PRO- T- IN ISLAM

KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID

Rabu, 09 Januari 2013

KORBAN RUQYAH SYIRIK DUKUN GUNTUR BUMI

Awas, Banyak Dukun Berkedok Ustadz Berkeliaran Di Sekitar Kita

Ini adalah sebuah
Awas, Banyak Dukun Berkedok Ustadz Berkeliaran Di Sekitar Kita

Ini adalah sebuah pengalaman teman yang benar-benar terjadi pada seorang teman saya dari Kalimantan ketika berobat pada seorang ustadz di Jakarta :

** namanya cukup terkenal, apalagi setelah menikah dgn artis, sebut saja namanya ustadz Guntur Bumi.

Kejadiannya sekitar setahun yang lalu, berbekal informasi dari iklan di layar TV, maka kami sekeluarga (berlima termasuk ibu saya) berangkat ke Jakarta untuk menemani adik perempuan saya berobat.

Sehari setelah tiba di Jakarta, dgn menyewa mobil carteran, kami melacak alamat tsb, beruntung supir yang kami pakai cukup paham keadaan Jakarta, sehingga tidak terlalu sulit menuju lokasi yang dimaksud.

Singkat cerita, sampai lah kami di padepokan ustadz tsb, dua wanita penjaga meja pendaftar menyambut kami dgn ramah. Kecurigaan saya mulai muncul saat menanyakan tarif/biaya berobat, penerima pendaftaran tsb, tidak mau memberikan penjelasan yang transparan mengenai tarifnya, kami hanya disuruh membayar biaya pendaftaran sekitar Rp. 350.000,- dan urusan biaya berobat akan diberitahukan setelah terapi selesai dilakukan.

Setelah shalat dzuhur (tapi saya bertanya-tanya, koq kebanyakan pegawainya tidak bergegas untuk sholat juga ya ???) kami dipersilahkan untuk memasuki ruang terapi pengobatan, di ruangan tsb telah menunggu kami beberapa orang asisten ustad guntur bumi. (kalau tdk salah ingat 3 org laki2 dan 2 org wanita), kembali saya bertanya-tanya, koq wanita bercampur dgn laki2 ya ? namun pertanyaan tsb, saya tepis, oh mungkin mereka saudara kandung atau suami isteri yang tentu saja sdh menjadi muhrim.

Sebelum mereka melakukan pengobatan, sikap kehati-hatian saya kembali muncul, tarif/biaya pengobatan kembali saya pertanyakan, namun jawaban yg saya dapatkan tetap sama saat di meja pendaftaran tadi “Nanti mas setelah pengobatan selesai” Tapi saya tetap ngotot mengatakan bahwa kami perlu tranparansi biaya untuk menyesuaikan dgn kantong/kemampuan kami. Namun jawabannya tetap sama, akhirnya saya mengalah setelah kakak saya mencolek pinggang saya sebagai isyarat untuk mengikuti saja prosedur mereka.

Singkat cerita, pengobatan pun selesai, secarik kertas kami terima…. Alamakkkk saya terperanjat demi melihat angka-angka yg tertera di secarik kertas tsb, Rp. 9.900.000,- adalah harga yang harus kami bayar untuk pengobatan singkat tsb, modalnya haya 6 butir telur mentah yang entah bagaimana caranya didalam telur tersebut setelah dipecahkan terdapat rambut2 kaku) yang mereka diagnosis sebagai “hasil perbuatan” orang yang ingin mencelakai adik perempuan saya.

Saya ungkapkan keberatan dengan dalih bahwa kami tidak diberi penjelasan sebelumnya kalau harga yang ditetapkan akan semahal itu. Mereka lalu memberi alasan, karena penyakit adik saya sangat berat dan dilakukan oleh orang2 dari suku kalimantan yang sangat terkenal ilmu hitamnya. (ada-ada aja pikir saya, apakah kalau saya tdk jujur mengatakan bahwa kami dari kalimantan, mereka tetap mengatakan hal yg sama).

Tak kehabisan ide, saya beri mereka penjelasan lagi, bahwa meskipun kami dari kalimantan, belum tentu kami adalah orang kaya, namun mereka tetap bersikukuh bahwa biaya tsb harus segera kami bayar jika adik kami ingin sembuh. Bahkan trik saya berikutnya yang mencoba untuk “ngeles” dgn mengatakan kami cuma membawa uang 5 juta saat itu, namun mereka lebih cerdas lagi, dgn mengatakan sebaiknya ada salah seorang dari kami untuk mengambil uang di ATM untuk membayar sisanya. Na’uzubillah…ini benar2 praktek pemerasan menurut saya, jargon “menolong sesama” rupanya hanya isapan jempol belaka.##

Kisah di atas bukan khayalan, tapi curhat seorang teman yang terjadi pada diri keluarga beliau.

Waspada, BANYAK USTADZ palsu berkeliaran ...!
pengalaman teman yang benar-benar terjadi pada seorang teman saya dari Kalimantan ketika berobat pada seorang ustadz di Jakarta :

** namanya cukup terkenal, apalagi setelah menikah dgn artis, sebut saja namanya ustadz Guntur Bumi.

Kejadiannya sekitar setahun yang lalu, berbekal informasi dari iklan di layar TV, maka kami sekeluarga (berlima termasuk ibu saya) berangkat ke Jakarta untuk menemani adik perempuan saya berobat.

Sehari setelah tiba di Jakarta, dgn menyewa mobil carteran, kami melacak alamat tsb, beruntung supir yang kami pakai cukup paham keadaan Jakarta, sehingga tidak terlalu sulit menuju lokasi yang dimaksud.

Singkat cerita, sampai lah kami di padepokan ustadz tsb, dua wanita penjaga meja pendaftar menyambut kami dgn ramah. Kecurigaan saya mulai muncul saat menanyakan tarif/biaya berobat, penerima pendaftaran tsb, tidak mau memberikan penjelasan yang transparan mengenai tarifnya, kami hanya disuruh membayar biaya pendaftaran sekitar Rp. 350.000,- dan urusan biaya berobat akan diberitahukan setelah terapi selesai dilakukan.

Setelah shalat dzuhur (tapi saya bertanya-tanya, koq kebanyakan pegawainya tidak bergegas untuk sholat juga ya ???) kami dipersilahkan untuk memasuki ruang terapi pengobatan, di ruangan tsb telah menunggu kami beberapa orang asisten ustad guntur bumi. (kalau tdk salah ingat 3 org laki2 dan 2 org wanita), kembali saya bertanya-tanya, koq wanita bercampur dgn laki2 ya ? namun pertanyaan tsb, saya tepis, oh mungkin mereka saudara kandung atau suami isteri yang tentu saja sdh menjadi muhrim.

Sebelum mereka melakukan pengobatan, sikap kehati-hatian saya kembali muncul, tarif/biaya pengobatan kembali saya pertanyakan, namun jawaban yg saya dapatkan tetap sama saat di meja pendaftaran tadi “Nanti mas setelah pengobatan selesai” Tapi saya tetap ngotot mengatakan bahwa kami perlu tranparansi biaya untuk menyesuaikan dgn kantong/kemampuan kami. Namun jawabannya tetap sama, akhirnya saya mengalah setelah kakak saya mencolek pinggang saya sebagai isyarat untuk mengikuti saja prosedur mereka.

Singkat cerita, pengobatan pun selesai, secarik kertas kami terima…. Alamakkkk saya terperanjat demi melihat angka-angka yg tertera di secarik kertas tsb, Rp. 9.900.000,- adalah harga yang harus kami bayar untuk pengobatan singkat tsb, modalnya haya 6 butir telur mentah yang entah bagaimana caranya didalam telur tersebut setelah dipecahkan terdapat rambut2 kaku) yang mereka diagnosis sebagai “hasil perbuatan” orang yang ingin mencelakai adik perempuan saya.

Saya ungkapkan keberatan dengan dalih bahwa kami tidak diberi penjelasan sebelumnya kalau harga yang ditetapkan akan semahal itu. Mereka lalu memberi alasan, karena penyakit adik saya sangat berat dan dilakukan oleh orang2 dari suku kalimantan yang sangat terkenal ilmu hitamnya. (ada-ada aja pikir saya, apakah kalau saya tdk jujur mengatakan bahwa kami dari kalimantan, mereka tetap mengatakan hal yg sama).

Tak kehabisan ide, saya beri mereka penjelasan lagi, bahwa meskipun kami dari kalimantan, belum tentu kami adalah orang kaya, namun mereka tetap bersikukuh bahwa biaya tsb harus segera kami bayar jika adik kami ingin sembuh. Bahkan trik saya berikutnya yang mencoba untuk “ngeles” dgn mengatakan kami cuma membawa uang 5 juta saat itu, namun mereka lebih cerdas lagi, dgn mengatakan sebaiknya ada salah seorang dari kami untuk mengambil uang di ATM untuk membayar sisanya. Na’uzubillah…ini benar2 praktek pemerasan menurut saya, jargon “menolong sesama” rupanya hanya isapan jempol belaka.##

Kisah di atas bukan khayalan, tapi curhat seorang teman yang terjadi pada diri keluarga beliau.

Waspada, BANYAK USTADZ palsu berkeliaran ...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar