Kemalangan terbesar bangsa Indonesia, ialah ketika mereka beragama Islam, tetapi tidak mengerti kekuatan besar yang dimiliki agamanya. Bahkan yang lebih parah lagi, mereka hidup dengan memendam kebencian besar kepada ajaran Islam dan orang-orang yang berusaha memperjuangkannya.
Masyarakat Indonesia bisa diibaratkan seperti orang-orang dusun di pelosok terpencil, yang diberi hadiah mobil sedan Mercy seri terbaru. Mobilnya luar biasa, sangat canggih, merupakan inovasi teknologi paling mutakhir. Sayangnya, mobil mewah itu tidak bisa dipakai apa-apa. Jangankan dioperasikan, orang-orang dusun itu bahkan tidak pernah melihat mobil sedan. Bagaimana akan merasakan canggihnya Mercy, kalau melihat saja belum. Akhirnya, mobil itu pun hanya dielus-elus saja, setiap pagi dan sore. Malah ada yang dimandikan bersama domba-domba.
ISLAM : Anugerah Agung yang Disia-siakan Bangsa Indonesia!
Buruknya kehidupan masyarakat Indonesia selama ini menjadi BUKTI besar, bahwa mayoritas rakyat negeri ini tidak mengerti ajaran Islam. Andaikan mereka mengerti dan mengamalkan, mustahil hidupnya akan terhina.
Ajaran Islam bukan hanya memiliki sekian banyak nilai-nilai yang agung, tetapi ia juga sangat menakutkan bagi ideologi kapitalisme Barat. Tidak ada ideologi apapun yang begitu menakutkan Barat, selain Islam. Mereka sudah mempelajari sejarah kegemilangan peradaban Islam selama ribuan tahun. Tidak aneh kalau Barat membuat studi orientalisme, dalam rangka menjelek-jelekkan citra Islam, dan menyesatkan pandangan manusia terhadap Islam.[1]
Andaikan bangsa Indonesia tahu keagungan agama yang dipeluknya selama ini, niscaya mereka akan sangat malu ketika sekian lama meninggalkan Islam, mengabaikan Islam, melecehkan Islam, apalagi memusuhi Islam. Banyak tokoh-tokoh Barat yang secara kesatria mengakui keagungan Islam. Bahkan Mahatma Gandhi pun tidak bisa menyembunyikan kekagumannya kepada agama ini.[2] Hanya orang-orang berwawasan minus saja yang akan meremehkan Islam.
Disini akan kita bahas sedikit bukti-bukti keagungan ajaran Islam. Saya menyebutnya 21 Sifat Mulia ajaran Islam. Semua sifat-sifat ini sangat dibutuhkan bangsa Indonesia agar bangkit dari keterpurukan. Bahkan sifat-sifat itu mencerminkan keunggulan Islam atas sistem apapun yang dikenal manusia.
[1] Islam adalah agama yang anti korupsi.
Ini adalah jelas dan tidak diragukan lagi. Islam menentang pengkhianatan, kecurangan, penyalah-gunaan wewenang untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok. Dalam hadits disebutkan, “Allah melaknat seorang penyuap dan yang disuap.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dll).
[2] Islam adalah agama yang anti penindasan ekonomi.
Jangankan penindasan, monopoli orang-orang kaya dalam distribusi ekonomi, juga dilarang dalam Islam. Adanya instrumen Zakat ialah salah satu cara untuk mengatasi monopoli kekayaan tersebut. “Agar harta itu tidak beredar di antara orang-orang kaya kalian saja.” (Qs. Al Hasyr: 7). Islam juga anti praktik rentenir (ribawi), perjudian, penipuan yang menyebabkan kezhaliman ekonomi.
[3] Islam menentang kezhaliman.
Ini sangat jelas. Kezhaliman adalah perbuatan haram, penyebab kegelapan di dunia dan Akhirat. Islam menentang segala bentuk kezhaliman baik yang nyata maupun samar. “Janganlah kalian mendekati perbuatan-perbuatan keji, baik yang nampak maupun tersembunyi.” (Qs. Al An’aam: 151).
[4] Islam menentang penjajahan.
Penjajahan adalah puncak kezhaliman manusia. Langit dan bumi tidak akan tenang, selama masih ada penjajahan. Islam menentang semua itu. “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian berbuat adil, berbuat ihsan, memberi karib-kerabat, mencegah kalian berbuat keji, munkar, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian mengambil pelajaran.” (Qs. An Nahl: 90).
[5] Islam anti fanatisme kesukuan.
Islam menghargai dan mengakui eksistensi keragaman suku dan etnis. Tetapi Islam melarang sikap rasialis, penindasan terhadap etnis, serta fanatisme kesukuan berlebihan. Tidak ada etnis apapun yang lebih mulia, selain karena kualitas takwanya. “Sesungguhnya semulia-mulia kalian di sisi Allah, ialah yang paling takwa dari kalian.” (Qs. Al Hujurat: 13).
[6] Islam menjunjung tinggi moral.
Moralitas adalah fondasi kehidupan sebuah bangsa. Moral yang kuat akan melahirkan bangsa kuat; moral yang rusak akan menghancurkan bangsa. Logika yang paling mudah, jika ada dua orang pemuda, satu orang sering mabuk-mabukan, satu lagi rajin shalat sunnah; maka yang lebih bisa diandalkan dalam menghadapi segala masalah, ialah pemuda yang rajin shalat. Begitu pula, bila ada dua pejabat, yang satu suka zina dan yang lain suka mengaji; maka pejabat yang suka mengaji lebih banyak manfaatnya bagi institusi yang dia pimpin. “Dan janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk.” (Qs. Al Isra’: 32).
[7] Islam memuliakan wanita.
Tidak diragukan lagi. Ajaran Islam sangat memuliakan posisi wanita. Hingga ada yang mengklaim, kaum wanita belum pernah dimuliakan, kecuali setelah Islam datang. Bangsa-bangsa Barat memberikan kebebasan penuh kepada wanita. Tetapi pada saat yang sama, wanita-wanita Barat tidak dilindungi, tidak diberikan hak-haknya, tidak dimuliakan, bahkan selalu dieksploitasi. Dalam Islam, suara kaum wanita dihargai; pendapat mereka diterima; kehormatan mereka dijaga; kezhaliman atas mereka diharamkan; hak-hak nafkah mereka diberikan; hak waris juga diberikan; hak menentukan masa depan pernikahan, diakui; hak ibadah mereka dihargai; hak menikah, hamil, melahirkan, menyusui, berada dalam nifas, juga dilindungi; apabila terjadi perceraian dalam keluarga, posisi mereka tidak dirugikan. Bahkan hak-hak politik kaum wanita juga dihargai. Luar biasa, belum ada konsep apapun yang memberikan begitu banyak kemuliaan kepada wanita, selain Islam. Dalam riwayat dikatakan, “Sesempurna-sempurna keimanan seorang Mukmin ialah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian ialah yang paling baik kepada wanita-wanitanya.”(HR. Tirmidzi).
[8] Islam mendidik generasi.
Islam memberikan perhatian besar pada pendidikan anak-anak, sebagai generasi penerus bangsa. Anak-anak tidak boleh diterlantarkan, dari sisi kebutuhan makan-minum, perlindungan fisik, pembinaan ilmu, mentalitas, kecakapan hidup. Dalam Al Qur’an dijelaskan, “Hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatirkan (masa depan) mereka.” (Qs. An Nisaa’: 9). Bukan hanya anak-anak kaum Muslimin, bahkan anak-anak non Muslim pun dilindungi. Dalam hukum perang Islami, anak-anak musuh tidak boleh diganggu.
[9] Islam mendidik ketenteraman jiwa.
Islam juga membuktikan dirinya sebagai agama yang sukses dalam memberikan ketenangan jiwa kepada para pemeluknya. Islamlah satu-satunya konsep agama yang menghidupkan potensi spiritual secara sempurna. Salah satu instrumen ketenangan jiwa yang diajarkan Islam ialah dengan berdzikir. “Ketahuilah, bahwa dengan mengingat Allah, hati-hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar Ra’du: 28).
[10] Islam membangun kesejahteraan hidup.
Bukan hanya kebutuhan jiwa, batin, atau hati, yang diperhatikan. Tetapi Islam juga sangat memperhatikan kebutuhan ekonomi (materi) manusia. Untuk itu Islam mengatur hukum-hukum muamalah, perdagangan, transaksi, pertanian, emas-perak, dll. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Bukhari).Hadits ini memberikan spirit agar kaun Muslimin giat bekerja, sehingga bisa membantu orang lain; bukan selalu meminta-minta. Bahkan kalau sudah selesai Shalat, kita dianjurkan bertebaran di muka bumi untuk mencari rizki Allah (lihat Surat Al Jumu’ah, ayat 10).
[11] Islam mengokohkan persaudaraan.
Islam mengembangkan persaudaraan, kesetia-kawanan, serta ikatan sosial yang tulus. Islam mengajarkan untuk mengatasi perpecahan, memperbaiki sengketa, dan mendamaikan konflik. Bahkan sejatinya, Islam tidak memberi tempat bagi berkembangan perpecahan di tengah-tengah masyarakat. Slogan Islam sangat jelas, “Bahwasanya, orang-orang beriman itu saling bersaudara, maka damaikanlah (persengketaan) antara kedua saudaramu (yang berselisih).” (Qs. Al Hujurat: 10).
[12] Islam memajukan ilmu pengetahuan.
Dalam Islam, ilmu pengetahuan dihargai, dikembangkan sebaik mungkin, baik ilmu agama maupun ilmu umum yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sejarah Islam telah melahirkan beribu-ribu ulama agama, di bidang Fiqih, Tafsir Al Qur’an, Hadits Nabi, sejarah, bahasa, sastra, spiritualitas, perjuangan, dll. Begitu pula, Islam telah melahirkan tokoh-tokoh sains dunia, seperti Ibnu Rusyd, Al Khawarizmi, Al Kindi, Al Biruni, Ibnu Khaldun, Ibnu Batutah, dll. Orang-orang berilmu dihargai dalam Islam. “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antara kalian, dan orang-orang yang diberi ilmu, beberapa derajat.” (Qs. Al Mujadilah: 11).
[13] Islam menegakkan keadilan hukum.
Islam sangat konsisten dalam menegakkan hukum, sehingga memberi rasa keadilan bagi yang dirugikan, memberi rasa aman bagi yang teraniaya, memberi pertolongan bagi yang dizhalimi. Islam tidak menoleransi kezhaliman atas siapapun, baik Muslim atau non Muslim. Sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan, “Seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, maka aku sendiri yang akan memotong tangannya.” (HR. Bukhari-Muslim).
[14] Islam menjaga kehormatan manusia.
Islam menghargai harkat manusia, sebagai makhluk Allah yang mulia. Islam tidak menoleransi perbuatan melecehkan, menghina, mempermalukan, membongkar aib-aib, menelanjangi diri, dll. Jangankan menghina atau memfitnah, sekedar membicarakan aib-aib orang lain saja dilarang. “Wahai orang-orang beriman, jauhilah perbuatan berprasangka buruk, karena sebagian prasangka buruk itu adalah dosa. Janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah kalian saling membicarakan aib satu sama lain.” (Qs. Al Hujurat: 12).
[15] Islam peduli kesehatan.
Luar biasa, Islam adalah agama yang peduli dengan kesehatan. Kesehatan sangat berpengaruh bagi kepentingan ibadah manusia. Bila kesehatan tertanggu, urusan bekerja, belajar, beramal, berbuat kebaikan, bergaul, membantu masyarakat, dll. juga akan terganggu. Begitu detailnya perhatian Islam terhadap kesehatan, hingga para ulama menyusun kitab tersendiri,Thibbun Nabawi (pengobatan kenabian). Disana dijelaskan tentang kegunaan madu, bekam, habbatus sauda’, dan pengobatan herba lainnya.
[16] Islam menyuburkan kepedulian sosial.
Banyak aspek-aspek ajaran Islam yang menjelaskan tentang keutamaan menolong sesama, membantu yang kekurangan, menolong yang kesusahan, dll. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Siapa yang menolong hajat saudaranya, maka Allah akan menolong hajatnya. Siapa yang membebaskan seorang Muslim dari kesulitan, maka kelak Allah akan membebaskan dia dari kesulitan di antara kesulitan-kesulitan Hari Kiamat.” (HR. Bukhari-Muslim).
[17] Islam memelihara kelestarian lingkungan.
Allah Ta’ala selalu mengingatkan manusia tentang perbuatannya yang menyebabkan kerusakan di daratan dan lautan. Allah memberi peringatan keras kepara perusak kehidupan dan alam. Dalam Al Qur’an disebutkan, “Dan janganlah kalian merusak di muka bumi, setelah (Allah) memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian, jika kalian orang-orang yang beriman.” (Qs. Al A’raaf: 85).
[18] Islam melindungi HAM.
Islam bukan saja mengakui hak-hak hidup manusia, tetapi Islam sangat menghargai hidup manusia. Salah satu tujuan Syariat Islam ialah hifzhun nafs (menjaga jiwa manusia). “Janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya, melainkan karena alasan yang benar.” (Qs. Al An’aam: I51). Pembunuhan seperti itu merupakan dosa besar dan kerusakan di muka bumi. Pelakunya bisa diberi sanksi hukum qishash (diberi sanksi setimpal dengan perbuatannya). Bukan hanya membunuh orang lain, Islam bahkan melarang membunuh diri sendiri(Qs. An Nisaa’: 29).
[19] Islam menjaga kedaulatan bangsa.
Ajaran Islam mengharamkan penjajahan, penindasan, perampasan hak-hak kemerdekaan. Semua itu merupakan kezhaliman besar yang ditentang oleh Islam. Dengan sendirinya, Islam melindungi kedaulatan suatu bangsa, secara de facto maupun de jure. Islam meninggikan seruan Jihad Fi Sabilillah dalam rangka membebaskan negeri-negeri dari penjajahan, atau dalam rangka membela bangsa dari ancaman invasi bangsa-bangsa penjajah. Hal ini terbukti dalam sejarah negara-negara Muslim, sejak dari Maroko sampai Merauke (Indonesia).
[20] Islam melawan kriminalitas.
Islam berdiri paling depan dalam rangka melawan perampokan, pencurian, penipuan, penjarahan, pembunuhan, genosida, penganiayaan, korupsi, dll. Segala tindak kriminal, tidak diberi toleransi dalam Islam, sebab agama ini melindungi hak-hak manusia secara penuh. Maka kita tidak pernah mendapati fakta sejarah, bahwa kaum Muslimin melakukan perbuatan-perbuatan kriminal untuk mencapai kemenangan. “Dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.” (Qs. Al A’raaf: 74).
[21] Islam menentang terorisme.
Terorisme ialah perbuatan menyerang, merusak, menghancurkan fasilitas-fasilitas umum atau sasaran sipil, dalam rangka menciptakan rasa takut, untuk mencapai tujuan-tujuan politik tertentu. Perbuatan demikian sangat ditentang dan tidak diperbolehkan. Hal itu dianggap sebagai menyebarkan fitnah (cobaan) di tengah-tengah masyarakat, dan merupakan perbuatan merusak di muka bumi. Perbuatan demikian dianggap lebih buruk dari pembunuhan. “Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.” (Qs. Al Baqarah : 191).
Apa yang disebutkan disini ialah sebagian dari sifat-sifat keagungan ajaran Islam. Bila mau diteliti lebih dalam lagi, insya Allah masih banyak kemuliaan-kemuliaan Islam. Namun dari 21 Sifat Mulia ini sudah cukup untuk menjelaskan kepada bangsa Indonesia yang selama ini tidak mengerti tentang Islam.
Banyak aktivis LSM membenci Islam; banyak politisi sekuler membenci Islam; banyak perwira polisi membenci Islam; banyak perwira militer membenci Islam; banyak pejabat birokrasi membenci Islam; banyak pengusaha/konglomerat membenci Islam; banyak wartawan media membenci Islam; banyak seniman/selebritis membenci Islam; banyak pakar/pengamat membenci Islam; banyak akademisi membenci Islam; banyak mahasiswa membenci Islam; banyak generasi muda membenci Islam; dan lain-lain.
Luar biasa. Bagaimana mereka membenci Islam, sedangkan agama ini penuh sesak dengan nilai-nilai kemuliaan? Bagaimana mereka membenci Islam, sedangkan agama ini merupakan Wahyu yang turun dari langit? Dimanakah mereka letakkan akal pikirannya? Atau jangan-jangan, di kepala mereka tidak ada isinya?
Ini adalah tantangan terbuka bagi siapapun yang membenci Islam, khususnya membenci Syariat Islam. Cobalah Anda cari agama, ajaran, ilmu pengetahuan, ideologi, konsep pemikiran, sistem kehidupan, sistem politik, filosofi militer, dan apapun yang lebih baik dari ajaran Islam! Carilah semua itu, sejak dari ujung Barat sampai ujung Timur, dari Kutub Utara sampai Kutub Selatan! Cari dan cari, lalu hidangkan hasilnya ke tengah-tengah kehidupan kita ini!
Demi Allah, Anda tidak akan mendapati apapun yang bisa menyaingi ajaran Islam. Jangankan mengungguli, mendekati saja tidak ada. Islam adalah agama yang tinggi. Hal itu sudah jelas-jelas disebutkan dalam Al Qur’an. “Dan janganlah kalian merasa hina dan bersedih hati, karena kalian adalah yang paling tinggi, jika kalian beriman (kepada Allah).” (Qs. Ali Imran: 139).
Adalah suatu kebodohan –bahkan sebodoh-bodohnya akal manusia- ketika bangsa Indonesia bersikap buruk kepada ajaran Islam. Bagaimana bisa kita berbuat seperti itu, padahal Islam memiliki begitu banyak ilmu pengetahuan yang sangat kita butuhkan untuk mencapai kemajuan? Ibaratnya, seperti seseorang yang menderita sakit, lalu diberi madu, tetapi dia malah memaki-maki madu itu dan menuduhnya sebagai racun. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Lalu dengan teori apa Indonesia bisa bangkit dan maju? Apakah teori nasionalisme, sekularisme, militerisme, kapitalisme, sosialisme, pluralisme, chauvimisme, diktatorisme, atau liberalisme? Lihatlah, fakta sudah berbicara sangat telanjang. Teori-teori yang diyakini bangsa Indonesia selama ini telah membuatnya kehiilangan kedaulatan, bahkan hidup dijajah kembali, setelah 65 tahun merdeka. Sampai kapan lagi semua kepincangan itu akan dilanjutkan?
Tidak ada yang membenci Islam, melainkan empat golongan saja :
Pertama, orang yang tidak tahu ajaran Islam dan termakan oleh fitnah permusuhan.
Kedua, orang yang tahu keagungan Islam, tetapi tidak rela jika ajaran Islam berlaku, karen ia akan memperbaiki kehidupan rakyat. Inilah kaum pendengki yang gemar menindas manusia.
Ketiga, orang-orang yang bekerja, mencari nafkah, atau mendapat sponsor dengan memusuhi Islam. Kelompok ini termasuk “pencari kerja” yang paling busuk.
Dan keempat, para penjajah yang memang ketakutan dengan kekuatan Islam yang bisa meruntuhkan praktik penjajahan mereka.
Semoga bangsa Indonesia bisa mengambil pelajaran. Amin ya Karim. Walhamdulillahi Rabbal ‘alamiin.
Penulis : Ustadz AM. Waskito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar