PRO- T- IN ISLAM

KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID

Selasa, 14 Mei 2013

8 Pengamanan Penjara Dan Penyidikan (Interogasi)

Proses interogasi (penyidikan) dibagi menjadi dua bagian utama:
1. Berhadapan langsung dengan pimpinan penyidik, ini berlangsung di dalam kantor penyidik.
2. Berhadapan secara tidak langsung (dan ini lebih berbahaya), di mana orang yang memimpin penyidikan memanfaatkan kaki tangannya untuk menyeret Mujahid yang tertangkap ini secara bertahap, lalu mengambil dan menarik informasi darinya dengan sempurna. Kaki tangan-kaki tangan ini memainkan peran terselubung namun sangat berbahaya, dilakukan dengan menugaskan orang-orang baik dan ikhlas agar bersandiwara di hadapan sang mujahid yang tertangkap. Ironisnya, mayoritas mujahidin yang tertangkap terpedaya dengan jebakan dan tipuan seperti ini.
Saran-saran yang harus dilaksanakan:
1. Pusatkan fikiran untuk tidak mengaku, walaupun mereka mengatakan bahwa kasus ini sudah terbongkar, para pelakunya sudah mengakui semua. Jangan tertipu dengan ucapan-ucapan umum mereka tentang amaliyat yang dituduhkan kepada sebuah tim mujahid.
2. Ketahuilah bahwa ancaman dengan menggunakan timer itu tidak benar, mujahid yang tertangkap harus yakin bahwa tidak mengaku akan sangat membantu dalam meringankan hukuman.
3. Peran penyidik sebagai teman atau musuh, sama-sama merupakan sebuah sandiwara yang melengkapi satu sama lain. Mereka semua bekerja untuk satu tujuan, yaitu mengambil pengakuanmu, menghancurkan dirimu kemudian mengendalikannya.
4. Satu hal yang pasti, bahwa interogasi menggunakan tekanan psikis lebih banyak dilakukan daripada dengan tekanan fisik.
5. Jangan hiraukan penyidik yang kadang-kadang mengucapkan kata-kata tipuan kepadamu, seperti: “Sabarlah, wahai pahlawan, beberapa hari dan beberapa pekan.” Mereka akan menyebutmu pahlawan karena keteguhanmu, seolah tidak ada apa-apa jika kamu mengaku setelah jangka waktu yang ia sebut tadi.
6. Ketika teman sekasusmu mengaku di hadapanmu, bukan berarti semuanya telah berakhir dan berarti Antum juga harus mengaku. Dalam situasi seperti ini Antum harus tetap teguh dan tidak memberikan pengakuan. Dan ini adalah hal yang sangat mungkin terjadi, bukan mustahil. Banyak sekali contoh pada mujahidin yang memiliki semangat tinggi runtuh kedigjayaannya ketika menghadapi situasi seperti ini. Keteguhanmu akan bermanfaat untuk dirimu sendiri dan untuk teman yang sekasus denganmu.
7. Pahamilah bahwa Antum tetap berada di dalam proses penyidikan di setiap waktu ketika berada di dalam sel, dan bahwa semua tindakan yang dilakukan terhadap Antum bukanlah secara kebetulan, semua yang bertemu denganmu di sel bukanlah secara kebetulan. Mereka semua masih dalam sebuah proses penyidikan. 3-5 hari setelah didudukkan di kursi mereka, mereka akan menempatkanmu di dalam sel isolasi sendirian bisa hingga 10 hari sampai Antum merasa butuh untuk berbicara dengan orang lain, siapapun dia. Ketika itulah mereka akan mengirim kepadamu seseorang yang berfungsi sebagai “burung pipit”, ia masuk ke dalam selmu. Ketika itulah hasratmu untuk berbicara sangat besar. Bisa dikatakan bahwa setiap yang datang kepadamu ketika berada di sel, semuanya adalah “burung pipit” tersebut.
8. Sebenarnya aturan intern di dalam penjara tidak mengharuskan seseorang mengiyakan informasi yang ia tidak akui kepada aparat intelejen, atau di bawah situasi dan atas nama apapun.
9. Semua yang menyatakan ingin berhubungan dengan ikhwah di luar penjara demi memperbaiki kesalahan, menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan, meminimalisir kerugian, atau mengingatkan ikhwan yang lain dari pukulan lawan, semua ini adalah ungkapan berbau intelejen yang tidak dilakukan selain oleh mereka yang diperalat musuh.
10. Semua ungkapan bernada ancaman yang diarahkan kepada mujahid yang tertangkap, seperti akan menghukumnya, akan menempatkannya di tempat yang dijaga ketat, kamu berada di bawah kaki kami dan kami akan selalu menginterogasimu, atau ancaman pembunuhan, pukulan atau penghilangan jejak, semua ini tidak mungkin digunakan oleh sistem pemerintahan yang sebenarnya. Itu hanyalah ungkapan para bawahan yang berfungsi sebagai “burung pipit” tadi.
11. Keinginan yang tersimpan di hati Al-Akh yang ditahan di penjara dan dalam proses penyidikan untuk menyelesaikan program jihadnya yang masih tersisa, terus berkecimpung di aktifitas jihad (militer) dan menambal kerugian yang terlanjur ia lakukan ketika disidik, semua ini hanya akan menjadikannya sebagai mangsa yang mudah dimakan oleh jerat-jerat anggota-anggota intelejen yang akan memberikan bantuan dan sarana komunikasi kepada dunia luar, lalu mempersilahkan kepadanya untuk menyelesaikan pekerjaannya serta menambal kerugian-kerugiannya. Di sinilah musibah terbesar terjadi. Oleh karena itu, seorang mujahid harus faham bahwa dengan tertangkapnya dia berarti selesailah semua bentuk hubungan kerja dengan ikhwan-ikhwannya di luar, kini ia hidup di dunia baru dan babak baru yang memerlukan kerahasiaan total serta tidak mencoba berhubungan dengan dunia luar dalam kondisi apapun, apalagi ketika proses penyidikan masih berlangsung.
12. Satu hal yang perlu diperhatikan di sini: Sebagian ikhwah mampu menjaga informasi dari kaki tangan intelejen dengan hanya memperhatikan model, bukan prinsip. Artinya, ia waspada ketika menghadapi suatu model pertanyaan tertentu yang digunakan kaki tangan tersebut, jika modelnya berubah ia menjadi makanan empuk bagi mereka. Di sini, maka seorang Mujahid harus diajari prinsip, bukan model. Prinsip itu adalah kerahasiaan total dan menutup informasi dengan sempurna, dari siapapun, dan atas nama apapun atau organisasi apapun.
13. Di antara yang membuat banyak ikhwan tertipu dengan mudah adalah ketika agen kaki tangan intelejen datang dan berbincang-bincang dengannya dengan mengatasnamakan organisasinya, atau majelis syuro harokahnya atau amir utamanya atau yang semisal dengan itu. Rasa hormat para ikhwah –karena ketidak tahuannya—terhadap nama-nama ini mendorongnya untuk terjerumus dalam jerat agen-agen intelejent dengan mudah. Maka kami tegaskan di sini, bahwa peraturan di dalam penjara dan semua bidang-bidang yang ada di dalamnya tidak pernah meminta informasi rahasia apapun kepada Al-Akh yang tidak ia akui kepada aparat intelejen.
14. Kegarangan dan kewibawaan yang tergambar pada kepribadian anggota intelejen atau penyidik itu sebenarnya adalah dibuat-buat untuk memasukkan rasa takut dalam diri Mujahid, sehingga dia menjadi lemah ketika berhadapan dengan jendral-jendral intelejen dan penyidik ketika dilangsungkan penyidikan. Padahal sebenarnya, anggota intelejent itu tak lebih sebagai pegawai yang dilatih untuk mengelabui, itu saja. Ujung-ujungnya dia kembali ke rumah dan bertemu isterinya setelah berjam-jam bekerja seharian.
15. Ingatlah, biasanya dipasang alat penyadap di dalam sel atau di ventilasi, bentuknya bisa berupa rangkaian jaring-jaring antar besi-besi sel. Bagi ikhwan yang tertangkap harus mewaspadai ini.
16. Jangan terpancing oleh teknik-teknik perang psikologi yang dilancarkan kepadamu. Kadang-kadang ketika Antum berada di ruang interogasi atau didudukkan di atas kursi, terdengar suara-suara pukulan, teriakan, pintu yang didobrak keras sekali, yang semua ini dibuat untuk menanamkan rasa takut dalam diri seorang tahanan. Padahal sebenarnya itu tidak ada.
17. Kadang mereka akan mengancammu untuk diinterogasi ala militer. Ancaman ini bohong, sebab sejak awal masuk ruangan, interogasi yang Antum jalani itu adalah interogasi ala militer.
18. Ketika bersama dengan anggota kaki tangan intelejent, kadang-kadang seorang Mujahid disuruh menemui pengacara atau palang merah. Maka dalam hal ini dia tidak boleh menganggapnya sebagai orang yang bisa dipercaya, dan jangan mengira bahwa tahanan itu ada yang dianggap mulia.
19. Ini adalah nasehat penting sekali: Jika ada salah satu anggota tim Antum atau orang yang memiliki kaitan jaringan kerja dengan Antum tertangkap, maka salah besar jika Antum yakin dia akan kuat dan tidak akan menyebut namamu, sehingga akhirnya Antum beraktifitas seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa atas dirimu, tidur di rumah dan pergi ke tempat kerja seperti biasa. Di sinilah terjadi musibah besar yang sangat kami ingatkan untuk mewaspadainya. Sejak awal, program harus dibangun di atas prinsip bahwa jika ada anggota yang tertangkap maka dia akan mengakui semuanya, Antum pun bisa ketahuan dan dicari. Kewaspadaan ini harus selalu bersemayam dalam dirimu untuk waktu lama hingga berbulan-bulan, bukan beberapa hari atau beberapa pekan, sampai benar-benar Antum pastikan bahwa Al-Akh yang tertangkap itu tidak menyebut namamu, ini tidak bisa disimpulkan kecuali setelah melalui waktu berbulan-bulan sampai ia berada di penjara biasa dan menghubungimu melalui berbagai jalur dan cara untuk memberitahukan kasus yang sebenarnya ia hadapi.
20. Jangan tertipu dengan tekhnik yang dipakai aparat dalam interogasi, di antaranya menakut-nakuti mujahid yang tertangkap dengan alat pendeteksi kebohongan (atau biasa disebut Polygraph dan Lie Detector). Caranya dengan meletakkan Mujahid di atas sebuah alat yang oleh aparat disebut pendeteksi kebohongan, mujahid ini duduk di atas kursi kemudian interogator memasang alat yang mirip dengan alat periksa darah dan melilitkan kabel pada ujung-ujung jari. Sehari sebelum diperiksa, penyidik akan memberikan pertanyaan-pertanyaan khusus tentang kasusmu untuk Antum pelajari baik-baik. Pertanyaan-pertanyaan ini akan diajukan kembali keesokan harinya supaya Antum menjawabnya setelah ia gambarkan kepadamu fungsi, keotentikan, kecanggihan dan kemampuan yang besar dari alat tadi. Alat ini bisa mengirim sinyal-sinyal yang mengindikasikan adanya kegelisahan (gugup) dan keluarnya keringat. Ia akan selalu menyengaja menceritakan kedustaan kepada Mujahid. Oleh karena itu, wahai Akhi Mujahid, Antum harus selalu menggerakkan badanmu tanpa sepengetahuan penyidik. Begitu selesai dipasang di atas alat, Mujahid akan dipindah ke ruang penyidikan untuk menghadapi penyidik sebagai orang yang bohong. Padahal semua itu adalah muslihat supaya Mujahid percaya dan tertipu bahwa dirinya ketahuan berdusta, sehingga tidak ada pilihan selain mengatakan yang sebenarnya.
21. Selalulah menganggap terpasangnya alat penyadap di setiap tempat di mana Antum berkumpul dengan teman seperkaramu (di dalam sel, ruang pemindahan, ruang kunjungan, kantor, ruang pengacara dan palang merah, ruang besukan). Di sini harus waspada dan jangan berbicara.
22. Jika ada ikhwan yang tidak mengaku di depan kaki tangan intelejen, aparat akan menggunakan cara dengan menyuruh sebagian penyidik untuk mengenakan penutup wajah di ruangan anggota kaki tangan tadi lalu mengaku sebagai aparat keamanan dari organisasinya, setelah itu si tahanan akan mengakui di hadapan mereka tanpa sadar, setelah ia mengaku mereka akan membuka penutup wajah sehingga akhirnya dia tidak bisa lagi menyangkal.
Banyak cara untuk mengelabui alat pendeteksi kebobongan ini. Karena prinsip kerja alat ini berdasarkan kepada perubahan psikologi tubuh, maka jika Mujahid bisa mengendalikan perubahan itu, ia bisa menipu alat ini. Kaidah penting untuk melewati test ini adalah: reaksi psikologis ketika menjawab pertanyaan yang bisa dikontrol harus lebih kuat daripada reaksi ketika menjawab pertanyaan yang sebenarnya, sehingga penyidik tidak bisa membedakan antara jawaban yang benar dengan jawaban yang dusta. Begitu…
Bisa juga Mujahid mengontrol perubahan psikis tubuhnya –yang reflek—secara parsial dengan banyak cara, di antaranya: Menggunakan fikiran untuk menghitung jumlah, memikirkan hal-hal yang mengerikan, menyusutkan penyangga tempat duduk , atau menggigit sisi lidah.
Sekarang, marilah kita ulas langkah-langkah antisipasi di atas secara sedikit terperinci:
Mengontrol Ritme Pernafasan
Seorang Mujahid harus belajar mengatur ritme nafasnya dalam setiap situasi, ketika nanti dia dites (dengan alat tadi). Usahakanlah bernafas antara 15-30 tarikan per menit, artinya bernafas sekali per dua hingga empat detik. Usahakan jangan menarik nafas dalam-dalam ketika interogasi berlangsung, namun seluruh ritme pernafasannya harus seimbang. Ingat, jangan kembali ke ritme pernafasan normal sebelum kabel-kabel tadi dilepas, karena sering sekali penyidik membiarkan alat itu tetap terpasang setelah testing selesai, dalam rangka memastikan apakah Mujahid menggunakan tekhnik antisipasi.
Mengendalikan Tekanan Darah:
Ada satu hal penting sebagai langkah antisipasi ini, yaitu hendaknya seorang Mujahid bisa menaikkan tekanan darahnya dari tensi biasa. Untuk bisa melakukannya, seorang Mujahid ketika menjawab pertanyaan yang bersifat memastikan hendaknya melakukan salah satu langkah berikut: Melakukan aktifitas rumit di otak secepat mungkin, seperti mengambil angka secara acak –768 misalnya—lalu menghitungnya secara mundur, melakukannya sembilan kali atau lebih, secepat mungkin. Atau, memikirkan hal-hal yang mengerikan, seperti: Membayangkan dirinya ada di puncak sebuah gunung atau akan tenggelam di air, dan lain-lain. Yang penting tujuannya adalah –seperti kami katakan tadi—menaikkan tekanan darah ketika menjawab pertanyaan.
Seorang Mujahid hendaknya memulai salah satu dari contoh di atas ketika dia menyimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah pertanyaan yang bernada memastikan dari penyidik. Kemudian hendaknya ia memulainya secara langsung, artinya melakukan aktifitas seperti ini hingga menjelang pertanyaan berikutnya.
Lidah:
Termasuk langkah efektif untuk mengelabui alat ini adalah menggigit lidah di arah sampingnya, sehingga sang Mujahid merasakan sedikit rasa sakit, namun tidak sampai melukainya. Hati-hati, jangan sampai penyidik mengetahui hal ini, untuk langkah ini Mujahid harus berlatih di depan kaca sampai ia bisa melakukannya dengan baik.
Syahdan…berikut ini beberapa nasehat yang harus selalu Antum ada di benakmu, wahai Akhi Mujahid, ketika proses interogasi (penyidikan) berlangsung:
1. Jangan pernah lupa bahwa testing itu termasuk dalam penyidikan; ada penyidik yang melakukannya dengan kasar, ada juga yang dengan lemah lembut. Maka ingatlah, penyidik itu bukan teman, dia datang bukan untuk membantumu tapi untuk mencelakakanmu. Ketahuilah, keberhasilan tugas penyidik diukur dengan sebarapa banyak pengakuan yang bisa dia tarik ketika testing, bukan diukur dengan hasil. Jhon Selfen –ia pernah bekerja untuk CIA selama 30 tahun sebagai penyidik di bagian alat pendeteksi kebohongan— berkata: “Pekerjaan kami diukur dengan seberapa besar informasi yang berhasil diraih dari orang-orang yang kami test.”
2. Ingat, Antum selalu diawasi. Rata-rata ruang test dilengkapi dengan cermin pemantul atau kamera tersembunyi.
3. Jawablah pertanyaan secara langsung (spontan), usahakan jawaban itu singkat, jika bisa dengan: Ya, atau tidak.
4. Berusahalah semaksimal mungkin menampakkan bahwa Antum itu jujur; caranya adalah menjawab dengan mantab, atau sedikit diselingi nada marah dan ancaman. Jangan terlambat untuk menjawab, sebab itu akan membuat penyidik berasumsi bahwa Antum sedang bertanya kepada diri sendiri: “Harus kujawab ya atau tidak?!”
5. Jika penyidik menyuruhmu mencuci tangan sebelum testing dan dia membiarkanmu pergi sendiri, maka lakukanlah. Jika ia membiarkanmu bersama alat test sendirian, maka bersikaplah biasa-biasa saja dan jangan bermain dengan alat itu atau dengan benda lain. Sebab Antum diawasi.
6. Jika ditanya apakah kamu bisa mengoperasikan alat ini, katakanlah bahwa Antum tidak mengetahuinya sama sekali, namun pernah mendengar adanya alat tersebut. Ingatlah bahwa target penyidik dari penggunaan alat ini adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin melalui tekanan psikis… ingatlah hal ini.
7. Tekhnik-tekhnik yang digunakan penyidik secara umum bisa diklasifasikan sebagai berikut:
a. Tekhnik Psikis:
Pertama: Tekhnik-tekhnik meyakinkan (tersangka) agar mau mengaku.
Kedua: Tekhnik menipu dan bersilat lidah.
Ketiga: Tekhnik membuat keragu-raguan dan merusak hubungan.
Keempat: Tekhnik menundukkan dan menghinakan, memaksakan kekuasaan dan pengaturan.
Kelima: Mengkacaukan pikiran.
Keenam: Tekhnik mengagetkan (membuat terkejut)
Ketujuh: Alat pendeteksi kebohongan.
b. Tekhnik-tekhnik saraf:
Contoh memberi tekanan terhadap saraf adalah:
• Terkadang penyidik membiarkannya sendirian di dalam kamar selama 5 atau 6 jam, kadang dicampur dengan para tahanan yang kabur atau penjahat. Ini yang lumrah sekali dilakukan, bahkan inilah cara mereka ketika situasi berjalan normal dan rutin, contohnya mereka akan men-cek secara rutin terhadap salah seorang Imam masjid, misalnya, atau terhadap mantan narapidana yang sudah dibebaskan, atau yang lainnya.
• Kadang mereka melakukan tindakan-tindakan menakutkan, seperti ketika interogasi tengah berlangsung tiba-tiba dia berdiri, atau menelpon, atau berbicara dan mengumpat seseorang, seolah-olah dia tidak peduli denganmu.
• Melarang tidur untuk waktu lama. Begitu Antum tertidur, satu orang akan memukulmu sampai Antum setengah tidak sadar sehingga Antum ingin buka mulut supaya bisa istirahat.
• Mengganggu dengan suara keras secara terus menerus hingga tidak bisa berkonsentrasi.
• Tidak memberi makan dan minum (membuatnya lapar) sampai ia menjadi –kata mereka— “kulit di atas tulang”.
• Memposisikan tahanan dalam situasi yang sangat susah (di ruangan yang sangat dingin, atau sangat panas).
• Diborgol dalam waktu lama dan posisi yang buruk.
• Memaksanya melakukan aktifitas olahraga yang berat dan melelahkan.
• Berdiri dalam waktu yang lama secara terus menerus (misalnya 36 jam atau lebih), lalu memukulnya jika duduk, atau menggunakan anjing untuk menyerang siapa yang malas berdiri. (Ada sebagian ikhwah yang diinterogasi hanya dengan mengenakan pakaian dalam sambil berdiri sementara para penyidik duduk selama 12 jam, akhinya Alloh menakdirkan dia bebas, semoga Alloh menerima amalnya).
• Mengulang-ulang pertanyaan hingga ia bosan dan mempengaruhi syaraf.
• Menuangkan air hangat ke kepalanya, kemudian diikuti air dingin.
• Bisa juga ruang tahanan dibuat senyap, hanya ada suara air setitik demi setitik untuk melelahkan urat syaraf.
• Menyiksa dengan menuangkan air di atas kepala.
• Menenggelamkan kepala ke dalam air beberapa saat, kemudian mengeluarkannya, secara berulang-ulang.
• Meletakkan di ruangan sempit, misalnya 24 orang ditaruh di tiga ruangan yang setiap ruangan hanya cukup untuk dua orang.
• Menaruhnya di tempat yang busuk baunya dan jorok, mengeluarkan bau tak sedap.
• Menutup kedua mata atau memasang kantong yang kasar.
• Membuat kaget, tahanan dikejutkan dengan adanya salah satu anggota timnya atau kerabatnya yang masuk penjara.
• Menginterogasi di bawah cahaya sinar yang tajam, sehingga tidak bisa melihat interogator.
• Menggunakan obat-obatan agar tahanan mengigau tanpa sadar. (Maka dari itu, mohonlah pertolongan kepada Alloh, itu tidak akan membahayakanmu. Jauhilah informasi-informasi yang tidak penting bagimu).
• Menyiksa tahanan lain di depannya dan memberitahukan bahwa dirinyalah sebab mengapa ia disiksa.
• Memperdengarkan suara orang-orang yang disiksa di ruangan yang bersebelahan dalam waktu lama, memperdengarkan suara teriakan dan permintaan tolong mereka.
• Mencukur jenggot dan membiarkan kumis dengan terang-terangan, sebagai sebuah bentuk pelecehan.
• Memberi kesempatan buang hajat dalam waktu terbatas dan singkat sekali, sehingga seseorang tidak bisa menyelesaikan setengah hajatnya sekalipun dengan cepat. Ini diiringi dengan pukulan yang terus menerus ketika berjalan dari sel menuju kamar mandi. Belum lagi biasanya melalui antrean panjang untuk menunggu giliran.
• Kadang-kadang dicantumkan sisa-sisa tulisan dari mantan-mantan tahanan ketika mereka menyendiri, seperti: “Ibu…ke mana engkau? 16 tahun lagi, hai kegelapan penjara yang mengurung! Di manakah keadilan?…dst
c. Tekhnik-tekhnik fisik:
• Memukul titik-titik sensitif (tenggorokan, kepala, perut) tanpa ampun. (Kalau mulut biasanya dihantam dengan sepatu hingga berdarah dan gigi rontok).
• Mencekik tenggorokan dan menyumbat pernafasan.
• Memukul dengan cambuk, tongkat atau cemeti, pada bawah kaki atau dubur (biasa disebut tekhnik roda).
• Menggencet buah pelir agar kesakitan.
• Mencabuti rambut, jenggot, bulu dada dan kemaluan…dst. Atau membakarnya bersama dengan kulitnya menggunakan rokok dan yang semisal.
• Menggencet persendian-persendian (lutut, pergelangan tangan, tulang belakang), atau menggunakan apa yang disebut “Kursi Jerman” (sangat sakit jika ditepatkan di punggung). (Di Saudi sendiri, aparatnya meletakkan tahahan di atas kursi khusus yang bagian punggunnya melengkung, sangat menyakitkan. Setelah itu mereka menghina Alloh di hadapannya).
• Kadang mereka memakai setrum listrik.
• Menyuruhnya memakan semangka dan memberinya minuman, setelah itu mereka mengikat kemaluannya agar tidak bisa kencing. (Tekhnik ini digunakan di Saudi, dan sangat sakit sekali rasanya)
• Mengguyurnya dengan air hangat kemudian dengan air dingin.
Langkah-langkah yang mesti dilakukan sebelum interogasi, untuk menangkal tekhnik-tekhniknya:
1. Selalu mencari tahu tentang tekhnik-tekhnik interogasi yang paling baru, lalu memberitahukannya kepada anggota tim.
2. Melatih anggota berada dalam situasi interogasi, kedua mata diikat, lalu meletakkannya dalam sel sendirian selama berjam-jam. Setelah itu dilakukan test interogasi dengan pukulan keras dan kata-kata kasar. Cara ini cukup membantu dan akan merubuhkan penghalang ketika ia benar-benar ditangkap –jika Alloh memang menakdirkannya.
3. Yang paling penting adalah kondisi kejiwanan orang yang ditangkap itu; mengikat kedua mata dan bersendirian selama waktu yang lama bisa membuat orang yang tidak biasa akan letih dan gelisah. Namun setelah penangkapan itu berjalan beberapa waktu, itu akan menjadi hal yang biasa, sama seperti orang yang kakinya pincang atau ayahnya meninggal ketika ia masih kecil; engkau akan melihatnya sedih pertama kalinya. Namun setelah itu ia akan beradaptasi dan bisa kembali tersenyum dan tertawa, sangat cepat situasi itu berubah menjadi biasa, rutinitas biasa akan kembali berjalan. Bahkan ada ikhwan yang setelah kakinya diamputasi dia mencopot kaki palsunya dan membercandai teman-temannya dengan kaki palsu itu. Banyak juga orang-orang yang dipenjara yang malah menjalin akad bisnis dengan petugas penjara dengan cara membeli rokok misalnya, atau menyuap dengannya supaya siksaannya diperingan, jatah makan diperbanyak, dan tidak mencaci maki lagi. Oleh karena itu, seorang mujahid harus berlatih menghadapi suasana interogasi, menginterogasi dan memukulnya, dan lain sebagainya. Ini sungguh sangat penting.
4. Para ikhwah jangan membayangkan bahwa dia akan selalu dipaksa mengatakan semuanya. Bagi siapa yang bisa mengatur langkah dengan baik, bisa saja dia menyembunyikan banyak informasi dan sering membuat aparat ragu.
5. Secara umum, moral yang tinggi, kecerdikan, tahan banting, keras kepala, keberanian, dan tekad yang kuat dari seseorang yang ditangkap itu sangat penting. Semua ini bisa diraih dengan sering bermajelis bersama orang-orang yang terdidik secara robbaniy, bersama pribadi-pribadi yang teguh, mempelajari kisah orang-orang yang kuat, membaca buku-buku tentang sabar dan mempertahankan kesabaran.
6. Tidak meninggalkan alat bukti atau tanda keterkaitan dengan orang yang ditangkap (selalulah melakukan langkah pengamanan selagi itu bisa dilakukan).
7. Jangan menghafal informasi yang tidak penting, terutama bagi ikhwan yang menganggap ini hal remeh. Sebab seperti apapun teori, rencana dan kesepakatan yang telah dibuat, namun pada kenyataannya nanti tetap berbeda antara orang yang tidak tahu informasi sama sekali dengan orang yang mengetahui informasi namun ia menyembunyikannya, sepandai apapun dia menyembunyikan. (Inilah prinsip meminimalisir informasi).
8. Jika aparat mengetahui adanya hubungan telpon atau surat elektronik antara orang yang dipenjara dengan ikhwan-ikhwannya, maka sebelum itu harus sudah disepakati kode-kode khusus agar bisa dimaklumi bahwa teman bicaranya itu keamanannya tidak sehat.
9. Banyak menebar informasi menyesatkan sehingga melelahkan aparat. Banyaknya berbagai kemungkinan kadang bisa membuat mereka capek dan putus asa.
10. Rasa saling percaya dan kekompakan antar anggota organisasi –jika ada— dan menyiapkan mereka untuk berkorban dan mengutamakan orang lain.
11. Fisik yang standart sangat dibutuhkan ketika interogasi untuk menambah kesabaran. Perbanyaklah melakukan latihan-latihan fisik.
12. Termasuk cara pengamanan terbaik yang dilakukan seorang Amir atau mas’ul adalah menyiapkan langkah yang telah dikaji dengan baik untuk seorang Akh Mujahid ketika nanti dia berhadapan dengan para penyidik, di mana langkah ini akan membuatnya mengatakan semuanya kepada mereka dan tidak menyembunyikan apa-apa, padahal sebenarnya informasi itu tidak membahayakan siapapun. Tujuan dari langkah ini adalah menyembunyikan informasi-informasi penting dari musuh dan memutus jaringan sebisa mungkin, sehingga wilayah bahaya bisa dipersempit. Perencanaan secara detail menjadi semakin penting jika kita meyadari dua hal di bawah ini:
a. Sering sekali aparat menangkap satu tim yang dicurigai secara bersamaan lalu menginterogasi mereka semua di waktu yang bersamaan untuk mengetahui celah yang ada. Maka dari itu, harus ada kesepakatan yang tersusun rapi sebelumnya.
b. Pertanyaan yang sama sering sekali mereka ulang setiap waktu untuk membuktikan kejujuranmu. Maka dari itu, rencana yang sudah dirancang harus diingat baik-baik supaya tidak saling bertentangan, dan harus ada kesepakatan tentang mana-mana yang paten (tidak boleh diubah) antar anggota tim…(sebab kata-kata ketika interogasi itu direkam, baik dengan tulisan maupun dengan alat perekam).
Warning!!!
1. Kita memang selalu mendorong agar seorang mujahid mampu bersabar, mempertahankan kesabarannya dan tidak memberi pengakuan apapun di depan musuh. Tapi di saat yang sama, sejak awal kita harus mengambil semua langkah pengamanan jika ternyata dia mengakui semuanya.
2. Walaupun sudah lama tidak terdengar berita bahwa Al-Akh yang tertangkap itu memberi pengakuan, tapi ini belum cukup untuk memastikan bahwa dia belum atau tidak pernah memberi pengakuan, sementara itu setan terus membisiki kita untuk bersikap tenang-tenang saja. Padahal, aparat akan terus menyidiknya kembali secara berkala dan rutin. Penyidikan kembali ini tak jarang membuka celah-celah baru dan bahkan tangkapan baru dan informasi baru. Makanya mereka mengulangi pemeriksaan untuk tujuan ini, dengan demikian kemungkinan terbongkarnya apa yang masih tersembunyi akan semakin membesar dan membesar. Terkadang bisa juga Al-Akh sudah memberikan pengakuan namun aparat hanya melakukan pemantauan saja demi memperoleh hasil tangkapan sebesar mungkin dari putera-putera gerakan Islam.
3. Setelah Al-Akh bebas dari penjara, kadang ia merasa malu menceritakan hal-hal yang sudah terlanjur ia akui dan setan membisikinya bahwa sikap diam dia ini tidak akan membahayakan!!! Padahal, sikap diam dia ini sangat berbahaya walaupun tentang sesuatu yang kecil. Seharusnya, ia memberitahu amir atau tim dalam rangka membebaskan tanggungan di depan Alloh Ta‘ala.
Rumus penting: Hanya orang bodoh yang percaya kepada penyidik.
Jangan pernah memotong pembicaraan penyidik di tengah penyidikan, sebab itu tidak berguna sama sekali bagimu.
Rumus penting: Penyidik bisa ditipu dengan mudah.
1. Alat yang digunakan penyidik adalah bersifat eksperimen, Antum lah yang menentukan berhasil tidaknya alat itu.
2. Penyidik akan mengulang pertanyaan yang sama yang sudah dilewati pada waktu berikutnya untuk menjerumuskanmu ke dalam kesalahan dan sikap kontradiktif. Maka waspadalah.
3. Jangan takut atau cemas ketika ada kerabat yang dihadirkan untuk menekanmu di saat penyidikan. Bahkan bisa saja mereka mengklaim telah menangkap saudara-saudaramu atau isteri dan anak-anakmu dan banyak lagi cara-cara kotor yang mereka gunakan. Maka janganlah Antum merasa sedih dengan itu dan bertawakkallah kepada Alloh, Dia tidak akan mentelantarkanmu. Dia akan menjagamu, menjaga keluargamu karena Antum telah menjaga agama dan dakwah-Nya, menjaga rahasia saudara-saudaramu dan pergerakan jihad mereka.
4. Salah satu cara yang digunakan penyidik adalah meremehkan seorang Mujahid dengan mengatakan: “Kamu ini tidak ada apa-apanya,” dan kata-kata lain yang melecehkan, cacian kotor dan buruk yang memenuhi kamus mereka yang busuk. Oleh karena itu, bersabarlah mendengar penghinaan ini, sebab tujuan dari itu adalah menarikmu untuk memberikan pengakuan.
5. Ingatlah, pada akhirnya nanti penyidik harus memutuskan apakah tahanan ini tidak bersalah sama sekali, atau dia kuat untuk tidak memberikan pengakuan apapun meski disertai adanya bukti-bukti, atau dia lemah dan mengkhianati teman-temannya. Inilah tiga pilihan yang ada di hadapan seorang tahanan, maka jangan sampai ia memilih pilihan ketiga.
6. Selalulah yakin kepada Alloh dan bahwa kamu adalah salah satu hamba-Nya, tidaklah mereka menyiksamu selain karena pembelaan yang kau berikan kepada agama-Nya. Ingatlah bahwa Dia selalu menjagamu ketika engkau menjaga agama-Nya. Ingatlah sebelum memikirkan hasil akhirmu, bahwa keteguhanmu akan meneguhkan ikhwan Mujahidin lainnya, baik yang di dalam atau di luar, sekaligus menghindarkan mereka dari penangkapan yang akan mereka hadapi akibat pengakuanmu. Ingatlah orang-orang yang kuat sebelummu dari kalangan orang-orang sholeh, para dai dan mujahidin. Ingat bahwa Antum tidak sendirian di atas jalan ini. Ingatlah bahwa sikap menyerah hanya akan membuatmu sebagai pengecut dan pengkhianat yang disepelekan oleh musuh-musuhmu.
7. Jika sebelumnya secara mental Antum memang benar-benar sudah siap mati syahid dengan cara baku tembak di jalan atau di gunung demi agamamu dan Antum bertekad mencari mati syahid sebelum terbunuh, maka Antum tidak akan “jatuh” ketika disidik dan ditangkap. Sebab di situ pintu kesyahidan juga terbuka. Jika Antum menempuh jalan ini dengan selalu mencita-citakan satu dari dua pilihan mulia; kemenangan atau mati syahid, maka bagaimana mungkin Antum akan menyerah hanya dengan dipukul dengan kayu yang tidak mematikan? Bahkan taruhlah itu mematikan, berarti Antum berhasil meraih kemuliaan mati syahid dan itu jarang terjadi dalam penyidikan. Sebab mati syahid sebelumnya adalah sesuatu yang kau cita-citakan, itu akan menjadikanmu sebagai teladan bagi ikhwan-ihkwanmu yang lain dalam masalah keteguhan.
8. Interogasi adalah satu-satunya fase dalam jihad yang membuatmu terlepas dari bahaya asalkan Antum kuat. Sebab bahaya dari pukulan dan penyiksaan tidaklah sebanding dengan bahaya peluru, bom dan roket.
9. Ingatlah selalu bahwa jarak antara kemenangan dan kekalahan hanyalah sabar sesaat. Dan ingat-ingatlah perkataan: “Wahai kaki-kaki kesabaran, teruslah memikul, tinggal sedikit lagi!”.
10. Jika Antum bersikap pasrah karena suatu sebab maka segeralah kembali bersikap keras kepala sebelum sikap pasrah itu menjadi mata rantai kepasrahan-kepasrahan berikutnya yang akan membawa petaka bagi dirimu sendiri dan bagi ikhwan-ikhwanmu.
11. Ingatlah bahwa interogasi adalah bagian dari pertempuran antara seorang Mujahid yang berakidah, bertauhid dan berkomitmen agama, dengan para petugas interogasi yang hanya sebagai pegawai di mana mereka tidak memiliki motivasi bekerja selain mendapatkan gaji. Kalaulah ada motivasi lain berarti itu adalah loyalitas kufur dan batil terhadap pemerintahan kafir. Dan ingatlah bahwa kemenangan sudah pasti akan menjadi milik pengikut kebenaran yang keyakinannya lebih kuat, sedangkan Antum lebih kuat dari sisi keyakinan, maka Antum harus menang.
12. Interogasi adalah salah satu bentuk peperangan, yang mana perang itu bisa berlangsung di jalan-jalan, di gunung-gunung, dan…di penjara. Dan Antum pasti menang, sebab perang itu tergantung pada keteguhanmu, kekuatanmu dan keyakinanmu kepada Alloh.
13. Alat pendeteksi kebohongan itu hanya tipuan, alat itu mudah disesatkan. Yaitu dengan menggerak-gerakkan kedua kaki dan pundak diserta jawaban bohong berupa apa saja yang dilontarkan kepada penyidik, dan dengan cara terus memutar fikiran ketika duduk tentang hal-hal mengerikan yang bisa membuatmu susah dan sedih. Dalam kondisi seperti ini, alat itu tidak mampu membedakan antara kecemasanmu dan jawaban bohongmu.
14. Jika Antum kuat mempertahankan diri dalam sebuah pertanyaan, maka penyidik akan menghentikannya dan berpindah ke pertanyaan berikutnya hingga ia merasa putus asa.
15. Kepasrahan akibat pukulan akan membuat penyidik semakin bersemangat untuk meningkatkan pukulan supaya kepasrahan itu bertambah. Pasrah adalah sikap menurut kepada musuh, jika musuh menyuruhnya ia mematuhinya, jika musuh memukul dia membungkuk, jika musuh bertanya dia menjawab, dengan itu dia telah tunduk kepada petugas setunduk-tunduknya. Setelah penyidik berhasil menang, pukulan akan berlanjut dalam rangka melecehkan atau mendorong orang yang pasrah itu agar melakukan perintah-perintahnya yang lain seperti meyakinkan teman agar dia mengaku, atau yang lain.
16. Tidak ada satu situasipun di mana rahasia-rahasia telah terbongkar ketika Antum tidak sadarkan diri, diberi obat pemabuk, atau ditidurkan. Maka jangan pernah percayai mereka jika mereka mengatakan bahwa Antum telah memberikan pengakuan ketika Antum tidak sadarkan diri atau ketika ditidurkan dengan sistem magnetis.
17. Penyidik akan mengarahkan dua panca inderamu, yaitu pendengaran dan penglihatan, kepada hal-hal yang menyedihkan dan memprihatinkan, seperti suara-suara yang datang terus menerus dan keras, sinar yang kuat, pemandangan berupa penyiksaan terhadap orang lain agar kondisi sarafmu terpengaruh. Semua itu jangan sampai mempengaruhi dirimu, keteguhanmu akan melenyapkan semua pengaruh itu secara total, apalagi jika sebelumnya Antum sudah memperkirakan itu bakal terjadi.
18. Bisa jadi mereka melarangmu tidur selama berhari-hari dengan menginterogasimu secara bergantian, atau membuatmu tidak bisa tidur di dalam sel dan melarangmu duduk. Sebelum atau ketika itu tengah berlangsung, penyidik akan melakukan tawar menawar dengan mengizinkanmu tidur asalkan berjanji mau mengaku. Haruslah Antum ketahui bahwa tidur tetap akan terjadi meski penyidik tidak menghendakinya dan itu tidak akan membahayakan nyawa, tidur itu bisa berupa tidur sejenak atau bisa juga berupa tidak sadarkan diri. Maka jangan pernah percaya kepada mereka dan terus pertahankanlah keteguhanmu yang akan menggagalkan rencana penyidik, tidak ada keharusan Antum harus tunduk kepada tawaran apapun sebagai ganti Antum diizinkan tidur. Semua itu jangan sampai mendorongmu untuk memberikan pengakuan.
19. Bisa saja penyidik mengumpulkanmu di sel yang sempit dan kotor bersama tahanan lain dengan kondisi yang sangat buruk, dikumpulkan seperti dalam kaleng sarden, tidak bisa duduk dan tidur walaupun bergantian, selama beberapa hari tanpa ventilasi sementara Antum sudah bercucuran keringat. Tanpa alat pembersih kotoran. Melempari para tahanan dengan bangkai-bangkai serangga yang bau sambil mengumpat terus menerus. Memperdengarkan kepada mereka suara-suara yang mengganggu secara terus menerus. Membiarkan mereka tanpa air dan makanan. Jika Antum adalah target satu-satunya yang akan ditundukkan dalam pengumpulan ini, maka tahanan yang lain akan menyuruhmu mengaku agar mereka bisa segera terbebas dari situasi sulit ini. Dan bisa saja mereka akan menekan dan mengancammu. Terkadang, penyidik menyusupkan di tengah para tahanan itu kaki tangannya untuk menjatuhkan moralmu. Caranya dengan terus menerus berkata bahwa mereka semua sudah siap mengaku dan bahwa situasi seperti ini sudah tidak tertahankan lagi. Semua itu mereka ciptakan agar Antum putus asa dan pasrah. Jika cara ini tak bisa juga menjinakkanmu, maka para penyidik akan mulai ragu dengan metode penyidikan lain yang sudah dilakukan sebelumnya.
20. Ingatlah setiap saat, bahwa interogasi dan penyiksaan ini akan berakhir dan Antum masih akan tetap hidup setelah itu dengan dua kemungkinan: kalah, mengakui dan berkhianat, dan akan tetap dipenjara, atau sebagai pahlawan yang kuat dan tauladan yang dibanggakan oleh ikhwan-ikhwan dan anak-anakmu. Usahakanlah cobaan ini berakhir dengan keteguhanmu, tanpa memberikan informasi apapun dan tanpa sikap menyerah.
21. Hati-hatilah dengan orang-orang yang berguguran ketika proses interogasi (penyidikan). Sebab orang yang dimanfaatkan ketika proses penyidikan itu lebih bahaya daripada yang dimanfaatkan di luar itu. Dan perlu diketahui, mereka biasanya dimanfaatkan dengan diiming-imingi janji-janji sepele, seperti akan diperlakukan dengan baik, diizinkan mengunjungi dan menyurati keluarga, atau –bahkan—akan diberi beberapa batang rokok, atau akan diringankan hukumannya jika mereka mau membantu hal yang bersangkutan dengan kasus tersebut.
22. Adapun setelah penyidikan selesai, menyembunyikan informasi ketika itu tak kalah pentingnya dengan menyembunyikan informasi ketika masih disidik. Sering sekali musuh memperoleh informasi di dalam penjara yang tidak bisa mereka peroleh ketika penyidikan dan penyiksaan dilakukan.
23. Semua yang terjadi dalam interogasi, semua tentara, staf bagian dan aparat intelejent, tujuannya adalah satu; yaitu memperoleh pengakuan darimu, sehingga mereka bisa memberi tuduhan kepadamu dan membenarkan penjatuhan sangksi kepadamu, baik berupa penjara atau yang lain.
24. Pengakuan apapun yang diberikan ketika penyiksaan, maka itu hanya akan menambah siksaan, agar informasi yang didapatpun bertambah banyak. Sebab penyidik akan berkesimpulan bahwa Antum mengaku jika disiksa dengan siksaan yang tidak kuat Antum tahan. Keluarnya sebuah pengakuan, dengan cara apapun, bagi penyidik merupakan mata rantai pertama untuk penyidikan dan tekanan-tekanan berikutnya. Jadi, tidak boleh beralasan dengan alasan apapun untuk membenarkan pengakuan yang kita berikan, seperti habisnya kesabaran menahan siksaan, tidak kuat lagi, atau alasan-alasan lain, atau beralasan adanya barang bukti telak yang memojokkanmu. Sebab semua alasan ini tidak bisa dibenarkan terhadap apa yang akan terjadi pada dirimu dan ikhwan-ikhwanmu…
25. Pengakuan yang sedikit adalah awal mula pengakuan secara keseluruhan, bahkan awal mula kekalahan. Jadi, keteguhan harus dilakukan secara total, artinya kuat menyembunyikan segalanya. Pengakuan yang sedikit juga akan menjadi benang merah pertama yang dipegang oleh penyidik, kemudian dia akan mengurainya dan tidak akan melepasnya begitu saja, karena dari sana dia bisa sampai ke informasi-informasi lain yang mungkin tidak terlintas di fikiran Antum.
26. Ingatlah, banyak ikhwan-ikhwanmu yang tidak mengaku, sebab mereka adalah para lelaki sejati dan perwira. Maka jadilah seperti mereka. Sesungguhnya segala bentuk pengakuan yang terjadi hingga hari ini, pelakunya selalu mengatakan bahwa sebenarnya dia bisa menghindar jika mau teguh dan kuat sedikit saja.
27. Penyidik akan memancing emosimu dan menjelaskan kepadamu bahwa pengakuanmu tidak akan membahayakan sama sekali, sebab penyidikan ini hanya sekedar kegiatan rutin untuk menutup file, setelah itu Antum akan dibebaskan. Semua ini adalah dusta, jangan sampai Antum mempercayai janji apapun dari penyidik atau percaya kepada salah seorang dari mereka, atau percaya kepada polisi jaga dan yang semisal yang ada di penjara.
28. Rata-rata data yang dipaparkan penyidik kepadamu itu baru sekedar bayangan dan tidak sempurna. Mereka akan menyempurnakannya dengan kerjasama dan pengakuan darimu, atau dari kata-kata yang Antum anggap tidak penting. Ketika mereka mengatakan kepadamu bahwa mereka sudah tahu semuanya, lontarkanlah pertanyaan ini kepada dirimu: “Kalau mereka sudah tahu semuanya, mengapa mereka masih perlu pengakuanku?” Mereka menghendaki pengakuan agar bisa mengenakan tuduhan kepadamu dan membuktikan kebenaran data-data yang mereka miliki yang ingin mereka pastikan kebenarannya dan mereka sempurnakan melalui mulutmu. Oleh karena itu, jangan sampai Antum terpengaruh oleh informasi apapun yang telah mereka ketahui, meskipun itu benar. Sebab bagi mereka sangat jauh berbeda antara informasi yang berdasarkan isu dengan informasi yang mereka peroleh langsung dari pengakuanmu.
29. Jika penyidik menanyaimu tentang ikhwan-ikhwan yang masih bebas maupun yang sudah tertangkap, maka bantahlah adanya keterkaitan apapun antara dirimu dengan mereka. Teruslah berusaha untuk mengatakan tidak kenal, meskipun penyidik sudah tahu kalau mereka adalah teman-temanmu. Tuduhan yang akan dikenakan kepadamu jika Antum memberitahu perbuatan yang dilakukan orang lain adalah pasal penyembunyian informasi, atau keterlibatan dalam aksi, dan dengan demikian Antum layak disidangkan dan dipenjara.
30. Jika tidak bisa mengingkari adanya keterlibatan karena ada barang bukti yang ditemukan di badanmu, maka tidak perlu mengakui dari mana sumber barang bukti ini dan tujuan dari keberadaan barang tersebut, atau apa saja. Hanya saja kami tegaskan, dengan sedikit memutar otak Antum bisa berkelit ketika ditemukan barang bukti, lalu terlepas dari beban-bebannya, namun tentu saja Antum harus ngeyel dan kuat.
31. Ketika berada dalam ruang tahanan atau penjara, hindarilah memberi informasi apa pun kepada teman-temanmu di dalam sel. Sebab tidak menutup kemungkinan di antara mereka ada orang yang disusupkan. Ada juga dari mereka yang lemah dan rawan. Lagipula, jika ada Mujahid yang jujur yang sama-sama ditahan bersamamu, dia tidak akan membutuhkan informasi-informasi secara mendetail tentang aktifitas jihad dan kegiatan rahasia yang Antum lakukan.
32. Jangan sampai musuh-musuh Alloh menghinakan dirimu dengan rokok. Tinggalkan rokok sekarang juga. Sebab sebatang rokok bisa menghinakan seorang tahanan. Kami mendengar bagaimana sebagian tahanan meminta rokok kepada penyidik atau petugas jaga, selanjutnya nanti akan terpasang di papan informasi yang tergantung di dalam selmu bahwa Antum diizinkan merokok asalkan mau kooperatif dengan penyidik. Maka dari itu, sejak sekarang berhentilah merokok. Lagi pula, tidak pantas seorang Mujahid dipatahkan hanya oleh lintingan kertas yang hina.
33. Terkadang, penyidik memberikan sebatang rokok kepadamu dan jika Antum menolak dia akan memukulmu, atau kalau Antum duduk dia akan menyuruhmu berdiri. Penyebab utama yang sebenarnya, karena dia merasa gagal menyidik atau karena tahu Antum takut dipukul. Sehingga dia berusaha memunculkan suasana yang membuatmu tunduk dan kooperatif.
34. Penyidik bisa mencaci, memukul, membuat kita lapar, haus, tidak tidur semalaman…dst. Tapi dia tidak bisa menggerakkan lidah seorang tahanan dan memperoleh informasi kecuali dengan adanya kerjasama dari si tahanan itu sendiri.
35. Penyidik akan menyumpahmu dengan Al-Quran, perceraian atau yang semisal. Semua itu tidak boleh membuatmu kalah dan mengaku, sebab Antum dalam kondisi terpaksa dan tidak mengapa Antum bersumpah dusta. Yang penting, jangan bekerja sama dengan “penjahat” yang tidak menghormati Al-Quran, yang tujuannya hanya ingin memperoleh informasi darimu, menggagalkan amal jihadmu dengan sumpah, dan membohongimu. Sebab dia sendiri memerangi Al-Quran dan syariat-syariat-Nya serta menjaga dan mengkokohkan kekafiran dan hukum-hukumnya. Anas bin Malik pernah ditanya tentang seorang lelaki yang hendak menangkap seseorang, bolehkan dia bersumpah melindunginya dari kejahatannya? Anas menjawab: “Ya, dan sungguh aku bersumpah 70 kali lalu berdusta itu lebih aku sukai daripada aku menunjukkan keberadaan seorang Muslim.” (Dari Tafsir Al-Qurthubi)
Contoh Jawaban Ketika Antum Ditanya Kenal Atau Tidak Dengan Seseorang:
1. Jawaban dengan “Tidak” sudah cukup untuk menutup pintu, meskipun penyidik telah berusaha keras dan bertanya berulang kali.
2. Sedangkan jawaban dengan “Ya” akan diikuti dan bercabang dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya, seperti: “Siapa namamu? Di mana bekerja? Berapa nomor teleponnya? Jenis mobil? Di mana tinggal? Kapan kenal dengan si fulan? Kapan terakhir bertemu dengannya dan di mana? Apa yang dibicarakan? Siapa saja yang hadir? Nama lengkap mereka siapa dan di mana alamatnya? …dst.
3. Jangan memberi kesempatan kepada penyidik untuk menjadikanmu berkonstrasi ingin segera terlepas dari masalah dan meyakinkanmu bahwa penyidikan ini adalah akhir semuanya dan jika mau kooperatif, maka itulah satu-satunya solusi.
4. Jika Antum semakin keras kepala, penyidik mau tidak mau akan menggunakan cara terbuka dengan memaparkan barang-barang bukti. Maka gunakanlah kesempatan ini untuk melokalisir masalah, biarkan penyidik membolak-balik lembaran data-datanya dan jangan Antum berikan bantuan berupa apapun. Sebab sikap kuat dan teguh akan membuat mereka semakin meneliti lagi barang-barang bukti yang ada di tangan mereka untuk menekanmu. Sebab ketika Antum keras kepala, sebenarnya Antum tahu apa yang menunggumu berikutnya.
5. Semua cara yang digunakan penyidik hanya bersifat eksperiman, maka Antum harus berusaha menggagalkan percobaannya itu. Ingat, penyidik manapun bisa ditipu dengan mudah.
TAHAPAN-TAHAPAN INTEROGASI (PENYIDIKAN):
Pertama: Tahap Perkenalan Dengan Tahanan, Meraba Denyut Nadinya.
Kedua: Menekan Sedikit Demi Sedikit, caranya:
1. Menunjukkan Barang Bukti, Namun Dengan Lemah lembut.
Tiba-tiba saja dia menyebut nama aliasmu dalam dunia pergerakan, misalnya. Atau kegiatan rahasia yang telah Antum lakukan, nama timmu. Ia akan memperhatikan perubahan air mukamu lalu menenangkanmu dengan lemah lembut bahwa interogasi untuk tahap ini akan diakhiri sebelum memulai “interogasi yang sesungguhnya”, ia akan mengingatkanmu agar jangan terjun dalam pertempuran tak berimbang, kalau nekad berarti kamu bodoh dan tidak memikirkan kepentingan dirimu sendiri.
2. Menghadapkanmu Kepada Situasi Sulit Yang Sedang Antum Alami Sekarang.
Ia akan mulai melakukan penyiksaan, sedikit demi sedikit tapi terus meningkat ke yang lebih berat sampai kesabaranmu habis, lalu dia akan mengesankan kepadamu bahwa ini baru permulaan, kalau ia mau ia bisa menambah keras siksaan dan terus menerus dan kamu tidak akan sanggup menahannya, perang ini panjang dan tidak bertepi.
Ketiga: Fase Puncak Tekanan dan Kekerasan:
Dalam tahap ini, penyidik ingin menanamkan dalam diri tahanan bahwa tidak ada jalan keluar selain mengaku dan mengaku, dan bahwa siksaan akan terus semakin parah selagi dia tidak mau mengaku.
Keempat: Fase Pemanfaatan Waktu:
Dalam fase ini, sang Mujahid akan ditempatkan di sel isolasi (sebuah ruangan kecil sekali, yang hanya berisi kursi, tahanan duduk di atasnya sambi diborgol tangannya dan ditutup matanya, atau menggunakan kepalanya dipasang kantong, luas ruangan ini biasanya 1 X 1 m) dalam keadaan diborgol dan suasana yang sangat tidak nyaman dalam waktu yang lama. Hal ini untuk membuatnya merasa bahwa situasi ini tidak akan berakhir dan dirinya tidak akan bebas darinya selain dengan mengaku. Kadang, tahanan diberi waktu istirahat sesaat dari penyiksaan ketika penyidik merasa tahanan ini sudah sangat keras kepala, artinya ketika penyiksaan sudah tidak lagi berguna baginya dan bukan cara utama dia, atau bisa juga ketika kesehatan tahanan turun drastis.
Kelima: Fase Penggunaan Kekerasan Kembali:
Yaitu kembali menggunakan cara-cara kekerasan, agar tahanan merasa bahwa penyidik bersantai dulu dengan menarik nafas panjang dan kemudian dia akan melanjutkan tekanan sampai ia bisa memperoleh pengakuan, dan mengesankan bahwa dia akan terus menyiksa dan menekan mujahid itu hingga waktu yang tidak tahu kapan akan berakhir, dan bahwa tidak ada solusi selain mengaku, dan bahwa kesabaran tidak berguna sama sekali, sebab ternyata situasi seperti ini tidak berakhir.
Keenam: Fase terakhir:
Di fase ini, dia diperlakukan seperti warga biasa. Kata-kata dan pengakuannya akan dipakai –kalau dia memang mengaku— sehingga ada kemungkinan dia dilimpahkan ke pengadilan atau ditetapkan sebagai tahanan atau dimasukkan ke ruangan aparat kaki tangan intelejen. Namun jika ia tidak memberikan pengakuan, maka dia akan dilepaskan karena tidak terdapat bukti apapun dalam dirinya.
MENGHADAPI INTEROGASI:
Langkah Prefentif:
1. Menggunakan prinsip kerahasiaan dalam bekerja.
2. Menerapkan rumus-rumus keamanan dalam bekerja.
3. Selalu memperhatikan prinsip pembagian batas (tidak memberikan informasi melebihi yang diperlukan dan tidak memberikan informasi selain kepada orang yang bersangkutan).
4. Menyadarkan anggota dan membekali mereka akan keahlian security yang baik.
5. Mengikuti perkembangan tentang tekhnik-tekhnik interogasi, mensosialisaikan keahlian dan pengalaman kepada anggota.
6. Selalu waspada, supaya:
a. Mendeteksi bahaya sedini mungkin.
b. Mensikapi segala sesuatu dengan serius.
c. Selalu merasa diri dalam bahaya.
Prinsip-prinsip security yang ringkas dan penting untuk setiap mujahid:
1. Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu.
2. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
3. Need to know (tahu sebatas perlu).
4. Memberikan informasi kepada orang yang diperlukan dan sesuai kapasitas dia.
5. Jangan menjadi “tawanan” dari kebiasaan (rutinitas).
6. Dalam situasi berbahaya, rumus asalnya adalah bersembunyi (diam), sebab jika ada dua yang sama-sama bergerak, maka keduanya pasti akan bertemu.
7. Berhati-hatilah dengan telepon. Ketika mengadakan pertemuan, lepaslah kabel telpon rumah, non aktifkan HP dan lepaslah baterainya.
8. Selalulah membersihkan rumah dari barang-barang yang bisa dijadikan alat bukti.
9. Jangan memberitahu isteri tentang rahasia-rahasia Mujahidin.
10. Waspadailah pancingan secara bertahap.
11. Kitman: dengan tidak bercerita tentang diri kita dan pekerjaan kita, serta diri orang lain dan pekerjaannya.
12. Berkelakuan biasa-biasa saja, jangan menebar kecurigaan ke sekelilingmu.
13. Rencanakanlah langkah-langkah yang akan diambil ketika terjadi situasi bahaya (darurat), dan siapkan rencana untuk melepaskan diri darinya.
14. Gunakan sarana yang baik untuk berkamuflase. Nomor telepone misalnya, bisa ditulis dengan format harga barang atau nomor rekening pribadi, dan jangan menyimpannya di HP.
15. Waspadailah penguntitan, dan berlatihlah untuk melepaskan diri dari pemantauan.
LANGKAH MENGHADAPI INTEROGASI:
Pertama: Selalu Menghadirkan makna keimanan di dalam diri.
Kedua: Mengingat-ingat makna keteguhan, kesabaran, mushobaroh dan tsabat.
Ketiga: Mengingat akibat.
Keempat: Jangan tertipu dengan tekhnik-tekhnik penyidik.
Kelima: Selalu waspada, caranya:
1. Jangan percaya kepada siapa pun yang baru bertemu Antum ketika di penjara.
2. Jangan melakukan aktifitas apapun di dalam yang bisa memperkuat bukti tuduhan kepadamu.
3. Jangan berfikir untuk mengaku, walaupun hanya sedikit, ketika kondisi kejiwaan sudah down sekalipun.
4. Jika Antum ingin mengaku, tapi pengakuan itu sudah dikaji dan direncanakan dengan baik sebelumnya, maka silahkan mengaku. Namun fisik, mental dan urat saraf Antum harus dalam kondisi siap secara penuh.
Catatan: Antum harus pandai-pandai memainkan peran. Artinya: ketika Antum disodori barang bukti, untuk membuktikan apakah Antum bersalah atau tidak, maka Antum jangan menampakkan kegugupan atau tanda-tanda kegugupan. Tanda-tanda itu adalah:
a. Kebimbangan (tidak tegas).
b. Keringat.
c. Pandangan mata yang ke mana-mana dan mencoba menghindari pandangan penyidik.
d. Berulang kali menjawab: “Tidak ingat” atau “Mungkin”.
MENGHADAPI PENYIDIK:
1. Jangan sampai penyidik tahu kemampuanmu yang sebenarnya (wawasan keilmuan, kekuatan bertahan, kekuatan fisik, tekad…dst).
2. Jangan menampakkan titik-titik kelemahan dan kekuatan di hadapan penyidik.
3. Bersikap tenang, yaitu tidak terpancing oleh penyidik.
4. Memilih kata-kata yang tepat:
a. Memberi jawaban singkat.
b. Tidak memberi jawaban yang bisa dijadikan bukti.
c. Tidak menjawab secara detail.
d. Menjaga adab dan bermanis muka.
5. Berbicara dengan cara yang tepat. Sebab cara bicara itu bisa mempengaruhi emosi dan ketenangan penyidik, ketika dia marah atau menganggap Antum bohong.
6. Cobalah mengorek informasi dari penyidik tentang fakta tuduhan dan barang bukti yang ada memancing-mancing secara bertahap.
7. Cobalah memancing penyidik dan membuatnya kesulitan, caranya:
a. Berbicara pelan.
b. Mengucapkan perkataan yang terputus-putus.
c. Menjawab pertanyaan dengan balik bertanya.
d. Meminta mengulangi pertanyaan.
e. Mengajaknya berbincang-bincang tentang masalah di luar tema.
Catatan: Ketika penyidik menggunakan cara memukul atau menyiksa, maka berarti dia tidak bisa menemukan bukti atau dia tidak yakin dengan bukti yang ada. Ada beberapa cara menyikapi pukulan dan penyiksaan:
a. Menangis dan berteriak ketika dipukul dan disiksa, supaya penyidik mengurangi pukulan atau menghentikannya.
b. Diam saja justeru akan membuat penyidik meningkatkan siksaannya.
c. Mentertawakan atau meremehkan penyidik akan semakin menambah pukulan, ketika penyidik merasa diremehkan dengan tertawa tersebut.
d. Memberi informasi yang salah, bisa membuat penyidik menghentikan penyiksaan dan menyemangatimu untuk mengaku.
CATATAN PENTING:
Berusahalah sebisa mungkin, akhi Mujahid, untuk tidak menyerahkan diri kepada thoghut atau tentara salibis. Kerahkan semua kekuatanmu untuk melawan mereka. Antum bisa mencontoh Akhi Sholih Al-Faridiy Al-Harbiy v. Ketika polisi Saudi berhasil mencium keberadaannya di sebuah gedung di sebuah pasar, mereka pun mengepungnya. Maka dia keluar dari pintu gedung seperti orang biasa saja, begitu ia dekat dengan barisan polisi, ia keluarkan pistolnya dan ia tembakkan ke arah mereka, walaupun akhirnya mereka berhasil membunuhnya. Namun ia terus berjihad dan melawan sampai akhir hayatnya supaya tidak tertangkap oleh polisi-polisi dungu itu. Sebab jika tertangkap, mereka akan menggiringmu ke penjara, menginterogasimu, dan Antum berkewajiban menjaga rahasia-rahasia saudara-saudaramu sesama Muslim, Muwahhid dan Mujahid lainnya.