Proses interogasi (penyidikan) dibagi menjadi dua bagian utama:
1. Berhadapan langsung dengan pimpinan penyidik, ini berlangsung di dalam kantor penyidik.
2. Berhadapan secara tidak langsung (dan ini lebih berbahaya), di mana
orang yang memimpin penyidikan memanfaatkan kaki tangannya untuk
menyeret Mujahid yang tertangkap ini secara bertahap, lalu mengambil dan
menarik informasi darinya dengan sempurna. Kaki tangan-kaki tangan ini
memainkan peran terselubung namun sangat berbahaya, dilakukan dengan
menugaskan orang-orang baik dan ikhlas agar bersandiwara di hadapan sang
mujahid yang tertangkap. Ironisnya, mayoritas mujahidin yang tertangkap
terpedaya dengan jebakan dan tipuan seperti ini.
Saran-saran yang harus dilaksanakan:
1. Pusatkan fikiran untuk tidak mengaku, walaupun mereka mengatakan
bahwa kasus ini sudah terbongkar, para pelakunya sudah mengakui semua.
Jangan tertipu dengan ucapan-ucapan umum mereka tentang amaliyat yang
dituduhkan kepada sebuah tim mujahid.
2. Ketahuilah bahwa ancaman dengan menggunakan timer itu tidak benar,
mujahid yang tertangkap harus yakin bahwa tidak mengaku akan sangat
membantu dalam meringankan hukuman.
3. Peran penyidik sebagai teman atau musuh, sama-sama merupakan sebuah
sandiwara yang melengkapi satu sama lain. Mereka semua bekerja untuk
satu tujuan, yaitu mengambil pengakuanmu, menghancurkan dirimu kemudian
mengendalikannya.
4. Satu hal yang pasti, bahwa interogasi menggunakan tekanan psikis lebih banyak dilakukan daripada dengan tekanan fisik.
5. Jangan hiraukan penyidik yang kadang-kadang mengucapkan kata-kata
tipuan kepadamu, seperti: “Sabarlah, wahai pahlawan, beberapa hari dan
beberapa pekan.” Mereka akan menyebutmu pahlawan karena keteguhanmu,
seolah tidak ada apa-apa jika kamu mengaku setelah jangka waktu yang ia
sebut tadi.
6. Ketika teman sekasusmu mengaku di hadapanmu, bukan berarti semuanya
telah berakhir dan berarti Antum juga harus mengaku. Dalam situasi
seperti ini Antum harus tetap teguh dan tidak memberikan pengakuan. Dan
ini adalah hal yang sangat mungkin terjadi, bukan mustahil. Banyak
sekali contoh pada mujahidin yang memiliki semangat tinggi runtuh
kedigjayaannya ketika menghadapi situasi seperti ini. Keteguhanmu akan
bermanfaat untuk dirimu sendiri dan untuk teman yang sekasus denganmu.
7. Pahamilah bahwa Antum tetap berada di dalam proses penyidikan di
setiap waktu ketika berada di dalam sel, dan bahwa semua tindakan yang
dilakukan terhadap Antum bukanlah secara kebetulan, semua yang bertemu
denganmu di sel bukanlah secara kebetulan. Mereka semua masih dalam
sebuah proses penyidikan. 3-5 hari setelah didudukkan di kursi mereka,
mereka akan menempatkanmu di dalam sel isolasi sendirian bisa hingga 10
hari sampai Antum merasa butuh untuk berbicara dengan orang lain,
siapapun dia. Ketika itulah mereka akan mengirim kepadamu seseorang yang
berfungsi sebagai “burung pipit”, ia masuk ke dalam selmu. Ketika
itulah hasratmu untuk berbicara sangat besar. Bisa dikatakan bahwa
setiap yang datang kepadamu ketika berada di sel, semuanya adalah
“burung pipit” tersebut.
8. Sebenarnya aturan intern di dalam penjara tidak mengharuskan
seseorang mengiyakan informasi yang ia tidak akui kepada aparat
intelejen, atau di bawah situasi dan atas nama apapun.
9. Semua yang menyatakan ingin berhubungan dengan ikhwah di luar penjara
demi memperbaiki kesalahan, menyelamatkan apa yang masih bisa
diselamatkan, meminimalisir kerugian, atau mengingatkan ikhwan yang lain
dari pukulan lawan, semua ini adalah ungkapan berbau intelejen yang
tidak dilakukan selain oleh mereka yang diperalat musuh.
10. Semua ungkapan bernada ancaman yang diarahkan kepada mujahid yang
tertangkap, seperti akan menghukumnya, akan menempatkannya di tempat
yang dijaga ketat, kamu berada di bawah kaki kami dan kami akan selalu
menginterogasimu, atau ancaman pembunuhan, pukulan atau penghilangan
jejak, semua ini tidak mungkin digunakan oleh sistem pemerintahan yang
sebenarnya. Itu hanyalah ungkapan para bawahan yang berfungsi sebagai
“burung pipit” tadi.
11. Keinginan yang tersimpan di hati Al-Akh yang ditahan di penjara dan
dalam proses penyidikan untuk menyelesaikan program jihadnya yang masih
tersisa, terus berkecimpung di aktifitas jihad (militer) dan menambal
kerugian yang terlanjur ia lakukan ketika disidik, semua ini hanya akan
menjadikannya sebagai mangsa yang mudah dimakan oleh jerat-jerat
anggota-anggota intelejen yang akan memberikan bantuan dan sarana
komunikasi kepada dunia luar, lalu mempersilahkan kepadanya untuk
menyelesaikan pekerjaannya serta menambal kerugian-kerugiannya. Di
sinilah musibah terbesar terjadi. Oleh karena itu, seorang mujahid harus
faham bahwa dengan tertangkapnya dia berarti selesailah semua bentuk
hubungan kerja dengan ikhwan-ikhwannya di luar, kini ia hidup di dunia
baru dan babak baru yang memerlukan kerahasiaan total serta tidak
mencoba berhubungan dengan dunia luar dalam kondisi apapun, apalagi
ketika proses penyidikan masih berlangsung.
12. Satu hal yang perlu diperhatikan di sini: Sebagian ikhwah mampu
menjaga informasi dari kaki tangan intelejen dengan hanya memperhatikan
model, bukan prinsip. Artinya, ia waspada ketika menghadapi suatu model
pertanyaan tertentu yang digunakan kaki tangan tersebut, jika modelnya
berubah ia menjadi makanan empuk bagi mereka. Di sini, maka seorang
Mujahid harus diajari prinsip, bukan model. Prinsip itu adalah
kerahasiaan total dan menutup informasi dengan sempurna, dari siapapun,
dan atas nama apapun atau organisasi apapun.
13. Di antara yang membuat banyak ikhwan tertipu dengan mudah adalah
ketika agen kaki tangan intelejen datang dan berbincang-bincang
dengannya dengan mengatasnamakan organisasinya, atau majelis syuro
harokahnya atau amir utamanya atau yang semisal dengan itu. Rasa hormat
para ikhwah –karena ketidak tahuannya—terhadap nama-nama ini
mendorongnya untuk terjerumus dalam jerat agen-agen intelejent dengan
mudah. Maka kami tegaskan di sini, bahwa peraturan di dalam penjara dan
semua bidang-bidang yang ada di dalamnya tidak pernah meminta informasi
rahasia apapun kepada Al-Akh yang tidak ia akui kepada aparat intelejen.
14. Kegarangan dan kewibawaan yang tergambar pada kepribadian anggota
intelejen atau penyidik itu sebenarnya adalah dibuat-buat untuk
memasukkan rasa takut dalam diri Mujahid, sehingga dia menjadi lemah
ketika berhadapan dengan jendral-jendral intelejen dan penyidik ketika
dilangsungkan penyidikan. Padahal sebenarnya, anggota intelejent itu tak
lebih sebagai pegawai yang dilatih untuk mengelabui, itu saja.
Ujung-ujungnya dia kembali ke rumah dan bertemu isterinya setelah
berjam-jam bekerja seharian.
15. Ingatlah, biasanya dipasang alat penyadap di dalam sel atau di
ventilasi, bentuknya bisa berupa rangkaian jaring-jaring antar besi-besi
sel. Bagi ikhwan yang tertangkap harus mewaspadai ini.
16. Jangan terpancing oleh teknik-teknik perang psikologi yang
dilancarkan kepadamu. Kadang-kadang ketika Antum berada di ruang
interogasi atau didudukkan di atas kursi, terdengar suara-suara pukulan,
teriakan, pintu yang didobrak keras sekali, yang semua ini dibuat untuk
menanamkan rasa takut dalam diri seorang tahanan. Padahal sebenarnya
itu tidak ada.
17. Kadang mereka akan mengancammu untuk diinterogasi ala militer.
Ancaman ini bohong, sebab sejak awal masuk ruangan, interogasi yang
Antum jalani itu adalah interogasi ala militer.
18. Ketika bersama dengan anggota kaki tangan intelejent, kadang-kadang
seorang Mujahid disuruh menemui pengacara atau palang merah. Maka dalam
hal ini dia tidak boleh menganggapnya sebagai orang yang bisa dipercaya,
dan jangan mengira bahwa tahanan itu ada yang dianggap mulia.
19. Ini adalah nasehat penting sekali: Jika ada salah satu anggota tim
Antum atau orang yang memiliki kaitan jaringan kerja dengan Antum
tertangkap, maka salah besar jika Antum yakin dia akan kuat dan tidak
akan menyebut namamu, sehingga akhirnya Antum beraktifitas seperti biasa
seolah-olah tidak terjadi apa-apa atas dirimu, tidur di rumah dan pergi
ke tempat kerja seperti biasa. Di sinilah terjadi musibah besar yang
sangat kami ingatkan untuk mewaspadainya. Sejak awal, program harus
dibangun di atas prinsip bahwa jika ada anggota yang tertangkap maka dia
akan mengakui semuanya, Antum pun bisa ketahuan dan dicari. Kewaspadaan
ini harus selalu bersemayam dalam dirimu untuk waktu lama hingga
berbulan-bulan, bukan beberapa hari atau beberapa pekan, sampai
benar-benar Antum pastikan bahwa Al-Akh yang tertangkap itu tidak
menyebut namamu, ini tidak bisa disimpulkan kecuali setelah melalui
waktu berbulan-bulan sampai ia berada di penjara biasa dan menghubungimu
melalui berbagai jalur dan cara untuk memberitahukan kasus yang
sebenarnya ia hadapi.
20. Jangan tertipu dengan tekhnik yang dipakai aparat dalam interogasi,
di antaranya menakut-nakuti mujahid yang tertangkap dengan alat
pendeteksi kebohongan (atau biasa disebut Polygraph dan Lie Detector).
Caranya dengan meletakkan Mujahid di atas sebuah alat yang oleh aparat
disebut pendeteksi kebohongan, mujahid ini duduk di atas kursi kemudian
interogator memasang alat yang mirip dengan alat periksa darah dan
melilitkan kabel pada ujung-ujung jari. Sehari sebelum diperiksa,
penyidik akan memberikan pertanyaan-pertanyaan khusus tentang kasusmu
untuk Antum pelajari baik-baik. Pertanyaan-pertanyaan ini akan diajukan
kembali keesokan harinya supaya Antum menjawabnya setelah ia gambarkan
kepadamu fungsi, keotentikan, kecanggihan dan kemampuan yang besar dari
alat tadi. Alat ini bisa mengirim sinyal-sinyal yang mengindikasikan
adanya kegelisahan (gugup) dan keluarnya keringat. Ia akan selalu
menyengaja menceritakan kedustaan kepada Mujahid. Oleh karena itu, wahai
Akhi Mujahid, Antum harus selalu menggerakkan badanmu tanpa
sepengetahuan penyidik. Begitu selesai dipasang di atas alat, Mujahid
akan dipindah ke ruang penyidikan untuk menghadapi penyidik sebagai
orang yang bohong. Padahal semua itu adalah muslihat supaya Mujahid
percaya dan tertipu bahwa dirinya ketahuan berdusta, sehingga tidak ada
pilihan selain mengatakan yang sebenarnya.
21. Selalulah menganggap terpasangnya alat penyadap di setiap tempat di
mana Antum berkumpul dengan teman seperkaramu (di dalam sel, ruang
pemindahan, ruang kunjungan, kantor, ruang pengacara dan palang merah,
ruang besukan). Di sini harus waspada dan jangan berbicara.
22. Jika ada ikhwan yang tidak mengaku di depan kaki tangan intelejen,
aparat akan menggunakan cara dengan menyuruh sebagian penyidik untuk
mengenakan penutup wajah di ruangan anggota kaki tangan tadi lalu
mengaku sebagai aparat keamanan dari organisasinya, setelah itu si
tahanan akan mengakui di hadapan mereka tanpa sadar, setelah ia mengaku
mereka akan membuka penutup wajah sehingga akhirnya dia tidak bisa lagi
menyangkal.
Banyak cara untuk mengelabui alat pendeteksi kebobongan ini. Karena
prinsip kerja alat ini berdasarkan kepada perubahan psikologi tubuh,
maka jika Mujahid bisa mengendalikan perubahan itu, ia bisa menipu alat
ini. Kaidah penting untuk melewati test ini adalah: reaksi psikologis
ketika menjawab pertanyaan yang bisa dikontrol harus lebih kuat daripada
reaksi ketika menjawab pertanyaan yang sebenarnya, sehingga penyidik
tidak bisa membedakan antara jawaban yang benar dengan jawaban yang
dusta. Begitu…
Bisa juga Mujahid mengontrol perubahan psikis tubuhnya –yang
reflek—secara parsial dengan banyak cara, di antaranya: Menggunakan
fikiran untuk menghitung jumlah, memikirkan hal-hal yang mengerikan,
menyusutkan penyangga tempat duduk , atau menggigit sisi lidah.
Sekarang, marilah kita ulas langkah-langkah antisipasi di atas secara sedikit terperinci:
Mengontrol Ritme Pernafasan
Seorang Mujahid harus belajar mengatur ritme nafasnya dalam setiap
situasi, ketika nanti dia dites (dengan alat tadi). Usahakanlah bernafas
antara 15-30 tarikan per menit, artinya bernafas sekali per dua hingga
empat detik. Usahakan jangan menarik nafas dalam-dalam ketika interogasi
berlangsung, namun seluruh ritme pernafasannya harus seimbang. Ingat,
jangan kembali ke ritme pernafasan normal sebelum kabel-kabel tadi
dilepas, karena sering sekali penyidik membiarkan alat itu tetap
terpasang setelah testing selesai, dalam rangka memastikan apakah
Mujahid menggunakan tekhnik antisipasi.
Mengendalikan Tekanan Darah:
Ada satu hal penting sebagai langkah antisipasi ini, yaitu hendaknya
seorang Mujahid bisa menaikkan tekanan darahnya dari tensi biasa. Untuk
bisa melakukannya, seorang Mujahid ketika menjawab pertanyaan yang
bersifat memastikan hendaknya melakukan salah satu langkah berikut:
Melakukan aktifitas rumit di otak secepat mungkin, seperti mengambil
angka secara acak –768 misalnya—lalu menghitungnya secara mundur,
melakukannya sembilan kali atau lebih, secepat mungkin. Atau, memikirkan
hal-hal yang mengerikan, seperti: Membayangkan dirinya ada di puncak
sebuah gunung atau akan tenggelam di air, dan lain-lain. Yang penting
tujuannya adalah –seperti kami katakan tadi—menaikkan tekanan darah
ketika menjawab pertanyaan.
Seorang Mujahid hendaknya memulai salah satu dari contoh di atas ketika
dia menyimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah
pertanyaan yang bernada memastikan dari penyidik. Kemudian hendaknya ia
memulainya secara langsung, artinya melakukan aktifitas seperti ini
hingga menjelang pertanyaan berikutnya.
Lidah:
Termasuk langkah efektif untuk mengelabui alat ini adalah menggigit
lidah di arah sampingnya, sehingga sang Mujahid merasakan sedikit rasa
sakit, namun tidak sampai melukainya. Hati-hati, jangan sampai penyidik
mengetahui hal ini, untuk langkah ini Mujahid harus berlatih di depan
kaca sampai ia bisa melakukannya dengan baik.
Syahdan…berikut ini beberapa nasehat yang harus selalu Antum ada di
benakmu, wahai Akhi Mujahid, ketika proses interogasi (penyidikan)
berlangsung:
1. Jangan pernah lupa bahwa testing itu termasuk dalam penyidikan; ada
penyidik yang melakukannya dengan kasar, ada juga yang dengan lemah
lembut. Maka ingatlah, penyidik itu bukan teman, dia datang bukan untuk
membantumu tapi untuk mencelakakanmu. Ketahuilah, keberhasilan tugas
penyidik diukur dengan sebarapa banyak pengakuan yang bisa dia tarik
ketika testing, bukan diukur dengan hasil. Jhon Selfen –ia pernah
bekerja untuk CIA selama 30 tahun sebagai penyidik di bagian alat
pendeteksi kebohongan— berkata: “Pekerjaan kami diukur dengan seberapa
besar informasi yang berhasil diraih dari orang-orang yang kami test.”
2. Ingat, Antum selalu diawasi. Rata-rata ruang test dilengkapi dengan cermin pemantul atau kamera tersembunyi.
3. Jawablah pertanyaan secara langsung (spontan), usahakan jawaban itu singkat, jika bisa dengan: Ya, atau tidak.
4. Berusahalah semaksimal mungkin menampakkan bahwa Antum itu jujur;
caranya adalah menjawab dengan mantab, atau sedikit diselingi nada marah
dan ancaman. Jangan terlambat untuk menjawab, sebab itu akan membuat
penyidik berasumsi bahwa Antum sedang bertanya kepada diri sendiri:
“Harus kujawab ya atau tidak?!”
5. Jika penyidik menyuruhmu mencuci tangan sebelum testing dan dia
membiarkanmu pergi sendiri, maka lakukanlah. Jika ia membiarkanmu
bersama alat test sendirian, maka bersikaplah biasa-biasa saja dan
jangan bermain dengan alat itu atau dengan benda lain. Sebab Antum
diawasi.
6. Jika ditanya apakah kamu bisa mengoperasikan alat ini, katakanlah
bahwa Antum tidak mengetahuinya sama sekali, namun pernah mendengar
adanya alat tersebut. Ingatlah bahwa target penyidik dari penggunaan
alat ini adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin melalui tekanan
psikis… ingatlah hal ini.
7. Tekhnik-tekhnik yang digunakan penyidik secara umum bisa diklasifasikan sebagai berikut:
a. Tekhnik Psikis:
Pertama: Tekhnik-tekhnik meyakinkan (tersangka) agar mau mengaku.
Kedua: Tekhnik menipu dan bersilat lidah.
Ketiga: Tekhnik membuat keragu-raguan dan merusak hubungan.
Keempat: Tekhnik menundukkan dan menghinakan, memaksakan kekuasaan dan pengaturan.
Kelima: Mengkacaukan pikiran.
Keenam: Tekhnik mengagetkan (membuat terkejut)
Ketujuh: Alat pendeteksi kebohongan.
b. Tekhnik-tekhnik saraf:
Contoh memberi tekanan terhadap saraf adalah:
• Terkadang penyidik membiarkannya sendirian di dalam kamar selama 5
atau 6 jam, kadang dicampur dengan para tahanan yang kabur atau
penjahat. Ini yang lumrah sekali dilakukan, bahkan inilah cara mereka
ketika situasi berjalan normal dan rutin, contohnya mereka akan men-cek
secara rutin terhadap salah seorang Imam masjid, misalnya, atau terhadap
mantan narapidana yang sudah dibebaskan, atau yang lainnya.
• Kadang mereka melakukan tindakan-tindakan menakutkan, seperti ketika
interogasi tengah berlangsung tiba-tiba dia berdiri, atau menelpon, atau
berbicara dan mengumpat seseorang, seolah-olah dia tidak peduli
denganmu.
• Melarang tidur untuk waktu lama. Begitu Antum tertidur, satu orang
akan memukulmu sampai Antum setengah tidak sadar sehingga Antum ingin
buka mulut supaya bisa istirahat.
• Mengganggu dengan suara keras secara terus menerus hingga tidak bisa berkonsentrasi.
• Tidak memberi makan dan minum (membuatnya lapar) sampai ia menjadi –kata mereka— “kulit di atas tulang”.
• Memposisikan tahanan dalam situasi yang sangat susah (di ruangan yang sangat dingin, atau sangat panas).
• Diborgol dalam waktu lama dan posisi yang buruk.
• Memaksanya melakukan aktifitas olahraga yang berat dan melelahkan.
• Berdiri dalam waktu yang lama secara terus menerus (misalnya 36 jam
atau lebih), lalu memukulnya jika duduk, atau menggunakan anjing untuk
menyerang siapa yang malas berdiri. (Ada sebagian ikhwah yang
diinterogasi hanya dengan mengenakan pakaian dalam sambil berdiri
sementara para penyidik duduk selama 12 jam, akhinya Alloh menakdirkan
dia bebas, semoga Alloh menerima amalnya).
• Mengulang-ulang pertanyaan hingga ia bosan dan mempengaruhi syaraf.
• Menuangkan air hangat ke kepalanya, kemudian diikuti air dingin.
• Bisa juga ruang tahanan dibuat senyap, hanya ada suara air setitik demi setitik untuk melelahkan urat syaraf.
• Menyiksa dengan menuangkan air di atas kepala.
• Menenggelamkan kepala ke dalam air beberapa saat, kemudian mengeluarkannya, secara berulang-ulang.
• Meletakkan di ruangan sempit, misalnya 24 orang ditaruh di tiga ruangan yang setiap ruangan hanya cukup untuk dua orang.
• Menaruhnya di tempat yang busuk baunya dan jorok, mengeluarkan bau tak sedap.
• Menutup kedua mata atau memasang kantong yang kasar.
• Membuat kaget, tahanan dikejutkan dengan adanya salah satu anggota timnya atau kerabatnya yang masuk penjara.
• Menginterogasi di bawah cahaya sinar yang tajam, sehingga tidak bisa melihat interogator.
• Menggunakan obat-obatan agar tahanan mengigau tanpa sadar. (Maka dari
itu, mohonlah pertolongan kepada Alloh, itu tidak akan membahayakanmu.
Jauhilah informasi-informasi yang tidak penting bagimu).
• Menyiksa tahanan lain di depannya dan memberitahukan bahwa dirinyalah sebab mengapa ia disiksa.
• Memperdengarkan suara orang-orang yang disiksa di ruangan yang
bersebelahan dalam waktu lama, memperdengarkan suara teriakan dan
permintaan tolong mereka.
• Mencukur jenggot dan membiarkan kumis dengan terang-terangan, sebagai sebuah bentuk pelecehan.
• Memberi kesempatan buang hajat dalam waktu terbatas dan singkat
sekali, sehingga seseorang tidak bisa menyelesaikan setengah hajatnya
sekalipun dengan cepat. Ini diiringi dengan pukulan yang terus menerus
ketika berjalan dari sel menuju kamar mandi. Belum lagi biasanya melalui
antrean panjang untuk menunggu giliran.
• Kadang-kadang dicantumkan sisa-sisa tulisan dari mantan-mantan tahanan
ketika mereka menyendiri, seperti: “Ibu…ke mana engkau? 16 tahun lagi,
hai kegelapan penjara yang mengurung! Di manakah keadilan?…dst
c. Tekhnik-tekhnik fisik:
• Memukul titik-titik sensitif (tenggorokan, kepala, perut) tanpa ampun.
(Kalau mulut biasanya dihantam dengan sepatu hingga berdarah dan gigi
rontok).
• Mencekik tenggorokan dan menyumbat pernafasan.
• Memukul dengan cambuk, tongkat atau cemeti, pada bawah kaki atau dubur (biasa disebut tekhnik roda).
• Menggencet buah pelir agar kesakitan.
• Mencabuti rambut, jenggot, bulu dada dan kemaluan…dst. Atau
membakarnya bersama dengan kulitnya menggunakan rokok dan yang semisal.
• Menggencet persendian-persendian (lutut, pergelangan tangan, tulang
belakang), atau menggunakan apa yang disebut “Kursi Jerman” (sangat
sakit jika ditepatkan di punggung). (Di Saudi sendiri, aparatnya
meletakkan tahahan di atas kursi khusus yang bagian punggunnya
melengkung, sangat menyakitkan. Setelah itu mereka menghina Alloh di
hadapannya).
• Kadang mereka memakai setrum listrik.
• Menyuruhnya memakan semangka dan memberinya minuman, setelah itu
mereka mengikat kemaluannya agar tidak bisa kencing. (Tekhnik ini
digunakan di Saudi, dan sangat sakit sekali rasanya)
• Mengguyurnya dengan air hangat kemudian dengan air dingin.
Langkah-langkah yang mesti dilakukan sebelum interogasi, untuk menangkal tekhnik-tekhniknya:
1. Selalu mencari tahu tentang tekhnik-tekhnik interogasi yang paling baru, lalu memberitahukannya kepada anggota tim.
2. Melatih anggota berada dalam situasi interogasi, kedua mata diikat,
lalu meletakkannya dalam sel sendirian selama berjam-jam. Setelah itu
dilakukan test interogasi dengan pukulan keras dan kata-kata kasar. Cara
ini cukup membantu dan akan merubuhkan penghalang ketika ia benar-benar
ditangkap –jika Alloh memang menakdirkannya.
3. Yang paling penting adalah kondisi kejiwanan orang yang ditangkap
itu; mengikat kedua mata dan bersendirian selama waktu yang lama bisa
membuat orang yang tidak biasa akan letih dan gelisah. Namun setelah
penangkapan itu berjalan beberapa waktu, itu akan menjadi hal yang
biasa, sama seperti orang yang kakinya pincang atau ayahnya meninggal
ketika ia masih kecil; engkau akan melihatnya sedih pertama kalinya.
Namun setelah itu ia akan beradaptasi dan bisa kembali tersenyum dan
tertawa, sangat cepat situasi itu berubah menjadi biasa, rutinitas biasa
akan kembali berjalan. Bahkan ada ikhwan yang setelah kakinya
diamputasi dia mencopot kaki palsunya dan membercandai teman-temannya
dengan kaki palsu itu. Banyak juga orang-orang yang dipenjara yang malah
menjalin akad bisnis dengan petugas penjara dengan cara membeli rokok
misalnya, atau menyuap dengannya supaya siksaannya diperingan, jatah
makan diperbanyak, dan tidak mencaci maki lagi. Oleh karena itu, seorang
mujahid harus berlatih menghadapi suasana interogasi, menginterogasi
dan memukulnya, dan lain sebagainya. Ini sungguh sangat penting.
4. Para ikhwah jangan membayangkan bahwa dia akan selalu dipaksa
mengatakan semuanya. Bagi siapa yang bisa mengatur langkah dengan baik,
bisa saja dia menyembunyikan banyak informasi dan sering membuat aparat
ragu.
5. Secara umum, moral yang tinggi, kecerdikan, tahan banting, keras
kepala, keberanian, dan tekad yang kuat dari seseorang yang ditangkap
itu sangat penting. Semua ini bisa diraih dengan sering bermajelis
bersama orang-orang yang terdidik secara robbaniy, bersama
pribadi-pribadi yang teguh, mempelajari kisah orang-orang yang kuat,
membaca buku-buku tentang sabar dan mempertahankan kesabaran.
6. Tidak meninggalkan alat bukti atau tanda keterkaitan dengan orang
yang ditangkap (selalulah melakukan langkah pengamanan selagi itu bisa
dilakukan).
7. Jangan menghafal informasi yang tidak penting, terutama bagi ikhwan
yang menganggap ini hal remeh. Sebab seperti apapun teori, rencana dan
kesepakatan yang telah dibuat, namun pada kenyataannya nanti tetap
berbeda antara orang yang tidak tahu informasi sama sekali dengan orang
yang mengetahui informasi namun ia menyembunyikannya, sepandai apapun
dia menyembunyikan. (Inilah prinsip meminimalisir informasi).
8. Jika aparat mengetahui adanya hubungan telpon atau surat elektronik
antara orang yang dipenjara dengan ikhwan-ikhwannya, maka sebelum itu
harus sudah disepakati kode-kode khusus agar bisa dimaklumi bahwa teman
bicaranya itu keamanannya tidak sehat.
9. Banyak menebar informasi menyesatkan sehingga melelahkan aparat.
Banyaknya berbagai kemungkinan kadang bisa membuat mereka capek dan
putus asa.
10. Rasa saling percaya dan kekompakan antar anggota organisasi –jika
ada— dan menyiapkan mereka untuk berkorban dan mengutamakan orang lain.
11. Fisik yang standart sangat dibutuhkan ketika interogasi untuk
menambah kesabaran. Perbanyaklah melakukan latihan-latihan fisik.
12. Termasuk cara pengamanan terbaik yang dilakukan seorang Amir atau
mas’ul adalah menyiapkan langkah yang telah dikaji dengan baik untuk
seorang Akh Mujahid ketika nanti dia berhadapan dengan para penyidik, di
mana langkah ini akan membuatnya mengatakan semuanya kepada mereka dan
tidak menyembunyikan apa-apa, padahal sebenarnya informasi itu tidak
membahayakan siapapun. Tujuan dari langkah ini adalah menyembunyikan
informasi-informasi penting dari musuh dan memutus jaringan sebisa
mungkin, sehingga wilayah bahaya bisa dipersempit. Perencanaan secara
detail menjadi semakin penting jika kita meyadari dua hal di bawah ini:
a. Sering sekali aparat menangkap satu tim yang dicurigai secara
bersamaan lalu menginterogasi mereka semua di waktu yang bersamaan untuk
mengetahui celah yang ada. Maka dari itu, harus ada kesepakatan yang
tersusun rapi sebelumnya.
b. Pertanyaan yang sama sering sekali mereka ulang setiap waktu untuk
membuktikan kejujuranmu. Maka dari itu, rencana yang sudah dirancang
harus diingat baik-baik supaya tidak saling bertentangan, dan harus ada
kesepakatan tentang mana-mana yang paten (tidak boleh diubah) antar
anggota tim…(sebab kata-kata ketika interogasi itu direkam, baik dengan
tulisan maupun dengan alat perekam).
Warning!!!
1. Kita memang selalu mendorong agar seorang mujahid mampu bersabar,
mempertahankan kesabarannya dan tidak memberi pengakuan apapun di depan
musuh. Tapi di saat yang sama, sejak awal kita harus mengambil semua
langkah pengamanan jika ternyata dia mengakui semuanya.
2. Walaupun sudah lama tidak terdengar berita bahwa Al-Akh yang
tertangkap itu memberi pengakuan, tapi ini belum cukup untuk memastikan
bahwa dia belum atau tidak pernah memberi pengakuan, sementara itu setan
terus membisiki kita untuk bersikap tenang-tenang saja. Padahal, aparat
akan terus menyidiknya kembali secara berkala dan rutin. Penyidikan
kembali ini tak jarang membuka celah-celah baru dan bahkan tangkapan
baru dan informasi baru. Makanya mereka mengulangi pemeriksaan untuk
tujuan ini, dengan demikian kemungkinan terbongkarnya apa yang masih
tersembunyi akan semakin membesar dan membesar. Terkadang bisa juga
Al-Akh sudah memberikan pengakuan namun aparat hanya melakukan
pemantauan saja demi memperoleh hasil tangkapan sebesar mungkin dari
putera-putera gerakan Islam.
3. Setelah Al-Akh bebas dari penjara, kadang ia merasa malu menceritakan
hal-hal yang sudah terlanjur ia akui dan setan membisikinya bahwa sikap
diam dia ini tidak akan membahayakan!!! Padahal, sikap diam dia ini
sangat berbahaya walaupun tentang sesuatu yang kecil. Seharusnya, ia
memberitahu amir atau tim dalam rangka membebaskan tanggungan di depan
Alloh Ta‘ala.
Rumus penting: Hanya orang bodoh yang percaya kepada penyidik.
Jangan pernah memotong pembicaraan penyidik di tengah penyidikan, sebab itu tidak berguna sama sekali bagimu.
Rumus penting: Penyidik bisa ditipu dengan mudah.
1. Alat yang digunakan penyidik adalah bersifat eksperimen, Antum lah yang menentukan berhasil tidaknya alat itu.
2. Penyidik akan mengulang pertanyaan yang sama yang sudah dilewati pada
waktu berikutnya untuk menjerumuskanmu ke dalam kesalahan dan sikap
kontradiktif. Maka waspadalah.
3. Jangan takut atau cemas ketika ada kerabat yang dihadirkan untuk
menekanmu di saat penyidikan. Bahkan bisa saja mereka mengklaim telah
menangkap saudara-saudaramu atau isteri dan anak-anakmu dan banyak lagi
cara-cara kotor yang mereka gunakan. Maka janganlah Antum merasa sedih
dengan itu dan bertawakkallah kepada Alloh, Dia tidak akan
mentelantarkanmu. Dia akan menjagamu, menjaga keluargamu karena Antum
telah menjaga agama dan dakwah-Nya, menjaga rahasia saudara-saudaramu
dan pergerakan jihad mereka.
4. Salah satu cara yang digunakan penyidik adalah meremehkan seorang
Mujahid dengan mengatakan: “Kamu ini tidak ada apa-apanya,” dan
kata-kata lain yang melecehkan, cacian kotor dan buruk yang memenuhi
kamus mereka yang busuk. Oleh karena itu, bersabarlah mendengar
penghinaan ini, sebab tujuan dari itu adalah menarikmu untuk memberikan
pengakuan.
5. Ingatlah, pada akhirnya nanti penyidik harus memutuskan apakah
tahanan ini tidak bersalah sama sekali, atau dia kuat untuk tidak
memberikan pengakuan apapun meski disertai adanya bukti-bukti, atau dia
lemah dan mengkhianati teman-temannya. Inilah tiga pilihan yang ada di
hadapan seorang tahanan, maka jangan sampai ia memilih pilihan ketiga.
6. Selalulah yakin kepada Alloh dan bahwa kamu adalah salah satu
hamba-Nya, tidaklah mereka menyiksamu selain karena pembelaan yang kau
berikan kepada agama-Nya. Ingatlah bahwa Dia selalu menjagamu ketika
engkau menjaga agama-Nya. Ingatlah sebelum memikirkan hasil akhirmu,
bahwa keteguhanmu akan meneguhkan ikhwan Mujahidin lainnya, baik yang di
dalam atau di luar, sekaligus menghindarkan mereka dari penangkapan
yang akan mereka hadapi akibat pengakuanmu. Ingatlah orang-orang yang
kuat sebelummu dari kalangan orang-orang sholeh, para dai dan mujahidin.
Ingat bahwa Antum tidak sendirian di atas jalan ini. Ingatlah bahwa
sikap menyerah hanya akan membuatmu sebagai pengecut dan pengkhianat
yang disepelekan oleh musuh-musuhmu.
7. Jika sebelumnya secara mental Antum memang benar-benar sudah siap
mati syahid dengan cara baku tembak di jalan atau di gunung demi agamamu
dan Antum bertekad mencari mati syahid sebelum terbunuh, maka Antum
tidak akan “jatuh” ketika disidik dan ditangkap. Sebab di situ pintu
kesyahidan juga terbuka. Jika Antum menempuh jalan ini dengan selalu
mencita-citakan satu dari dua pilihan mulia; kemenangan atau mati
syahid, maka bagaimana mungkin Antum akan menyerah hanya dengan dipukul
dengan kayu yang tidak mematikan? Bahkan taruhlah itu mematikan, berarti
Antum berhasil meraih kemuliaan mati syahid dan itu jarang terjadi
dalam penyidikan. Sebab mati syahid sebelumnya adalah sesuatu yang kau
cita-citakan, itu akan menjadikanmu sebagai teladan bagi ikhwan-ihkwanmu
yang lain dalam masalah keteguhan.
8. Interogasi adalah satu-satunya fase dalam jihad yang membuatmu
terlepas dari bahaya asalkan Antum kuat. Sebab bahaya dari pukulan dan
penyiksaan tidaklah sebanding dengan bahaya peluru, bom dan roket.
9. Ingatlah selalu bahwa jarak antara kemenangan dan kekalahan hanyalah
sabar sesaat. Dan ingat-ingatlah perkataan: “Wahai kaki-kaki kesabaran,
teruslah memikul, tinggal sedikit lagi!”.
10. Jika Antum bersikap pasrah karena suatu sebab maka segeralah kembali
bersikap keras kepala sebelum sikap pasrah itu menjadi mata rantai
kepasrahan-kepasrahan berikutnya yang akan membawa petaka bagi dirimu
sendiri dan bagi ikhwan-ikhwanmu.
11. Ingatlah bahwa interogasi adalah bagian dari pertempuran antara
seorang Mujahid yang berakidah, bertauhid dan berkomitmen agama, dengan
para petugas interogasi yang hanya sebagai pegawai di mana mereka tidak
memiliki motivasi bekerja selain mendapatkan gaji. Kalaulah ada motivasi
lain berarti itu adalah loyalitas kufur dan batil terhadap pemerintahan
kafir. Dan ingatlah bahwa kemenangan sudah pasti akan menjadi milik
pengikut kebenaran yang keyakinannya lebih kuat, sedangkan Antum lebih
kuat dari sisi keyakinan, maka Antum harus menang.
12. Interogasi adalah salah satu bentuk peperangan, yang mana perang itu
bisa berlangsung di jalan-jalan, di gunung-gunung, dan…di penjara. Dan
Antum pasti menang, sebab perang itu tergantung pada keteguhanmu,
kekuatanmu dan keyakinanmu kepada Alloh.
13. Alat pendeteksi kebohongan itu hanya tipuan, alat itu mudah
disesatkan. Yaitu dengan menggerak-gerakkan kedua kaki dan pundak
diserta jawaban bohong berupa apa saja yang dilontarkan kepada penyidik,
dan dengan cara terus memutar fikiran ketika duduk tentang hal-hal
mengerikan yang bisa membuatmu susah dan sedih. Dalam kondisi seperti
ini, alat itu tidak mampu membedakan antara kecemasanmu dan jawaban
bohongmu.
14. Jika Antum kuat mempertahankan diri dalam sebuah pertanyaan, maka
penyidik akan menghentikannya dan berpindah ke pertanyaan berikutnya
hingga ia merasa putus asa.
15. Kepasrahan akibat pukulan akan membuat penyidik semakin bersemangat
untuk meningkatkan pukulan supaya kepasrahan itu bertambah. Pasrah
adalah sikap menurut kepada musuh, jika musuh menyuruhnya ia
mematuhinya, jika musuh memukul dia membungkuk, jika musuh bertanya dia
menjawab, dengan itu dia telah tunduk kepada petugas setunduk-tunduknya.
Setelah penyidik berhasil menang, pukulan akan berlanjut dalam rangka
melecehkan atau mendorong orang yang pasrah itu agar melakukan
perintah-perintahnya yang lain seperti meyakinkan teman agar dia
mengaku, atau yang lain.
16. Tidak ada satu situasipun di mana rahasia-rahasia telah terbongkar
ketika Antum tidak sadarkan diri, diberi obat pemabuk, atau ditidurkan.
Maka jangan pernah percayai mereka jika mereka mengatakan bahwa Antum
telah memberikan pengakuan ketika Antum tidak sadarkan diri atau ketika
ditidurkan dengan sistem magnetis.
17. Penyidik akan mengarahkan dua panca inderamu, yaitu pendengaran dan
penglihatan, kepada hal-hal yang menyedihkan dan memprihatinkan, seperti
suara-suara yang datang terus menerus dan keras, sinar yang kuat,
pemandangan berupa penyiksaan terhadap orang lain agar kondisi sarafmu
terpengaruh. Semua itu jangan sampai mempengaruhi dirimu, keteguhanmu
akan melenyapkan semua pengaruh itu secara total, apalagi jika
sebelumnya Antum sudah memperkirakan itu bakal terjadi.
18. Bisa jadi mereka melarangmu tidur selama berhari-hari dengan
menginterogasimu secara bergantian, atau membuatmu tidak bisa tidur di
dalam sel dan melarangmu duduk. Sebelum atau ketika itu tengah
berlangsung, penyidik akan melakukan tawar menawar dengan mengizinkanmu
tidur asalkan berjanji mau mengaku. Haruslah Antum ketahui bahwa tidur
tetap akan terjadi meski penyidik tidak menghendakinya dan itu tidak
akan membahayakan nyawa, tidur itu bisa berupa tidur sejenak atau bisa
juga berupa tidak sadarkan diri. Maka jangan pernah percaya kepada
mereka dan terus pertahankanlah keteguhanmu yang akan menggagalkan
rencana penyidik, tidak ada keharusan Antum harus tunduk kepada tawaran
apapun sebagai ganti Antum diizinkan tidur. Semua itu jangan sampai
mendorongmu untuk memberikan pengakuan.
19. Bisa saja penyidik mengumpulkanmu di sel yang sempit dan kotor
bersama tahanan lain dengan kondisi yang sangat buruk, dikumpulkan
seperti dalam kaleng sarden, tidak bisa duduk dan tidur walaupun
bergantian, selama beberapa hari tanpa ventilasi sementara Antum sudah
bercucuran keringat. Tanpa alat pembersih kotoran. Melempari para
tahanan dengan bangkai-bangkai serangga yang bau sambil mengumpat terus
menerus. Memperdengarkan kepada mereka suara-suara yang mengganggu
secara terus menerus. Membiarkan mereka tanpa air dan makanan. Jika
Antum adalah target satu-satunya yang akan ditundukkan dalam pengumpulan
ini, maka tahanan yang lain akan menyuruhmu mengaku agar mereka bisa
segera terbebas dari situasi sulit ini. Dan bisa saja mereka akan
menekan dan mengancammu. Terkadang, penyidik menyusupkan di tengah para
tahanan itu kaki tangannya untuk menjatuhkan moralmu. Caranya dengan
terus menerus berkata bahwa mereka semua sudah siap mengaku dan bahwa
situasi seperti ini sudah tidak tertahankan lagi. Semua itu mereka
ciptakan agar Antum putus asa dan pasrah. Jika cara ini tak bisa juga
menjinakkanmu, maka para penyidik akan mulai ragu dengan metode
penyidikan lain yang sudah dilakukan sebelumnya.
20. Ingatlah setiap saat, bahwa interogasi dan penyiksaan ini akan
berakhir dan Antum masih akan tetap hidup setelah itu dengan dua
kemungkinan: kalah, mengakui dan berkhianat, dan akan tetap dipenjara,
atau sebagai pahlawan yang kuat dan tauladan yang dibanggakan oleh
ikhwan-ikhwan dan anak-anakmu. Usahakanlah cobaan ini berakhir dengan
keteguhanmu, tanpa memberikan informasi apapun dan tanpa sikap menyerah.
21. Hati-hatilah dengan orang-orang yang berguguran ketika proses
interogasi (penyidikan). Sebab orang yang dimanfaatkan ketika proses
penyidikan itu lebih bahaya daripada yang dimanfaatkan di luar itu. Dan
perlu diketahui, mereka biasanya dimanfaatkan dengan diiming-imingi
janji-janji sepele, seperti akan diperlakukan dengan baik, diizinkan
mengunjungi dan menyurati keluarga, atau –bahkan—akan diberi beberapa
batang rokok, atau akan diringankan hukumannya jika mereka mau membantu
hal yang bersangkutan dengan kasus tersebut.
22. Adapun setelah penyidikan selesai, menyembunyikan informasi ketika
itu tak kalah pentingnya dengan menyembunyikan informasi ketika masih
disidik. Sering sekali musuh memperoleh informasi di dalam penjara yang
tidak bisa mereka peroleh ketika penyidikan dan penyiksaan dilakukan.
23. Semua yang terjadi dalam interogasi, semua tentara, staf bagian dan
aparat intelejent, tujuannya adalah satu; yaitu memperoleh pengakuan
darimu, sehingga mereka bisa memberi tuduhan kepadamu dan membenarkan
penjatuhan sangksi kepadamu, baik berupa penjara atau yang lain.
24. Pengakuan apapun yang diberikan ketika penyiksaan, maka itu hanya
akan menambah siksaan, agar informasi yang didapatpun bertambah banyak.
Sebab penyidik akan berkesimpulan bahwa Antum mengaku jika disiksa
dengan siksaan yang tidak kuat Antum tahan. Keluarnya sebuah pengakuan,
dengan cara apapun, bagi penyidik merupakan mata rantai pertama untuk
penyidikan dan tekanan-tekanan berikutnya. Jadi, tidak boleh beralasan
dengan alasan apapun untuk membenarkan pengakuan yang kita berikan,
seperti habisnya kesabaran menahan siksaan, tidak kuat lagi, atau
alasan-alasan lain, atau beralasan adanya barang bukti telak yang
memojokkanmu. Sebab semua alasan ini tidak bisa dibenarkan terhadap apa
yang akan terjadi pada dirimu dan ikhwan-ikhwanmu…
25. Pengakuan yang sedikit adalah awal mula pengakuan secara
keseluruhan, bahkan awal mula kekalahan. Jadi, keteguhan harus dilakukan
secara total, artinya kuat menyembunyikan segalanya. Pengakuan yang
sedikit juga akan menjadi benang merah pertama yang dipegang oleh
penyidik, kemudian dia akan mengurainya dan tidak akan melepasnya begitu
saja, karena dari sana dia bisa sampai ke informasi-informasi lain yang
mungkin tidak terlintas di fikiran Antum.
26. Ingatlah, banyak ikhwan-ikhwanmu yang tidak mengaku, sebab mereka
adalah para lelaki sejati dan perwira. Maka jadilah seperti mereka.
Sesungguhnya segala bentuk pengakuan yang terjadi hingga hari ini,
pelakunya selalu mengatakan bahwa sebenarnya dia bisa menghindar jika
mau teguh dan kuat sedikit saja.
27. Penyidik akan memancing emosimu dan menjelaskan kepadamu bahwa
pengakuanmu tidak akan membahayakan sama sekali, sebab penyidikan ini
hanya sekedar kegiatan rutin untuk menutup file, setelah itu Antum akan
dibebaskan. Semua ini adalah dusta, jangan sampai Antum mempercayai
janji apapun dari penyidik atau percaya kepada salah seorang dari
mereka, atau percaya kepada polisi jaga dan yang semisal yang ada di
penjara.
28. Rata-rata data yang dipaparkan penyidik kepadamu itu baru sekedar
bayangan dan tidak sempurna. Mereka akan menyempurnakannya dengan
kerjasama dan pengakuan darimu, atau dari kata-kata yang Antum anggap
tidak penting. Ketika mereka mengatakan kepadamu bahwa mereka sudah tahu
semuanya, lontarkanlah pertanyaan ini kepada dirimu: “Kalau mereka
sudah tahu semuanya, mengapa mereka masih perlu pengakuanku?” Mereka
menghendaki pengakuan agar bisa mengenakan tuduhan kepadamu dan
membuktikan kebenaran data-data yang mereka miliki yang ingin mereka
pastikan kebenarannya dan mereka sempurnakan melalui mulutmu. Oleh
karena itu, jangan sampai Antum terpengaruh oleh informasi apapun yang
telah mereka ketahui, meskipun itu benar. Sebab bagi mereka sangat jauh
berbeda antara informasi yang berdasarkan isu dengan informasi yang
mereka peroleh langsung dari pengakuanmu.
29. Jika penyidik menanyaimu tentang ikhwan-ikhwan yang masih bebas
maupun yang sudah tertangkap, maka bantahlah adanya keterkaitan apapun
antara dirimu dengan mereka. Teruslah berusaha untuk mengatakan tidak
kenal, meskipun penyidik sudah tahu kalau mereka adalah teman-temanmu.
Tuduhan yang akan dikenakan kepadamu jika Antum memberitahu perbuatan
yang dilakukan orang lain adalah pasal penyembunyian informasi, atau
keterlibatan dalam aksi, dan dengan demikian Antum layak disidangkan dan
dipenjara.
30. Jika tidak bisa mengingkari adanya keterlibatan karena ada barang
bukti yang ditemukan di badanmu, maka tidak perlu mengakui dari mana
sumber barang bukti ini dan tujuan dari keberadaan barang tersebut, atau
apa saja. Hanya saja kami tegaskan, dengan sedikit memutar otak Antum
bisa berkelit ketika ditemukan barang bukti, lalu terlepas dari
beban-bebannya, namun tentu saja Antum harus ngeyel dan kuat.
31. Ketika berada dalam ruang tahanan atau penjara, hindarilah memberi
informasi apa pun kepada teman-temanmu di dalam sel. Sebab tidak menutup
kemungkinan di antara mereka ada orang yang disusupkan. Ada juga dari
mereka yang lemah dan rawan. Lagipula, jika ada Mujahid yang jujur yang
sama-sama ditahan bersamamu, dia tidak akan membutuhkan
informasi-informasi secara mendetail tentang aktifitas jihad dan
kegiatan rahasia yang Antum lakukan.
32. Jangan sampai musuh-musuh Alloh menghinakan dirimu dengan rokok.
Tinggalkan rokok sekarang juga. Sebab sebatang rokok bisa menghinakan
seorang tahanan. Kami mendengar bagaimana sebagian tahanan meminta rokok
kepada penyidik atau petugas jaga, selanjutnya nanti akan terpasang di
papan informasi yang tergantung di dalam selmu bahwa Antum diizinkan
merokok asalkan mau kooperatif dengan penyidik. Maka dari itu, sejak
sekarang berhentilah merokok. Lagi pula, tidak pantas seorang Mujahid
dipatahkan hanya oleh lintingan kertas yang hina.
33. Terkadang, penyidik memberikan sebatang rokok kepadamu dan jika
Antum menolak dia akan memukulmu, atau kalau Antum duduk dia akan
menyuruhmu berdiri. Penyebab utama yang sebenarnya, karena dia merasa
gagal menyidik atau karena tahu Antum takut dipukul. Sehingga dia
berusaha memunculkan suasana yang membuatmu tunduk dan kooperatif.
34. Penyidik bisa mencaci, memukul, membuat kita lapar, haus, tidak
tidur semalaman…dst. Tapi dia tidak bisa menggerakkan lidah seorang
tahanan dan memperoleh informasi kecuali dengan adanya kerjasama dari si
tahanan itu sendiri.
35. Penyidik akan menyumpahmu dengan Al-Quran, perceraian atau yang
semisal. Semua itu tidak boleh membuatmu kalah dan mengaku, sebab Antum
dalam kondisi terpaksa dan tidak mengapa Antum bersumpah dusta. Yang
penting, jangan bekerja sama dengan “penjahat” yang tidak menghormati
Al-Quran, yang tujuannya hanya ingin memperoleh informasi darimu,
menggagalkan amal jihadmu dengan sumpah, dan membohongimu. Sebab dia
sendiri memerangi Al-Quran dan syariat-syariat-Nya serta menjaga dan
mengkokohkan kekafiran dan hukum-hukumnya. Anas bin Malik pernah ditanya
tentang seorang lelaki yang hendak menangkap seseorang, bolehkan dia
bersumpah melindunginya dari kejahatannya? Anas menjawab: “Ya, dan
sungguh aku bersumpah 70 kali lalu berdusta itu lebih aku sukai daripada
aku menunjukkan keberadaan seorang Muslim.” (Dari Tafsir Al-Qurthubi)
Contoh Jawaban Ketika Antum Ditanya Kenal Atau Tidak Dengan Seseorang:
1. Jawaban dengan “Tidak” sudah cukup untuk menutup pintu, meskipun penyidik telah berusaha keras dan bertanya berulang kali.
2. Sedangkan jawaban dengan “Ya” akan diikuti dan bercabang dengan
pertanyaan-pertanyaan berikutnya, seperti: “Siapa namamu? Di mana
bekerja? Berapa nomor teleponnya? Jenis mobil? Di mana tinggal? Kapan
kenal dengan si fulan? Kapan terakhir bertemu dengannya dan di mana? Apa
yang dibicarakan? Siapa saja yang hadir? Nama lengkap mereka siapa dan
di mana alamatnya? …dst.
3. Jangan memberi kesempatan kepada penyidik untuk menjadikanmu
berkonstrasi ingin segera terlepas dari masalah dan meyakinkanmu bahwa
penyidikan ini adalah akhir semuanya dan jika mau kooperatif, maka
itulah satu-satunya solusi.
4. Jika Antum semakin keras kepala, penyidik mau tidak mau akan
menggunakan cara terbuka dengan memaparkan barang-barang bukti. Maka
gunakanlah kesempatan ini untuk melokalisir masalah, biarkan penyidik
membolak-balik lembaran data-datanya dan jangan Antum berikan bantuan
berupa apapun. Sebab sikap kuat dan teguh akan membuat mereka semakin
meneliti lagi barang-barang bukti yang ada di tangan mereka untuk
menekanmu. Sebab ketika Antum keras kepala, sebenarnya Antum tahu apa
yang menunggumu berikutnya.
5. Semua cara yang digunakan penyidik hanya bersifat eksperiman, maka
Antum harus berusaha menggagalkan percobaannya itu. Ingat, penyidik
manapun bisa ditipu dengan mudah.
TAHAPAN-TAHAPAN INTEROGASI (PENYIDIKAN):
Pertama: Tahap Perkenalan Dengan Tahanan, Meraba Denyut Nadinya.
Kedua: Menekan Sedikit Demi Sedikit, caranya:
1. Menunjukkan Barang Bukti, Namun Dengan Lemah lembut.
Tiba-tiba saja dia menyebut nama aliasmu dalam dunia pergerakan,
misalnya. Atau kegiatan rahasia yang telah Antum lakukan, nama timmu. Ia
akan memperhatikan perubahan air mukamu lalu menenangkanmu dengan lemah
lembut bahwa interogasi untuk tahap ini akan diakhiri sebelum memulai
“interogasi yang sesungguhnya”, ia akan mengingatkanmu agar jangan
terjun dalam pertempuran tak berimbang, kalau nekad berarti kamu bodoh
dan tidak memikirkan kepentingan dirimu sendiri.
2. Menghadapkanmu Kepada Situasi Sulit Yang Sedang Antum Alami Sekarang.
Ia akan mulai melakukan penyiksaan, sedikit demi sedikit tapi terus
meningkat ke yang lebih berat sampai kesabaranmu habis, lalu dia akan
mengesankan kepadamu bahwa ini baru permulaan, kalau ia mau ia bisa
menambah keras siksaan dan terus menerus dan kamu tidak akan sanggup
menahannya, perang ini panjang dan tidak bertepi.
Ketiga: Fase Puncak Tekanan dan Kekerasan:
Dalam tahap ini, penyidik ingin menanamkan dalam diri tahanan bahwa
tidak ada jalan keluar selain mengaku dan mengaku, dan bahwa siksaan
akan terus semakin parah selagi dia tidak mau mengaku.
Keempat: Fase Pemanfaatan Waktu:
Dalam fase ini, sang Mujahid akan ditempatkan di sel isolasi (sebuah
ruangan kecil sekali, yang hanya berisi kursi, tahanan duduk di atasnya
sambi diborgol tangannya dan ditutup matanya, atau menggunakan kepalanya
dipasang kantong, luas ruangan ini biasanya 1 X 1 m) dalam keadaan
diborgol dan suasana yang sangat tidak nyaman dalam waktu yang lama. Hal
ini untuk membuatnya merasa bahwa situasi ini tidak akan berakhir dan
dirinya tidak akan bebas darinya selain dengan mengaku. Kadang, tahanan
diberi waktu istirahat sesaat dari penyiksaan ketika penyidik merasa
tahanan ini sudah sangat keras kepala, artinya ketika penyiksaan sudah
tidak lagi berguna baginya dan bukan cara utama dia, atau bisa juga
ketika kesehatan tahanan turun drastis.
Kelima: Fase Penggunaan Kekerasan Kembali:
Yaitu kembali menggunakan cara-cara kekerasan, agar tahanan merasa bahwa
penyidik bersantai dulu dengan menarik nafas panjang dan kemudian dia
akan melanjutkan tekanan sampai ia bisa memperoleh pengakuan, dan
mengesankan bahwa dia akan terus menyiksa dan menekan mujahid itu hingga
waktu yang tidak tahu kapan akan berakhir, dan bahwa tidak ada solusi
selain mengaku, dan bahwa kesabaran tidak berguna sama sekali, sebab
ternyata situasi seperti ini tidak berakhir.
Keenam: Fase terakhir:
Di fase ini, dia diperlakukan seperti warga biasa. Kata-kata dan
pengakuannya akan dipakai –kalau dia memang mengaku— sehingga ada
kemungkinan dia dilimpahkan ke pengadilan atau ditetapkan sebagai
tahanan atau dimasukkan ke ruangan aparat kaki tangan intelejen. Namun
jika ia tidak memberikan pengakuan, maka dia akan dilepaskan karena
tidak terdapat bukti apapun dalam dirinya.
MENGHADAPI INTEROGASI:
Langkah Prefentif:
1. Menggunakan prinsip kerahasiaan dalam bekerja.
2. Menerapkan rumus-rumus keamanan dalam bekerja.
3. Selalu memperhatikan prinsip pembagian batas (tidak memberikan
informasi melebihi yang diperlukan dan tidak memberikan informasi selain
kepada orang yang bersangkutan).
4. Menyadarkan anggota dan membekali mereka akan keahlian security yang baik.
5. Mengikuti perkembangan tentang tekhnik-tekhnik interogasi, mensosialisaikan keahlian dan pengalaman kepada anggota.
6. Selalu waspada, supaya:
a. Mendeteksi bahaya sedini mungkin.
b. Mensikapi segala sesuatu dengan serius.
c. Selalu merasa diri dalam bahaya.
Prinsip-prinsip security yang ringkas dan penting untuk setiap mujahid:
1. Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu.
2. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
3. Need to know (tahu sebatas perlu).
4. Memberikan informasi kepada orang yang diperlukan dan sesuai kapasitas dia.
5. Jangan menjadi “tawanan” dari kebiasaan (rutinitas).
6. Dalam situasi berbahaya, rumus asalnya adalah bersembunyi (diam),
sebab jika ada dua yang sama-sama bergerak, maka keduanya pasti akan
bertemu.
7. Berhati-hatilah dengan telepon. Ketika mengadakan pertemuan, lepaslah
kabel telpon rumah, non aktifkan HP dan lepaslah baterainya.
8. Selalulah membersihkan rumah dari barang-barang yang bisa dijadikan alat bukti.
9. Jangan memberitahu isteri tentang rahasia-rahasia Mujahidin.
10. Waspadailah pancingan secara bertahap.
11. Kitman: dengan tidak bercerita tentang diri kita dan pekerjaan kita, serta diri orang lain dan pekerjaannya.
12. Berkelakuan biasa-biasa saja, jangan menebar kecurigaan ke sekelilingmu.
13. Rencanakanlah langkah-langkah yang akan diambil ketika terjadi
situasi bahaya (darurat), dan siapkan rencana untuk melepaskan diri
darinya.
14. Gunakan sarana yang baik untuk berkamuflase. Nomor telepone
misalnya, bisa ditulis dengan format harga barang atau nomor rekening
pribadi, dan jangan menyimpannya di HP.
15. Waspadailah penguntitan, dan berlatihlah untuk melepaskan diri dari pemantauan.
LANGKAH MENGHADAPI INTEROGASI:
Pertama: Selalu Menghadirkan makna keimanan di dalam diri.
Kedua: Mengingat-ingat makna keteguhan, kesabaran, mushobaroh dan tsabat.
Ketiga: Mengingat akibat.
Keempat: Jangan tertipu dengan tekhnik-tekhnik penyidik.
Kelima: Selalu waspada, caranya:
1. Jangan percaya kepada siapa pun yang baru bertemu Antum ketika di penjara.
2. Jangan melakukan aktifitas apapun di dalam yang bisa memperkuat bukti tuduhan kepadamu.
3. Jangan berfikir untuk mengaku, walaupun hanya sedikit, ketika kondisi kejiwaan sudah down sekalipun.
4. Jika Antum ingin mengaku, tapi pengakuan itu sudah dikaji dan
direncanakan dengan baik sebelumnya, maka silahkan mengaku. Namun fisik,
mental dan urat saraf Antum harus dalam kondisi siap secara penuh.
Catatan: Antum harus pandai-pandai memainkan peran. Artinya: ketika
Antum disodori barang bukti, untuk membuktikan apakah Antum bersalah
atau tidak, maka Antum jangan menampakkan kegugupan atau tanda-tanda
kegugupan. Tanda-tanda itu adalah:
a. Kebimbangan (tidak tegas).
b. Keringat.
c. Pandangan mata yang ke mana-mana dan mencoba menghindari pandangan penyidik.
d. Berulang kali menjawab: “Tidak ingat” atau “Mungkin”.
MENGHADAPI PENYIDIK:
1. Jangan sampai penyidik tahu kemampuanmu yang sebenarnya (wawasan keilmuan, kekuatan bertahan, kekuatan fisik, tekad…dst).
2. Jangan menampakkan titik-titik kelemahan dan kekuatan di hadapan penyidik.
3. Bersikap tenang, yaitu tidak terpancing oleh penyidik.
4. Memilih kata-kata yang tepat:
a. Memberi jawaban singkat.
b. Tidak memberi jawaban yang bisa dijadikan bukti.
c. Tidak menjawab secara detail.
d. Menjaga adab dan bermanis muka.
5. Berbicara dengan cara yang tepat. Sebab cara bicara itu bisa
mempengaruhi emosi dan ketenangan penyidik, ketika dia marah atau
menganggap Antum bohong.
6. Cobalah mengorek informasi dari penyidik tentang fakta tuduhan dan barang bukti yang ada memancing-mancing secara bertahap.
7. Cobalah memancing penyidik dan membuatnya kesulitan, caranya:
a. Berbicara pelan.
b. Mengucapkan perkataan yang terputus-putus.
c. Menjawab pertanyaan dengan balik bertanya.
d. Meminta mengulangi pertanyaan.
e. Mengajaknya berbincang-bincang tentang masalah di luar tema.
Catatan: Ketika penyidik menggunakan cara memukul atau menyiksa, maka
berarti dia tidak bisa menemukan bukti atau dia tidak yakin dengan bukti
yang ada. Ada beberapa cara menyikapi pukulan dan penyiksaan:
a. Menangis dan berteriak ketika dipukul dan disiksa, supaya penyidik mengurangi pukulan atau menghentikannya.
b. Diam saja justeru akan membuat penyidik meningkatkan siksaannya.
c. Mentertawakan atau meremehkan penyidik akan semakin menambah pukulan,
ketika penyidik merasa diremehkan dengan tertawa tersebut.
d. Memberi informasi yang salah, bisa membuat penyidik menghentikan penyiksaan dan menyemangatimu untuk mengaku.
CATATAN PENTING:
Berusahalah sebisa mungkin, akhi Mujahid, untuk tidak menyerahkan diri
kepada thoghut atau tentara salibis. Kerahkan semua kekuatanmu untuk
melawan mereka. Antum bisa mencontoh Akhi Sholih Al-Faridiy Al-Harbiy v.
Ketika polisi Saudi berhasil mencium keberadaannya di sebuah gedung di
sebuah pasar, mereka pun mengepungnya. Maka dia keluar dari pintu gedung
seperti orang biasa saja, begitu ia dekat dengan barisan polisi, ia
keluarkan pistolnya dan ia tembakkan ke arah mereka, walaupun akhirnya
mereka berhasil membunuhnya. Namun ia terus berjihad dan melawan sampai
akhir hayatnya supaya tidak tertangkap oleh polisi-polisi dungu itu.
Sebab jika tertangkap, mereka akan menggiringmu ke penjara,
menginterogasimu, dan Antum berkewajiban menjaga rahasia-rahasia
saudara-saudaramu sesama Muslim, Muwahhid dan Mujahid lainnya.