PRO- T- IN ISLAM

KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID

Rabu, 09 Januari 2013

KRITIKAN GLOBAL DAN PANDANGAN ISLAM TENTANG TENAGA DALAM

Disusun oleh : Dr. Muhammad Nur Ihsan M.A
(S3 Aqidah, Univ Islam Madinah)

Pandangan Islam Tentang Tenaga dalam

Sebelum menjelaskan pandangan Islam tentang ilmu ini, ketahuilah bahwa Islam adalah agama yang sempurna dalam seluruh aspek, baik dari sisi keilmuan dan peribadatan. Alloh berfirman : “ Pada hari ini (hari arofah tahun 9 H) telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku engkapi nikmat-Ku atasmu dan Aku meridhoi Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah 5:3)
Rosulullah diutus Allah Ta’ala dengan membawa ilmu yang bermanfaat dan amal sholih, sebagaimana firman Allah :
“Dia (Allah) yang mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar.” (QS. At-Taubah 9:33, al-fath 48, ash-Shof 61:9)
Imam Ibnu Katsir berkata : Petunjuk adalah apa yang dibawa beliau berupa berita-berita yang benar, keimanan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Maksud agama yang benar adalah amal-amal sholih yang benar lagi bermanfaat di dunia dan akhirat. (tafsir Ibnu Katsir: 2/425,cet. Dar al-Fikr).
Jadi dalam Islam telah terdapat penjelasan tentang ilmu yang bermanfaat yang membawa seseorang kepada keridhoan Allah dan mewujudkan ketentraman batin dan ketenangan jiwa serta keselamatan dunia dan akhirat. Juga penjelasan tentang ilmu yang tidak bermanfaat yang akan mencelakakan manusia dan larangan mempelajarinya.
Adapun ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan sunnah serta dipahami sesuai dengan pemahaman slafus sholih generasi terbaik umat ini.
Itulah hakekat ilmu yang bermanfaat yang seharusnya seorang muslim bersungguh-sungguh mempelajari dan memahaminya. Adapun seluruh keilmuan yang bertentangan dengan seluruh prinsip diatas maka ia adalah ilmu yang tidak bermanfaat dan dilarang untuk mempelajarinya. Sebab akan merusak dan menimbulkan dampak negative bagi penuntutnya dan orang lain, seperti ilmu ilmu sihir, ilmu hita, ilmu kebatinan dll.
Adapun pendangan Islam tentang ilmu tenaga dalam dan semisalnya, bisa disimpulkan secara global dan secara terperinci.
KRITIKAN SECARA GLOBAL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM

Pertama : Ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ada landasan dari al-Qur’an dan Sunnah. Rasulullah tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya. Padahal saat itu dibutuhkan kekuatan untuk berda’wah. Begitu pula pada masa pemerintahan Khulafar Rosyidin yang penuh dengan aktifitas jihad.
Mereka tidak pernah mengajarkan keilmuan tersebut kepada pasukan perang. Seandainya ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bermanfaat untuk pertahanan jiwa dan merobohkan kusuh dari jarak jauh, tentu telah diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabat dan diwariskan oleh sahabat kepada generasi sesudahnya. Akan tetapi hal itu sama sekali tidak pernah terjadi. Dengan demikian jelaslah kebathilan dan kesesatan ilmu tersebut.
Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa yang membuat suatu yang baru dalam agama ini yang tidak ada (landasan) darinya maka ia tetolak.” Dalam riwayat lain “ Barangsiapa yang melakukan sesuatu amalan yang tidak ada landasannya dari perintah kami maka ia tertolak’ (HR. Bukhori dan Muslim)
Kedua : Ilmu ini berasal dari luar Islam. Tenaga dalam atau krachtologi tersusun dai kata krachtos yang berarti tenaga dan logos yang berarti ilmu. Ia sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno pada 4000SM. Dari Mesir, krachologi berkenbang ke Babylon, Yunani, Romawi dan Persia.
Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana, disebutkan bahw pada suku Bukht dan Persia terkenal ilmu perang dinamakan dahtuz yaitu merobohkan musuh dari jarak jauh.
Para bangsawan Persia dilatih sejenis senam yang dilakukan lewat tengah malam agar mereka mempunyai tenaga Daht itu. Kemudian keilmuan tersebut terus dikembangkan sehingga menjadi suatu konsep untuk membangkitkan tenaga dalam dengan tekhnik pernapasan yang disertai dengan jurus-jurus tertentu.[1]
Hal ini memperkuat pernyataan diatas, bahwa ilmu ini adalah ilmu yang bid’ah dan tidak bermanfaat dalam agama Islam. Seandainya keilmuan tersebut dibolehkan tentu Allah akan menjelaskan kepada Rasul-Nya hakikat dan manfaatnya. Apalagi keilmuan tersebut sudah dikenal orang-orang Mesir kuno ribuan tahun sebelum masehi dan sebelum pengutusan Rasul. Dalam Peperangan Nabi tidak pernah juga diberitakan adanya pasukan kafir yang mampu mementalkan mujahidin yang berperang. Tidak ada juga dikisahkan adanya pasukan Romawi ketika bertempur dengan pasukan islam mampu mempergunakan Ilmu tenaga Dalamnya untuk mementalkan pasukan Islam.[2]
Dengan demikian kita tahu bahwa kebathilan dan kebohongan telah dilakukan sebagian perguruan tenaga dalam di tanah air dengan menamakan perguruan mereka dengan nama-nama Islami seperti : Bunga Islam, al-Barokah, al-Hikmah, al-Ikhlas, Hikmatul Iman, PIH Silatul Mukmin, dll. Ini adalah penipuan yang nyata, sebab tidak pernah dalam sejarah bahwa perguruan-perguruan tersebut menjadi “bunga” bagi Islam, menambah keberkahan dan mewujudkan keikhlasan serta keimanan yang benar bagi penuntutnya. Bahkan fakta membuktikan bahwa seluruh perguruan tenaga dalam merupakan sarana dan fasilitas untuk menebarkan kesesatan, bid’ah, kesyirikan, sihir, mistik dll.
Ketiga : Dalam ilmu tenaga dalam terdapat pokok kesesatan dan kesyirikan yang sangat banyak sebagaimana yang telah disebutkan diaats secara global.
Keempat : Diantara dampak negative ilmu tenaga dalam adalah hilangnya rasa tawakal para penuntunnya kepada Allah. Sebab mereka merasa telah memiliki kekebalan dan kekuatan luar biasa yang bisa merobohkan musuh dari jarak jauh, sehingga ia merasa tidak butuh pertolongan siapapun.
Kelima : Diantara kaidah yang digunakan untuk membangkitkan tenaga dalam adalah meditasi yaitu tafakur atau semedi. Ini adalah metode yang bid’ah yang tidak ada landasannya dari al-Qur’an dan sunnah. Bahkan meditasi adalah komponen dari banyak agama, dan telah dipraktekkan sejak jaman dahulu yang dikenal dalam bahasa sansekerta dengan (dhyana). Meditasi dalam salah satu aliran Budha Mahayana dikenal dengan istilah zen. [3] Aktifitas ini merupakan usaha antara yang membawa kesadara menuju samadi.[4]
Intinya adalah aktifitas perenungan yang berusaha untuk menyatukan jiwa dengan Tuhan yang dikenal dalam dunia tasawuf dengan istilah Ittihaad yakni Allah bersatu dengan makhluk. Maha suci Allah dari keyakinan yang kufur ini. Tidak diragukan lagi bahwa konsep dan ajaran yang seperti ini bertentangan dengan aqidah Islamiyah.
Itulah sumber pengambilan ilmu tenaga dalam yang  diajarkan oleh perguruan ilmu tenaga dalam yang berkembang dewasa ini. Hal ini akan menimbulkan dampak negatif bagi penuntutnya dan praktek kesesatan yang mistis.
Adapun “meditasi” atau tafakur yang disyari’atkan adalah taffakur tentang makhluk ciptaan Allah yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah dan keagungan-Nya. Hal ini akan memotifasi seseorang untuk mengagungkan Allah dan melaksanakan perintahn-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang agama. Selain itu dalam tafakur tidak bolah ada prilaku bid’ah seperti menarik energi tertentu, konsentrasi pada titik diantara kedua mata (chakra ajna) untuk trawangan dll, semua itu adalah bentuk kesesatan.
Keenam : Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa orang-orang yang bergabung dalam perguruan tenaga dalam adalah orang-orang yang jauh dari pemahaman yang benar terhadap hakikat Islam dan tauhid. Jika ilmu tenaga Dalam itu adalah ilmu yang bermanfaat tentu orang-orang yang berpegang teguh dengan al-Qur’an dan loyal kepada Sunnah adalah orang-orang yang akan berada di barisan terdepan dalam mempelajarinya. Sebab agama memerintahkan kita untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat.




[1] Lihat : http:///id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_tenaga_dalam [2] Di yakini tenaga dalam dapat dipelajari oleh siapa saja bahkan orang kafir mampu menguasainya asal berlatih dengan keras. Jika pasukan Romawi sudah menguasai ilmu tersebut maka kita akan mendengar kisah adanya pasukan islam yang mental disapu energi tenaga dalam.
[3] TAMBAHAN DARI ADMIN :Ketika saya  dahulu memmpelajari Tenaga Dalam saya bertanya dengan sang guru,”tingkatan tertinggi tenaga dalam apa ?” Sang Guru menjawab “Meditasi”
[4] LIhat : http://id.wikipedia.org/wiki/Meditasi dan http://id.wikipedia.org/wiki/Zen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar