TADZKIROH
“KAMI BERLEPAS DIRI
DARI GOLONGAN YANG TAWALIY KEPADA ORANG KAFIR”
Dan tidak ada yang benci kepada
millah Ibrahim (TAUHID), kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri..
.(QS.2:130)
1. Tujuan hidup kita adalah untuk mencari ridha Allah ta’ala dengan mengikuti Sunnah Nabi-nya, shallallahu ‘alaihi wa salam.
2. Iman dan tauhid kita adalah sebagaimana iman dan tauhid salaf (para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in radhiyallohulahum wa rahimahullahu lahum ajma’iin).
3. Kita memahami Islam sebagaimana yang difahami oleh ulama-ulama salaf yang tsiqat lagi terpercaya.
4. Target hidup kita adalah untuk memperhambakan manusia kepada Allah satu-satunya dan membebaskan diri kita dan mereka dari memperhambakan diri kepada manusia, atau makhluk, dengan menegakkan kembali daulah dan khilafah, sebab tanpa keduanya mustahil target ini dapat tercapai, hanya orang yang bodoh dan tidak memahami hakekat dienul Islam saja, yang memandang remeh urusan ini. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir I/75, yang menerangkan akan wajib menegakkan hal tersebut).
5. Kita bermuamalat dan berwala’ kepada Allah Ta’ala, Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa salam, dan orang-orang yang beriman.
6. Kita bersikap bara’ dan bermu’amalat terhadap musuh-musuh Allah ta’ala, musuh-musuh Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa salam, dan musuh-musuh orang-orang beriman dari syetan-syetan manusia maupun syetan-syetan jin.
7. Jalan perjuangan kita dengan dakwah, amar makruf dan nahi mungkar (yang sesuai dengan sunnah), dan dengan Jihad jika mampu. Jika tidak mampu dengan i’dad, jika tidak mampu i’dad dengan hijrah, jika tidak mampu berhijrah dan tidak ada jalan, maka dengan uzlah, (meninggalkan dan menyingkir dari seluruh jalan-jalan syetan dan kelompok-kelompok yang batil, termasuk demokrasi)
8.
Kami mengajak pada hijrah menuju Allah ta’ala
dengan memurnikan tauhid, berlepas diri dari syirik dan tandid dan hijrah
menuju Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memurnikan mutaba’ah padanya.
9. Kami mengajak pada idh-harut tauhid (menampakkan tauhid) dengan mengumumkan ikatan iman yang paling kuat dan terus terang dengan millah dua kholil (kekasih), Muhammad dan Ibrahim ‘alaihis salam, menampakkan tawalli (loyalitas) pada tauhid dan pemeluknya, dan menampakkan baro’ah (berlepas diri) dari syirik dan pelakunya.
10.
Kami mengajak pada realisasi tauhid dengan
jihad melawan para thoghut semua dengan lisan,tulisan dan senjata untuk mengeluarkan hamba dari
ibadah kepada hamba menuju ibadah pada Rabbnya hamba dan mengeluarkan hamba
dari manhaj-manhaj, undang-undang, dien-dien menuju keadilan dan cahaya Islam.
11. Kami mengajak untuk menuntut ilmu syar’i dari sumbernya yang murni dan menghancurkan keberhalaan ulama penguasa dengan wujud mempersembahkan taqlid pada alim ulama termasuk di dalam nya syeikh fulan, kyai fulan, ustad fulan dsb dan ahli ibadah yang telah merusak ad-dien dan mengacaukan pemahaman kaum muslimin.
Dengan pemahaman islam yang tertuang dalam prinsip tadi, maka kami menyadari tugas utama kita sebagai manusia adalah beribadah kepada Allah yang tertuang dalam firman Allah :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(QS.51:56)
Ibnu abas dan ahli tafsir lain menafsirkan ya’budun
disini adalah dengan yuwahhidun
(mentauhidkan ). Kenapa mufassir menafsirkan dengan TAUHID padahal ibadah itu
banyak seperti sholat ,zakat, haji, shaum,dakwah dan jihad serta menegakkan
khilafah ?. Karena pokok ibadah itu adalah Tauhid, amalan sholeh apapun tidak
akan diterima bila tanpa tauhid. Jangan juga kita terkecoh dengan pengaburan
lewat bahasa bahwa tauhid itu yang dimaksud adalah menyatukan dalam artian
meng-Esakan Allah dalam hal Rububiyah, Uluhiyah dan asma’ wa shifatnya bukan
“menyatukan” sesuatu yang berlawanan antara sesat dan benar, antara tauhid dan
syirik, antara haq dan bathil, antara iman dan kafir, antara sunnah dan bid’ah,
antara baik dan buruk , ini bukan tuntunan islam tapi tuntunan iblis.
Inilah inti ajaran para Rasul dan
pokok dalam islam yaitu Tauhid. Maka ibadah itu bagi kami adalah berdiri di
atas Tauhid dan merealisasikannya dalam kehidupan, yaitu beriman kepada
Allah dan kufur terhadap Thogut. Selalu berpegang pada Tauhid dan menjauhi
syirik sejauh-jauhnya, sekali lagi inilah pokok dari islam. Dan inilah aqidah
kami.
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS.16:36)
Kita juga mempunyai cita-cita
ingin menjadi umat terbaik, maka kami memilih dakwah, hisbah dan jihad sebagai
jalan juang kami dalam rangka menegakkan Tauhid.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..
.(QS.3:110)
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu
semata-mata untuk Allah . Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka
sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.(QS.8:39)
Keyakinan kami ini sejalan dengan aqidahnya para salafussholeh dan ulama ahlu sunnah wal jama’ah yang tsiqot .
Dakwah wal jihad adalah untuk menyampaikan dan mentegakkan Tauhid ini, bukan misi yang lain seperti firqoh-firqoh yang salah beraqidah dan salah bermanhaj , mereka memperjuangkan islam tidak sesuai dengan keinginan Allah dan RasulNya tapi menurut keinginan mereka sendiri, menjalankannya dengan sunnah –sunnah Yahudi layaknya mengembangkan sebuah organisasi, yang menang atau kalah adalah tergantung pilihan mereka. Kemudian mereka menghalalkan segala cara dan meninggalkan pokok-pokok dien (ashul iman). Padahal sebenarnya tujuan memenangkannya adalah untuk memenangkan pokok ini.
Mereka meninggalkan iman dan terjun dalam lubang kemusyrikan dan berkecimpung di dalamnya, mereka berkasih sayang dan tawaliy kepada orang kafir yang menyebabkan gugur keislamannya. Apakah mungkin membuat undang-undang islam di sarang paganisme dengan melewati jalur-jalur kemusyrikan dan kekufuran? Kemudian dakwah apa yang akan disampaikan dan kebenaran macam apa yang akan disuarakan di majelis-majelis syirik setelah mengubur pokok dari segala inti dakwah (Tauhid) dan pusat segala roda kebenaran? Sungguh siapapun yang jatuh dalam perkara ini dia telah jatuh dalam syirqul qushur wa dustur.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS.4:48)
Bagi kami kemenangan adalah Nasrullah, atas pertolongan Allah. Banyak sedikitnya kami tidak akan berpengaruh pada kemenangan itu. Karena sekali lagi kemenangan itu adalah atas karunia Allah. Kami memisahkan diri dari golongan-golongan yang mengikuti hawa nafsunya dalam menjalankan islam ini padahal mereka tidak mengetahui (buta) sama sekali pokok-pokok dari dien ini. Bisa kita bayangkan,orang-orang yang tidak mengetahui pokok-pokok dari dien ini, bagaimana bisa mereka ingin memperjuangkan islam? Apa yang akan mereka perjuangkan?
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
ilahnya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?(QS.45:23)
Kita memisahkan diri
dari mereka-mereka yang salah beraqidah dan bermanhaj , karena siapapun yang
salah beraqidah dan manhaj maka ibadah yang ia lakukan pasti
menyimpang. Manusia yang tidak berdiri dalam aqidah yang lurus tak
akan mengetahui inti ajaran para Rasul yang lurus.Kebodohan dalam hal ini akan mengakibatkan salah menyimpulkan tentang
islam itu sendiri.
Fakta di lapangan, masyarakat menyimpulkan
islam hanyalah sebuah ajaran yang mengajarkan moral (baik dan buruk) saja . Kalau pemahaman masyarakat tentang islam
hanya sekedar ini, maka bisa dipastikan akan terjadi banyak benturan – benturan
. Tapi sekalipun benturan itu terjadi, mereka tidak akan pernah mengembalikan
pada kaidah-kaidah islam namun yang ada adalah dikembalikan berdasar norma
masyarakat. Apa ini karakter muslim? Padahal kita mengetahui bahwa “baik”
menurut islam, belum tentu baik menurut masyarakat, pun sebaliknya.
Ketika islam melarang umatnya tidak memberikan
sesajen karena itu syirik, dan banyak celaan dalam Al-qur’an tapi sebagian
masyarakat menganggap itu hal yang harus dilakukan dan bahkan pemerintah pun
terkadang ikut memotivasi untuk melestarikannya, yang mana pendapat yang harus
diambil? kebaikan menurut islam apa menurut timbangan manusia? Pilih jalanmu
sendiri..
Ketika islam melarang umatnya
meminum khamr, sedang adat masyarakat Eropa meminum khamr itu
baik.menghangatkan tubuh dan ada manfaatnya bagi manusia, kira-kira pendapat
mana yang harus diambil?
Apakah kita akan melakukan talbis
dengan membenar-benarkannya. Sungguh yang haq itu tidak bisa dicampur dengan
yang bathil, oleh karena itu jangan suka melakukan talbis (mengaburkan)
sehingga tidak jelas mana yang baik dan mana yang buruk. Membuat masyarakat
kebingungan untuk meniti jalan yang lurus.
Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan
janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.(QS.2:42)
Jika kita menyimpulkan islam itu
sebatas ajaran moral saja, maka nantinya, ketika bertemu dengan konsep agama
lain, maka kita akan mendapatkan
persamaan , akhirnya kita membenarkan agama mereka juga, mengatakan satu
iman, satu ajaran illahi. Na’dzubillahimindzalik..sungguh telah jatuh pada
kekafiran orang seperti ini.
Abu sulaiman aman Abdurrahman
berkata :
“Falsafah yang mengajarkan agar
tidak membenci atau memusuhi ajaran agama lain adalah adalah falsafah kafir,system
yang menyamakan semua ajaran agama sama adalah system syirik. Orang yang
bertauhid pasti akan membenci dan memusuhi pelaku syirik meskipun ayah sendiri
atau anak sendiri” (Tegar di atas tauhid, hal.22)
System yang sangat lucu dengan pola menyama-nyamakan.
Padahal inti islam adalah dalam aqidahnya bukan dalam mu’amalahnya. Harusnya
mu’amalah yang mengikuti aqidah bukan aqidah yang mengikuti mu’amalah. Kesalahan Ini terjadi disebabkan
oleh tidak pahamnya tentang pokok-pokok dien , disebabkan oleh salah beraqidah
dan bermanhaj, tidak mengikuti jalan – jalan mereka-mereka yang telah diberi hikmah.
Sungguh ini adalah jalan orang yang telah tersesat.
Jika kalian ingin selamat dalam arti
kata yang sebenarnya di dunia maupun di akherat, maka ikutilah jalan yang lurus
(Ash-Shirathal Mustaqim), yaitu jalannya orang-orang yang telah Allah berikan
nikmat kepada mereka (Q.S Al Fatihah (1): 7), dari para anbiya’, para
shiddiqin, para syuhada, dan para shalihin, (Q.S. An-Nisa’ (4): 69), dan janganlah
kalian mengikuti jalan orang-orang yang dimurkai (Yahudi dan semacamnya), dan
jalan orang-orang yang tersesat (Nasrani dan semacamnya) (Q.S Al Fatihah (1):
7). Ikutilah jalan yang satu yaitu jalan Allah yang lurus dan jangan mengikuti
jalan-jalan yang beraneka ragam, jalan Iblis dan syetan (Q.S. Al-An’am (6):
153)
Dalam shiroh Nabawi pun, kita
bisa mengamati bahwa permusuhan orang Qurays dengan Nabi Muhammad bukanlah
disebabkan Muhammad itu mengkhianati apa-apa yang menjadi syarat dalam gelarnya
Al-amin. Apakah Nabi tidak jujur lagi, apakah Nabi tidak dipercaya lagi, apakah
Nabi melakukan kejahatan. .?
Bukan karena itu, Nabi dibenci
karena beliau membawa Risalah Tauhid, melepaskan penghambaan manusia dan
memerdekakan jiwa manusia terhadap perbudakan terhadap makhluk. Apa beliau
dibenci karena ia ingin mendirikan Negara atau kerajaan baru? Tidak ada dalil
sharih,shahih dan qoth’I menyoal hal tersebut.
Mengapa ia menjadikan ilah-ilah itu Ilah Yang Satu saja? Sesungguhnya
ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.(QS.38:5)
Inilah keheranan kaum musyrikin
ketika Nabi menyampaikan Risalah Tauhid. Nabi diutus untuk memperbaharui agama
nenek moyang mereka Ibrahim dan memberitahukan kepada mereka bahwa segala
bentuk taqarrub dan I’tiqod semata-mata menjadi hak Allah. Tidak boleh
sedikitpun diberikan kepada selain Allah, termasuk di dalamnya malaikat, orang
shalih, berhala-berhala, yang mereka sangka itu sebagai media untuk mendekatkan
diri dan beribadah kepada Allah. Itu syirik lawan dari risalah yang dibawa
Nabi.
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami
tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara
mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak
menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.(QS.39:3)
Termasuk juga dalam hal ini
adalah ashobiyah, karena siapapun yang mati di atas cintanya kepada Khilafah,
Daulah, atau jama’ah, organisasi, Negara ,suku, golongan, partai, dsb. padahal
itu hanya sebagai kendaraan saja tanpa didasari Tauhid maka ia mati dalam
kemusyrikan. Sesungguhnya taat kepada amir adalah wajib tapi ketika amir
melakukan kufran bawaahan (gugur keislamannya) maka ketaatan itu gugur dengan
sendirinya.
Meletakkan cinta harus tepat pada
fungsinya. Antum harus paham itu.
Nabi Nuh pun di utus karena
risalah Tauhid ini, dimana kaum Nabi Nuh ini terlalu ghuluw kepada orang shalih
yakni wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.
Maka pahamlah kita bahwa Nabi
Muhammad ditentang kaumnya bukan karena beliau tidak baik dalam timbangan
masyarakat saat itu, tapi karena beliau tegar, kukuh di atas Tauhid dan tidak
jatuh pada kemusyrikan meskipun niatnya untuk strategi agar kaumnya mengikuti.
Tauhid dan syirik adalah sesuatu yang Naqidlan.Sangat bersebarangan dan
kontradiksi. Karena siapapun jatuh pada kemusyrikan maka dia bukan muslim lagi.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu
najis..(QS.9:28)
Al Imam Su’ud Ibnu
‘Abdil ‘Aziz Ibnu Muhammad Ibnu Su’ud rahimahullah berkata :
“Siapa yang memalingkan satu macam dari (ibadah) itu kepada selain Allah, maka
dia itu musyrik, baik dia itu ahli ibadah atau orang fasiq, dan sama saja
(apakah) tujuannya baik atau buruk.” (Ad Durar As Saniyyah: 9/270).
Sangat penting kita mengetahui
batasan-batasan Tauhid dan syirik agar kita tidak jatuh padanya. Karena
seketika jatuh pada kesyirikan maka status kita musyrik. Tauhid dan syirik itu
tidak bisa ada dalam waktu yang bersamaan. Semoga antum paham masalah ini.
Syaikh Hamd Ibnu
‘Atiq rahimahullah berkata : “Para ulama ijma’ bahwa
orang yang memalingkan satu macam dari 2 do’a (do’a ibadah dan do’a permintaan)
kepada selain Allah maka dia itu telah musyrik, meskipun mengucapkan Laa Ilaaha
Illallaah, shalat, dan mengaku muslim.” (Ibthal At Tandid).
Rasulullah Muhammad dibenci
kaumnya dengan amat sangat karena Tauhid ini. Bukan karena moralnya Rasul ini buruk.
Rasul Dituduh gila, tukang pemecah belah, tidak waras, sok pinter, pendusta,
penyihir, orang dungu.
Rasulullah dikatakan gila karena
beliau membawa risalah Tauhid ditengah merajalelanya kemusyrikan. Makanya
dianggap gila, dikatakan gila karena beliau paling aneh diantara yang lain,
sendirian prinsipnya, maka dikatakan penyair gila.
dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan
sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?"(QS.37:36)
Rasulullah juga dikatakan sebagai
tukang sihir, disebut tukang sihir karena waktu itu tukang sihir adalah orang
yang suka memecah belah. Dalam satu keluarga bila satu menerima Tauhid, satu
tidak maka akan pecah. Ayah menerima tauhid, anak tidak , maka akan bermusuhan.
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan
(rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata : "ini adalah
seorang ahli sihir yang banyak berdusta".(QS.38:4)
Tidak hanya Rasulullah Nabi Nuh
pun juga sama, bahkan dia dikatakan sesat oleh kaumnya.
Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang
kamu berada dalam kesesatan yang nyata".(QS.7:60)
Nabi HUD juga dituduh dungu dan sok
pinter oleh kaumnya, mau nasehatin orang-orang dewasa
Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami
benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami
menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta".(QS.7:66)
Itulah tabiat dakwah Tauhid, siapa
yang membawa risalah Tauhid ditengah berantakannya aqidah masyarakat sekitarnya
maka ia akan dibenci dan ditentang. Rasulullah ketika dibawa Khodijah menghadap
Waraqah ibnu Naufal, Rasul menceritakan wahyunya,kemudian Waraqah mengabarkan
bahwa kalau ada usia sedang Rasul diusir sama kaumnya,dia akan jadi pembela.
Maka Rasulullah kaget, “ apakah mereka akan mengusir saya? “maka Waraqah pun
berkata ,” Tidak ada seorang pun datang dengan apa yang engkau dakwahkan melainkan
pasti disakiti dan diusir”.
Tak ketinggalan apa yang dialami
Nabi syuaib,
Pemuka-pemuka dari kaum Syu'aib yang menyombongkan diri berkata:
"Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang
beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami".
Berkata Syu'aib: "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami
tidak menyukainya?"(QS.7:88)
Semoga antum paham masalah ini,
bahwa Nabi dan Rasul itu dibenci kaumnya bukan karena moralnya Rasul itu bobrok
dan salah tindakan tapi karena Tauhid. Ini bukan soal Moral, ini lebih tinggi
kedudukannya dari apapun juga.
Tauhid inilah yang menjadi inti
ajaran para Nabi dan Rasul, tauhid ini juga merupakan pokok dari islam.
Tauhid inilah yang
didakwahkan dan karena Tauhid inilah seseorang diwajibkan berjihad.
Bukan yang diperjuangkan itu moral dan peradaban kemajuan dan kesejahteraan manusia,
karena seandainya islam diperjuangkan seperti itu maka secara tidak langsung
kita menyimpulkan bahwa islam itu adalah
produk peradaban manusia, bisa berubah menyesuaikan kondisi zaman. Bisa kita
otak-atik sesuai keinginan kita. Seperti kita memainkan organisasi.
Na’udzubillahimindzalik.
Maka bagi kami perjuangan islam
ini adalah untuk Tauhid, meneruskan tongkat esatafet Nabi dan Rasul menyampaikan
haq dan menghancurkan bathil seperti yang diajarkan Rasul-Rasul hingga tiba
akhir zaman nanti.
Dan pada bagian ini Allah
memberikan janjinya. Yaitu sekelompok kecil (sekali lagi kecil) yang berpegang
pada kebenaran ( menurut timbangan Allah dan RasulNya) bukan akal manusia dan
timbangan moral masyarakat. Allah akan memenangkannya. Sekelompok kecil ini
disebut sebagai Thoifah Manshuroh. Mereka dijanjikan pertolongan oleh Allah dan
dimasukkan ke surganya dengan rahmat dan pertolongannya pula. Kami akan
senantiasa memenuhi ciri,sifat dan karakter Thoifah ini pada diri kami.
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS.47:7)
Menolong agama Allah adalah menyampaikan
yang haq. Haq menurut Allah dan RasulNya. Arti Kemenangan islam adalah dimana
agama ini semata-mata untuk Allah, bukan kemenangan islam itu sejahtera dalam pandangan keduniaan. Yang
seakan-akan mimpi dan khayalan ini muncul karena minder dengan peradaban barat.
Kemudian muncul klaimer-klaimer mujahid gadungan yang tidak tahu pokok-pokok
dien ini memperjuangkan islam seperti gaya-gaya mereka.
Nah, jika seperti itu yang
terjadi nantinya islam ini akan dianggap sebagai agama peradaban, maju mundurnya
dikarenakan ulah dan akal manusia. Bukan Agama yang ajarannya berasal dari
Allah dan RasulNya. Kita lihat berapa banyak, mujahid-mujahid gadungan ini yang
status keislamannya saja diragukan mereka membuang dan meninggalkan banyak dalil qoth’I,
meninggalkan sunnah, dan menjauhi perkataan ulama-ulama islam dalam berproses dikarenakan
mereka itu sudah kelewat jauh dari pemahaman islam. Apa ini yang disebut
pejuang islam? Membuang syari’at islam tapi mempergunakan sunnah Yahudi untuk
kepentingannya. Ya,… tidak lain dan tidak bukan ini juga bagian dari rencana
Hizb asy-syetan. Yang harus dibenci dan dimusuhi, tapi pandangan mujahid
gadungan mereka ini tidak punya musuh, kita tidak boleh membenci sekalipun kepada
syetan, harus cinta kasih. Al’iyadzubillah. Ini murni talbis dan tasyinnya
iblis. Bukan dari islam.
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang
kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu,
karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.(QS.4:76)
Anehnya lagi dengan gaya seperti itu, anggapan mereka
itu adalah ajaran islam, sungguh wahai gadungan ….antum harus banyak belajar
lagi. Hati yang dipenuhi cinta kasih kepada hizb syethan dan segala jalannya itu adalah hati
najis,bukan hati yang bersih. Tertipu antum dengan sekulerisme, positif
thingkingnya musuh islam. Terlalu dangkal memahami hati, damai dan cinta kasih.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu
najis (QS.9:28)
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah
dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau
saudara-saudara ataupun keluarga mereka.. .(QS.58:22)
Sungguh jika kalian masih pada
pendirian kalian, kalian itu bukan berada pada jalan islam. Buktikan dengan hujjah
yang nyata jika kalian masih meyakini kalian berada dalam islam.Kalian hanya
minder dengan peradaban barat.Dan ingin menyainginya mengatasnamakan islam. Coba
seandainya keinginan kalian sudah tercapai, manusia berbondong-bondong
mengikuti kalian dan berislam, islam yang bagaimana yang antum dapat terangkan
dan pertanggung jawabkan dihadapan Allah?
Kita berharap bahwa kita semua
adalah orang yang lurus, bukan yahrifu bimaa laa ya’rif
(yaitu berceloteh dengan apa yang tidak dipahami), setiap yang kita utarakan
harus dapat dipertanggung jawabkan pun dengan yang saya tulis disini . Tidak
lain dan tidak bukan,ini semata-mata syari’at dari langit yang telah Allah
ajarkan kepada para RasulNya, para sahabat, tabi’in dan tabiut tabhi’in dan
atas ijma’ para ulama. Maka bisa dipastikan bahwa apa yang disampaikan ini
bukanlah produk dari sebuah akal dan hawa nafsu namun ini murni ajaran islam.
Ini millah Ibrahim.Ini lah Tauhid, inti ajaran Nabi dan Rasul.
Dan tidak ada yang benci kepada millah Ibrahim (Tauhid), kecuali orang
yang memperbodoh dirinya sendiri.. .(QS.2:130)
Tauhid ini harus lah
direalisasikan dalam kehidupan. Rukun Tauhid adalah kufur kepada Thogut dan
beriman kepada Allah. Tata cara kufur kepada Thogut telah banyak disampaikan
oleh ulama –ulama terpercaya dan terkenal dalam kalangan kaum muslimin. Dan ini
telah menjadi ijma. Baik dari ulama salaf maupun khalaf. Selain kufur kepada
Thogut, kita juga diwajibkan untuk beriman kepada Allah.
Nah, fakta di lapangan, bahwa
mayoritas orang yang mengaku islam pada kenyataanya tidak merealisasikan
Tauhid. Mereka tidak mengetahui bagaimana tata cara kufur kepada Thogut dan
dalam beriman kepada Allah pun pemahamannya acak kadul. Mungkinkah orang yang
tidak mengetahui makna Tauhid dia disebut muslim? Lebih parah lagi disebut
mujahid?
BIcara soal iman,
mayoritas menganggap bahwa Iman itu hanya ADA dalam hati. Maka ketika ada iman
dalam hati , islamlah dia. Itu kesimpulan mereka .
Mari kita buktikan
bersama-sama.! Jika ada seseorang yang meyakini Allah (beriman) tapi pada
perbuatannya ia melakukan kegiatan mukaffir (melakukan amalan yang menyebabkan
ia gugur keislamannya) maka dia bukan muslim lagi, dia bukan orang beriman lagi.
Jika ada yang percaya sama Allah kemudian dengan keikhlasan niat , dia
melakukan kegiatan pengadaan tumbal dan sesajen. Kira-kira status orang ini
muslim apa musyrik?
Iman itu bisa
naik,bisa turun, dan bisa hilang sama sekali . Menurut pandangan ahlu sunnah
bahwa iman itu adalah tasdhiq bil qolbi, iqraru bi lisan dan ‘amal bil arkan.
Inilah definisi iman yang benar.
Syaikhul islam Ibnu
Taimiyah dalam aqidah Al washithiyah :
“Diantara prinsip
Ahlu sunnah wal jama’aah adalah bahwa dien dan iman adalah ucapan dan
perbuatan, ucapan hati dan lisan dan amal hati dan lisan dan anggota badan. Dan
iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan”
Dalam kitab kifayatul
akhbar 2/123 :
“ Ahlu sunnah wal
jama’ah berpendapat bahwa iman adalah ucapan dan perbuatan demikian juga KAFIR
adalah terdiri dari ucapan dan perbuatan sebagaimana seorang menjadi kafir
dengan sebab amalan hati dan ucapannya, maka begitu pula ia dapat menjadi kafir
karena amal anggota badannya, dan juga oleh ucapan lisannya. Murtad dalam
definisi para fuqaha adalah kembali dari islam kepada kafir, ini terjadi
kadang-kadang karena ucapannya dan perbuatannya, dan adakalanya karena I’tiqod
(keyakinan) dan masing-masing dari ketiganya itu terdapat masalah yang
hamper-hampir tidak dibatasi.
Ibnu Hizm berkata
dalam Al-ihkam 1/45:
Dalam dien hal itu
merupakan sifat menentang sesuatu yang diwajibkan Allah setelah ditegakkan
hujjah atasnya dan menyampaikan al-haq kepadanya. Kekafiran ini dapat terjadi
dengan hatinya tanpa lisannya, atau karena lisannya tanpa hatinya atau dengan
lisannya dan hatinya bersamaan, atau melakukan satu perbuatan itu menurut nash
mengeluarkannya dari nama iman.
Dan masih banyak lagi
pendapat soal ini yang tidak bisa saya tulis semuanya. Yang menjadi pertanyaan,
bahayakah ini semua?
Jelas ini sangat
membahayakan, iman itu bisa naik turun bahkan bisa hilang sama sekali. Jika
seseorang hilang ashul iman berarti dia bukan muslim lagi. Contohnya adalah melakukan
dosa-dosa mukaffir yaitu tawally kepada orang kafir, mencela sunnah, menganggap
sholat 5 waktu tidak wajib, dan
mendustakan ayat-ayat Allah dengan merubah maknanya seenaknya sendiri,
membenarkan ajaran agama lain dll. Maka dia telah keluar dari islam (murtad).
Orang murtad tidak layak bicara soal dakwah dan perjuangan islam.
Untuk pemahaman
soal ini saya sarankan untuk merujuk
kepada kitab ulama-ulama terkenal sepanjang sejarah islam, dan mereka yang
terkenal tsiqot. Dan kita bisa dapatkan syarhnya dalam bahasa Indonesia di
toko-toko buku islami. Jangan khawatir, untuk masalah aqidah …ulama akan satu
pandangan, yang tidak satu pandangan itulah yang jelas kesesatannya. Diantara
kitab yang saya maksud adalah ushuluts tsalasah, kasyfusy syubhat , kitabut
tauhid, ad-durar as-saniyyah karya imam besar syekh Muhammmad bin Abdul Wahab. Aqidah
washitiyah, Tadmuriyah, Hamawiyah karya syaikhul islam ibnu Taimiyah, ushuluts
sunnah karya imam Ahmad, syarhus sunnah oleh imam Al barbahari, fathul madjid,
majmu’atul fatawa karya syaikhul islam, Al bidayah wan Nihayah karya mufassir
terkenal sepanjang sejarah islam Ibnu Katsir, Za’adul Ma’ad fii Hadyi khairil
I’bad , Madaarijus shalihin karya imam ibnul qoyyim al jauziyah, Nawaqidhul
islam (pembatal keislaman) karya syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, Al
khuruj’alal Haakim karya syekh Abdullah Nashir ar-Rasyid, kasyful lits-saam a’n
sanaamil islam karya imam ibnu Qudamah, at-Thaghut karya syeikh Abdul Mun’im,
Aqwaalul A-immati Wad-du’aah fii Bayaani
Riddati man Baddalasy –syari’ati minal Hukami Thughaat karya Abu shuhaib,
Majmu’atur Rasaail Fit Taudidi wal Iimani karya Syeikh Muhammad dll.
Kitab-kitab tersebut
diharapkan bisa memahamkan kita terhadap aqidah islamiyah, jangan khawatir soal
bagaimana kualitas kitab-kitab tersebut. Diacungi jempol sepanjang masa. Jangan
ditanya lagi mereka hafizh qur’an apa tidak , berapa ribu hadits yang mereka
hafal, bagaimana akhlak mereka, bagaimana mereka menafsirkan sesuai kaidah
tafsir apa tidak, paham bahasa arab apa tidak. Mereka jagonya dibidang itu.
Dan satu hal yang
harus diketahui bahwa iman dan aqidah seseorang bukan ditentukan dia ngerti
bahasa arab atau tidak, jika demikian orang yang tinggal di Arab pasti paham
islam dan punya penafsiran yang benar terhadap islam, namun pada kenyataanya
banyak ulama yang mengkafirkan kerajaan Saudia Arabia.
Aqidah seseorang juga tidak ditentukan dia
lulus pesantren apa tidak, seorang ulama, kyai bahkan syekh sekalipun ketika ia
melakukan kemusyrikan maka statusnya adalah musyrik. Bila awalnya dia berada
dalam islam kemudian melakukan kemusyrikan statusnya musyrik lagi kafir karena
kemurtadannya. Status yang diberikan manusia tidak akan menjadi penghalang
status kekafirannya dihadapan Allah setelah ia melakukan perbuatan mukaffiroh
dan riddah.
Intinya adalah
bukanlah ini merasa paling benar sendiri, tapi pada kenyataanya inilah
kebenaran, tak ada yang menyelisihi kebenaran selain kesesatan. Jika memang ada
yang lebih benar dari ini, mohon ditunjukkan kebenarannya (burhaanakum inkuntum
shoodiqiin).
Jika kalian masih mengaku sebagai
orang-orang yang beragama Islam, ikutilah Islam yang benar sebagaimana Islam
yang dibawa oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, Islam yang
dipeganginya dan diperjuangkannya, bersama para shahabat-shahabatnya
radiyallahu ‘anhum ajma’in, lalu diteruskan oleh para tabi’in dan para
pengikutnya rahimahumullah. Dan jangan mengikuti Islam yang sesuai dengan
selera hawa nafsu kalian, yang diridhai dan diingini oleh orang-orang kafir dan
orang-orang munafiq. Ingat bahwasanya Islam yang benar itu tidak akan pernah
disukai oleh mereka sampai hari kiamat. Mereka membagi Islam dan kaum muslimin
menjadi dua kelompok (ma’af untuk ini kami terpaksa menggunakan pembagian tolol
mereka).
(a)
Kelompok Fundamentalis, Radikal, Ekstrem, Teroris dan sebagainya.
(b) Kelompok
Moderat, sederhana, bertolak ansur, kompromi, tidak mau kekerasan, mau
menjilat pantat orang-orang kafir dan sebagainya.
Sebenarnya kesimpulannya sangat mudah,
penggembala kerbau yang tak pernah mengenal pensil dan kertaspun bisa
menyimpulkan bahwa bagian (a), adalah Islam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa salam, para shahabat radiyallahu ‘anhum dan para pengikutnya hingga hari
kiamat, sedang kelompok (b), adalah Islam Abdullah bin Ubay bin Salul (Gembong
munafiq era Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam), dan para pengikutnya
hingga hari kiamat. Maka masalahnya tinggal terserah kalian, kalian mau
mengikuti dan mendukung Islam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam atau
Islam Abdullah bin Ubay bin Salul. Untung dan ruginya kembali kepada diri
kalian sendiri. Seandainya seluruh kaum muslimin yang ada di bumi ini memilih,
mengikuti dan mendukung Islam yang dikehendaki oleh orang-orang kafir dan
orang-orang munafiq seperti yang dikehendaki oleh Thogut dan antek-anteknya -laasamahallaahu-
hal ini tidak memberi madhorot sedikitpun terhadap Allah Ta’ala, dan
Allah Ta’ala akan mendatangkan kaum yang baru untuk menggantikan mereka yang
siap untuk mendukung dan memperjuangkan Islam yang benar, yang diantara
sifat-sifatnya sebagai berikut:
1. Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintai Allah.
2. Bersikap lemah
lembut terhadap orang-orang mukmin.
3. Bersikap keras terhadap
orang-orang kafir.
4. Berjihad di jalan
Allah (berperang fie sabilillah).
5. Dan tidak takut
kepada celaan orang-orang yang suka mencela.
Inilah sifat-sifat generasi yang
menggantikan kaum munafiqin dan kaum murtaddin yang meninggalkan dienul Islam
yang benar (Q.S. 5: 54).
“Demikianlah sunnatullah, dan
sekali kali kalian tidak akan mendapatkan perubahan dan penyimpangan bagi
sunnatullah” (Q.S. 35: 43)
Dan janganlah
mengikuti jalan-jalan yang bengkok menyelisihi manhaj salafussholeh, yang
serampangan dan berani ta’wil (menafsirkan sembarangan) ayat-ayat Allah tanpa
penjelasan As-sunnah kemudian taqlid buta kepada seseorang yang berhujjah
melawan nash-nash.
Ingatlah taqlid itu bukan ilmu, Al Imam
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata: Muqallid itu tidak memiliki
ilmu, dan ulama tidak berselisih terhadap hal itu.” (Jami’ Bayanil Ilmi
2/117 dari Fatawa Abu Humam hal 4). Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata: “Taqlid itu bukan ilmu berdasarkan kesepakatan ulama.” (I’lamul
Muwaqqi’in 2/169 dari Fatawa Abu Humam hal 4), dan Ibnu Taimiyyah rahimahullah
mengatakan bahwa tidak melakukan taqlid kecuali balid (orang yang
pandir). Bila taqlid itu bukan ilmu maka tidak halal menyebarkan sesuatu yang
bukan ilmu. Taqlid itu adalah mengambil fatwa orang alim tanpa mengetahui
dalilnya. Maka sebarkanlah ilmu dan jangan sebarkan kebodohan…!
Saya heran dengan
diutarakannya banyak dalil qoth’I, hadits-hadits shahih bahkan dikuatkan dengan
ijma’(kesepakatan) ulama’. Masih saja dimentahkan dengan pendapat manusia
belaka, jika pendapat manusia mengalahkan hujjah dari dienulllah maka yang
terjadi adalah kerusakan dan kesesatan serta kekontradiksian.
Sesungguhnya hal yang paling
dikhawatirkan bagi kaum muslimin saat ini adalah datangnya kaum zindiqah yang
memiliki kekuatan besar, dengan hujjah-hujjah yang ia miliki, mereka
memutarbalikkan dan mengaburkan kebenaran dengan kebathilan.
Mereka adalah penyeru-penyeru ke
pintu neraka jahanam . Mereka ini lebih jahat daripada orang kafir sekalipun.padahal
Allah berfirman:
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah
orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.(QS.8:55)
Zindiqah ini memiliki semua kriteria ahli neraka. Anehnya lagi mereka merasa berada dalam kebenaran, padahal mereka adalah penyebar kesyirikan, murtad, bid’ah mereka lakukan dan seabreg perbuatan mukaffir tapi mereka tetap merasa berdiri di atas millah Ibrahim.
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman ra,
ia berkata; “Adalah orang-orang bertanya kepada Rasulullah saw dari hal
kebaikan, tetapi aku bertanya kepadanya dari hal kejahatan, --karena— khawatir
apabila kejahatan itu akan menjangkauku, maka aku berkata: “Ya Rasulallah,
sesungguhnya kami dulu dalam kejahiliyahan dan keburukan. Lalu Allah
mendatangkan kebaikan ini (iman-Islam) kepada kami, maka apakah setelah
kebaikan ini akan ada keburukan?”
Beliau bersabda: “Ya, “
Aku
bertanya: “Dan apakah setelah keburukan itu ada kebaikan (lagi)?”
Beliau
menjawab: “Ya, dan di dalamnya ada kekeruhan.”
Aku bertanya: “Dan apa kekeruhannya?”
Beliau menjawab: “Suatu kaum yang
mengambil petunjuk kepada selain petunjukku.”—Dan ada suatu riwayat—Suatu kaum
yang mengambil sunnah/ perbuatan kepada selain sunnahku
dan mengambil petunjuk kepada selain petunjukku--. Engkau kenal mereka
itu dan engkau ingkari.”
Aku
bertanya: “Maka apakah setelah kebaikan itu ada keburukan (lagi)?”
Beliau menjawab: “Ya. Juru-juru
da’wah/ penyeru-penyeru
ada di atas pintu-pintu
jahannam, barangsiapa yang menjawab seruan mereka itu, maka mereka lemparkan
dia ke dalam jahannam.”
Aku berkata: “Ya Rasulallah,
tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.”
Beliau menjawab: “Mereka itu dari
kulit kita dan mereka berbicara dengan bahasa-bahasa kita.”
Aku bertanya: “Maka apa yang
engkau perintahkan kepadaku apabila aku menjumpai yang demikian itu?”
Beliau
bersabda: “Kamu tetaplah berada di jama’ah muslimin dan imamnya.”
Aku bertanya: “Apabila mereka
(Muslimin) tidak memiliki jama’ah dan tidak punya imam?”
Beliau bersabda: “Maka kamu
singkirilah kelompok-kelompok (firqah-firqah) itu seluruhnya walau kamu (harus)
menggigit akar pohon sampai kamu menemui kematian dan kamu (tetap) atas yang
demikian itu.”
Peringatan tegas kepada kita agar
berhati-hati kepada du’at-du’at yang menyeru ke pintu jahanam. Mereka selalu
menyembunyikan kebenaran (kitman) bahkan yang lebih merusak dan menyesatkan
lagi adalah du’at-du’at yang melakukan TALBIS ( mengaburkan yang haq dan
bathil) . Yang haq dikatakan bathil sedang yang bathil dikatakan haq melalui
BUALAN-BUALAN mereka .
Banyak yang tersesat karena ulah
mereka ini, bagaimana tidak mereka – mereka ini menyebarkan fitnah (syirik dan
kekafiran ), menyebarkan bid’ah mengatasnamakan islam dan menggunakan
dalil-dalil dari nash untuk misi mereka. Maka wajib bagi kita menjaga kemurnian
ajaran agama ini dengan memberantas mereka , menekuk dan mematahkan semua
hujjah mereka serta mengajarkan umat dengan pemahaman islam dengan lurus
sesuai manhaj Nabawi.
Sungguh menganggap syetan dan
membencinya itu adalah suatu kewajiban.Dan wajib pula bagi kita memerangi kawan
–kawan syetan itu yang tiada henti-hentinya menyesatkan dan membuat fitnah (kemusyrikan
) di tengah manusia. Mereka menyelewengkan aqidah. Padahal Aqidah ini inti dan
nyawa kehidupan. Landasan keyakinan kita memandang Alam, dan menunaikan hak-hak
sang Pencipta dengan benar.
Maka hukuman-hukuman kepada du’at
pembual dan dusta harus tegas. Para ulama telah memberi contoh nyata. Di
antaranya pencetus kesesatan, tokoh sufi/ tasawwuf Husain bin
Manshur Al-Hallaj diekskusi (hukum mati) di Baghdad tahun 309H/ 922M.
karena ia berani menyatakan keyakinannya di depan penguasa bahwa Allah menyatu
dengan dirinya, sehingga para ulama yang semasa dengannya menyatakan bahwa
telah kafir dan harus dibunuh. Kita tidak usah membahas, masalah
peradilan tapi melihatnya dari perbuatannya kemudian karena apa yang ia lakukan
ia harus dihukum.
Juga Ibnu
Arabi telah dikafirkan oleh 37 ulama karena pendapat-pendapatnya yang sangat
menyesatkan.
Ibnu Araby, nama
lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Ali Muhyiddin Al-Hatimi at-Thai
al-Andalusi, dikenal dengan Ibnu Arabi (bukan Ibnul Araby yang ahli tafsir). Ibnu
Arabi dianggap sebagai tokoh tasawuf falsafi, lahir di Murcia Spanyol, 17
Ramadhan 560 H./ 28 Juli 1165 M.,dan mati di Damaskus, Rabi’ul Tsani 638
H./Oktober 1240 M.
Inti
ajarannya didasarkan atas teori wihdatul wujud (menunggaling kawula
gusti/menyatunya makhluk dengan Tuhan) yang menghasilkan wihdatul adyan (kesatuan
agama, tauhid maupun syirik) sebagai hasil dari gabungan teori-teori al-ittihad
(manunggal, melebur jadi satu antara si orang sufi dan Tuhan) dengan mengadakan
al-ittishal atau emanasi.
Dengan pendapatnya-pendapatnya yang menyesatkan itu maka Ibnu Arabi dikafirkan
atau dimurtadkan oleh 37 ulama, di antaranya Ibnu Taimiyah (w 728H), Ibnu
Al-Qayyim Al-Jauziyah (w 751H), Qadhi ‘Iyadh (w 744), Al-’Iraqi (w 826),
Ibnu Hajar Al-’Asqalani (w 852H), Al-Jurjani (w 814), Izzudddin Ibn Abdissalam
(w 660), An-Nawawi (w 676H), Az-Zahabi (w 748H), Al-Bulqini (w 805H).
Di Indonesia,
faham sesat Wihdatul Wujud itu di antaranya dianut dan dikembangkan
oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani. Maka Nuruddin Ar-Raniri
(w 21 September 1658) meminta Sultan Aceh Iskandar Sani untuk melarang dan
memaksa pengikut ajaran Ibnu Arabi tersebut untuk bertaubat dengan ancaman akan
dibunuh dan buku-bukunya dibakar. (lihat Ensiklopedi Islam, hal 48-49).
Perlu diketahui,
faham Suhrawardi al-Maqtul, yang dihukum mati di Aleppo 578H karena ajarannya
yaitu bahwa sumber dari segala yang ada ialah cahaya mutlak yang disebut
Nural-Anwar yang dianalogikan dengan rahmat Tuhan yang menjadi sumber kejadian
alam ruh dan alam materi. Faham campur-campur falsafi ini mirip dengan
faham Nur Muhammad-nya Ibnu Arabi, dan itu mirip faham Logos dari Nasrani.
Yaitu tuhan pertama menciptakan tuhan kedua, lalu dari tuhan kedua itulah
tercipta seluruh alam. Faham Nurul Anwar -nya Suhrawardi, Nur Muhammad-nya Ibnu
Arabi, maupun Logos-nya Nasrani itu jelas berlawanan dengan Tauhid Islam.
Bukan bermaksud menakut-nakuti.
Karena aqidah ini masalah penting maka yang menyelewengkannya pun harus
mendapatkan hukuman yang setimpal. Karena menyesatkan umat.Bertaubatlah wahai
ulama’ suu’.Yang berhujjah di atas manhaj yang sesat.
Menurut sebagian orang, ini Cuma perkara mengada-ada, tapi ketahuilah
yang diurusin Nabi dan Rasul itu adalah aqidah. Jika masih ada yang merasa
sombong karena lebih bisa memenagkan islam daripada pejuang Tauhid. Sebanyak apa
amalan kalian itu yang kalian banggakan? Yang menyelamatkan manusia itu bukan
amalan shaleh namun Tauhid, jika Tauhidnya saja sudah berantakan otomatis
status muslimnya juga diragukan, kalau bukan muslim berarti kafir.
Padahal Allah berfirman:
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka
amalan yang telah mereka kerjakan.(QS.6:88)
Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya .(QS.24:39)
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu
dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.(QS.39:65)
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan , lalu Kami jadikan
amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.(QS.25:23)
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya"(QS.18:103) Yaitu orang-orang
yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.(QS.18:104) Mereka itu
orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia , maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak
mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.(QS.18:105)
bekerja
keras lagi kepayahan,(QS.88:3) memasuki api yang sangat panas
(neraka),(QS.88:4)
Perhatikanlah …jangan bangga dulu
dengan apa yang kalian kerjakan. Amalan apapun itu, sholat, zakat, infaq,
shaum, birrul walidain, dakwah dan jihad tanpa Tauhid yang benar AMALAN ITU
AKAN TERHAPUS, HILANG,MUSNAH, LENYAP BAGAI DEBU YANG DITERPA ANGIN TOPAN DAN
TIDAK DIANGGAP DI SISI ALLAH.
Maka yang harus dilakukan saat ini
adalah memahamkan umat manusia kepada aqidah dan pemahaman islam yang lurus
dengan dakwah Tauhid dan Jihad melawan Thogut dengan para ansharnya. Karena
mereka adalah kaum yang mengajak manusia, membius manusia dengan
talbis-talbisnya sehingga banyak yang menapaki jalan –jalan syetan tanpa sadar.
Hai
orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan
hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah
beserta orang-orang yang bertaqwa.(QS.9:123)
Khithob dalam ayat tersebut adalah orang kafir disekitar
kamu. Tidak usah jauh-jauh . Kami meyakini bahwa bangunan islam itu tidak akan
tegak sempurna tanpa prinsip AL HADM WAL BINA’ (Menghancurkan dulu yang
bathil,syirik,khurafat, bid’ah untuk memurnikan ketaatan padaNya barulah
kemudian membangun)
Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus , dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus.(QS.98:5)
Karena pada kenyataannya banyak
masyarakat yang jatuh pada kemusyrikan kekafiran dan murtad dikarenakan mereka
tidak mengetahui batasan-batasan Tauhid dan syirik yang menyebabkan mereka
mendapat vonis bukan muslim.
Sebelumnya Rasulullah mengabarkan bahwa
akan melanda umat ini secara besar-besaran 2 macam syirik yaitu syirik ibadatil
autsan (syirqul qubur) dan syrikuluhuq bil musrykin( syirik aturan) . Syirik
yang pertama adalah syirik mutadaniyyin (syirik orang yang masih rajin
beribadah). Yaitu dapat kita lihat berjubelnya orang-orang dalam kuburan dan
tempat keramat. Dan syirik yang kedua meliputi ilmaniyyin (sekuler) , dan
islamiyyin ( orang yang mengaku berasal dari jama’ah islamiyah berpedoman
dengan syari’at islam tapi karena alasan maslahat dakwah mereka terjun dalam
kesyirikan, apapun itu alasannya mereka meninggalkan aqidah dan jatuh dalam
kubangan penggugur keislaman).
Sesungguhnya amal (muamalah) itu harus
mengikuti aqidah, bukan aqidah yang mengikuti mu’amalah . Seharusnya zaman itu
yang mengikuti syari’at bukan syari’at yang mengikuti zaman. Katanya mau
mentegakkan syariat islam, tapi qo syariatnya dikalahkan dengan budaya-budaya
peradaban (bikinan orang sekuler) . Yang ada bukan mentegakkan syariat islam
namun mengikis syari’at islam.
Sejatinya bukan kita yang harus
memaksakan diri untuk mengikuti mereka (karena kita sudah di jalan yang lurus)
agar mereka mau menerima islam, tapi mereka yang harus maksain diri mengikuti
kita. Hidayah itu kehendak Allah, mereka ikut atau tidak yang penting kita sudah
menyampaikan haq, hidayah itu bukan milik kita. Memangnya siapa sih loe,
menjamin seseorang untuk menapaki jalan lurus?? Kalau pendakwah islam saja
melepaskan ikatan ashul iman, dengan alasan mendakwahi orang, maka yang
sepantasnya yang mendapat pengajaran dan
yang harus didakwahi adalah yang melepaskan ashul iman tadi. Karena posisinya
berada dalam kebingungan. Tidak paham dakwah itu untuk apa..
Islam telah sempurna ( Al-maidah ayat
3) maka tugas kita adalah tinggal mengaplikasikannya. Kalau anggapan kita bahwa
dakwah dan jihad itu adalah menyesuaikan zaman dan kondisi manusia. Manusia
yang mana yang kita harus sesuaikan. Padahal bermilyar-milyar manusia yang ada
dengan ideology macam-macam. Ada yang sekuler, komunis dsb. Jika kita mengikuti
kehendak manusia, kehendak zaman, harusnya pada zaman Ibrahim, pada nyembah
berhala. Ibrahim pun harus mengikuti. Pada zaman fir’aun, rakyat nyembah
fir’aun, Musa juga menyembah fir’aun. Yang ada bukan mengajak kepada Tauhid
tapi malah terjebur dalam lubang syirik. SEHARUSNYA ISLAM YANG JADI PETUNJUK
MANUSIA, BUKAN MANUSIA YANG JADI PETUNJUK ISLAM. Jika syari’at islam yang
mengikuti zaman nanti bagaimana pelaksanaan jilbab di Inggris, yang pake celana
hipster dan kelihatan puser saja sudah jadi kepantasan umum di sana. Apa
memakai jilbab di kepala dan di bagian bawah tubuh seperti warung (kebuka
semuanya). Kalau prinsip-prinsip islam saja tidak paham, islam yang bagaimana
yang didakwahkan? –“yang mengajarkan moral”- tu kan salah menyimpulkan lagi .
Jangan terlalu jauh bercerita
perjuangan islam bagaimana waktu di Madinah dan waktu adanya khilafah, mereka
pada saat itu statusnya muslim, mengerti betul batasan Tauhid dan syirik dan
paham betul ketika dakwah dan jihad itu misinya untuk apa. Nah kita, status
muslimnya saja diragukan karena sering terjebur dalam mukaffiroh dan
kemusyrikan malah terlalu berani mengurai syari’at islam. Pun hubungan dengan
orang kafir, kafir saat khilafah dan pada Masa Rasulullah, status mereka adalah
kafir dzimmi, membayar jizyah dan tunduk pada aturan islam. Makanya mereka
dilindungi.Kalau sekarang, kafirnya harbi, sering menohok islam, mencela,
berapa banyak kaum muslim yang dibantai,yang diusir dari kampung halamannya,
berapa banyak yang dimurtadkan, bahkan Perguruan Tinggi islam dan pesantren
–pesantren ajarannya lewat kurikulum yang dirubah sesuai keinginan munafiq,disesatkan
oleh zindiqaah (macam Harun Nasution, Nur cholis Madjid, Gus Dur, Ulil cs). Apa
peduli kita??, mereka saudara muslim kita, muslim tak pernah mengajarkan
ashobiyah (memandang dari Negara mana,suku mana, golongan mana). Setiap yang
muslim adalah bersaudara meski beda ras dan beda Negara. Atau jangan-jangan
antum ini sebenarnya adalah bagian penting dari konspirasi ini?
Maka berdirilah kalian semua di atas
manhaj yang lurus, manhaj nya para Nabi dan Rasul , manhajnya salafussholeh.
Belajarlah tentang pemahaman islam dari mereka, kalau bukan kepada mereka
kepada siapa lagi? Yang lebih mengetahui soal islam ini. Coba kita koreksi
diri, diri kita ini mendapat pemahaman islam dari mana? Taqlid kah kita? Atau
pemahaman kita , kita tafsirkan menurut akal kita sendiri, yang bercampur baur
dengan hawa nafsu, kepentingan-kepentingan, kerakusan terhadap dunia, beradu
dengan ideology-ideology lain macam kejawenisme, demokrasi, nasionalisme,
komunisme, kapitalisme, marxisme, baratisme, syekh fulanisme, ustadisme,
kyaisme….sungguh telah terang jalan yang lurus mana yang sesat. Mari buktikan
sejelas-jelasnya jika kalian orang-orang yang benar wahai yang menyelisihi
kami!!Burhanaakum inkuntum shoodiqiin..jika lisan kalian itu benar, jika kalian
merasa salah, diamlah dan bertaubatlah, jangan menyesatkan umat dengan
celotehan yang tidak kau pahami. Menggiring mereka ke jurang neraka.. wahai du’at-du’at
jahat.
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS.66:6)
Yang kami sampaikan ini adalah pokok-pokok dien,
bukan upaya mengkotak-kotakkan, memisah-misah umat islam. Yang haq tidak boleh
dicampur bathil, yang baik itu tidak sama dengan yang buruk, pelaku bid’ah itu
tidak sama dengan ahlu sunnah, pencela sunnah itu beda dengan penyampai
kebenaran, musyrik itu tidak sama dengan muwahhid, iman itu tidak sama dengan
kafir. Janganlah kalian mengaburkan (talbisul haq) sehingga umat murtad secara
halus karena tidak mengerti batasan iman dan kafir.
Katakanlah: "Tidak sama yang
buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka
bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".(QS.5:100)
Tiada sama penghuni-penghuni
neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah
orang-orang yang beruntung.(QS.59:20)
Maka apakah orang yang beriman
seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama.(QS.32:18)
Maka apakah patut Kami menjadikan
orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)
?(QS.68:35)
Jika ada yang memilih jalan – jalan kehidupan dengan menyerahkan
loyalitas kepada orang kafir, maka sungguh kalian telah memilih jalan yang
bathil. Lagi sesat. Yang diingini kaum kafir dan munafiq. Sungguh upaya
mengalahkan orang kafir dengan berloyalitas kepada mereka hanyalah bualan
belaka, omong kosong, apalagi duduk-duduk bercengkema memperbincangkan aqidah,
saling memberi ruang untuk kebebasan menjalankan ibadah.
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi
sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS.5:51)
Dan
orang-orang yang beriman akan mengatakan: "Inikah orang-orang yang
bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar
beserta kamu" Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi
orang-orang yang merugi.(QS.5:53)
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kemu mengambil menjadi pemimpinmu,
orang-orang yang membuat agamamu menjadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di
antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang
kafir (orang-orang musyrik). Dan bertawakkallah kepada Allah jika kamu
betul-betul orang yang beriman.(QS.5:57)
Ini bukan ciri muslim, ini aqidah munafiq. Rasulullah saja tidak
pernah membiarkan orang lain kafir…karena seandainya membiarkan, maka untuk
apa beliau di utus..??
Surat Nabi Muhammad saw
untuk Kaisar Heraclius
“Bismillaahir
rahmaanir rahiim.
Min Muhammadin Rasuulillaahi ilaa Hiraqla ‘adhiimir Ruumi.
Salaamun ‘alaa manit taba’al hudaa.
Min Muhammadin Rasuulillaahi ilaa Hiraqla ‘adhiimir Ruumi.
Salaamun ‘alaa manit taba’al hudaa.
Amma ba’du: Fa innii ad’uuka
bidi’aayatil Islaami. Aslim taslam, wa aslim yu’tikalloohu ajroka marroitaini,
fain tawallaita fa’alaika itsmul ariisiyyiina, wa yaa ahlal kitaabi ta’aalau
ilaa kalimatin sawaai bainanaa wa bainakum, an laa na’buda illallooha walaa
nusyrika bihii syai’an, walaa yattakhidza ba’dhunaa ba’dhon arbaaban min
duunillaahi, fa in tawallau fa quulusyhaduu biannaa muslimuun.”
Artinya:
Bismillaahir
Rahmaanir Rahiem
Dari Muhammad utusan Allah Kepada Heraclius pembesar orang Romawi.
Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk Allah.
Dari Muhammad utusan Allah Kepada Heraclius pembesar orang Romawi.
Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk Allah.
Setelah ucapan ini, maka sesungguhnya saya mengajak Anda dengan ajakan Islam.
Masuklah Anda ke dalam agama Islam, maka Anda akan selamat, dan Allah akan
memberikan pahala dua kali kepada Anda. Apabila Anda menolak, maka Anda akan
menanggung dosa-dosa orang-orang (penganut) Arisiyyin/ Arianisme (ajaran Arius,
uskup Iskandariyah 256-336M, pen).
Wahai Ahli
Kitab, marilah (berpegang) dalam satu kalimat (ketetapn) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan
tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu pun, dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling
maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah).” (Al-Bukhari IV/57 dan Muslim ii/
90-91, alenia terakhir adalah bagian ayat 64 Surat Ali ‘Imran).
Dalam surat itu Nabi Muhammad saw menegaskan, Apabila Anda menolak, maka
Anda akan menanggung dosa-dosa orang-orang arisiyyin (penganut) Arianisme
(ajaran Arius, uskup Iskandariyah 256-336M, pen). Perlu diketahui
Arianisme adalah ajaran Arius (256-336M), seorang ahli ilmu agama bangsa Libia,
Uskup di Iskandariah, mengajarkan bahwa sebelum penciptaan umum, Tuhan telah
menciptakan dan melahirkan seorang putera, makhluk yang pertama, tetapi tidak
abadi dan tidak sama dengan Sang Rama (Ensiklopedi Umum, hal. 79). Kepercayaan
itu menurut Islam jelas syirik, orangnya disebut musyrik, suatu dosa yang
paling besar karena menyekutukan Allah SWT.
Bagaimana bisa
dikatakan bahwa orang-orang ahli kitab sekarang pun akan masuk surga nantinya
seperti yang didakwakan oleh sebagian ahli tasykik, padahal Nabi Muhammad
saw menyurati Kaisar Heraclius sejelas itu? Kalau Heraclius yang
Nasrnai itu tidak mau masuk Islam, maka akan menanggung dosa orang-orang
Arianisme, yaitu kepercayaan yang menurut Islam adalah musyrik.
Dan karena Nasrani itu termasuk
ahli kitab, maka masih ditawari pula untuk menjalankan yang sama dengan
Islam:
Wahai
Ahli Kitab, marilah (berpegang) dalam satu kalimat (ketetapn) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan
tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu pun, dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling
maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami aadalah orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah).”
Ajakan itupun kalau
diikuti, berarti mengikuti ajakan Nabi Muhammad saw yakni mempercayai Nabi
terakhir yang mengajak Kaisar kepada kalimatun sawaa’ (kalimat yang sama) itu.
Dan resikonya, kalau ajakan itu diikuti, berarti ambruklah sistem kepasturan dan
kerahiban di dalam tatacara ahli kitab. Dengan ambruknya sistem kependetaan,
kepasturan, dan kerahiban itu hapus pula segala sabda-sabda dalam kitab-kitab
maupun aturan-aturan yang mereka bikin-bikin. Yang ada justru ajaran murni di
antaranya adalah kabar tentang akan adanya utusan Allah yang bernama Ahmad
yaitu Muhammad. Dari sini tidak bisa mengelak lagi kecuali mengikuti ajaran
Nabi Muhammad alias masuk Islam.
Maka ajakan kepada
Kaisar heraclius yang Nasrani itu ada persamaan dengan ajakan kepada Kisra di
Parsi di samping ada perbedaannya secara prinsip. Hal itu bisa dikaji dari:
Surat Nabi Muhammad saw kepada
Kisra
“Bismillaahir Rahmaanir Rahim,
Min Muhammadin Rasuulillaahi ilaa
Kisroo ‘adhiimi Faarisi,
Salaamun ‘alaa manittaba’al hudaa
wa aamana billaahi wa rosuulihi, wa syahida an laailaaha ilaalloohu wahdahuu
laa syariika lahu, wa anna muhammadar rasuululloohi, ad’uuka bidi’aayatillaahi,
fa inii ana rosuululloohi ilannaasi kaaffatan liyundziro man kaana hayyan wa
yuhiqqol qoulu ‘alal kaafiriina, aslim taslam, fain abaita fa’alaika itsmul
majuusi.”
Artinya:
Bismillaahir
rahmaanir Rahiem
Dari
Muhammad utusan Allah untuk Kisra pembesar Persia.
Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk Allah,
beriman kepadaNya, kepada RasulNya, dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagiNya, serta bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Saya mengajak
Anda dengan ajakan Allah, karena sesungguhnya saya adalah utusan Allah untuk
seluruh manusia. ”Agar ia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang
hidup (hatinya) dan supaya pastilah ketetapan (adzab) itu di atas orang-orang
kafir.”
Masuklah Anda
ke dalam agama Islam, maka Anda akan selamat. Apabila Anda menolak ajakan ini,
maka Anda akan menanggung dosa-dosa orang Majusi.
(Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah, Zaadul Ma’aad, iii/ 574).
Sungguh hanya Ahlu bidaa’ wal
hawaa’ (penyembah akal dan hawa nafsu) yang ingin memperjuangkan islam ini
tidak sesuai dengan manhaj Nabawi. Padahal berkembangnya islam itu karena
“LAAILAAHAILALLAH” , yang menyebabkan generasi pertama islam menguasai berbagai
jazirah. Menang itu adalah menang Tauhid bukan menang peradaban.
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada
fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah . Jika mereka berhenti
(dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan.(QS.8:39)
Imam Malik berkata :
“Sekali-kali tidak akan pernah baik,
generasi akhir umat ini, kecuali dengan apa yang telah menjadikan baik generasi
awalnya.”
Kembalillah kepada jalan yang benar
wahai du’at-du’at jahat, penyeru ke pintu jahanam.
Apakah kalian tidak takut suatu hari
yang mana kalian di hari itu dikembalikan kepada Allah…??! [Kasyfu Asy
Syubhatain: 55-56]
Inilah sebagian prinsip dan aqidah pro T
in islam, berjuang dengan mendakwahkan Tauhid di masyarakat yang masih kental dengan kemusyrikan dan buta
batasan tauhid dan syirik. Padahal ini menentukan status muslim tidaknya
seseorang, menentukan diterima atau tidaknya amal sholeh seseorang. Selain
dakwah, kami juga berjihad melawan Thoghut baik dengan lisan, tulisan bahkan
senjata sekalipun. Apa yang bisa kami lakukan, kami lakukan untuk izzul islam
wal muslimin. Serta ber’amar ma’ruf nahi munkar. Kami yakin ribuan jama’ah
minal muslimin (benar-benar muslim bukan ngaku muslim,yang tidak bisa
dibuktikan kemuslimannya) di luar sana banyak yang se aqidah dan se manhaj
dengan kami, bagi kami tandzhim hanya kendaraan, beda nama tapi sama amal tidak
menjadi masalah. Semuanya pasti akan berkumpul menjadi satu. Karena muslim
adalah saudara. Tidak pernah berdiri di atas ashobiyah.
Cita-cita kami sama yaitu mewujudkan
kesatuan kaum muslimin sedunia di bawah naungan Khilafah ‘ala Minhajin
Nubuwwah. Dan pantangan bagi kami adalah menamakan diri yang hanya jama’ah
minal muslimin ini sebagai jama’ah muslimin atau khilafah muslimin atau daulah
muslimin yang mengandung maksud penguasaan seluruh kaum muslimin yang ada.
Karena banyak di luar sana , yang mengaku-ngaku sebagai jama’ah muslimin atau
daulah bahkan yang lebih parah khilafah seakan-akan mereka ini sebagai penguasa
muslim seluruhnya, padahal aqidah dan manhaj nya saja masih harus dikoreksi. Padahal
kekuasaanya saja masih di bawah RT (Rukun Tetangga), Status muslim jama’ahnya
saja masih dipertanyakan, muslim beneran atau gadungan. Dan kami juga bukan
orang-orang yang tinggal diam setelah mendapat ilmu, seperti orang-orang yang
telah lulus sekolah Tinggi Islam atau pesantren atau apalah, yang tidak
menyampaikan satu ayat pun, tidak berdakwah dan tidak tampil di muka umum untuk
bergerak, sejatinya mereka ini seperti
bangkai, ilmu mereka akan hilang lama-kelamaan . Tidak akan berguna.
Mereka bukan ciri umat terbaik. Mereka bukan pewaris para Nabi. Mereka tidak
peduli kondisi umat dan agama, karena yang mereka pikir adalah perut mereka
sendiri.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan
kepada Nabi kita Muhammad shallalllahu alaihi wa sallam, keluarga dan para
sahabatnya semua.
Jazaakumullah khoir katsir wa
jazaakumullah ahsanul jazaa
Bekasi, 26 Juni 2012, 07:15 WIB
Iswahyudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar