Sesungguhnya kematian adalah sesuatu yang pasti. Setiap yang bernyawa
harus merasakannya. Setiap yang tinggal di muka bumi harus mati. Tak
seorangpun bisa menghindar darinya. Allah Ta'ala berfirman : "Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran: 185)
Sedangkan kematian di jalan Allah atau terbunuh di dalamnya adalah
lebih baik, seandainya mereka tahu dan meyakininya, dari apa saja yang
mereka kumpulkan di dunia ini yang karenanya mereka meninggalkan jihad
disebabkan takut mati dan terbunuh. Allah ta'ala berfirman :
“Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah
ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan
yang mereka kumpulkan." (QS. Ali Imran: 157)
Imam Ibnu Katsir berkata : "Firman Allah ini mengandung makna bahwa
terbunuh di jalan Allah (jihad) dan juga meninggal (di dalamnya)
merupakan sarana mendapatkan rahmat Allah, ampunan dan keridhaan-Nya.
Dan itu lebih baik daripada tetap tinggal di dunia dan mengumpulkan
semua kemewahannya yang fana."
Maka anggapan orang munafik yang materialistik, bahwa gugur dan
meninggal di medan jihad merupakan keburukan. Dan karena kebenciannya
kepada Islam dan syariatnya sehingga ia senantiasa menunggu-nunggu hal
itu menimpa mujahidin. Maka Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk
membantah keyakinan mereka :
“Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan." (QS. Al-Taubah: 52)
Maksudnya satu dari dua kebaikan adalah kemenangan terhadap musuh dan
mendapatkan ganjaran duniawi dan ukhrawi, atau mendapatkan kesyahidan
yang merupakan derajat tertinggi dan kedudukan termulia makhluk di sisi
Allah.
Karena itu, gugur di medan jihad tidak perlu ditakutkan karena dia
bukan keburukan dan perbuatan tercela. Bahkan seharusnya diperebutkan
oleh orang-orang yang berlomba-lomba menuju Allah dan surga-Nya. Karena
dengannya Allah membeli kehidupannya yang pendek dan fana yang penuh
dengan sesuatu yang menjengkelkan, musibah dan sakit, dengan kehidupan
abadi yang kenikmatannya tak terputus dan tak lagi ada penderitaan dan
rasa sakit. Allah Ta'ala berfirman :
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan
harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada
jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi)
janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan
siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jualbeli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar." (QS. Al-Taubah: 111)
Allah mengabarkan tentang kondisi para syuhada', keutamaan dan
kemuliaan mereka, serta karunia dan kebaikan yang Allah berikan kepada
mereka :
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat
rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang
diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap
orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka,
'bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.' Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang
besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran: 169-171)
Para syuhada' tidaklah mati seperti yang mereka kira sehingga
kehilangan rizki dan kenikmatan hidup. Padahal hal inilah yang membuat
banyak orang khawatir, para pengecut takut berperang dan tidak rindu
syahid. Tapi mereka hidup mulia di sisi Allah Allah dengan mendapatkan
berbagai kenikmatan yang tidak akan diketahui nikmatnya kecuali oleh
yang merasakannya.
Allah menyempurnakan anugerah nikmat kepada mereka dengan
mengabungkan antara nikmat badan berupa rizki dengan nikmat hati dan ruh
dalam bentuk kebahagiaan terhadap karunia yang dianugerahkan kepada
mereka. Sehingga sempurnalah kenikmatan dan kebahagiaan mereka.
Bau Darah Orang Mati Syahid
Orang yang mati syahid merupakan manusia yang paling tinggi
kedudukannya. Pahala amalnya tetap mengalir sehingga ia dibangkitkan.
Bau darahnya sewangi kesturi.
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku
di tangan-Nya, tidaklah seseorang terluka di jalan Allah -dan Allah
lebih tahu siapa yang terluka di jalanNya- melainkan dia akan datang
pada hari kiamat dengan darah yang berwarna darah (merah) sedangkan
baunya seharum kesturi.” (HR. Bukhari)
Dr. Abdullah Azzam menyampaikan : “Subhanallah! Sungguh kita telah
menyaksikan hal ini pada kebanyakan orang yang mati syahid. Bau darahnya
seperti aroma misk (minyak kasturi). Dan sungguh di sakuku ada sepucuk
surat-diatasnya ada tetesan darah Abdul wahid (Al Syahid, insya Allah)-
dan telah tinggal selama 2 bulan, sedangkan baunya wangi seperti
kesturi.” (Kado Istimewa Untuk Sang Mujahid, karya Syaikh Dr. Abdullah
Azzam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar