Risalah Tauhid
wal Jihad
Disampaikan dalam
ta’lim protein islam
Analisis “Laailaahailallah”
Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS.3:18)
Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus , dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus.(QS.98:5)
Dan aku akan
menjauhkan diri daripadamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku
akan berdo'a kepada Rabbku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdo'a
kepada Rabbku".(QS.19:48)
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Saya diperintahkan untuk memerangi
manusia hingga mereka bersaksi akan Laailaahailallah..(Mutafaq’alaih)
1. La
berarti tidak ada, dalam kaidah bahasa arab la disebut an-nafy (partikel
pengingkaran)
2. Ilah,
karena jatuh setelah adat an-nafiy maka disebut al manfiy (sesuatu yang
ditiadakan)
Illah menurut
syaikhul islam ibnu Taimiyah adalah segala sesuatu yang dicenderungi hati
dengan seluruh perasaan cinta, harap dan takut.
3. Ila
berarti kecuali.Dalam kaidah bahasa arab huruf ila dikategorikan sebagai adat
al’istitna’(partikel pengecualian), karena jatuh setelah penafian, maka ila
berfungsi sebagai al-itsbat (pengukuhan)
4. Lafazh
al-Jalalah(Allah) dalam kalimat ini ,karena jatuh setelah ila maka disebut juga
al-mutsbat yaitu yang dikukuhkan.
Kesimpulannya
adalah an-nafiy wal itsbat, menafikkan kemudian
mengukuhkan. Siapa yang dinafikkan yaitu ilah sedang yang dikukuhkan adalah
Allah. Bahasa simple nya adalah Kufur kepada Thogut/ilah dan beriman
kepada Allah.
Dan sungguhnya
Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara
umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul). (QS.16:36)
Inilah inti
dari semua ajaran Rasul.Dua landasan inilah yag menentukan diterima atau
tidaknya amal shalih dan dengan itu pula seseorang bisa disebut musyrik atau
muslim.
*AN-NAFIY
Sholat, zakat,
hijab, puasa dan apapun amalan seseorang tak akan diterima bila dia tidak kufur
terhadap thogut dan tentu saja orang yang tidak kufur kepada Thoghut bukanlah
seorang muslim. Betul?
Syaikh
Muhammmad bin Abdul Wahab berkata : “Bila seluruh amalan kamu itu untuk Allah
maka kamu adalah yang bertauhid, bila ada penyekutuan di dalamnya terhadap
makhluk maka kamu orang musryik”.
Syaikh
Abdurrahman bin Hasan berkata : “Jika syirik ada maka tauhid lenyap (Syarhu
ashli dinil islam) lanjut beliau : sesungguhnya orang yang melakukan
kemusyrikan maka dia telah meninggalkan Tauhid karena Tauhid dan syirik adalah
sesuatu yang bertentangan”.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
berkata : “Laailaahailllah menuntut orang muslim dari menafikan 4 hal”, yaitu :
1. Alihah
1. Alihah
Kata jamak
dari ilah yang artinya adalah Tuhan. Menurut Syaikh Muhammad Tuhan adalah
sesuatu yang dituju dengan suatu hal dalam rangka tolak bala atau meminta
manfaat.
Contoh : Batu besar atau pohon
besar yang dituju seseorang dengan suatu hal (sesajen) dengan maksud minta
manfaat atau tolak bala, maka batu ini telah menjadi ilah.
Contoh : Jin …yang ketika
membangun rumah kemudian ada yang mengatakan di tanah tersebut ada penunggunya
, kemudian si yang mau nempatin membuat sembelihan maka itu adalah kemusyrikan
. Menjadikan jin sebagai ilah agar tidak mengganggu.
2. Arbab
Kata jamak
dari RABB Yang artinya adalah Pengatur. Ketika sifat ini diberikan kepada
selain Allah yaitu diberikan kepada makhluk maka itu artinya dia memposisikan
makhluk sebagai Tuhan.
Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain
Allah , dan (juga mereka menjadikan Rabb) Al-Masih putera Maryam; padahal
mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(QS.9:31)
Imam at Tirmidzi
meriwayatkan bahwa ketika ayat ini dibacakan oleh Rasulullah kepada Adiy bin
Hatim (yang asalnya Nasharani kemudian masuk islam) kemudian adiy menanyakan
perihal ayat tadi kepada Rasulullah dan mengatakan : Kami orang Nashrani tidak
pernah beribadah kepada alim ulama dan rahib pendeta kami. Maka Rasul
mengatakan Bukankah mereka menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan
mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah terus kalian mengikuti mereka?.
Adiy menjawab: Ya, Rasul berkata lagi, itulah bentuk peribadatan mereka kepada
alim ulama dan para rahib.
Jelaslah bahwa
barangsiapa yang memposisikan makhluk sebagai pembuat hukum selain Allah, maka
dia menjadikan pembuat hukum itu sebagai arbab, dan mengikuti mereka adalah bentuk
ibadah kepadanya.
Padahal Syaikh
Hamd Ibnu ‘Atiq rahimahullah berkata : “Para
ulama ijma’ bahwa orang yang memalingkan satu macam dari 2 do’a (do’a ibadah
dan do’a permintaan) kepada selain Allah maka dia itu telah musyrik, meskipun
mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah, shalat, dan mengaku muslim.” (Ibthal At
Tandid).
Dan sebagian dari mereka juga mengklaim bahwa berhukum
kepada selain Allah bukan berarti bentuk kemusyrikan atau penyelewengan ibadah.
Maka kita jawab, jika ada hukum Allah yang sudah baku kenapa masih menjilat
hukum lain dan meninggalkan hukum Allah jauh-jauh di balik punggung kita?
Dan tidakkah patut
bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah
dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.(QS.33:36)
Ibnu Katsir (mufassir
terkenal seantero dunia) berkata : “Barangsiapa meninggalkan hukum yang muhkam
yang diturunkan kepada Muhammad bin Abdillah penutup para Nabi , dan dia malah
merujuk kepada hukum – hukum Allah yang sudah dihapus , maka dia kafir”. ( Al
bidayah wan Nihayah 13/119)
Maka bagaimana
nasib-nasib orang sekuler yang menggunakan hukum selain Allah dan dia merasa
bahwa lebih mampu mengatasi segala persoalan kehidupan dibanding hukum Allah,
sedang status orang yang menggunakan hukum Allah yang sudah dihapus saja
dinyatakan kafir berdasar ijma’ kaum muslimin..?
3. Andad
Kata jamak dari
Nidd yang artinya tandingan.
.. karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah , padahal kamu mengetahui.(QS.2:22)
Contoh: seorang anak membawa
ibunya yang sakit ke dukun setelah berobat kemana-mana tapi gagal, maka si ibu
ini menjadi tandingan Allah yang menyebabkan si anak menjadi kafir.
4.Thogut
Berasal dari
kata thughiyan yang artinya melampaui batas.
Batas makhluk adalah beribadah,
batas makhluk adalah mengikuti aturan yang telah ditetapkan, ketika semua ini
dilampui berarti dia menjadi thogut.
Pentolan Thoghut ada 5 :
a. Syaithan
Syaithan yang
mengajak beribadah kepada selain ALLAH .
Orang yang
mengajak mempertahan kan tradisi tumbal atau sesajen maka dia adalah
syaithan.Orang yang mengajak pada system demokrasi, nasionalis, sekuler, liberalis,
kejawenis ,sosialis, komunis,satanis maka dia adalah syaithan. Orang yang
mengajak mentaati hukum perundang-undangan buatan manusia maka dia adalah
syaithan.
b. Penguasa
yang dzalim
Thogut semacam
ini adalah thogut yang berani merubah-rubah aturan Allah, yang halal jadi haram
dan haram jadi halal. Mereka juga penyembah akal (ahlul bidaa’ wal hawaa’) yang
merasa bahwa dengan akalnya tersebut lebih bisa memberi kemaslahatan untuk
manusia dan kehidupannya dari pada aturan Allah.
Syaikhul islam
ibnu Taimiyah berkata : “Dikala seseorang menghalalkan yang haram yang telah
diijma’kan ,maka dia kafir lagi murtad dengan kesepakatan para fuqaha(Majmu Al
Fatawa).
Maka baying kan
penguasa-penguasa yang mengajak masyarakatnya untuk melestarikan kebudayaan
pagan, sesajen dan tumbal, penguasa yang memberikan kebebasan dalam penjulan
minuman keras, penguasa yang memberikan izin praktek-praktek riba dilaksanakan
di negeri, penguasa-penguasa yang melindungi lokalisasai, pornografi dan
pornoaksi demi nama seni dan hiburan”.
Ketahuilah ,
sesunggunya anggota parlemen itu adalah thogut , presiden dan menterinya di
Negara yang bersystem syirik adalah thogut. Sedang orang – orang yang setia
pada mereka adalah para budak thogut.
Apakah kamu
tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa
yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka
hendak berhakim kepada thaghut , padahal mereka telah diperintah mengingkari
thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang
sejauh-jauhnya.(QS.4:60)
c. Orang
yang memutuskan dengan selain apa yang telah Allah turunkan
Kepala suku dan
kepala adat yang memutuskan suatu perkara dengan aturan adat maka dia kafir dan
termasuk thogut. Jaksa da hakim yang memvonis dengan menggunakan hukum buatan
manusia, maka mereka adalah thogut. Padahal hukum Allah telah ada.
Ibnu Katsir berkata :
“Barangsiapa meninggalkan hukum yang muhkam yang diturunkan kepada Muhammad bin
Abdillah penutup para Nabi , dan dia malah merujuk kepada hukum – hukum Allah
yang sudah dihapus , maka dia kafir”. ( Al bidayah wan Nihayah 13/119)
Syaikh Sulaiman Ibnu
Salman berkata: “Seandainya penduduk desa dan penduduk kota perang saudara
hingga semua jiwa musnah itu lebih baik daripada mengangkat thogut di bumi yang
memutuskan perkara mereka dengan hukum selain syari’at Allah” ( Ad-Durar
As-saniyyah, 10 Bahasan Thogut)
d. Orang
yang mengakui mengetahui hal ghoib
selain Allah
(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib,
maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib
itu.(QS.72:26)
Maka dukun,
paranormal, tukang tenung, orang pintar dsb. Adalah thogut, dikabarkan bahwa
barangsiapa mendatangi dukun maka ia kafir, lantas bagaimana kira-kira status
dukun tersebut, tentunya lebih kafir lagi…
e. ORang
yang diibadati selain Allah dan dia ridho dengan peribadatan itu
Orang-orang yang
berada di badan legislatif, mereka adalah thogut karena merampas hak kekhususan
Allah dalam menetapkan hukum.
Orang tidak dikatakan beriman jika dia
tidak mengkufuri thogut, kufur kepada Thoghut adalah separuh laailaahailallah.
Thoghut yang paling berbahaya adalah thogut hukum, dengannya ia membabat habis
hukum Allah, memenjarakan para muwahhidin, mereka menindas dengan besi dan api,
merampas, menculik bahkan membunuhnya. Dengan hukumnya ia semena-mena
menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, menyalahkan yang benar dan
membenarkan yang salah. Anehnya ada umat islam yang malah dengan suka rela dan
ikhlas menjadi budak thogut, disamping itu ada juga ulama suu’ yang membantu
kelanggengan para thogut itu. Memiliki dalil-dalil yang banyak namun
menempatkannya tidak sesuai pada tempatnya. Thogut hukum sangat berbahaya
karena dengannya ia bisa melindungi thogut lain dan system syirik lewat
kekuasaan hukumnya. Menyuruh melestarikan sesajen, tumbal dan sebagainya
kemudian melindunginya dari celaan – celaan orang yang menghalanginya. Bahkan
akan membabat habis mereka. Na’udzubillahimindzalik..
Syaikh Muhammad dalam Risalah fi ma’na
thogut, dapat dilihat juga di Majmu’at Tauhid, dalam Ad-Durar dan Al jami’ul
fariid, mengemukakan bahwa tata cara kufur kepada Thogut adalah :
1. Engkau
meyakini bathilnya ibadah kepada selain Allah
Ibadah adalah hak
khusus Allah maka ketika dipalingkan , itu syrik lagi bathil. Termasuk do’a
sekalipun.
Orang yang
menganggap tradisi sesajen harus dilestarikan berarti orang tersebut tidak
kufur kepada thogut, itu artinya tidak memenuhi persyaratan sebagai orang
beriman.
2. Engkau
meninggalkannya
Meyakini
perbuatan syirik itu bathil belumlah cukup.Namun harus disertai meninggalkan .
Ada orang meyakini bahwa pembuatan sesajen adalah syirik namun karena takut
dikucilkan masyarakat lalu ia memilih membuat sesajen. Maka dia tidak kufur
kepada thogut. Perhatikanlah orang seperti ini, lebih takut dibenci msyarakat
daripada dibenci Allah.
Orang yang
meyakini bahwa demokrasi adalah system syirik namun karena “maslahat dakwah dan
jihad” maka ia berkecimpung di dalamnya maka orang tersebut tidak kufur kepada
thogut dan karenanya lah ia melanggengkan terus menerus system demokrasi
tersebut.
Dan ingatlah
ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku
tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah ,(QS.43:26)
Dan aku akan
menjauhkan diri daripadamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku
akan berdo'a kepada Rabbku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdo'a
kepada Rabbku".(QS.19:48)
Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahab berkata : “Dan siapa yang bersyahadat laailahailallah namun
disamping beribadah kepada Allah dia beribadah kepada selainnya maka tidak
dianggap syahadatnya itu meski dia sholat, shaum, zakat dan melakukan amalan
islam lainnya” ( Ad-Durar As- saniyyah1/323, dan Minhajut Ta’sis 61)
Syaikh
Abdurrahman bin Hasan “Ulama berijma’ baik salaf maupun khalaf dari kalangan
sahabat maupun thabi’in bahwa orang tidak dianggap muslim kecuali mengosongkan
diri dari syirik akbar dan melepaskan diri darinya (Ad-Durar As saniyyah
11/545)
Beliau juga
berkata dalah syarah ashli dinul islam, Majmu’ah tauhid bahwa siapa yang
berbuat syirik maka dia telah meninggalkan Tauhid.
Dan sungguh
Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al-Qur'an bahwa apabila kamu
mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang
kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian),
tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan
orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam,(QS.4:140)
Jadi siapapun
orangnya yang duduk di majlis kesyrikan baik itu di tempat pembuatan sesajen,
upacara adat yang memakai tumbal, atau berkumpul dalam do’a bersama penganut
agama lain, padahal do’a adalah termasuk ibadah tanpa dipaksa apalagi
mengingkari bahwa itu musyrik maka statusnya adalah dia musyrik lagi kafir.
Pernah
diriwayatkan dalam Ashabus Sunan bahwa para sahabat pada masa kekhalifahan
Utsman bin Afan telah ijma’ atas kekafiran jama’ah masjid kuffah karena ketika
salah seorang yang duduk di masjid tersebut ada yang berkata : “Saya menilai
apa yang dikatakan Musailamah bisa jadi benar”, tapi tak satupun jama’ah di
masjid tersebut pergi atau mengingatkannya justru malah diam.
3. Engkau
membencinya
Sesungguhnya
telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah
saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya : "Sesungguhnya aku akan
memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu
(siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Rabb kami, hanya kepada
Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya
kepada Engkaulah kami kembali,(QS.60:4)
Orang yang
meninggalkan syirik tapi tidak membencinya berarti dia belum kufur terhadap
thogut. mEmbenci ini harus diaktualisasikan dengan tidak hadir di majelis
kesyirikan.
Orang yang tidak
membenci ajaran syirik, agama kufar (Yahudi, Nasharani) dan falsafah syirik
maka dia tidak kufur terhadap Thogut.
4. Engkau
mengkafirkan Pelakunya
Bila Allah
menkafirkan pelaku syirik maka orang yang tidak mengkafirkan mereka berarti
tidak membenarkan Allah.
Tidak peduli
yang dikafirkan itu keluarga terdekatnya atau orang yang dicintainya, karena
mencintai Allah dan mengikuti aturannya lebih utama dan menyelamatkan.
Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahab berkata : “Orang yang tidak mengkafirkan para pelaku syirik
atau ragu akan kekafiran mereka atau membenarkan ajaran mereka maka dia telah
kafir” ( Risalah Nawaqhidul islam)
Perhatikanlah,
ucapan orang yang mengatakan bahwa Yahudi dan Nasharani adalah ajaran benar
maka jelas dia berstatus kafir. Dan orang kafir tidak layak amalannya diterima.
Syaikh
Abdurrahman bin Hasan berkata :” Seseorang tidak jadi muwahhid kecuali
menafikkan syirik berlepas darinya dan mengkafirkan para pelakunya “( Syarh
Ashli Dienil Islam )
Para imam dakwah
Tauhid Nejd berkata: “Di antara halyang
mengharuskan pelakunya diperangi adalah sikap tidak mengkafirkan para pelaku
syirik atau ragu akan kekafiran mereka karena sesungguhnya itu pembatal
keislaman dan penggugurnya . Siapa yang memiliki sifat ini maka kafir, halal
harta dan darahnya serta wajib diperangi sampai dia mengkafirka para pelaku
syirik,
Mereka juga
mengatakan orang yang tidak mengkafirkan para pelaku syirik maka da tidak
membenarkan Al-Qur’an karena sesungguhnya Al-Qur’an telah mengkafirkan mereka
dan memerintahkan untuk mengkafirkan mereka memusuhi dan memerangi mereka”(Ad-Durar
As-Saniyyah 9/291)
Syaikh Abdul
Lathif bin Abdurrahman berkata : “Siapa yang menjadikan pengkafiran terhadap
pelaku syirik akbar termasuk aqidah Khowarij maka sungguh dia telah mencela
semua Rasul.Dia tidak bisa membedakan antara dien para Rasul dan madzhab
khawarij, dia telah mencampakkan nash-nash Al-Qur’an dan dia mengikuti selain
jalan kaum muslimin” ( Misbahuzh Zhalam 72)
5. Engkau
Memusuhi Mereka
Orang yang tidak
membenci para pelaku syirik akbar berarti tidak kufur terhadap thogut.
Kamu tidak akan
mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan
keimanan dalam hati mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan
dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas
terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.(QS.58:22)
Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahab berkata :
“Sesungguhnya
orang tidak tegak keislamannya walaupun ia mentauhidkan Allah dan meninggalkan
syirik kecuali dengan memusuhi para pelakunya ..”(syarh sittati Mawadli Minash
shiroh , Majmu’ah Tauhid 21)
Ikatan iman yang
paling kokoh adalah cinta dan benci karena Allah.
Islam dan syirik adalah sesuatu yang
naqidlan yaitu saling bertentangan. Seperti siang dan malam tidak bisa bertemu,
jika ada siang maka malam lenyap pun sebaliknya. Sama artinya dengan ketika ada
Tauhid maka syirik lenyap .
Inilah tujuan utama di utusnya Rasul
yaitu iman kepada Allah seraya kufur kepada Thogut pula. Beriman kepada Allah
saja belumlah cukup jika tidak disertai dengan kufur thogut. Inilah Tauhid
Uluhiyah. Yang membedakan I’tiqod mukmin dan musyrik.
Allah mengutus Nabi Muhammad
shalallahu’alaihi wasallam untuk memperbaharui agama nenek moyang yang dulunya
ketika beribadah, mereka harus memakai perantara. Namun oleh karena diutusnya
Muhammad untuk memerangi itu dan memberitahukan kepada umat manusia bahwa
bentuk taqarrub (pendekatan diri) dan I’tiqod (keyakinan hati) tidak boleh
sedikitpun diberikan kepada selain Allah.
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah
agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung
selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar.(QS.39:3)
Maka bersedih hatilah wahai orang
musyrik karena adzab akan selalu menyertaimu.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS.4:48)
Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan
(Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi.(QS.39:65)
Betapa banyak amalan islam yang kau
lakukan baik puasa, sholat, zakat , haji dsb. Namun apabila status kau musyrik
maka amalan mu akan terhapus, tiada ada gunanya, tidak diterima. Dan dosa
kesyirikanmu yang merupakan dosa besar tak terampuni. Yang mengekalkan adzab di
akherat.
Jika ada yang mengatakan bahwa manusia
hanya bisa beramal yang menentukan diterima atau tidak adalah Allah, maka kita
katakan kepadanya bahwa atas dasar apa dia bisa berbicara seperti itu, hingga
menjadikan dia jahil murrokab (bodohnya melebihi batas). Apakah dia tidak
pernah belajar kaidah –kaidah keislaman? Burhanakum inkuntum shodiqqin!
Syaikh Abdul lathif berkata : “Kebodohan
terhadap hakikat islam dan syirik, menjerumuskan banyak manusia ke dalam
kemusyrikan “.
Maka sungguhlah aneh bila ada yang
beralasan bahwa ada orang melakukan kemusyrikan tapi tidak mengetahui bahwa
yang ia lakukan adalah perbuatan syirik.kemudian diudzur karena kebodohannya.
Sedang dalam keadaan tersebut dia mengetahui dan fasih kaidah-kaidah amalan
seperti sholat, zakat dsb.
Ini diharapkan menjadi koreksi tajam
bagi kita bahwa mengetahui batasan-batasan tauhid dan syirik adalah lebih utama
dan harus diutamakan sebagai penentu diterima atau tidaknya amal, sebagai
penentu status muslim atau musryik dan sebagai petunjuk tempat tinggalnya di kampung
akherat nanti .
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni
ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka
kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.(QS.98:6)
Syaikh Abdullah aba Bhutain mengatakan : “Diantara
hal wajib untuk diperhatikan adalah mengetahui batasan-batasan apa yang telah
Allah turunkan kepada RasulNya dalam firmanNya :
Orang-orang Arab Badwi itu , lebih
sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui
hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.(QS.9:97)”.
*Al itsbat
Mengukuhkan bahwa Allah adalah
satu-satunya yang hanya berhak diibadahi.
Kebodohan dan kesalahan fatal umat di
zaman ini adalah dalam hal I’tiqod masalah iman. Menurut rata-rata yang mengaku
muslim bahwa iman itu adalah sekedar tahsdiq bil qolbi, pembenaran dalam hati
belaka sehingga mengabaikan prinsip ahlu sunnah wal jama’ah bahwa iman itu
tidak sekedar tashdiq bil qolbi tapi mencakup juga iqraru bil lisan dan ‘amal bil
arkan.
Karena kesalahan I’tiqod itulah banyak
yang terjerumus dalam kemusyrikan dan tidak mentakfir para pelaku syirik. Iman itu bisa naik bisa turun, bahkan bisa
hilang sama sekali. Ketika seseorang mengucapkan perkataan mukaffirah, maka langsung
dia keluar dari islam. Keluar dari ketauhidan. Ataupun secara jelas orang itu
melakukan perbuatan syrik maka langsung kena vonis sebagai musyrik.
Tidak pandang apakah dia kyai, ulama,
ustad atau apalah seketika ia berbuat syirik maka dia musyrik. Satu saja perkataan atau perbuatan syirik maka
menyebabkan seseorang tidak dianggap beriman lagi . Na’udzubillahimindzalik.
Laisal’I maanu bittamannay wa lakin maa
qorofiil qolbi wa shodaqohul ‘amal
“Tidaklah disebut iman bila hanya di
angan –angan . Akan tetapi iman adalah sesuatu yang tertanam dalam hati dan
dibuktikan dengan amal “(HR. Ibnu An-Najar dan Ad –Dailani)
Dan kita juga meyakini seperti yang
disebutkan di atas bahwa iman itu juga ucapan dan perbuatan. Ucapan bisa hati
dan ucapan lisan, sedang perbuatan bisa perbuatan hati dan anggota badan.
Adapun ucapan hati adalah pengetahuan
dan keyakinan. Sedang perbuatan hati adalah cinta, harap, takut dan lain lain.
Kembali ke masalah kesalahan umat
sekarang dalam hal I’tiqod ini yang berkeyakinan bahwa iman hanyalah tashdiq
bil qolbi, tidak jauh beda dengan musrykin Arab dahulu. Disamping menyembah
Allah mereka juga menyembah Tuhan- Tuhan yang lain. Artinya secara keyakinan
masyarkat Arab yang musyrik mempercayai Tauhid Rububiyah Allah.
Katakanlah: "Siapakah yang memberi
rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan)
pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari
yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang
mengatur segala urusan?" Maka mereka menjawab: "Allah". Maka
katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?"(QS.10:31)
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah
bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"(QS.23:84)
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan
Allah". Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"(QS.23:85)
Yang mereka ingkari bukanlah hal
tersebut namun karena ,
Mengapa ia menjadikan ilah-ilah itu Ilah
Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.(QS.38:5)
Mereka tidak setuju jika Rasul Allah itu
mengajak untuk juga bertauhid Uluhiyah, menyembah dan beribadah kepada Tuhan
yang satu saja yaitu Allah dan meninggalkan yang lain.
Maka janganlah kamu menyembah
seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.(QS.72:18)
Kesimpulan dari semua ini adalah ketika
seseorang meskipun dalam hatinya masih meyakini Tauhid secara Rububiyah namun
perbuatannya melanggar prinsip Tauhid Uluhiyah maka dia bisa jadi musyrik atau
kafir.
Seorang yang mengaku islam sering sholat
ikut puasa bahkan haji dengan khusyu’dan shodaqoh lebih dari 1 milyar namun
disamping hal tersebut dia juga suka pergi ke dukun membuat sesajen dan tumbal,
berhukum pada hukum selain Allah maka dia statusnya musyrik, bukan orang
beriman.
Makna iman kepada Allah:
1. Meyakini
bahwa Allah adalah satu-satunya ilaah yang berhak diibadahi.
Orang yang
menbuat tumbal, sesajen dan berhukum pada thogut, mereka bukan orang beriman.
Katakanlah:
"Dialah Allah, Yang Maha Esa".(QS.112:1)
Allah berfirman:
"Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha
Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut". (QS.16:51)
2. Memurnikan
seluruh macam ibadah hanya kepada Allah
Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus , dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus.(QS.98:5)
Orang yang
berbuat syirik dan beribadah termasuk do’a kepada selain Allah, mereka tidak
memurnikan ibadah hanya kepada Allah, maka mereka tak pantas disebut orang
beriman.
Syaikh
Abdurrahman bin Hasan “Ulama berijma’ baik salaf maupun khalaf dari kalangan
sahabat maupun thabi’in bahwa orang tidak dianggap muslim kecuali mengosongkan
diri dari syirik akbar dan melepaskan diri darinya (Ad-Durar As saniyyah
11/545)
Beliau juga
berkata dalah syarah ashli dinul islam, Majmu’ah tauhid bahwa siapa yang
berbuat syirik maka dia telah meninggalkan Tauhid.
3. Menafikan
ibadah itu dari selain Allah
Baik kepada
alihah, arbab, andad maupun thogut.
aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah(QS.109:2)
4. Mencintai
Muwahhid dan loyal kepadanya
Sesungguhnya
orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.(QS.49:10)
Dan orang-orang
yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong
sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at kepada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS.9:71)
5. Membenci
para pelaku syirik
Sudah dibahas
dibahas dalam tata cara kufur kepada thogut.
Ustd Abu
Sulaiman Aman Abdurrahman dalam Tegar di atas Tauhid berkata :
“ falsafah yang
mengajarkan agar tidak membenci ajaran agama lain adalah falsafah kafir. Sistem
yang menyamakan semua ajaran agama adalah system syirik. Setiap yang bertauhid
dan beriman kepada Allah pasti membenci pelaku syirik dan orang kafir”.
Demikianlah sedikit analisis dari
Laailahailallah, berbahagialah bagi orang yang bertauhid, karena dengan
pemahaman yang ada padanya maka ia terbebas dari kesyirikan-kesyirikan yang
bisa saja menjerumuskan dia kepada hal tersebut. Sehingga ketika statusnya musyrik
atau kafir maka amalan apapun yang dilakukan hanyalah sia-sia belaka. Dan dosa
atas kesyirikan bakal tak terampuni. Semoga antum semua paham akan pentingnya
hal ini.
Wallahu a’lam.
Jazaakumullah khoir katsir wa
jazaakumulah ahsanul jazaa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar