyak para pewaskita yang melihat melalui mata bathinnya bahwa benar-benar terpancar energi pada kedua tangan bahkan bisa dirasakan energinya”.
Untuk menjawab pertanyaan itu bisa saya analogikan bagaimana kiranya jika anda membawa senter pada masyarakat terasing yang sama sekali tidak mengetahui teknologi senter dan sewaktu anda hidupkan maka terpancar sinar pada senter itu hingga banyak masyarakat terasing itu menjadi terheran-heran hingga anda dianggapnya Dewa karena dari senter itu bisa keluar cahaya yang menerangi kegelapan malam atau tubuh anda diolesi fosfor hingga pada malam hari tubuh anda terlihat bercahaya.
Memang terkadang praktisi reiki merasakan sensasi sewaktu membuat simbol memang merasakan adanya tekanan pada tangan dan dapat dirasakan kepadatannya dan sewaktu mengalirkan energi benar-benar terasa energinya bahkan ada yang mengklaim melihat energinya seperti kabut yang melayang. Ini nyata dan sudah terbukti pada setiap orang yang telah di attunement Reiki. Pada hakikatnya semua sensasi yang ada  adalah suatu teknologi alam jin yang telah di inisiasikan pada tubuh kita atau bahkan jin itu sendiri yang berjalan hingga terasa seperti energi yang mengalir yang juga menyaru sebentuk cahaya.
Jangan  dikira bangsa makhluk halus tidak mengerti teknologi, mereka bahkan mampu mengobati berbagai macam penyakit yang sangat sulit diobati melalui teknologi kita tetapi mereka bisa melakukannya. Bahkan terkadang ada dari bangsa Jin yang suka mengobati manusia dengan teknologi kedokteran yang mereka miliki.Kita boleh punya teknologi sinar X maka bangsa jin punya teknologi Reiki, prana, ki, chi dan semacamnya.
Kita mestinya sadar kita lebih banyak tidak mengetahui alamnya makhluk halus dengan segala seluk-beluk bahkan tipu dayanya,s angat banyak para praktisi Reiki dalam meditasinya merasakan bahkan melihat adanya beraneka cahaya dan makhluk-makhluk yang bersinar yang memberikan suatu energi tertentu,memberikan suatu inisiasi hingga mempunyai kekuatan psikis tertentu yang membuat ia merasa sudah tinggi tingkat spiritualitasnya.
Keyakinan mereka juga semakin bertambah bahwa Reiki bisa meningkatkan spiritualitas sebab selama mempelajari Reiki mereka dapat kemampuan yang hebat seperti Clairvoyan, Out of body exsperience, thelepaty, levitasi dan banyak lagi kemampuan luar biasa yang mereka peroleh jika berlatih keras dengan perkara-perkara yang tidak dituntunkan Rasulullah dan berbuat syirik pada Allah .Seperti meminta bantuan makhluk halus, melakukan meditasi dengan konsentrasi pada chakra ajna untuk mendapatkan kemampuan pewaskitaan dengan melantunkan mantra-mantra Hindu sebagai pengagungan terhadap Dewa penjaga chakra ajna maupun dengan penggunaan simbol-simbol Reiki untuk mendapatkan kemampuan psikis tertentu.

Pada Ilmu Reiki ada suatu tipu daya yang luar biasa halusnya yang disandang para prajurit Iblis dengan menyamar sebagai Budha, Dewa Dewi atau apapun namanya yang telah direncanakan dengan sangat matang. Hingga Reiki bagi sebagian umat Islam yang mempelajarinya tertipu karena terlihat sangat bersih dari unsur syirik, bid’ah, khurafat sebab sama sekali tidak terlihat adanya prosesi yang aneh-aneh seperti melakukan puasa, membaca amalan-amalan tertentu, atau upacara-upacara tertentu cukup meletakkan tangan dengan niat lalu pasrah dan sembuh! Sangat simpel dan terkadang terbukti khasiatnya. Tujuan utama prajurit Iblis yang menyamar menjadi Asdended Master adalah untuk  merusak akidah muslim hingga menyekutukan Allah Ta’ala

Misi Perusakan Akidah Tauhid yang Dibawa Syaitan Melalui Reiki.
Sebagai mana kita ketahui bersama banyak aliran-aliran Reiki di dunia ini tidak lepas dari campur tangan makhluk halus sebangsa jin yang mengaku sebagai Dewa Shiwa yang menurunkan Gtummo, Dewi Kwan Im yang menurunkan Violet Flame Reiki, Budha yang menurunkan Lightarian Reiki, Saint Germain yang menurunkan Shambala, begitu juga dengan Seichim Reiki yang diturunkan kepada Patric dari hasil pertemuannya dengan Makhluk berpola delapan setelah ia bermeditasi didalam piramid. Dan juga banyak saya dengar dari penuturan teman-teman sesama praktisi Reiki yang mengaku telah memperoleh suatu jenis energi hasil inisiasi pemberian makhluk ghaib dengan sensasi yang begitu luar-biasa saat bermeditasi.
Para makhluk ghaib yang telah memberikan berbagai macam jenis Reiki itu hakikatnya adalah makhluk sebangsa Jin, sebagai mana kita umat muslim meyakini akan keberadaan jin. Para Ascended Master itu tidak lain adalah salah satu jenis jin dari segolongan jin yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan yang tinggi sebab tidak ada satu dalil pun dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah yang menyatakan adanya manusia yang mati lalu berubah menjadi tubuh cahaya yang bebas dari nikmat dan azab kubur lalu memberikan kekuatan ghoib pada manusia yang masih hidup.
Bagi orang non muslim tentu akan langsung mempercayai jika mereka kedatangan suatu makhluk ghaib yang menamakan dirinya Dewa-dewa, malaikat, Saint Germain, Budha, orang-orang suci atau apapun namanya dan bentuknya. Misi utama dari golongan jin itu adalah menyesatkan umat manusia terutama umat Islam sebanyak-banyaknya. Mereka akan menggunakan orang-orang non muslim (sebagai guru Reiki) sebagai “kendaraan” mereka untuk menyesatkan akidah umat Islam.
Saya akan membeberkan langkah-langkah syaitan melalui Reiki untuk merusak akidah Tauhid hingga dapat menyebabkan pemurtadan pada umat muslim dan pemjerumusan non muslin pada jurang kekafiran yang lebih dalam pada penjelasan dibawah ini :
Langkah pertama, salah satu tipu daya Iblis paling utama melalui Reiki dan ilmu-ilmu meditasi yang diajarkan yaitu dengan cara “khalthatu fikrah” (pengacauan pikiran) yang dibuat Iblis terutama pada saat meditasi yang membuat kita untuk ragu-ragu akan kebesaran Allah. Arti kalimat khalthatu fikrah adalah membalikkan pemikiran dan membuatnya tidak pada tempatnya yang benar.
Bisa dibuktikan pada buku-buku yang membahas tentang Reiki dengan berbagai jenis alirannya tidak terlepas dari unsur ajaran Hindu dan Budha. Salah satu contohnya Reiki Tummo yang dipopolerkan oleh Irmansyah Effendi dalam buku-bukunya sangat banyak unsur khalthatu fikrah (penyesatan fikiran) yang menjurus pada kesyirikan pada Allah dengan dipaksanya keyakinan kita untuk mempercayai adanya  Ascended Master di dunia ini. Dalam salah satu bukunya ia menyarankan kita meminta bantuan makhluk halus Ascended Master Djwal Khul, Vayamus untuk menarik akar karma nagatif.
Bahkan pada aliran Reiki Tummo pada tekhnik pendalaman ada lokakarya retreat dan regresi untuk “melihat” kondisi kita pada kelahiran terdahulu sebelum bereinkarnasi menjadi diri kita saat ini. Mengajarkan tentang karma-karma negatif dari kehidupan terdahulu yang bisa dihilangkan dengan kebangkitan kundalini dan masih banyak lagi ajaran yang diajarkan yang penuh tipu daya syetan dan sangat bertentangan dengan ajaran Islam[1].
Ada sangat banyak khalthatu fikrah (penyesatan fikiran) dalam ajaran laten dibalik Reiki, Prana, Hatha Yoga dan ilmu-ilmu meditasi yang bisa menggoncangkan keimanan kita.Disaat itulah Iblis mulai membisikkan kata-kata yang mengacaukan fikiran dengan menstimulir hati kita hingga mengalami kebingungan dan kekalutan jiwa.
Khalthatu fikrah yang pasti dialami para umat muslim yang menjadi praktisi Reiki,yoga yang sudah mendalami ilmunya (yang sudah mencapai tataran tinggi) ataupun yang menjadi  pengikut aliran-aliran filsafat meditasi (seperti tokoh-tokoh Hindu atau Budha dengan pemahaman ‘wihdatul wujud dan wihdatul adyan’ Babaji, Sai Baba atau Anand Krishna) adalah Iblis ‘alaihi la’natullah membisikkan dalam  hatinya pemikiran-pemikiran sesat mengenai kejadian alam semesta itu apakah terjadi begitu saja, siapakah Tuhan itu,kenapa manusia ada didunia?
Setelah itu Iblis menstimulir otak dan hatinya hingga ia tidak bisa menjawab sampai terjadi kegoncangan  dalam jiwanya.Lalu hati mereka ditutup agar mereka tidak mempercayai dan mengkaji kembali ajaran-ajaran Islam atau bertanya pada Alim Ulama yang bermanhaj Salaf. Setelah itu mereka semua digiring pada ajaran-ajaran filsafat Reiki,Yoga, meditasi dengan membawa konsep dewa-dewi, reinkarnasi, karma dan akhirnya melunturkan akidah Tauhidnya.
Salah satu cara syaitan dalam menyesatkan umat Islam, ialah dengan menggoncangkan akidah dengan keragu-raguan yang dimasukkannya. Rasulullah telah memberi peringatan pada kita tentang bagaimana Pada zaman Rasulullah sudah ada khalthatu fikrah yang dibuat oleh Iblis untuk menyesatkan kita sebagaimana bisa saya jelaskan dibawah ini.
Pengacauan fikiran yang dimasukkan Iblis dengan balatentaranya telah diriwayatkan dalam hadish sahih,dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad saw.Beliau bersabda:“Setan akan datang kepada salah seorang diantara kamu dan berkata,’Siapakah yang menciptakan ini, siapakah yang menciptakan ini?’Sehingga, setan mengganggu dengan bisikan,’ Siapakah yang menciptakan Allah?’Maka, barangsiapa yang mendapatkan bisikan yang demikian itu, hendaklah ia berlindung pada Allah dan mengakhirinya”.Dalam riwayat lain disebutkan,”….maka hendaklah ia mengatakan “Aku beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya”.(H.R.Muslim)
Dari hadits diatas diketahui bahwa syaitan pada awalnya mempengaruhi kita agar memikirkan makhluk-makhluk ciptaan Allah lalu pada akhirnya membuat khalthatu fikrah.Akan saya jelaskan bagaimana cara mengakhiri dengan segera khalthatu fikrah yang dibuat Iblis dan tetap pada keimanan kepada Allah yang Esa dan rasul-rasul-Nya dengan tidak membuat kegoncangan-kegoncangan dalam hati.
Allah-lah sang pencipta tetapi Allah tidaklah diciptakan.Karena Allah itu memiliki eksistensi (ada), namun tidak dibangun atas dasar argumen hukum kausalitas; yakni, segala sesuatu ada yang menciptakannya dan seterusnya.Jika kita kita telah mengakui jika jagad raya dengan segala isinya ini diciptakan Allah,dan kemudian Iblis membisikkan siapa yang menciptakan Zat Yang Maha Pencipta.Itu berarti Iblis telah mencampurkan-adukkan Zat Yang Maha Pencipta dangan ciptaan-Nya, Dengan demikian pertanyaan Iblis sendiri terdapat kontradiksi dan rancu.
Dari sisi lain, aspek tidak adanya relevansi bisikan Iblis itu adalah bahwa Iblis mencoba membuat anggapan bahwa Allah tunduk pada hukum dan aturan yang berlaku bagi seluruh ciptaan-Nya,tunduk pada hukum yang berlaku di jagad raya ini.Hakikatnya, Allah yang menciptakan ruang dan waktu,maka tidak akan terikat pada ruang dan waktu yang Ia ciptakan sendiri!
Kita tidak dapat membayangkan bahwa Zat Yang Maha Suci itu terikat juga oleh dua makhluknya itu (ruang dan waktu), atau terikat dengan hukum kausalitas, hukum-hukum alam (penciptaan, kelahiran, kematian, sunnatullah, sebab akibat dsb) yang mengikat seluruh makhluk-Nya tersebut secara umum.Sebab Allah SWT telah ada sebelum terciptanya jagad raya yang Allah SWT ciptakan. Begitu pula, kita tidak dapat mempercayai bahwa Allah tunduk pada hukum kausalitas yang Ia ciptakan sendiri.Berhati-hatilah karena fikiran seseorang dapat didomonasi oleh hukum kausal hasil bisikan Iblis, bahwa segala sesuatu pasti ada yang menciptakan.
Selain itu khalthatu fikrah pada ajaran laten Reiki, Prana, Hatha Yoga dan aliran meditasi kita juga akan digiring untuk mengira bahwa Allah SWT memerlukan sebuah kekuatan atau bantuan kekuatan lain untuk turun mengurus langit dan bumi. Ia Maha Suci dari segala sifat tersebut!
Dalam konsep akidah Tauhid, adalah tidak masuk akal kalau ada dua pencipta atau tuhan-tuhan. Mereka pasti akan saling saing-menyaingi, bertengkar, berebut penciptaan menonjolkan ciptaan masing-masing seperti dalam ajaran agama-agama lain dimana dalam agama lain (Hindu) dewa-dewa atau tuhan-tuhan terkadang saling bersaing dan bertengkar, saling iri dan dengki.
Maha Suci Allah dari yang orang-orang kafir sifatkan!!Tiada Tuhan selain Allah,karena itu.Allah berfirman di dalam Al-Qur’an tentang hal-hal yang telah saya beberkan diatas.Firman Allah Ta’ala:
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Sekiranya ada di langit dan bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa.Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”(QS.Anbiyaa’(21):22)
Dari segi penciptaan, kita mengenali bahwa eksistensi ini hanya bisa dikelompokkan dalam dua pihak. Pihak pertama adalah pencipta alias Khalik, dan pihak kedua adalah Makhluk alias yang diciptakan.
Cahaya merupakan pertanda adanya adanya siang, tapi tidak bisa dibenarkan bahwa siang itu dijadikan bukti adanya cahaya. Begitu pula Allah Yang Maha Pencipta, tak dapat dibalik pembuktiannya. Dalam sebuah hadis Qudsi Allah SWT berfirman:“Aku merupakan bukti,aku tidak perlu dibuktikan.”Allah merupakan bukti. Sebuah bukti yang tidak perlu dibuktikan. Ia merupakan kebenaran yang nyata yang tampak pada segala sesuatu; aturan-aturan, berbagai keindahan alam, hukum-hukum dan lain sebagainya.
Janganlah kita salah memikirkan tentang Dzat Allah karena disitulah pintu masuk syaitan yang paling besar untuk menghancurkan akidah Tauhid kita.Maka sesuai dengan tuntunan Rasulullah akhirilah segera bisikan syaitan janganlah difikirkan lalu alihkan dengan beribadah dan melakukan aktifitas-aktifitas lain yang diridhoi Allah dan katakan “Diriku beriman pada Allah dan Rasul-Nya”.
Allah-lah Sang “Penyebab” yang tidak ada penyebabnya yaitu sebab pertama (kausa prima), Sang Penggerak pertama yang tidak memerlukan penggerak,pencipta yang tidak diciptakan.Firman Allah Ta’ala:
هُوَ اللهُ الَّذِي َلآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dialah Allah Yang Tiada Tuhan Selain Dia; Raja Yang Maha Suci; Yang Maha Sejahtera; Yang Mengurniakan keamanan; Yang Maha Memelihara; Yang Maha Perkasa; Yang Maha Kuasa; Yang Memeliki Segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(QS Al-Hashr (59):23).
Selain itu ada juga was-was khalthatu fikrah atau keraguan yang ditimbulkan syaitan dalam diri manusia.Didalam hadish shahih juga diriwayatkan bahwa para sahabat Rasulullah berkata“Aku lebih suka jadi arang daripada aku membicarakan sesuatu yang timbul dari nafsuku.”Nabi Muhammad saw menjawab:”Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) yang telah mengembalikan masalah (yang dialami) orang itu kepada gangguan (syaitan).” (H.R.Abu Daud).
Diriwayatkan juga bahwa ketik a seseorang datang kepada Ibnu ‘abbas dan ia mengadukan rasa was-was yang menimpanya,maka Ibnu ‘Abbas menyuruh orang tersebut membaca:
هُوَ الأَوَّلُ وَالأَخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir,Yang Zahir dan Yang Bathin;dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS.Al-Hadid (57):3)
Disamping itu,ia harus memperbanyak dzikir kepada Allah. Karena Rasulullah saw bersabda,”Sungguh setan itu meletakkan mulutnya di atas hati anak Adam. Jika anak Adam mengingat Allah, maka menjauhlah mulut tersebut darinya. Sebaliknya, jika ia lupa mengingat Allah, maka mulut itu akan menelan hatinya.”
Para sahabat tidak selamat dari masukan was-was khalthatu fikrah dari syaitan,sebagian mereka datang pada Rasulullah untuk melaporkan apa yang telah mereka tahan dari was-was, keraguan-keraguan dan godaan-godaan syaitan (para sahabat saja diganggu syaitan apalagi kita yang amal ibadahnya sedikit sekali dibanding mereka, jadi janganlah kita berfikir bebas dari gangguan dan tipu daya syaitan dengan prilaku sombong merasa punya kekuatan ghaib yang bid’ah lagi sesat!!). Maka berhati-hatilah dari khalthatu fikrah. Lihatlah bagaimana Iblis dapat masuk kepada manusia menciptakan was-was dan menyesatkan manusia melalui khalthatu fikrah.
Langkah kedua, setelah berhasil mempengaruhi para praktisi Reiki, Yoga, meditasi dengan khalthatu fikrah Iblis berusaha untuk membuat mereka mengalami pengalaman mistis dan mendapat suatu pencerahan pengetahuan-pengetahuan tertentu atau kekuatan-kekuatan ajaib yang diberikan oleh sosok-sosok makhluk yang mempunyai tingkat spiritual yang tinggi.
Praktisi Reiki yang telah mencapai level yang cukup tinggi banyak mulai terpengaruh keyakinan-keyakinan bahwa dengan Reiki dan ilmu-ilmu terkait dengannya bisa menambah tingkat spiritualitas manusia, bisa memutus lingkaran reinkarnasi, bisa menuju kesempurnaan roh hingga berevolusi ketingkat yang lebih tinggi. Mulai meyakini adanya makhluk-makhluk ghaib yang telah mencapai tingkat spiritualitas yang tinggi yang memberikan inisiasi Reiki melalui meditasi.
Bahkan takjub bila mendengar bahkan melihat adanya orang yang mengajarkan ajaran-ajaran kepercayaan lain yang bisa berbuat keajaiban-keajaiban hingga diikuti metode-metode ibadahnya oleh praktisi Reiki muslim hingga pada tingkat melakukan ritual peribadatan pada tokoh-tokoh agama tertentu (seperti bermeditasi didepan foto Sai Baba hingga merasa mendapatkan suatu energi atau pencerahan tertentu) juga meyakini sepenuhnya ada makhluk ghaib yang turut juga mengatur  alam semesta ini dengan segala isinya.[2] Hingga mulai meragukan kekuasaan Allah atas segala yang telah diciptakan-Nya.
Sadarilah! Allah tidak memerlukan sekutu dalam suatu apapun bentuknya .Firman Allah Ta’ala:
هُوَ اللهُ الَّذِي َلآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dialah Allah Yang Tiada Tuhan Selain Dia; Raja Yang Maha Suci; Yang Maha Sejahtera; Yang Mengurniakan keamanan; Yang Maha Memelihara; Yang Maha Perkasa; Yang Maha Kuasa; Yang Memeliki Segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.“(Surah 59: Al-Hashr Ayat 23).
Allah Ta’ala telah memperingatkan bagi orang-orang yang menyekutukan Allah SWT akan mendapat azab dari Allah.
Firman Allah Ta’ala :
الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللهِ إِلَهًا آخَرَ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
“Orang yang menganggap ada tuhan selain Allah, kelak mereka mereka akan mengetahui akibatnya” ( Al Hijr,:96 ).
Setelah keberhasilan Iblis merusak akidah melalui khalthatu fikrah dan pengalaman-pengalaman ataupun kemampuan-kemampuan psikis para praktisi Reiki, yoga yang sudah mendalami ilmunya. Atau pun yang menjadi  pengikut aliran-aliran meditasi yang akhirnya mendapatkan kekuatan dari bantuan pemberian makhluk ghoib itu. Membuat mereka begitu mencintai makhluk ghoib itu hingga melakukan peribadahan pada mereka yang membuat banyak sekali para praktisi Reiki muslim yang rusak akidah Tauhid bahkan melepas diri pada ke-Islamannya dengan kata lain ia telah kafir kepada Allah SWT.
Allah Ta’ala telah berfirman:
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللهِ إِلَهًا آخَرَ لاَ بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak beruntung.” (Surah 23: Al-Mu’minun Ayat 117)
WASPADALAH!!! Jika kita meyakini bahwa Reiki dapat meningkatkan spiritualitas dibanding dengan ibadah-ibadah yang telah dituntunkan Rasulullah maka lenyaplah amalan-amalan yang telah ia kerjakan dan setanlah yang menjadi temannya.
Firman Allah Ta’ala:
ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Itulah petunjuk Allah,yang dengan-Nya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”(Al-An’am;88).
Allah SWT juga berfirman:
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
”Barangsiapa yang berpaling dari ketentuan Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu mengikutinya.”(Az-Zukhruf:36)
Tidak ada gunanya lagi kita shalat, dzikir jika dalam hati kita telah ada kerusakan akidah Tauhid, semua amalan kita tidak akan diterima Allah SWT!
Dapat saya contohkan tipu daya Iblis melalui ajaran-ajaran anti Tauhid yang dibawa Sai Baba yang mengajarkan Karuna Reiki, dengan pemahamannya yang sesat yang banyak mengandung khalthatu fikrah. Ajaran Sai Baba berangkat dan berada dalam konteks Hinduisme (seperti juga ajaran Anand Krishna) oleh karena itu bersifat sangat sinkretistik. Ia menyamakan agama yang satu dengan yang lain, Sesuai dengan ajaran Hinduisme, di kalangan para pengikut Sai Baba dipercaya bahwa Sai Baba adalah seorang avatara lengkap ‘purna-avatar[3].
Di setiap mandir (tempat ibadah pengikut Sai Baba), banyak orang datang dari berbagai agama (Buddhis, Kristen, Hindu, bahkan dari sebagian kecil kalangan umat Islam yang  ahlul syirik). Semuanya diikat oleh satu kepercayaan terhadap Sai Baba sebagai avatara di zaman ini. Dalam kebaktiannya, dilakukan ‘bhajan’ (mengidungkan lagu-lagu pujaan terhadap berbagai wujud Tuhan) selama 1,5 jam. Meditasi yang diajarkan adalah konsentrasi (pengulangan) mantra “so ham” (“Dia itu aku”), untuk mencapai keheningan.
Ajaran Sai Baba sangat paralel dengan pemahaman Yayasan Reiki Indonesia (mungkin juga para praktisinya juga terpengaruh ajaran Sai Baba) yang bahkan secara blak-blakan  membuat misi jangka panjang yang diemban oleh Yayasan Reiki Indonesia dalam mengenalkan Reiki adalah membimbing sesama umat kearah perkembangan spiritual guna mencapai pencerahan  sesuai dengan perkembangan agama masing-masing” [4]
Ajaran Sai Baba dan pemahaman Yayasan Reiki Indonesia juga paralel dengan ajaran Salamullah pimpinan Lia Aminudin yang memaklumatkan diri dibaiat Jibril (yang tidak lain adah syaitan) sebagai Imam Mahdi dan anaknya sebagai Nabi Isa yang diawali dari “bertemu dengan Jibril” dari sebuah benda bercahaya kuning yang,muncul, berputar, lalu lenyap persis di atas kepala Lia Aminudin. Ajaran mereka menganut spiritual perenial yang mengedepankan “kebaikan” universal. Ada Jamaah Salamullah yang diutus pindah agama masuk ke umat beragama lain. Ada yang ke Hindu, Buddha, Katolik, dan sebagainya. Bahkan cara mereka sekarang mendekati Allah tidak lagi dengan sholat, tapi dengan menyanyikan kidung lagu-lagu pujaan Salamullah dan merangkai bunga” [5]
Indah sekali jika dilihat secara sekilas misi yang diemban Sai Baba juga Yayasan Reiki Indonesia (juga Jamaah Salamullah) namun tanpa sadar banyak para praktisi Reiki muslim yang akhirnya tersesat hingga hilang dalam dirinya ghiroh keislaman. Padahal Allah telah menyatakan Agama yang diridoi adalah Islam jelas menunjukkan bahwa agama atau kepercayaan lain selain Islam tidak diridoi dan merupakan kesesatan.
Allah Ta’ala juga berfirman :
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa yang mencari selain Islam sebagai din (agama) maka sama sekali tidak diterima daripadanya dan dia di akhirat kelak termasuk daripada kalangan golongan yang rugi” (Surah Ali `Imran : 85)”.

[1] Buku-buku karangan Anand Khrisna, Josep Tarjan dan ada begitu banyak pengarang buku-buku Reiki yang konsep ajaran latennya  tetaplah sama persis yaitu mengandung khalthatu fikrah yang menggoncangkan akidah Tauhid dan banyak melecehkan ajaran Islam [2] Persis sama dengan keyakinan sebagian besar kaum Sufi sesat bahwa ada wali qutub,abdal-abdal atau badal-badal yang juga ikut mengatur alam semesta
[3] Avatar = inkarnasi Wisnu atau Tuhan kedunia untuk memberantas kejahatan dan menegakkan kebenaran di dunia yang sudah rusak; ini paralel dengan inkarnasi Tuhan ke dunia dalam diri Yesus menurut ajaran Kristen
[4] Jelas ini simbol ‘universalisme’ agama atau wihdatul adyan yang mencampur adukkan agama-agama tetapi kenyataannya sebenarnya mengarahkannya kepada penghancuran akidah Tauhid
[5] Ada semacam Grand Design Iblis untuk menyesatkan umat manusia, sebab jika kita lihat secara seksama ajaran Sai Baba, Anand Khrisna, aliran New Age, ajaran dibalik Reiki, ajaran ilmu metafisika juga Salamullah mempunyai kesamaan dan kekhasan yaitu ajaran anti Tauhid yang mengedepankan konsep wihdatul wujud dan wihdatul adyan