PRO- T- IN ISLAM

KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID

Kamis, 12 Juli 2012

TADZKIROH


TADZKIROH
“KAMI BERLEPAS DIRI DARI GOLONGAN YANG TAWALIY KEPADA ORANG KAFIR”
Dan tidak ada yang benci kepada millah Ibrahim (TAUHID), kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri.. .(QS.2:130)
Allahumma munzilal kitab wa mujriyas sahaab wa haazimal ahzaab ihzim wa juyusy wa syurath wa anshor thoghut wa dammirhum wa farriq jam'ahum wa syamlahum wa ahlikhum wanshuril mujahidin 'alaihim. Allahumma Dammir Tadmiiro wa Farriq Jam’ahum wa Syattit Syamlahum, Allahumma Shihim ‘Adada Waqtulhum Badada Waj’alhum Qirodata Wa Khonaziro Wa ‘Abadath Thogut!"

"Ya Allah Yang Menurunkan Al-Kitab, Yang Menjalankan Awan dan Yang Mengalahkan Pasukan Sekutu, kalahkan, tentara, polisi dan penolong thoghut. Hancurkan mereka, pecah belah persatuan mereka, binasakanlah mereka dan tolonglah mujahidin dalam mengalahkan mereka. Ya Allah, Hancurkanlah sehancur-hancurnya dan pisahkanlah kekuatan mereka, porak-porandakan persatuan mereka. Ya Allah, kecilkanlah jumlah mereka, bunuhlah mereka bertubi-tubi, dan jadikanlah mereka kera-kera dan babi-babi penyembah thogut. Allahumma Amin!"
Sesungguhnya siapa yang diberi Allah petunjuk, maka tidak ada satupun orang yang dapat menyesatkannya, dan siapa-siapa yang disesatkan oleh Allah maka tak akan ada satupun yang dapat memberinya petunjuk. Kami percaya bahwa Hidayah itu milik Allah yang dianugerahkan kepada hamba pilihannya, bukan hak kami untuk memberikan hidayah . Tugas kami hanyalah menyampaikan Risalah yang dibawa Nabi dan Rasul dari masa ke masa, semuanya sama, yaitu Tauhid dan menjauhkan diri dari syirik dan ingkar kepada Thogut. kemenangan islam itu bukan karena bagaimananya kondisi kita tapi semua atas kehendak Allah.
Ini beberapa prinsip yang kami (PRO -T-IN ISLAM) anut :
1.        Tujuan hidup kita adalah untuk mencari ridha Allah ta’ala dengan mengikuti Sunnah Nabi-nya, shallallahu ‘alaihi wa salam.
2.        Iman dan tauhid kita adalah sebagaimana iman dan tauhid salaf (para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in radhiyallohulahum wa rahimahullahu lahum ajma’iin).
3.        Kita memahami Islam sebagaimana yang difahami oleh ulama-ulama salaf yang tsiqat lagi terpercaya.
4.        Target hidup kita adalah untuk memperhambakan manusia kepada Allah satu-satunya dan membebaskan diri kita dan mereka dari memperhambakan diri kepada manusia, atau makhluk, dengan menegakkan kembali daulah dan khilafah, sebab tanpa keduanya mustahil target ini dapat tercapai, hanya orang yang bodoh dan tidak memahami hakekat dienul Islam saja, yang memandang remeh urusan ini. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir I/75, yang menerangkan akan wajib menegakkan hal tersebut).
5.        Kita bermuamalat dan berwala’ kepada Allah Ta’ala, Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa salam, dan orang-orang yang beriman.
6.        Kita bersikap bara’ dan bermu’amalat terhadap musuh-musuh Allah ta’ala, musuh-musuh Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa salam, dan musuh-musuh orang-orang beriman dari syetan-syetan manusia maupun syetan-syetan jin.
7.        Jalan perjuangan kita dengan dakwah, amar makruf dan nahi mungkar (yang sesuai dengan sunnah), dan dengan Jihad jika mampu. Jika tidak mampu dengan i’dad, jika tidak mampu i’dad dengan hijrah, jika tidak mampu berhijrah dan tidak ada jalan, maka dengan uzlah, (meninggalkan dan menyingkir dari seluruh jalan-jalan syetan dan kelompok-kelompok yang batil, termasuk demokrasi)
8.        Kami mengajak pada hijrah menuju Allah ta’ala dengan memurnikan tauhid, berlepas diri dari syirik dan tandid dan hijrah menuju Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memurnikan mutaba’ah  padanya.

9.        Kami mengajak pada idh-harut tauhid (menampakkan tauhid) dengan mengumumkan ikatan iman yang paling kuat dan terus terang dengan millah dua kholil (kekasih), Muhammad dan Ibrahim ‘alaihis salam, menampakkan tawalli (loyalitas) pada tauhid dan pemeluknya, dan menampakkan baro’ah (berlepas diri) dari syirik dan pelakunya.
10.     Kami mengajak pada realisasi tauhid dengan jihad melawan para thoghut semua dengan lisan,tulisan  dan senjata untuk mengeluarkan hamba dari ibadah kepada hamba menuju ibadah pada Rabbnya hamba dan mengeluarkan hamba dari manhaj-manhaj, undang-undang, dien-dien menuju keadilan dan cahaya Islam.

11.     Kami mengajak untuk menuntut ilmu syar’i dari sumbernya yang murni dan menghancurkan keberhalaan ulama penguasa dengan wujud mempersembahkan taqlid pada alim ulama termasuk di dalam nya syeikh fulan, kyai fulan, ustad fulan dsb dan ahli ibadah yang telah merusak ad-dien dan mengacaukan pemahaman kaum muslimin.
Dengan pemahaman islam yang tertuang dalam prinsip tadi, maka kami menyadari tugas utama kita sebagai manusia adalah beribadah kepada Allah yang tertuang dalam firman Allah :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(QS.51:56)
Ibnu abas dan ahli tafsir lain menafsirkan  ya’budun disini adalah dengan yuwahhidun (mentauhidkan ). Kenapa mufassir menafsirkan dengan TAUHID padahal ibadah itu banyak seperti sholat ,zakat, haji, shaum,dakwah dan jihad serta menegakkan khilafah ?. Karena pokok ibadah itu adalah Tauhid, amalan sholeh apapun tidak akan diterima bila tanpa tauhid. Jangan juga kita terkecoh dengan pengaburan lewat bahasa bahwa tauhid itu yang dimaksud adalah menyatukan dalam artian meng-Esakan Allah dalam hal Rububiyah, Uluhiyah dan asma’ wa shifatnya bukan “menyatukan” sesuatu yang berlawanan antara sesat dan benar, antara tauhid dan syirik, antara haq dan bathil, antara iman dan kafir, antara sunnah dan bid’ah, antara baik dan buruk , ini bukan tuntunan islam tapi tuntunan iblis.
Inilah inti ajaran para Rasul dan pokok dalam islam yaitu Tauhid. Maka ibadah itu bagi kami adalah berdiri di atas Tauhid dan merealisasikannya dalam kehidupan, yaitu beriman kepada Allah dan kufur terhadap Thogut. Selalu berpegang pada Tauhid dan menjauhi syirik sejauh-jauhnya, sekali lagi inilah pokok dari islam. Dan inilah aqidah kami.

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS.16:36)
Kita juga mempunyai cita-cita ingin menjadi umat terbaik, maka kami memilih dakwah, hisbah dan jihad sebagai jalan juang kami dalam rangka menegakkan Tauhid.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.. .(QS.3:110)
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah . Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.(QS.8:39)
Keyakinan kami ini sejalan dengan aqidahnya para salafussholeh dan ulama ahlu sunnah wal jama’ah yang tsiqot .
Dakwah wal jihad adalah untuk menyampaikan dan mentegakkan Tauhid ini, bukan misi yang lain seperti firqoh-firqoh yang salah beraqidah dan salah bermanhaj , mereka memperjuangkan islam tidak sesuai dengan keinginan Allah dan RasulNya tapi menurut keinginan mereka sendiri, menjalankannya dengan sunnah –sunnah Yahudi layaknya mengembangkan sebuah organisasi, yang menang atau kalah adalah tergantung pilihan mereka. Kemudian mereka menghalalkan segala cara dan meninggalkan pokok-pokok dien (ashul iman). Padahal  sebenarnya tujuan memenangkannya adalah untuk memenangkan pokok ini.
Mereka meninggalkan iman dan terjun dalam lubang kemusyrikan dan berkecimpung di dalamnya, mereka berkasih sayang dan tawaliy kepada orang kafir yang menyebabkan gugur keislamannya. Apakah mungkin membuat undang-undang islam di sarang paganisme dengan melewati jalur-jalur kemusyrikan dan kekufuran? Kemudian dakwah apa yang akan disampaikan dan kebenaran macam apa yang akan disuarakan di majelis-majelis syirik setelah mengubur pokok dari segala inti dakwah (Tauhid) dan pusat segala roda kebenaran? Sungguh siapapun yang jatuh dalam perkara ini dia telah jatuh dalam syirqul  qushur wa dustur.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS.4:48)
Bagi kami kemenangan adalah Nasrullah, atas pertolongan Allah. Banyak sedikitnya kami tidak akan berpengaruh pada kemenangan itu. Karena sekali lagi kemenangan itu adalah atas karunia Allah. Kami memisahkan diri dari golongan-golongan yang mengikuti hawa nafsunya dalam menjalankan islam ini padahal mereka tidak mengetahui (buta) sama sekali pokok-pokok dari dien ini. Bisa kita bayangkan,orang-orang yang tidak mengetahui pokok-pokok dari dien ini, bagaimana bisa mereka ingin memperjuangkan islam? Apa yang akan mereka perjuangkan?
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?(QS.45:23)
Kita memisahkan diri dari mereka-mereka yang salah beraqidah dan bermanhaj , karena siapapun yang salah beraqidah dan manhaj maka ibadah yang ia lakukan pasti menyimpang. Manusia yang tidak berdiri dalam aqidah yang lurus tak akan mengetahui inti ajaran para Rasul yang lurus.Kebodohan dalam hal ini  akan mengakibatkan salah menyimpulkan tentang islam itu sendiri.
 Fakta di lapangan, masyarakat menyimpulkan islam hanyalah sebuah ajaran yang mengajarkan moral (baik dan buruk) saja  . Kalau pemahaman masyarakat tentang islam hanya sekedar ini, maka bisa dipastikan akan terjadi banyak benturan – benturan . Tapi sekalipun benturan itu terjadi, mereka tidak akan pernah mengembalikan pada kaidah-kaidah islam namun yang ada adalah dikembalikan berdasar norma masyarakat. Apa ini karakter muslim? Padahal kita mengetahui bahwa “baik” menurut islam, belum tentu baik menurut masyarakat, pun sebaliknya.
 Ketika islam melarang umatnya tidak memberikan sesajen karena itu syirik, dan banyak celaan dalam Al-qur’an tapi sebagian masyarakat menganggap itu hal yang harus dilakukan dan bahkan pemerintah pun terkadang ikut memotivasi untuk melestarikannya, yang mana pendapat yang harus diambil? kebaikan menurut islam apa menurut timbangan manusia? Pilih jalanmu sendiri..
Ketika islam melarang umatnya meminum khamr, sedang adat masyarakat Eropa meminum khamr itu baik.menghangatkan tubuh dan ada manfaatnya bagi manusia, kira-kira pendapat mana yang harus diambil?
Apakah kita akan melakukan talbis dengan membenar-benarkannya. Sungguh yang haq itu tidak bisa dicampur dengan yang bathil, oleh karena itu jangan suka melakukan talbis (mengaburkan) sehingga tidak jelas mana yang baik dan mana yang buruk. Membuat masyarakat kebingungan untuk meniti jalan yang lurus.
Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.(QS.2:42)
Jika kita menyimpulkan islam itu sebatas ajaran moral saja, maka nantinya, ketika bertemu dengan konsep agama lain, maka kita akan mendapatkan  persamaan , akhirnya kita membenarkan agama mereka juga, mengatakan satu iman, satu ajaran illahi. Na’dzubillahimindzalik..sungguh telah jatuh pada kekafiran orang seperti ini.



Abu sulaiman aman Abdurrahman berkata :
“Falsafah yang mengajarkan agar tidak membenci atau memusuhi ajaran agama lain adalah adalah falsafah kafir,system yang menyamakan semua ajaran agama sama adalah system syirik. Orang yang bertauhid pasti akan membenci dan memusuhi pelaku syirik meskipun ayah sendiri atau anak sendiri” (Tegar di atas tauhid, hal.22)
System yang sangat lucu dengan pola menyama-nyamakan. Padahal inti islam adalah dalam aqidahnya bukan dalam mu’amalahnya. Harusnya mu’amalah yang mengikuti aqidah bukan aqidah yang mengikuti  mu’amalah. Kesalahan Ini terjadi disebabkan oleh tidak pahamnya tentang pokok-pokok dien , disebabkan oleh salah beraqidah dan bermanhaj, tidak mengikuti jalan – jalan mereka-mereka  yang telah diberi hikmah. Sungguh ini adalah jalan orang yang telah tersesat.

Jika kalian ingin selamat dalam arti kata yang sebenarnya di dunia maupun di akherat, maka ikutilah jalan yang lurus (Ash-Shirathal Mustaqim), yaitu jalannya orang-orang yang telah Allah berikan nikmat kepada mereka (Q.S Al Fatihah (1): 7), dari para anbiya’, para shiddiqin, para syuhada, dan para shalihin, (Q.S. An-Nisa’ (4): 69), dan janganlah kalian mengikuti jalan orang-orang yang dimurkai (Yahudi dan semacamnya), dan jalan orang-orang yang tersesat (Nasrani dan semacamnya) (Q.S Al Fatihah (1): 7). Ikutilah jalan yang satu yaitu jalan Allah yang lurus dan jangan mengikuti jalan-jalan yang beraneka ragam, jalan Iblis dan syetan (Q.S. Al-An’am (6): 153)

Dalam shiroh Nabawi pun, kita bisa mengamati bahwa permusuhan orang Qurays dengan Nabi Muhammad bukanlah disebabkan Muhammad itu mengkhianati apa-apa yang menjadi syarat dalam gelarnya Al-amin. Apakah Nabi tidak jujur lagi, apakah Nabi tidak dipercaya lagi, apakah Nabi melakukan kejahatan. .?
Bukan karena itu, Nabi dibenci karena beliau membawa Risalah Tauhid, melepaskan penghambaan manusia dan memerdekakan jiwa manusia terhadap perbudakan terhadap makhluk. Apa beliau dibenci karena ia ingin mendirikan Negara atau kerajaan baru? Tidak ada dalil sharih,shahih dan qoth’I menyoal hal tersebut.
Mengapa ia menjadikan ilah-ilah itu Ilah Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.(QS.38:5)
Inilah keheranan kaum musyrikin ketika Nabi menyampaikan Risalah Tauhid. Nabi diutus untuk memperbaharui agama nenek moyang mereka Ibrahim dan memberitahukan kepada mereka bahwa segala bentuk taqarrub dan I’tiqod semata-mata menjadi hak Allah. Tidak boleh sedikitpun diberikan kepada selain Allah, termasuk di dalamnya malaikat, orang shalih, berhala-berhala, yang mereka sangka itu sebagai media untuk mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah. Itu syirik lawan dari risalah yang dibawa Nabi.


Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.(QS.39:3)
Termasuk juga dalam hal ini adalah ashobiyah, karena siapapun yang mati di atas cintanya kepada Khilafah, Daulah, atau jama’ah, organisasi, Negara ,suku, golongan, partai, dsb. padahal itu hanya sebagai kendaraan saja tanpa didasari Tauhid maka ia mati dalam kemusyrikan. Sesungguhnya taat kepada amir adalah wajib tapi ketika amir melakukan kufran bawaahan (gugur keislamannya) maka ketaatan itu gugur dengan sendirinya.
Meletakkan cinta harus tepat pada fungsinya. Antum harus paham itu.
Nabi Nuh pun di utus karena risalah Tauhid ini, dimana kaum Nabi Nuh ini terlalu ghuluw kepada orang shalih yakni wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.
Maka pahamlah kita bahwa Nabi Muhammad ditentang kaumnya bukan karena beliau tidak baik dalam timbangan masyarakat saat itu, tapi karena beliau tegar, kukuh di atas Tauhid dan tidak jatuh pada kemusyrikan meskipun niatnya untuk strategi agar kaumnya mengikuti. Tauhid dan syirik adalah sesuatu yang Naqidlan.Sangat bersebarangan dan kontradiksi. Karena siapapun jatuh pada kemusyrikan maka dia bukan muslim lagi.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis..(QS.9:28)
Al Imam Su’ud Ibnu ‘Abdil ‘Aziz Ibnu Muhammad Ibnu Su’ud rahimahullah berkata : “Siapa yang memalingkan satu macam dari (ibadah) itu kepada selain Allah, maka dia itu musyrik, baik dia itu ahli ibadah atau orang fasiq, dan sama saja (apakah) tujuannya baik atau buruk.” (Ad Durar As Saniyyah: 9/270).
Sangat penting kita mengetahui batasan-batasan Tauhid dan syirik agar kita tidak jatuh padanya. Karena seketika jatuh pada kesyirikan maka status kita musyrik. Tauhid dan syirik itu tidak bisa ada dalam waktu yang bersamaan. Semoga antum paham masalah ini.
Syaikh Hamd Ibnu ‘Atiq rahimahullah berkata : “Para ulama ijma’ bahwa orang yang memalingkan satu macam dari 2 do’a (do’a ibadah dan do’a permintaan) kepada selain Allah maka dia itu telah musyrik, meskipun mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah, shalat, dan mengaku muslim.” (Ibthal At Tandid).
Rasulullah Muhammad dibenci kaumnya dengan amat sangat karena Tauhid ini. Bukan karena moralnya Rasul ini buruk. Rasul Dituduh gila, tukang pemecah belah, tidak waras, sok pinter, pendusta, penyihir, orang dungu.
Rasulullah dikatakan gila karena beliau membawa risalah Tauhid ditengah merajalelanya kemusyrikan. Makanya dianggap gila, dikatakan gila karena beliau paling aneh diantara yang lain, sendirian prinsipnya, maka dikatakan penyair gila.
dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?"(QS.37:36)
Rasulullah juga dikatakan sebagai tukang sihir, disebut tukang sihir karena waktu itu tukang sihir adalah orang yang suka memecah belah. Dalam satu keluarga bila satu menerima Tauhid, satu tidak maka akan pecah. Ayah menerima tauhid, anak tidak , maka akan bermusuhan.
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata : "ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta".(QS.38:4)
Tidak hanya Rasulullah Nabi Nuh pun juga sama, bahkan dia dikatakan sesat oleh kaumnya.
Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata".(QS.7:60)
Nabi HUD juga dituduh dungu dan sok pinter oleh kaumnya, mau nasehatin orang-orang dewasa
Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta".(QS.7:66)
Itulah tabiat dakwah Tauhid, siapa yang membawa risalah Tauhid ditengah berantakannya aqidah masyarakat sekitarnya maka ia akan dibenci dan ditentang. Rasulullah ketika dibawa Khodijah menghadap Waraqah ibnu Naufal, Rasul menceritakan wahyunya,kemudian Waraqah mengabarkan bahwa kalau ada usia sedang Rasul diusir sama kaumnya,dia akan jadi pembela. Maka Rasulullah kaget, “ apakah mereka akan mengusir saya? “maka Waraqah pun berkata ,” Tidak ada seorang pun datang dengan apa yang engkau dakwahkan melainkan pasti disakiti dan diusir”.
Tak ketinggalan apa yang dialami Nabi syuaib,
Pemuka-pemuka dari kaum Syu'aib yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami". Berkata Syu'aib: "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?"(QS.7:88)
Semoga antum paham masalah ini, bahwa Nabi dan Rasul itu dibenci kaumnya bukan karena moralnya Rasul itu bobrok dan salah tindakan tapi karena Tauhid. Ini bukan soal Moral, ini lebih tinggi kedudukannya dari apapun juga.
Tauhid inilah yang menjadi inti ajaran para Nabi dan Rasul, tauhid ini juga merupakan pokok dari islam.


Tauhid inilah yang didakwahkan dan karena Tauhid inilah seseorang diwajibkan berjihad. Bukan yang diperjuangkan itu moral dan peradaban kemajuan dan kesejahteraan manusia, karena seandainya islam diperjuangkan seperti itu maka secara tidak langsung kita menyimpulkan  bahwa islam itu adalah produk peradaban manusia, bisa berubah menyesuaikan kondisi zaman. Bisa kita otak-atik sesuai keinginan kita. Seperti kita memainkan organisasi. Na’udzubillahimindzalik.
Maka bagi kami perjuangan islam ini adalah untuk Tauhid, meneruskan  tongkat esatafet Nabi dan Rasul menyampaikan haq dan menghancurkan bathil seperti yang diajarkan Rasul-Rasul hingga tiba akhir zaman nanti.
Dan pada bagian ini Allah memberikan janjinya. Yaitu sekelompok kecil (sekali lagi kecil) yang berpegang pada kebenaran ( menurut timbangan Allah dan RasulNya) bukan akal manusia dan timbangan moral masyarakat. Allah akan memenangkannya. Sekelompok kecil ini disebut sebagai Thoifah Manshuroh. Mereka dijanjikan pertolongan oleh Allah dan dimasukkan ke surganya dengan rahmat dan pertolongannya pula. Kami akan senantiasa memenuhi ciri,sifat dan karakter Thoifah ini pada diri kami.
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS.47:7)
Menolong agama Allah adalah menyampaikan yang haq. Haq menurut Allah dan RasulNya. Arti Kemenangan islam adalah dimana agama ini semata-mata untuk Allah, bukan kemenangan islam itu  sejahtera dalam pandangan keduniaan. Yang seakan-akan mimpi dan khayalan ini muncul karena minder dengan peradaban barat. Kemudian muncul klaimer-klaimer mujahid gadungan yang tidak tahu pokok-pokok dien ini memperjuangkan islam seperti gaya-gaya mereka.
Nah, jika seperti itu yang terjadi nantinya islam ini akan dianggap sebagai agama peradaban, maju mundurnya dikarenakan ulah dan akal manusia. Bukan Agama yang ajarannya berasal dari Allah dan RasulNya. Kita lihat berapa banyak, mujahid-mujahid gadungan ini yang status keislamannya saja diragukan mereka  membuang dan meninggalkan banyak dalil qoth’I, meninggalkan sunnah, dan menjauhi perkataan ulama-ulama islam dalam berproses dikarenakan mereka itu sudah kelewat jauh dari pemahaman islam. Apa ini yang disebut pejuang islam? Membuang syari’at islam tapi mempergunakan sunnah Yahudi untuk kepentingannya. Ya,… tidak lain dan tidak bukan ini juga bagian dari rencana Hizb asy-syetan. Yang harus dibenci dan dimusuhi, tapi pandangan mujahid gadungan mereka ini tidak punya musuh, kita tidak boleh membenci sekalipun kepada syetan, harus cinta kasih. Al’iyadzubillah. Ini murni talbis dan tasyinnya iblis. Bukan dari islam.
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.(QS.4:76)
Anehnya  lagi dengan gaya seperti itu, anggapan mereka itu adalah ajaran islam, sungguh wahai gadungan ….antum harus banyak belajar lagi. Hati yang dipenuhi cinta kasih kepada hizb syethan  dan segala jalannya itu adalah hati najis,bukan hati yang bersih. Tertipu antum dengan sekulerisme, positif thingkingnya musuh islam. Terlalu dangkal memahami hati, damai dan cinta kasih.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis (QS.9:28)
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.. .(QS.58:22)
Sungguh jika kalian masih pada pendirian kalian, kalian itu bukan berada pada jalan islam. Buktikan dengan hujjah yang nyata jika kalian masih meyakini kalian berada dalam islam.Kalian hanya minder dengan peradaban barat.Dan ingin menyainginya mengatasnamakan islam. Coba seandainya keinginan kalian sudah tercapai, manusia berbondong-bondong mengikuti kalian dan berislam, islam yang bagaimana yang antum dapat terangkan dan pertanggung jawabkan dihadapan Allah?
Kita berharap bahwa kita semua adalah orang yang lurus, bukan yahrifu bimaa laa ya’rif (yaitu berceloteh dengan apa yang tidak dipahami), setiap yang kita utarakan harus dapat dipertanggung jawabkan pun dengan yang saya tulis disini . Tidak lain dan tidak bukan,ini semata-mata syari’at dari langit yang telah Allah ajarkan kepada para RasulNya, para sahabat, tabi’in dan tabiut tabhi’in dan atas ijma’ para ulama. Maka bisa dipastikan bahwa apa yang disampaikan ini bukanlah produk dari sebuah akal dan hawa nafsu namun ini murni ajaran islam. Ini millah Ibrahim.Ini lah Tauhid, inti ajaran Nabi dan Rasul.
Dan tidak ada yang benci kepada millah Ibrahim (Tauhid), kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri.. .(QS.2:130)
Tauhid ini harus lah direalisasikan dalam kehidupan. Rukun Tauhid adalah kufur kepada Thogut dan beriman kepada Allah. Tata cara kufur kepada Thogut telah banyak disampaikan oleh ulama –ulama terpercaya dan terkenal dalam kalangan kaum muslimin. Dan ini telah menjadi ijma. Baik dari ulama salaf maupun khalaf. Selain kufur kepada Thogut, kita juga diwajibkan untuk beriman kepada Allah.
Nah, fakta di lapangan, bahwa mayoritas orang yang mengaku islam pada kenyataanya tidak merealisasikan Tauhid. Mereka tidak mengetahui bagaimana tata cara kufur kepada Thogut dan dalam beriman kepada Allah pun pemahamannya acak kadul. Mungkinkah orang yang tidak mengetahui makna Tauhid dia disebut muslim? Lebih parah lagi disebut mujahid?
BIcara soal iman, mayoritas menganggap bahwa Iman itu hanya ADA dalam hati. Maka ketika ada iman dalam hati , islamlah dia. Itu kesimpulan mereka .
Mari kita buktikan bersama-sama.! Jika ada seseorang yang meyakini Allah (beriman) tapi pada perbuatannya ia melakukan kegiatan mukaffir (melakukan amalan yang menyebabkan ia gugur keislamannya) maka dia bukan muslim lagi, dia bukan orang beriman lagi. Jika ada yang percaya sama Allah kemudian dengan keikhlasan niat , dia melakukan kegiatan pengadaan tumbal dan sesajen. Kira-kira status orang ini muslim apa musyrik?
Iman itu bisa naik,bisa turun, dan bisa hilang sama sekali . Menurut pandangan ahlu sunnah bahwa iman itu adalah tasdhiq bil qolbi, iqraru bi lisan dan ‘amal bil arkan. Inilah definisi iman yang benar.
Syaikhul islam Ibnu Taimiyah dalam aqidah Al washithiyah :
“Diantara prinsip Ahlu sunnah wal jama’aah adalah bahwa dien dan iman adalah ucapan dan perbuatan, ucapan hati dan lisan dan amal hati dan lisan dan anggota badan. Dan iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan”
Dalam kitab kifayatul akhbar 2/123 :
“ Ahlu sunnah wal jama’ah berpendapat bahwa iman adalah ucapan dan perbuatan demikian juga KAFIR adalah terdiri dari ucapan dan perbuatan sebagaimana seorang menjadi kafir dengan sebab amalan hati dan ucapannya, maka begitu pula ia dapat menjadi kafir karena amal anggota badannya, dan juga oleh ucapan lisannya. Murtad dalam definisi para fuqaha adalah kembali dari islam kepada kafir, ini terjadi kadang-kadang karena ucapannya dan perbuatannya, dan adakalanya karena I’tiqod (keyakinan) dan masing-masing dari ketiganya itu terdapat masalah yang hamper-hampir tidak dibatasi.
Ibnu Hizm berkata dalam Al-ihkam 1/45:
Dalam dien hal itu merupakan sifat menentang sesuatu yang diwajibkan Allah setelah ditegakkan hujjah atasnya dan menyampaikan al-haq kepadanya. Kekafiran ini dapat terjadi dengan hatinya tanpa lisannya, atau karena lisannya tanpa hatinya atau dengan lisannya dan hatinya bersamaan, atau melakukan satu perbuatan itu menurut nash mengeluarkannya dari nama iman.
Dan masih banyak lagi pendapat soal ini yang tidak bisa saya tulis semuanya. Yang menjadi pertanyaan, bahayakah ini semua?
Jelas ini sangat membahayakan, iman itu bisa naik turun bahkan bisa hilang sama sekali. Jika seseorang hilang ashul iman berarti dia bukan muslim lagi. Contohnya adalah melakukan dosa-dosa mukaffir yaitu tawally kepada orang kafir, mencela sunnah, menganggap sholat 5  waktu tidak wajib, dan mendustakan ayat-ayat Allah dengan merubah maknanya seenaknya sendiri, membenarkan ajaran agama lain dll. Maka dia telah keluar dari islam (murtad). Orang murtad tidak layak bicara soal dakwah dan perjuangan islam.
Untuk pemahaman soal  ini saya sarankan untuk merujuk kepada kitab ulama-ulama terkenal sepanjang sejarah islam, dan mereka yang terkenal tsiqot. Dan kita bisa dapatkan syarhnya dalam bahasa Indonesia di toko-toko buku islami. Jangan khawatir, untuk masalah aqidah …ulama akan satu pandangan, yang tidak satu pandangan itulah yang jelas kesesatannya. Diantara kitab yang saya maksud adalah ushuluts tsalasah, kasyfusy syubhat , kitabut tauhid, ad-durar as-saniyyah karya imam besar syekh Muhammmad bin Abdul Wahab. Aqidah washitiyah, Tadmuriyah, Hamawiyah karya syaikhul islam ibnu Taimiyah, ushuluts sunnah karya imam Ahmad, syarhus sunnah oleh imam Al barbahari, fathul madjid, majmu’atul fatawa karya syaikhul islam, Al bidayah wan Nihayah karya mufassir terkenal sepanjang sejarah islam Ibnu Katsir, Za’adul Ma’ad fii Hadyi khairil I’bad , Madaarijus shalihin karya imam ibnul qoyyim al jauziyah, Nawaqidhul islam (pembatal keislaman) karya syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, Al khuruj’alal Haakim karya syekh Abdullah Nashir ar-Rasyid, kasyful lits-saam a’n sanaamil islam karya imam ibnu Qudamah, at-Thaghut karya syeikh Abdul Mun’im,
 Aqwaalul A-immati Wad-du’aah fii Bayaani Riddati man Baddalasy –syari’ati minal Hukami Thughaat karya Abu shuhaib, Majmu’atur Rasaail Fit Taudidi wal Iimani karya Syeikh Muhammad  dll.
Kitab-kitab tersebut diharapkan bisa memahamkan kita terhadap aqidah islamiyah, jangan khawatir soal bagaimana kualitas kitab-kitab tersebut. Diacungi jempol sepanjang masa. Jangan ditanya lagi mereka hafizh qur’an apa tidak , berapa ribu hadits yang mereka hafal, bagaimana akhlak mereka, bagaimana mereka menafsirkan sesuai kaidah tafsir apa tidak, paham bahasa arab apa tidak. Mereka jagonya dibidang itu.
Dan satu hal yang harus diketahui bahwa iman dan aqidah seseorang bukan ditentukan dia ngerti bahasa arab atau tidak, jika demikian orang yang tinggal di Arab pasti paham islam dan punya penafsiran yang benar terhadap islam, namun pada kenyataanya banyak ulama yang mengkafirkan kerajaan Saudia Arabia.
 Aqidah seseorang juga tidak ditentukan dia lulus pesantren apa tidak, seorang ulama, kyai bahkan syekh sekalipun ketika ia melakukan kemusyrikan maka statusnya adalah musyrik. Bila awalnya dia berada dalam islam kemudian melakukan kemusyrikan statusnya musyrik lagi kafir karena kemurtadannya. Status yang diberikan manusia tidak akan menjadi penghalang status kekafirannya dihadapan Allah setelah ia melakukan perbuatan mukaffiroh dan riddah.
Intinya adalah bukanlah ini merasa paling benar sendiri, tapi pada kenyataanya inilah kebenaran, tak ada yang menyelisihi kebenaran selain kesesatan. Jika memang ada yang lebih benar dari ini, mohon ditunjukkan kebenarannya (burhaanakum inkuntum shoodiqiin).
Jika kalian masih mengaku sebagai orang-orang yang beragama Islam, ikutilah Islam yang benar sebagaimana Islam yang dibawa oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, Islam yang dipeganginya dan diperjuangkannya, bersama para shahabat-shahabatnya radiyallahu ‘anhum ajma’in, lalu diteruskan oleh para tabi’in dan para pengikutnya rahimahumullah. Dan jangan mengikuti Islam yang sesuai dengan selera hawa nafsu kalian, yang diridhai dan diingini oleh orang-orang kafir dan orang-orang munafiq. Ingat bahwasanya Islam yang benar itu tidak akan pernah disukai oleh mereka sampai hari kiamat. Mereka membagi Islam dan kaum muslimin menjadi dua kelompok (ma’af untuk ini kami terpaksa menggunakan pembagian tolol mereka).

(a)      Kelompok Fundamentalis, Radikal, Ekstrem, Teroris dan sebagainya.
(b)     Kelompok Moderat, sederhana, bertolak ansur, kompromi, tidak mau kekerasan, mau menjilat pantat orang-orang kafir dan sebagainya.

Sebenarnya kesimpulannya sangat mudah, penggembala kerbau yang tak pernah mengenal pensil dan kertaspun bisa menyimpulkan bahwa bagian (a), adalah Islam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam, para shahabat radiyallahu ‘anhum dan para pengikutnya hingga hari kiamat, sedang kelompok (b), adalah Islam Abdullah bin Ubay bin Salul (Gembong munafiq era Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam), dan para pengikutnya hingga hari kiamat. Maka masalahnya tinggal terserah kalian, kalian mau mengikuti dan mendukung Islam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam atau Islam Abdullah bin Ubay bin Salul. Untung dan ruginya kembali kepada diri kalian sendiri. Seandainya seluruh kaum muslimin yang ada di bumi ini memilih, mengikuti dan mendukung Islam yang dikehendaki oleh orang-orang kafir dan orang-orang munafiq seperti yang dikehendaki oleh Thogut dan antek-anteknya -laasamahallaahu- hal ini tidak memberi madhorot sedikitpun terhadap Allah Ta’ala, dan Allah Ta’ala akan mendatangkan kaum yang baru untuk menggantikan mereka yang siap untuk mendukung dan memperjuangkan Islam yang benar, yang diantara sifat-sifatnya sebagai berikut:

1.    Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah.
2.    Bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin.
3.    Bersikap keras terhadap orang-orang kafir.
4.    Berjihad di jalan Allah (berperang fie sabilillah).
5.    Dan tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela.


Inilah sifat-sifat generasi yang menggantikan kaum munafiqin dan kaum murtaddin yang meninggalkan dienul Islam yang benar (Q.S. 5: 54).

 “Demikianlah sunnatullah, dan sekali kali kalian tidak akan mendapatkan perubahan dan penyimpangan bagi sunnatullah” (Q.S. 35: 43)

Dan janganlah mengikuti jalan-jalan yang bengkok menyelisihi manhaj salafussholeh, yang serampangan dan berani ta’wil (menafsirkan sembarangan) ayat-ayat Allah tanpa penjelasan As-sunnah kemudian taqlid buta kepada seseorang yang berhujjah melawan nash-nash.
 Ingatlah taqlid itu bukan ilmu, Al Imam Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata: Muqallid itu tidak memiliki ilmu, dan ulama tidak berselisih terhadap hal itu.” (Jami’ Bayanil Ilmi 2/117 dari  Fatawa Abu Humam hal 4). Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Taqlid itu bukan ilmu berdasarkan kesepakatan ulama.” (I’lamul Muwaqqi’in 2/169 dari Fatawa Abu Humam hal 4), dan Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan bahwa tidak melakukan taqlid kecuali balid (orang yang pandir). Bila taqlid itu bukan ilmu maka tidak halal menyebarkan sesuatu yang bukan ilmu. Taqlid itu adalah mengambil fatwa orang alim tanpa mengetahui dalilnya. Maka sebarkanlah ilmu dan jangan sebarkan kebodohan…!
Saya heran dengan diutarakannya banyak dalil qoth’I, hadits-hadits shahih bahkan dikuatkan dengan ijma’(kesepakatan) ulama’. Masih saja dimentahkan dengan pendapat manusia belaka, jika pendapat manusia mengalahkan hujjah dari dienulllah maka yang terjadi adalah kerusakan dan kesesatan serta kekontradiksian.
Sesungguhnya hal yang paling dikhawatirkan bagi kaum muslimin saat ini adalah datangnya kaum zindiqah yang memiliki kekuatan besar, dengan hujjah-hujjah yang ia miliki, mereka memutarbalikkan dan mengaburkan kebenaran dengan kebathilan.
Mereka adalah penyeru-penyeru ke pintu neraka jahanam . Mereka ini lebih jahat daripada orang kafir sekalipun.padahal Allah berfirman:
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.(QS.8:55)


Zindiqah  ini memiliki semua kriteria ahli neraka. Anehnya lagi mereka merasa berada dalam kebenaran, padahal mereka adalah penyebar kesyirikan, murtad, bid’ah mereka lakukan dan seabreg perbuatan mukaffir tapi mereka tetap merasa berdiri di atas  millah Ibrahim.
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman ra, ia berkata; “Adalah orang-orang bertanya kepada Rasulullah saw dari hal kebaikan, tetapi aku bertanya kepadanya dari hal kejahatan, --karena— khawatir apabila kejahatan itu akan menjangkauku, maka aku berkata: “Ya Rasulallah, sesungguhnya kami dulu dalam kejahiliyahan dan keburukan. Lalu Allah mendatangkan  kebaikan ini (iman-Islam) kepada kami, maka apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?”
Beliau bersabda: “Ya, “
Aku bertanya: “Dan apakah setelah keburukan itu ada kebaikan (lagi)?”
Beliau menjawab: “Ya, dan di dalamnya ada kekeruhan.”
Aku bertanya: “Dan apa kekeruhannya?”
Beliau menjawab: “Suatu kaum yang mengambil petunjuk kepada selain petunjukku.”—Dan ada suatu riwayat—Suatu kaum yang mengambil sunnah/ perbuatan kepada selain sunnahku dan mengambil petunjuk kepada selain petunjukku--. Engkau kenal mereka itu dan engkau ingkari.”
Aku bertanya: “Maka apakah setelah kebaikan itu ada keburukan (lagi)?”
Beliau menjawab: “Ya. Juru-juru da’wah/ penyeru-penyeru   ada di atas pintu-pintu jahannam, barangsiapa yang menjawab seruan mereka itu, maka mereka lemparkan dia ke dalam jahannam.”
Aku berkata: “Ya Rasulallah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.”
Beliau menjawab: “Mereka itu dari kulit kita dan mereka berbicara dengan bahasa-bahasa kita.”
Aku bertanya: “Maka apa yang engkau perintahkan kepadaku apabila aku menjumpai yang demikian itu?”
Beliau bersabda: “Kamu tetaplah berada di jama’ah muslimin dan imamnya.”
Aku bertanya: “Apabila mereka (Muslimin) tidak memiliki jama’ah dan tidak punya imam?”
Beliau bersabda: “Maka kamu singkirilah kelompok-kelompok (firqah-firqah) itu seluruhnya walau kamu (harus) menggigit akar pohon sampai kamu menemui kematian dan kamu (tetap) atas yang demikian itu.”
Peringatan tegas kepada kita agar berhati-hati kepada du’at-du’at yang menyeru ke pintu jahanam. Mereka selalu menyembunyikan kebenaran (kitman) bahkan yang lebih merusak dan menyesatkan lagi adalah du’at-du’at yang melakukan TALBIS ( mengaburkan yang haq dan bathil) . Yang haq dikatakan bathil sedang yang bathil dikatakan haq melalui BUALAN-BUALAN  mereka .
Banyak yang tersesat karena ulah mereka ini, bagaimana tidak mereka – mereka ini menyebarkan fitnah (syirik dan kekafiran ), menyebarkan bid’ah mengatasnamakan islam dan menggunakan dalil-dalil dari nash untuk misi mereka. Maka wajib bagi kita menjaga kemurnian ajaran agama ini dengan memberantas mereka , menekuk dan mematahkan semua hujjah mereka serta mengajarkan umat dengan pemahaman islam dengan lurus sesuai  manhaj Nabawi.
Sungguh menganggap syetan dan membencinya itu adalah suatu kewajiban.Dan wajib pula bagi kita memerangi kawan –kawan syetan itu yang tiada henti-hentinya menyesatkan dan membuat fitnah (kemusyrikan ) di tengah manusia. Mereka menyelewengkan aqidah. Padahal Aqidah ini inti dan nyawa kehidupan. Landasan keyakinan kita memandang Alam, dan menunaikan hak-hak sang Pencipta dengan benar.
Maka hukuman-hukuman kepada du’at pembual dan dusta harus tegas. Para ulama telah memberi contoh nyata. Di antaranya pencetus kesesatan, tokoh sufi/ tasawwuf  Husain bin Manshur  Al-Hallaj diekskusi (hukum mati) di Baghdad tahun 309H/ 922M. karena ia berani menyatakan keyakinannya di depan penguasa bahwa Allah menyatu dengan dirinya, sehingga para ulama yang semasa dengannya menyatakan bahwa telah kafir dan harus dibunuh. Kita tidak usah membahas, masalah peradilan tapi melihatnya dari perbuatannya kemudian karena apa yang ia lakukan ia harus dihukum.
    Juga Ibnu Arabi telah dikafirkan oleh 37 ulama karena pendapat-pendapatnya yang sangat menyesatkan.
  Ibnu Araby, nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Ali Muhyiddin Al-Hatimi  at-Thai al-Andalusi, dikenal dengan Ibnu Arabi (bukan Ibnul Araby yang ahli tafsir). Ibnu Arabi dianggap sebagai tokoh tasawuf falsafi, lahir di Murcia Spanyol, 17 Ramadhan 560 H./ 28 Juli 1165 M.,dan mati di Damaskus, Rabi’ul Tsani 638 H./Oktober 1240 M.
­­     Inti ajarannya didasarkan atas teori wihdatul wujud (menunggaling kawula gusti/menyatunya makhluk dengan Tuhan) yang menghasilkan wihdatul adyan (kesatuan agama, tauhid maupun syirik) sebagai hasil dari gabungan teori-teori al-ittihad (manunggal, melebur jadi satu antara si orang sufi dan Tuhan) dengan mengadakan al-ittishal atau emanasi.
      Dengan pendapatnya-pendapatnya yang menyesatkan itu maka Ibnu Arabi dikafirkan atau dimurtadkan oleh 37 ulama, di antaranya Ibnu Taimiyah (w 728H), Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah (w 751H),  Qadhi ‘Iyadh (w 744), Al-’Iraqi (w 826), Ibnu Hajar Al-’Asqalani (w 852H), Al-Jurjani (w 814), Izzudddin Ibn Abdissalam (w 660), An-Nawawi (w 676H), Az-Zahabi (w 748H), Al-Bulqini (w 805H).
    Di Indonesia, faham sesat Wihdatul Wujud itu di antaranya dianut dan dikembangkan oleh  Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani. Maka Nuruddin Ar-Raniri (w 21 September 1658) meminta Sultan Aceh Iskandar Sani untuk melarang dan memaksa pengikut ajaran Ibnu Arabi tersebut untuk bertaubat dengan ancaman akan dibunuh dan buku-bukunya dibakar. (lihat Ensiklopedi Islam, hal 48-49).


   Perlu diketahui, faham Suhrawardi al-Maqtul, yang dihukum mati di Aleppo 578H karena ajarannya yaitu bahwa sumber dari segala yang ada ialah cahaya mutlak yang disebut Nural-Anwar yang dianalogikan dengan rahmat Tuhan yang menjadi sumber kejadian alam ruh dan alam materi. Faham campur-campur falsafi ini mirip  dengan faham Nur Muhammad-nya Ibnu Arabi, dan itu mirip faham Logos dari Nasrani. Yaitu tuhan pertama menciptakan tuhan kedua, lalu dari tuhan kedua itulah tercipta seluruh alam. Faham Nurul Anwar -nya Suhrawardi, Nur Muhammad-nya Ibnu Arabi, maupun Logos-nya Nasrani itu jelas berlawanan dengan Tauhid Islam.
Bukan bermaksud menakut-nakuti. Karena aqidah ini masalah penting maka yang menyelewengkannya pun harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Karena menyesatkan umat.Bertaubatlah wahai ulama’ suu’.Yang berhujjah di atas manhaj yang sesat.
Menurut sebagian orang,  ini Cuma perkara mengada-ada, tapi ketahuilah yang diurusin Nabi dan Rasul itu adalah aqidah. Jika masih ada yang merasa sombong karena lebih bisa memenagkan  islam daripada pejuang Tauhid. Sebanyak apa amalan kalian itu yang kalian banggakan? Yang menyelamatkan manusia itu bukan amalan shaleh namun Tauhid, jika Tauhidnya saja sudah berantakan otomatis status muslimnya juga diragukan, kalau bukan muslim berarti kafir.
Padahal Allah berfirman:
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.(QS.6:88)

Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya .(QS.24:39)
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.(QS.39:65)
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan , lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.(QS.25:23)
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya"(QS.18:103) Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.(QS.18:104) Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia , maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.(QS.18:105)
bekerja keras lagi kepayahan,(QS.88:3) memasuki api yang sangat panas (neraka),(QS.88:4)

Perhatikanlah …jangan bangga dulu dengan apa yang kalian kerjakan. Amalan apapun itu, sholat, zakat, infaq, shaum, birrul walidain, dakwah dan jihad tanpa Tauhid yang benar AMALAN ITU AKAN TERHAPUS, HILANG,MUSNAH, LENYAP BAGAI DEBU YANG DITERPA ANGIN TOPAN DAN TIDAK DIANGGAP DI SISI ALLAH.

Maka yang harus dilakukan saat ini adalah memahamkan umat manusia kepada aqidah dan pemahaman islam yang lurus dengan dakwah Tauhid dan Jihad melawan Thogut dengan para ansharnya. Karena mereka adalah kaum yang mengajak manusia, membius manusia dengan talbis-talbisnya sehingga banyak yang menapaki jalan –jalan syetan tanpa sadar.

Hai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.(QS.9:123)

Khithob dalam ayat tersebut adalah orang kafir disekitar kamu. Tidak usah jauh-jauh . Kami meyakini bahwa bangunan islam itu tidak akan tegak sempurna tanpa prinsip AL HADM WAL BINA’ (Menghancurkan dulu yang bathil,syirik,khurafat, bid’ah untuk memurnikan ketaatan padaNya barulah kemudian membangun)

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(QS.98:5)

Karena pada kenyataannya banyak masyarakat yang jatuh pada kemusyrikan kekafiran dan murtad dikarenakan mereka tidak mengetahui batasan-batasan Tauhid dan syirik yang menyebabkan mereka mendapat vonis bukan muslim.

Sebelumnya Rasulullah mengabarkan bahwa akan melanda umat ini secara besar-besaran 2 macam syirik yaitu syirik ibadatil autsan (syirqul qubur) dan syrikuluhuq bil musrykin( syirik aturan) . Syirik yang pertama adalah syirik mutadaniyyin (syirik orang yang masih rajin beribadah). Yaitu dapat kita lihat berjubelnya orang-orang dalam kuburan dan tempat keramat. Dan syirik yang kedua meliputi ilmaniyyin (sekuler) , dan islamiyyin ( orang yang mengaku berasal dari jama’ah islamiyah berpedoman dengan syari’at islam tapi karena alasan  maslahat dakwah mereka terjun dalam kesyirikan, apapun itu alasannya mereka meninggalkan aqidah dan jatuh dalam kubangan penggugur keislaman).

Sesungguhnya amal (muamalah) itu harus mengikuti aqidah, bukan aqidah yang mengikuti mu’amalah . Seharusnya zaman itu yang mengikuti syari’at bukan syari’at yang mengikuti zaman. Katanya mau mentegakkan syariat islam, tapi qo syariatnya dikalahkan dengan budaya-budaya peradaban (bikinan orang sekuler) . Yang ada bukan mentegakkan syariat islam namun  mengikis syari’at islam.

Sejatinya bukan kita yang harus memaksakan diri untuk mengikuti mereka (karena kita sudah di jalan yang lurus) agar mereka mau menerima islam, tapi mereka yang harus maksain diri mengikuti kita. Hidayah itu kehendak Allah, mereka ikut atau tidak yang penting kita sudah menyampaikan haq, hidayah itu bukan milik kita. Memangnya siapa sih loe, menjamin seseorang untuk menapaki jalan lurus?? Kalau pendakwah islam saja melepaskan ikatan ashul iman, dengan alasan mendakwahi orang, maka yang sepantasnya yang  mendapat pengajaran dan yang harus didakwahi adalah yang melepaskan ashul iman tadi. Karena posisinya berada dalam kebingungan. Tidak paham dakwah itu untuk apa..

Islam telah sempurna ( Al-maidah ayat 3) maka tugas kita adalah tinggal mengaplikasikannya. Kalau anggapan kita bahwa dakwah dan jihad itu adalah menyesuaikan zaman dan kondisi manusia. Manusia yang mana yang kita harus sesuaikan. Padahal bermilyar-milyar manusia yang ada dengan ideology macam-macam. Ada yang sekuler, komunis dsb. Jika kita mengikuti kehendak manusia, kehendak zaman, harusnya pada zaman Ibrahim, pada nyembah berhala. Ibrahim pun harus mengikuti. Pada zaman fir’aun, rakyat nyembah fir’aun, Musa juga menyembah fir’aun. Yang ada bukan mengajak kepada Tauhid tapi malah terjebur dalam lubang syirik. SEHARUSNYA ISLAM YANG JADI PETUNJUK MANUSIA, BUKAN MANUSIA YANG JADI PETUNJUK ISLAM. Jika syari’at islam yang mengikuti zaman nanti bagaimana pelaksanaan jilbab di Inggris, yang pake celana hipster dan kelihatan puser saja sudah jadi kepantasan umum di sana. Apa memakai jilbab di kepala dan di bagian bawah tubuh seperti warung (kebuka semuanya). Kalau prinsip-prinsip islam saja tidak paham, islam yang bagaimana yang didakwahkan? –“yang mengajarkan moral”- tu kan salah menyimpulkan lagi .

Jangan terlalu jauh bercerita perjuangan islam bagaimana waktu di Madinah dan waktu adanya khilafah, mereka pada saat itu statusnya muslim, mengerti betul batasan Tauhid dan syirik dan paham betul ketika dakwah dan jihad itu misinya untuk apa. Nah kita, status muslimnya saja diragukan karena sering terjebur dalam mukaffiroh dan kemusyrikan malah terlalu berani mengurai syari’at islam. Pun hubungan dengan orang kafir, kafir saat khilafah dan pada Masa Rasulullah, status mereka adalah kafir dzimmi, membayar jizyah dan tunduk pada aturan islam. Makanya mereka dilindungi.Kalau sekarang, kafirnya harbi, sering menohok islam, mencela, berapa banyak kaum muslim yang dibantai,yang diusir dari kampung halamannya, berapa banyak yang dimurtadkan, bahkan Perguruan Tinggi islam dan pesantren –pesantren ajarannya lewat kurikulum yang dirubah sesuai keinginan munafiq,disesatkan oleh zindiqaah (macam Harun Nasution, Nur cholis Madjid, Gus Dur, Ulil cs). Apa peduli kita??, mereka saudara muslim kita, muslim tak pernah mengajarkan ashobiyah (memandang dari Negara mana,suku mana, golongan mana). Setiap yang muslim adalah bersaudara meski beda ras dan beda Negara. Atau jangan-jangan antum ini sebenarnya adalah bagian penting dari konspirasi ini?

Maka berdirilah kalian semua di atas manhaj yang lurus, manhaj nya para Nabi dan Rasul , manhajnya salafussholeh. Belajarlah tentang pemahaman islam dari mereka, kalau bukan kepada mereka kepada siapa lagi? Yang lebih mengetahui soal islam ini. Coba kita koreksi diri, diri kita ini mendapat pemahaman islam dari mana? Taqlid kah kita? Atau pemahaman kita , kita tafsirkan menurut akal kita sendiri, yang bercampur baur dengan hawa nafsu, kepentingan-kepentingan, kerakusan terhadap dunia, beradu dengan ideology-ideology lain macam kejawenisme, demokrasi, nasionalisme, komunisme, kapitalisme, marxisme, baratisme, syekh fulanisme, ustadisme, kyaisme….sungguh telah terang jalan yang lurus mana yang sesat. Mari buktikan sejelas-jelasnya jika kalian orang-orang yang benar wahai yang menyelisihi kami!!Burhanaakum inkuntum shoodiqiin..jika lisan kalian itu benar, jika kalian merasa salah, diamlah dan bertaubatlah, jangan menyesatkan umat dengan celotehan yang tidak kau pahami. Menggiring mereka ke jurang neraka.. wahai du’at-du’at jahat.


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS.66:6)



Yang kami sampaikan ini adalah pokok-pokok dien, bukan upaya mengkotak-kotakkan, memisah-misah umat islam. Yang haq tidak boleh dicampur bathil, yang baik itu tidak sama dengan yang buruk, pelaku bid’ah itu tidak sama dengan ahlu sunnah, pencela sunnah itu beda dengan penyampai kebenaran, musyrik itu tidak sama dengan muwahhid, iman itu tidak sama dengan kafir. Janganlah kalian mengaburkan (talbisul haq) sehingga umat murtad secara halus karena tidak mengerti batasan iman dan kafir.

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".(QS.5:100)
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.(QS.59:20)
Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama.(QS.32:18)
Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) ?(QS.68:35)
Jika ada yang memilih jalan – jalan kehidupan dengan menyerahkan loyalitas kepada orang kafir, maka sungguh kalian telah memilih jalan yang bathil. Lagi sesat. Yang diingini kaum kafir dan munafiq. Sungguh upaya mengalahkan orang kafir dengan berloyalitas kepada mereka hanyalah bualan belaka, omong kosong, apalagi duduk-duduk bercengkema memperbincangkan aqidah, saling memberi ruang untuk kebebasan menjalankan ibadah.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS.5:51)
Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu" Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.(QS.5:53)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kemu mengambil menjadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu menjadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertawakkallah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman.(QS.5:57)




Ini bukan ciri muslim, ini aqidah munafiq. Rasulullah saja tidak pernah membiarkan orang lain kafir…karena seandainya membiarkan, maka untuk apa beliau di utus..??
Surat  Nabi Muhammad saw untuk Kaisar Heraclius
“Bismillaahir rahmaanir rahiim.
Min Muhammadin Rasuulillaahi ilaa Hiraqla ‘adhiimir Ruumi.
Salaamun ‘alaa manit taba’al hudaa.
Amma ba’du: Fa innii ad’uuka bidi’aayatil Islaami. Aslim taslam, wa aslim yu’tikalloohu ajroka marroitaini, fain tawallaita fa’alaika itsmul ariisiyyiina, wa yaa ahlal kitaabi ta’aalau ilaa kalimatin sawaai bainanaa wa bainakum, an laa na’buda illallooha walaa nusyrika bihii syai’an, walaa yattakhidza ba’dhunaa ba’dhon arbaaban min duunillaahi, fa in tawallau fa quulusyhaduu biannaa muslimuun.”
     Artinya:
    Bismillaahir Rahmaanir Rahiem
     Dari Muhammad utusan Allah Kepada Heraclius pembesar orang Romawi.
     Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk Allah.
      Setelah ucapan ini, maka sesungguhnya saya mengajak Anda dengan ajakan Islam. Masuklah Anda ke dalam agama Islam, maka Anda akan selamat, dan Allah akan memberikan pahala dua kali kepada Anda. Apabila Anda menolak, maka Anda akan menanggung dosa-dosa orang-orang (penganut) Arisiyyin/ Arianisme (ajaran Arius, uskup Iskandariyah 256-336M, pen).
    Wahai Ahli Kitab, marilah (berpegang) dalam satu kalimat (ketetapn) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (Al-Bukhari IV/57 dan Muslim ii/ 90-91, alenia terakhir adalah bagian ayat 64 Surat Ali ‘Imran).
       Dalam surat itu Nabi Muhammad saw menegaskan, Apabila Anda menolak, maka Anda akan menanggung dosa-dosa orang-orang arisiyyin (penganut) Arianisme (ajaran Arius, uskup Iskandariyah 256-336M, pen). Perlu diketahui  Arianisme adalah ajaran Arius (256-336M), seorang ahli ilmu agama bangsa Libia, Uskup di Iskandariah, mengajarkan bahwa sebelum penciptaan umum, Tuhan telah menciptakan dan melahirkan seorang putera, makhluk yang pertama, tetapi tidak abadi dan tidak sama dengan Sang Rama (Ensiklopedi Umum, hal. 79). Kepercayaan itu menurut Islam jelas syirik, orangnya disebut musyrik, suatu dosa yang paling besar karena menyekutukan Allah SWT.
    Bagaimana bisa dikatakan bahwa orang-orang ahli kitab sekarang pun akan masuk surga nantinya seperti yang didakwakan oleh sebagian ahli tasykik, padahal Nabi Muhammad saw  menyurati Kaisar Heraclius  sejelas itu? Kalau Heraclius yang Nasrnai itu tidak mau masuk Islam, maka akan menanggung dosa orang-orang Arianisme, yaitu kepercayaan yang menurut Islam adalah musyrik.


Dan karena Nasrani itu termasuk ahli kitab, maka masih ditawari pula untuk menjalankan yang sama dengan Islam:   
       Wahai Ahli Kitab, marilah (berpegang) dalam satu kalimat (ketetapn) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami aadalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
   Ajakan itupun kalau diikuti, berarti mengikuti ajakan Nabi Muhammad saw yakni mempercayai Nabi terakhir yang mengajak Kaisar kepada kalimatun sawaa’ (kalimat yang sama) itu. Dan resikonya, kalau ajakan itu diikuti, berarti ambruklah sistem kepasturan dan kerahiban di dalam tatacara ahli kitab. Dengan ambruknya sistem kependetaan, kepasturan, dan kerahiban itu hapus pula segala sabda-sabda dalam kitab-kitab maupun aturan-aturan yang mereka bikin-bikin. Yang ada justru ajaran murni di antaranya adalah kabar tentang akan adanya utusan Allah yang bernama Ahmad yaitu Muhammad. Dari sini tidak bisa mengelak lagi kecuali mengikuti ajaran Nabi Muhammad alias masuk Islam.
   Maka ajakan kepada Kaisar heraclius yang Nasrani itu ada persamaan dengan ajakan kepada Kisra di Parsi di samping ada perbedaannya secara prinsip. Hal itu bisa dikaji dari:
     Surat Nabi Muhammad saw kepada Kisra
    Bismillaahir Rahmaanir Rahim,
Min Muhammadin Rasuulillaahi ilaa Kisroo ‘adhiimi Faarisi,
Salaamun ‘alaa manittaba’al hudaa wa aamana billaahi wa rosuulihi, wa syahida an laailaaha ilaalloohu wahdahuu laa syariika lahu, wa anna muhammadar rasuululloohi, ad’uuka bidi’aayatillaahi, fa inii ana rosuululloohi ilannaasi kaaffatan liyundziro man kaana hayyan wa yuhiqqol qoulu ‘alal kaafiriina, aslim taslam, fain abaita fa’alaika itsmul majuusi.”
    Artinya:
     Bismillaahir rahmaanir Rahiem
     Dari Muhammad utusan Allah untuk Kisra pembesar Persia.
      Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk Allah, beriman kepadaNya, kepada RasulNya, dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagiNya, serta bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.


    Saya mengajak Anda dengan ajakan Allah, karena sesungguhnya saya adalah utusan Allah untuk seluruh manusia. ”Agar ia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah ketetapan (adzab) itu di atas orang-orang kafir.”
    Masuklah Anda ke dalam agama Islam, maka Anda akan selamat. Apabila Anda menolak ajakan ini, maka Anda akan menanggung dosa-dosa orang Majusi. (Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah, Zaadul Ma’aad, iii/ 574). 
Sungguh hanya Ahlu bidaa’ wal hawaa’ (penyembah akal dan hawa nafsu) yang ingin memperjuangkan islam ini tidak sesuai dengan manhaj Nabawi. Padahal berkembangnya islam itu karena “LAAILAAHAILALLAH” , yang menyebabkan generasi pertama islam menguasai berbagai jazirah. Menang itu adalah menang Tauhid bukan menang peradaban.
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah . Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.(QS.8:39)
Imam Malik berkata :
“Sekali-kali tidak akan pernah baik, generasi akhir umat ini, kecuali dengan apa yang telah menjadikan baik generasi awalnya.”
Kembalillah kepada jalan yang benar wahai du’at-du’at jahat, penyeru ke pintu jahanam.
Apakah kalian tidak takut suatu hari yang mana kalian di hari itu dikembalikan kepada Allah…??! [Kasyfu Asy Syubhatain: 55-56]
Inilah sebagian prinsip dan aqidah pro T in islam, berjuang dengan mendakwahkan Tauhid di masyarakat  yang masih kental dengan kemusyrikan dan buta batasan tauhid dan syirik. Padahal ini menentukan status muslim tidaknya seseorang, menentukan diterima atau tidaknya amal sholeh seseorang. Selain dakwah, kami juga berjihad melawan Thoghut baik dengan lisan, tulisan bahkan senjata sekalipun. Apa yang bisa kami lakukan, kami lakukan untuk izzul islam wal muslimin. Serta ber’amar ma’ruf nahi munkar. Kami yakin ribuan jama’ah minal muslimin (benar-benar muslim bukan ngaku muslim,yang tidak bisa dibuktikan kemuslimannya) di luar sana banyak yang se aqidah dan se manhaj dengan kami, bagi kami tandzhim hanya kendaraan, beda nama tapi sama amal tidak menjadi masalah. Semuanya pasti akan berkumpul menjadi satu. Karena muslim adalah saudara. Tidak pernah berdiri di atas ashobiyah.





Cita-cita kami sama yaitu mewujudkan kesatuan kaum muslimin sedunia di bawah naungan Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah. Dan pantangan bagi kami adalah menamakan diri yang hanya jama’ah minal muslimin ini sebagai jama’ah muslimin atau khilafah muslimin atau daulah muslimin yang mengandung maksud penguasaan seluruh kaum muslimin yang ada. Karena banyak di luar sana , yang mengaku-ngaku sebagai jama’ah muslimin atau daulah bahkan yang lebih parah khilafah seakan-akan mereka ini sebagai penguasa muslim seluruhnya, padahal aqidah dan manhaj nya saja masih harus dikoreksi. Padahal kekuasaanya saja masih di bawah RT (Rukun Tetangga), Status muslim jama’ahnya saja masih dipertanyakan, muslim beneran atau gadungan. Dan kami juga bukan orang-orang yang tinggal diam setelah mendapat ilmu, seperti orang-orang yang telah lulus sekolah Tinggi Islam atau pesantren atau apalah, yang tidak menyampaikan satu ayat pun, tidak berdakwah dan tidak tampil di muka umum untuk bergerak, sejatinya mereka ini seperti  bangkai, ilmu mereka akan hilang lama-kelamaan . Tidak akan berguna. Mereka bukan ciri umat terbaik. Mereka bukan pewaris para Nabi. Mereka tidak peduli kondisi umat dan agama, karena yang mereka pikir adalah perut mereka sendiri.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad shallalllahu alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya semua.
Jazaakumullah khoir katsir wa jazaakumullah ahsanul jazaa
Bekasi, 26 Juni 2012, 07:15 WIB
Iswahyudi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar