Segala
puji bagi ALLAH subhanallahu ta'ala. Tuhan semesta alam, sholawat dan
salam semoga terlimpah kepada penutup para rosul, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Yang
dimaksud dengan I’dad disini adalah membangun kesiapan individu dan
masyarakat menuju suatu tingkat yang dituntut oleh syari’at, baik
secara khusus maupun umum.
Banyak
orang yang menganggap enteng sisi persiapan yang teramat penting ini,
sehingga dapat anda saksikan mereka yang berjatuhan di awal atau di
pertengahan jalan perjuangan. Maka mereka pun terjerumus ke dalam
lubang kecil yang menjebak, atau karena terkena fitnah dan ujian kecil
saja. Mereka kibarkan bendera putih tanda menyerah, tunduk dan pasrah
pada penjahat-penjahat yang zalim…lalu mereka berikan tanda loyal dan
ketaatan mereka yang setinggi-tingginya.
Dalam
perjuangan Islam, tidak dikenal istilah berkorban separuh waktu,
kemudian hidup damai, nyaman dan tentram serta menghibur diri dengan
merasa bahwa mereka telah menjalankan tugas dan kewajibannya. Kemudian
mereka menyerahkan tugas selanjutnya pada yang lain.. Tidak!!! Islam
sama sekali tidak mengenal istilah demikian. Islam hanya mengenal kamus
pengorbanan dan jihad, sejak dari buaian hingga liang lahat.
Seorang
muslim hanya mengenal istirahat yang sesungguhnya kecuali di surga nan
abadi, ini adalah konsekwensi dari perjanjian jual beli yang telah
Allah bicarakan dalam firmanNya
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar
dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang
lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah
dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan
yang besar. (at-Taubah:111)
Akad jual beli telah
ditetapkan, akadnya telah dilakukan, tidak dapat dibatalkan atau
dikembalikan, dan Allah subhanallahu ta'ala telah benar-benar menepati
janji-Nya, maka si hamba pun seharusnya demikian pula, menepati
janjinya.
Wahai
manusiaa!! Bertakwalah kepada ALLAH Ta'ala dan sambutlah seruan ALLAH
dan Rasul apabila keduanya menyerumu kepada sesuatu yang membawa
kehidupan kepadamu!
Ketahuilah
bahwa Allah membatasi antara manusia dan hatinya, sehingga Dia akan
bolak-balikkan hatinya tersebut sesuai kehendak-Nya berdasarkan
hikmah-Nya. Mintalah kepada Allah keteguhan di atas iman dan kesabaran
dalam menetapi syariat Islam. Ketahuilah, di antara seruan Allah dan
rasul-Nya adalah agar kalian memepersiapkan kekuatan untuk menghadapi
musuh-musuh Islam yang selalu berkeinginan menjadikan kalimat Allah
rendah dan menjadikan kalimat mereka yang batil sebagai kalimat
tertinggi. Tetapi Allah pasti menolak semua itu dengan kekuatan dan
daya-Nya, dan Dia akan menolong agama-Nya melalui para wali dan
tentara-Nya.
Lakukan
I'dad (siapakan) apa yang kamu mampu dari kekuatan dalam jihad dengan
lisan dan harta serta peralatan perang. Dengan itu kalian berharap
ridha Allah (Tuhan kalian), membela Islam (agama kalian), dan
melindungi diri, keluarga dan rumah kalian.
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
"Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya, sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Mahaperkasa."
(QS. Al-Hajj: 40) Kalian membela agama kalian dari orang yang hendak
menyerang dan menghancurkannya. Karena sesungguhnya agama adalah pokok
keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Siapkan
apa yang kamu mampu untuk menghadapi mereka dari kekuatan hujjah dan
argument, dan menjawab syubhat mereka dengan menunjukkan kebohongannya
dan menghancurkan dasar-dasar pemikiran mereka.
Persiapkan
kekuatan untuk menghadapi mereka dengan berlatih menggunakan
senjata-senjata perang dan mempelajari cara-cara dan metode peperangan
yang sesuai dengan era sekarang.
bagi
yang ingin berjihad dia harus melakukan I’dad, jika ia tidak mau
melakukan I’dad untuk berjihad maka sama halnya dengan orang yang
gembar-gembor untuk melakukan sesuatu namun tidak berusaha untuk
merealisasikannya. Dengan demikian sebenarnya ia memvonis dirinya
sendiri sebagai pendusta dan penipu. Sebenarnya ia tidak ingin perang
dan bertempur…meskipun dia mengaku-ngaku dengan lidahnya seribu kali
ingin berjihad, dan mencintai jihad dan mujahidin Allah berfirman
وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ
Dan jika mereka mau
berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan
itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah
melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah
kamu bersama orang-orang yang tinggal itu. ” (at-Taubah:46)
Seperti kondisi
pemerintahan negara-negara Arab yang secara praktis berkhianat. Mereka
menampakkan kelemahannya di hadapan para thogut dzolim juga dihadapan
kaum Zionis di Palestina, mereka tidak mampu menghadapinya juga tidak
bisa membebaskan Palestina. Mereka juga tak mampu memberikan
pertolongan kepada rakyat Palestina yang tertindas!!!
Maka kita katakan
pada mereka: “Kalian dusta. Kalian telah berdusta ribuan kali. Jika
kalian benar ingin berjihad dan membebaskan Palestina tentunya kalian
akan mempersiapkan diri untuk terjun ke medan perang. Tetapi setelah
puluhan tahun kalian berkuasa, tahun demi tahun kalian semakin lemah
dan bahkan semakin tunduk dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kami
mengetahui dengan pasti bahwa kalian tidak berkeinginan untuk berjihad
dan membebaskan Palestina. Bahkan sebenarnya sama sekali tidak pernah
terlintas dalam fikiran kalian, kalian telah berdusta pada diri
kalian dan rakyat kalian yang lalai ketika kalian mengangkat slogan
tentang pembebasan.
* * *
Jika ada pertanyaan, atas siapa sajakah kewajiban ini berlaku?
Pertanyaan ini kami jawab, I’dad ini diwajibkan bagi mereka yang mendapatkan beban kewajiban berjihad.
Pertanyaan ini kami jawab, I’dad ini diwajibkan bagi mereka yang mendapatkan beban kewajiban berjihad.
* * *
Jika ada pertanyaan lagi, “Sebatas manakah I’dad itu harus dilakukan?”
Pertanyaan
ini kami jawab, “Persiapan itu berakhir pada puncak kemampuan dan
potensi yang dimiliki manusia; sebab Allah subhanallahu ta'ala tidak
membebani hamba-Nya melainkan sebatas kemampuan?
ANJURAN MEMANAH DAN BERKUDA
ALLAH subhanallahu ta'ala.barfirman:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi (al-Anfal:60)
Diriwayatkan dari Uqbah bin amir Radhiyallahu 'Anhu berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda di atas mimbar:
وَأَعِدُّوا
لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْىُ
أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْىُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْىُ
"Dan
persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka.
Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah,
sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah, sesungguhnya
kekuatan itu adalah memanah." (HR. Muslim, Tirmidzi, Nasai, Ahmad dan
lainnya)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ارْمُوا وَارْكَبُوا وَإِنْ تَرْمُوا خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا
"Memanah dan
berkudalah, dan kalian memanah lebih aku sukai dari pada berkuda." (HR.
Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Hadits ini Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani)
Maka
siapa yang meninggalkan (pengetahuan/kemampuan) memanah (di antaranya
menembak) setelah ia mengetahuinya karena membencinya, maka itu adalah
nikmat yang ditinggalkannya atau yang ia kufuri.
Dari Salamah bin al-Akwa' Radhiyallahu 'Anhu berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
pernah melewati kaum yang sedang berlomba memanah, siapa di antara
mereka yang menang, lalu beliau bersabda: "Panahlah wahai Bani Ismail,
dan Islamil adalah bapaknya bangsa Arab. Sesungguhnya bapak kalian
adalah seorang pemanah. Dan aku bersama (menjagokan) bani fulan."
Kemudian salah satu dari dua kelompok itu menurunkan tangannya (tidak melanjutkan), karenanya beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya, "kenapa kamu tidak memanah?" Mereka menjawab, "Bagaimana kami memanah sementara Anda bersama mereka?" Kemudian Nabi shalawatullah wasalamuhu 'alaihi bersabda: "Mulailah memanah dan aku bersama kalian semua."
Beliau
bersabda, "Akan ada banyak bumi yang ditaklukkan oleh kalian dan
semoga Allah menolong kalian. Janganlah salah seorang kalian malas
untuk bermain-main dengan anak panahnya."
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan dalam hadits ini, tidak boleh meninggalkan memanah walau ia tidak memiliki hajat terhadapnya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga
pernah menerangkan, "Siapa yang sampai di jalan Allah dengan satu anak
panah –yakni siapa yang memanah dan mengenai musuh- maka bagi satu
derajat di surga."
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan dalam hadits ini, tidak boleh meninggalkan memanah walau ia tidak memiliki hajat terhadapnya.
Dan arramyu (memanah/melempar) yang ditafsirkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam ayat mencakup setiap panah yang sesuai pada setiap masa dan tempat. Memanah pada era beliau adalah dengan busur, panah dan manjanik, maka memanah yang pas pada era sekarang adalah dengan senapan dan macam-macam senjata api, bom dan rudal. Sebabnya, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyebutkan ramyu (melempar) secara global dan tidak menentukan senjata yang digunakan.
Di
antara metode Islam dalam menganjurkan untuk mempelajari cara melempar
adalah dengan membolehkan untuk berkompetisi dengan taruhan di
dalamnya. Maka boleh seseorang berlomba menembak dengan taruhan
beberapa dirham atau semisalnya karena di dalamnya terdapat anjuran dan
motifasi untuk belajar memanah (masuk di dalamnya menembak).
Kemudian syaikh
Utsaimin memuji kebijakan Mamlakah Arab Saudi yang memerintahkan untuk
dibukanya pusat-pusat tadrib (latihan) berperang di negerinya.
Selanjutnya beliau berharap agar tempat-tempat semacam ini juga
diadakan di semua negeri kaum muslimin sehingga para pemudanya mahir
menggunakan senjata untuk membela agamanya dan mempertahankan
negeranya. Beliau berharap agar negeri-negeri kaum muslimin serta
rakyatnya berkompetisi dan berlomba dalam ranah yang mulia ini dalam
rangka melaksanakan perintah Allah Ta'ala sesuai harapan para
pemimpinnya.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلاَ
يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَبَقُوا إِنَّهُمْ لاَ يُعْجِزُونَ *
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ
الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ
دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا
مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لاَ
تُظْلَمُونَ
"Dan
janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat
lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat
melemahkan (Allah). Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah,
musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan
Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan)." (QS. Al-Anfal: 59-60)
Alhamdulillah, salah satu masjid di desa saya ada kegiatan i'dat para remaja masjid setiap hari jum'at malam, semoga usaha kami diridhoi Allah.. aamiiiin..
BalasHapus