oleh Umar Faruq
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رِحمه الله mengomentari hadits tentang keterasingan agama Islam. Beliau berkata :
"Jika Islam telah asing, bukan berarti boleh meninggalkannya -kami
berlindung kepada Allah-! Akan tetapi harus tetap seperti apa yang
difirmankan Allah سبحنحا و تعال,
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
'Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi'. (QS. Ali Imran [3] : 85)
Allah سبحنحا و تعال juga berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
'Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah adalah Islam'. (QS. Ali Imran [3] : 19)
Allah سبحنحا و تعال berfirman pula,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
'Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam'. (QS. Ali Imran [3] : 102)
Apabila agama ini telah menjadi asing, bukan berarti orang yang
berpegang teguh dengannya berada dalam keburukan, bahkan dia adalah
manusia yang paling bahagia, sebagaimana dikatakan di akhir hadits
Rasulullah صلى الله عليه وسلم,
فطوبى للغرباء
'Maka beruntunglah orang-orang yang asing'. Kata thuubaa berasal dari kata Ath-Thoyyib. Allah سبحنحا و تعال berfirman,
طُوبَى لَهُمْ وَحُسْنُ مَآبٍ
'Bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik'. (QS. Ar-Ra'd [13] : 29)
Maka sesungguhnya orang yang berpegang teguh dengan Islam tersebut
termasuk golongan orang-orang terdahulu lagi pertama-tama yang
mengikuti Islam tatkala dulu masih asing. Mereka adalah golongan
manusia yang paling bahagia. Adapun di akhirat kedudukan mereka paling
tinggi di atas manusia seluruhnya setelah para Nabi. Adapun di dunia,
Allah سبحنحا و تعال telah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
'Hai Nabi, cukuplah Allah menjadi Pelindung bagimu dan bagi orang-orang mu'min yang mengikutimu'. (QS. Al-Anfaal [8] : 64)
Maksudnya bahwa Allah سبحنحا و تعال sudah cukup bagimu dan pengikutmu.
Maka bagi muslim pengikut Rasul صلى الله عليه وسلم, Allah سبحنحا و تعال
akan mencukupi baginya dan Dia adalah Walinya dimanapun dan kapan
saja. Oleh karena itu keberadaan orang-orang muslim yang berpegang
teguh dengan agama Islam di negeri kafir, mereka akan mendapatkan
kebahagiaan setiap kali mereka menyempurnakan keteguhannya kepada
Islam.
Banyak manusia, apabila melihat kemunkaran atau banyaknya perubahaan
kondisi Islam, dia gelisah, lemah semangat, menjerit seperti jeritan
orang yang tertimpa musibah. Perbuatan ini dilarang, namun yang
diperintahkan baginya adalah bersabar, tawakkal, tetap kokoh di atas
agama Islam, dan tetap beriman kepada Allah سبحنحا و تعال bersama
orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat baik. Kesudahan
yang baik adalah untuk orang-orang yang bertakwa. Adapun sesuatu yang
menimpanya, itu karena disebabkan dosa-dosanya, maka hendaknya ia
bersabar. Sesungguhnya janji Allah itu benar, hendaknya ia minta
ampunan atas dosa-dosanya, dan memuji Allah di pagi dan petang.
Adapun sabda Nabi صلى الله عليه وسلم yang berbunyi,
ثم يعود غريبا كمابدأ
'Kemudian kembali asing sebagaimana awal mula'.
Hadits ini mengandung dua makna;
Pertama, bahwasanya Islam pada suatu saat akan kembali
menjadi asing di antara manusia dan kemudian baru akan tampak,
sebagaimana di awal mula datangnya Islam, ia tampak asing, baru,
kemudian tampak dengan kemenangan. Oleh karena itu Rasulullah صلى الله
عليه وسلم bersabda, 'Islam akan kembali asing sebagaimana awal mula'.
Yaitu Islam datang pertama kali dengan asing dan tidak dikenal, baru
kemudian tampak dan dikenal. Demikian pula dia akan kembalai lagi hingga
tidak dikenal, baru kemudian ia akan tampak dan dikenal. Maka saat
itulah, sedikit orang yang mengenalnya sebagaimana sedikitnya orang yang
mengenalnya pada awal mula.
Kedua, hadits itu mengandung makna bahwa di akhir masa
dunia nanti tidak tersisa orang muslim kecuali sedikit saja. Ini
terjadi setelah munculnya Dajjal serta Ya'juj dan Ma'juj ketika kiamat
telah dekat. Pada hari itu Allah سبحنحا و تعال mengirimkan angin sejuk
untuk mencabut ruh setiap mu'min laki-laki dan perempuan, baru kemudian
hari kiamat terjadi.
Adapun sebelum itu terjadi, Rasulullah صلى الله عليه وسل telah bersabda,
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي
ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ وَلَا مَنْ
خَذَلَهُمْ حَتَّى تقوم الساعة
'Senantiasa ada sekelompok dari ummatku yang membela kebenaran,
tidak akan dapat membahayakan orang-orang yang menyelisihi dan tidak
menolong mereka, hingga tegaknya hari kiamat'. Hadits ini terdapat di shohihain dan hadits seperti ini memiliki beberapa lafal.
Hadits ini memberikan manfaat bagi seorang muslim agar ia tidak
bersedih hati dengan sedikitnya orang yang mengetahui hakikat Islam,
tidak pula bersempit dada dengan keadaan itu, serta tidak ragu dengan
Islam, sebagaimana awal mula kedatangannya.
Kadang-kadang keterasingan ini terjadi pada sebagian syari'at Islam,
terkadang pula di sebagian tempat. Banyak di berbagai wilayah syari'at
Islam tidak tampak, sehingga terasa asing bagi mereka, tidak ada
seorang pun yang mengetahuinya melainkan hanya satu atau dua orang dari
mereka".
Sumber : Majmu' Al-Fatawa, juz. 18/hal. 291-305
Tidak ada komentar:
Posting Komentar