PRO- T- IN ISLAM

KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID

Senin, 07 Januari 2013

Gugur Pada Jalan Jihad Itu Lebih Baik

Sesungguhnya kematian adalah sesuatu yang pasti. Setiap yang bernyawa harus merasakannya. Setiap yang tinggal di muka bumi harus mati. Tak seorangpun bisa menghindar darinya. Allah Ta'ala berfirman : "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran: 185)

Sedangkan kematian di jalan Allah atau terbunuh di dalamnya adalah lebih baik, seandainya mereka tahu dan meyakininya, dari apa saja yang mereka kumpulkan di dunia ini yang karenanya mereka meninggalkan jihad disebabkan takut mati dan terbunuh. Allah ta'ala berfirman :

“Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan." (QS. Ali Imran: 157)

Imam Ibnu Katsir berkata : "Firman Allah ini mengandung makna bahwa terbunuh di jalan Allah (jihad) dan juga meninggal (di dalamnya) merupakan sarana mendapatkan rahmat Allah, ampunan dan keridhaan-Nya. Dan itu lebih baik daripada tetap tinggal di dunia dan mengumpulkan semua kemewahannya yang fana."

Maka anggapan orang munafik yang materialistik, bahwa gugur dan meninggal di medan jihad merupakan keburukan. Dan karena kebenciannya kepada Islam dan syariatnya sehingga ia senantiasa menunggu-nunggu hal itu menimpa mujahidin. Maka Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk membantah keyakinan mereka :

“Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan." (QS. Al-Taubah: 52)

Maksudnya satu dari dua kebaikan adalah kemenangan terhadap musuh dan mendapatkan ganjaran duniawi dan ukhrawi, atau mendapatkan kesyahidan yang merupakan derajat tertinggi dan kedudukan termulia makhluk di sisi Allah.

Karena itu, gugur di medan jihad tidak perlu ditakutkan karena dia bukan keburukan dan perbuatan tercela. Bahkan seharusnya diperebutkan oleh orang-orang yang berlomba-lomba menuju Allah dan surga-Nya. Karena dengannya Allah membeli kehidupannya yang pendek dan fana yang penuh dengan sesuatu yang menjengkelkan, musibah dan sakit, dengan kehidupan abadi yang kenikmatannya tak terputus dan tak lagi ada penderitaan dan rasa sakit. Allah Ta'ala berfirman :

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jualbeli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. Al-Taubah: 111)

Allah mengabarkan tentang kondisi para syuhada', keutamaan dan kemuliaan mereka, serta karunia dan kebaikan yang Allah berikan kepada mereka :

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, 'bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.' Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran: 169-171)

Para syuhada' tidaklah mati seperti yang mereka kira sehingga kehilangan rizki dan kenikmatan hidup. Padahal hal inilah yang membuat banyak orang khawatir, para pengecut takut berperang dan tidak rindu syahid. Tapi mereka hidup mulia di sisi Allah Allah dengan mendapatkan berbagai kenikmatan yang tidak akan diketahui nikmatnya kecuali oleh yang merasakannya.

Allah menyempurnakan anugerah nikmat kepada mereka dengan mengabungkan antara nikmat badan berupa rizki dengan nikmat hati dan ruh dalam bentuk kebahagiaan terhadap karunia yang dianugerahkan kepada mereka. Sehingga sempurnalah kenikmatan dan kebahagiaan mereka.

Bau Darah Orang Mati Syahid

Orang yang mati syahid merupakan manusia yang paling tinggi kedudukannya. Pahala amalnya tetap mengalir sehingga ia dibangkitkan. Bau darahnya sewangi kesturi.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah seseorang terluka di jalan Allah -dan Allah lebih tahu siapa yang terluka di jalanNya- melainkan dia akan datang pada hari kiamat dengan darah yang berwarna darah (merah) sedangkan baunya seharum kesturi.” (HR. Bukhari)

Dr. Abdullah Azzam menyampaikan : “Subhanallah! Sungguh kita telah menyaksikan hal ini pada kebanyakan orang yang mati syahid. Bau darahnya seperti aroma misk (minyak kasturi). Dan sungguh di sakuku ada sepucuk surat-diatasnya ada tetesan darah Abdul wahid (Al Syahid, insya Allah)- dan telah tinggal selama 2 bulan, sedangkan baunya wangi seperti kesturi.” (Kado Istimewa Untuk Sang Mujahid, karya Syaikh Dr. Abdullah Azzam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar