Oleh : Al-Ustadz Urwah El-Qudsy Rahimahullah
Sesungguhnya sikap sinis dan tuduhan-tuduhan serta fitnah-fitnah yang
kalian lancarkan terhadap mujahidin itu tidak sama sekali dapat
memadhorotkan jihad dan mujahidin. Bahkan Allah akan mendatangkan para
pembelanya untuk berdiri di kalangan mujahidin. Karena Allah berfirman:
“Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. At Taubah: 39)
“Dan jika kalian berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini”. (QS. Muhammad: 38)
Sesungguhnya penggembosan dan cercaan yang kalian lakukan terhadap
mujahidin hari ini tidak akan mengundur kemenangan mujahidin. Juga tidak
dapat mengajukan kekalahan mujahidin sedikit pun. Karena Rosulullah
shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ
بِشَيْئٍ لمَ ْيَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ.
وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ لَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْئٍ إِلاَّ
بِشَيْئ ٍقَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ. رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ
الصُّحُفُ
“Ketahuilah bahwa seandainya seluruh ummat ini berkumpul untuk
memberikan sesuatu yang bermanfaat bagimu, maka mereka tidak akan bisa
memberimu manfaat kecuali sesuatu yang telah ditetapkan Allah kepadamu.
dan seandainya seluruh ummat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang
merugikan kamu, maka mereka tidak akan bisa merugikanmu kecuali dengan
sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah terhadapmu. Pena-pena telah
diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering tintanya”. (HR. Tirmidzi).
Wahai para pembela mujahidin….. wahai para pendukung
mujahidin ….. wahai orang-orang yang ingin berjihad bergabung dengan
para mujahidin …..
Teguhkanlah hatimu, kuatkanlah azammu, tak usah kau hiraukan suara
penggembos dan pencacat. Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap
berlalu.
Manusia itu akan berkumpul sesuai dengan kecondongan hati dan
imannya. Jika hatinya cinta kepada jihad dan mujahidin maka ia pasti
akan dapat berjihad dan bertemu dengan mujahidin. Jika tidak dapat
bertemu di dunia pasti bertemu di Jannah kelak. Jika hatinya benci
kepada jihad dan mujahidin, maka ia akan dijauhkan dari jihad dan
mujahidin dan akan dikumpulkan bersama para Qo’idun, Mukhodzilun dan
Murjifun.
Kumpulan kambing akan berkumpul dengan kambing. Kumpulan singa akan
berkumpul dengan singa. Tidak mungkin kambing dapat berkumpul dalam
kumpulan singa. Itu mustahil….. itu ajaib …..
Ingatlah wahai saudaraku para pembela mujahidin, para pendukung
mujahidin ….. Bahwa sekarang banyak para ustadz dan ulama, dan atau para
pemimpin yang dengan menggunakan nama besarnya karena ia pernah
berjihad di Afghanistan, Philipina, Ambon dan Poso, ia menyihir para
pengukitnya untuk tidak berjihad. Ia bersikap bak seoarang mujahid dan
pendukung jihad, akan tetapi di belakang ia tusuk para mujahidin dengan
mulut berbisanya yang mematikan.
Dengan menggunakan kebesaran namanya di tengah-tengah pengikutnya ia
pojokkan mujahidin, ia cela mujahidin, walau pun dalam kata-katanya ia
sering mengatakan: “Kita tidak boleh mencela mereka, dan jika mereka datang meminta bantuan maka kita bantu”. Walau pun kenyataannya bohong belaka.
Para ustadz, ulama dan pemimpin seperti ini tidak ubahnya seperti PELAWAK,
yang kerjanya menyenangkan orang yang menontonnya. Di depan para
mujahidin ia akan mengatakan bahwa dia membela, mencintai dan mendukung
mujahidin. Bahkan dia merasa bagian dari mujahidin. Namun ketika bertemu
dengan orang-orang yang tidak setuju dengan jihad dan mujahidin maka ia
berceloteh yang difahami oleh orang-orang yang tidak senang dengan
jihad itu bahwa “Para mujahidin itu bukan orang-orang yang disiplin, isti’jal, tidak sabar, dan lain sebagainya”.
Dengan menggunakan tingginya jabatan dan banyaknya pengikut ia katakan: “Tidak mungkin di dalam suatu wilayah terdapat dua Tandzim Jihad, dan “Jihad itu harus melalui Tandzim yang terpimpin”.
Ia maksudkan bahwa tandzim jihad selain tandzimnya adalah menjadi
pelemah tandzim jihad yang sudah ada. Padahal jika kita teliti, sungguh
perkataan ini tidak ada sama sekali didukung oleh nash syar’ie dan
waqi’.
Jika perkataan ustadz ini benar, maka tidak mungkin di Afghanistan
terdapat tandzim-tandzim jihad selain Tholiban. Tidak akan mungkin ada
tholiban dan Al Qoidah di dalam satu wilayah. Sesungguhnya
tandzim-tandzim jihad yang ada hanyalah menjadi sarana memudahkan di
dalam mengkoordinasi mujahidin dan program jihad. Di lapangan mereka
saling Mu’awanah dan Munashoroh. Sebagaimana Tholiban memberikan bantuan
dan pertolongannya kepada Al Qoidah. Jika di Afghanistan menerapkan
faham ustadz yang mengatakan: “Tidak mungkin di dalam suatu wilayah terdapat dua Tandzim Jihad”, niscaya Tholiban memaksa Al Qo’idah untuk melebur ke dalam satu tandzim, yaitu Imaroh Islamiyah Tholiban.
Walau pun demikian, al-Qo’idah hormat dan setia terhadap Imaroh
Islamiyah Thaliban. Namun secara administratif dan koordinasi di
lapangan mereka berjalan sendiri-sendiri sesuai protap tandzim. Dan
terjalin hubungan baik di lapangan antar kedua tandzim ini. Mereka
saling Mu’awanah dan Munashoroh. Tidak saling menyalahkan dan
melemahkan.
Jika Tholiban berfikiran bahwa “Gara-gara usamah menyerang WTC, dengan itu Afghanistan diserang Amerika”.
Niscaya Syekh Mulla Umar hafidzohullah tidak mungkin menerima syekh
Usamah bin Ladin dan para pengikutnya di Afghanisnistan. Namun syekh
Mulla Umar sadar bahwa Amerika menyerang Afghanistan bukan karena ada
Usamah, akan tetapi karena Islam.
Andai para ustadz dan pemimpin jama’ah di negeri ini sadar, bahwa
Pemerintah murtad ini mengejar, menangkap, memenjara dan membunuh para
mujahidin adalah bukan karena ada Bom Bali, dan aksi Bom-Bom lainnya.
Akan tetapi karena Islam yang dibela, kehormatan kaum muslimin yang
dibela. Niscaya tidak akan pernah keluar kata-kata cacian dan cemoohan
terhadap mujahidin.
Namun jika masih tetap ada yang menggembosi, mencemooh, mencacat dan mencela. Maka saya sampaikan firman Allah Ta’ala:
“Katakanlah: “Tidak ada yang kalian tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan[1].
Dan kami menunggu-nunggu bagi kalian bahwa Allah akan menimpakan
kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu tunggulah,
Sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu.” (QS. At Taubah: 52).
Kita buktikan kelak siapa yang benar di antara kita. Jika kita
sama-sama ikhlas di dalam berjuang untuk Iqomatud Dien maka pasti kita
akan bertemu dan bersatu. Walau pun untuk kali ini kita tidak bisa
bersatu. Namun jika memang ada niatan jahat dan hasad di dalam dada,
maka sesungguhnya Amal kita yang akan menjawab semuanya.
Ikhwah fillah …..
Sudah wajar kebaikan itu akan dicela dan dicerca. Rosulullah
shollallahu ‘alaihi wasallam pun tidak kelewatan di cela dan dihina.
Sejak beliau menerangkan dakwah Tauhid, maka beliau dianggap Tukang
Sihir yang gila, dikatakan pemecah belah. Dls
Sekarang ketika kita mentahridh (mengobarkan semangat) jihad kaum
muslimin kita dikatakan Provokator, Penggrogot, Teroris, dls. Maka jika
karena kita mengobarkan semangat berjihad kita dikatakan provokator, dan
jika kita berjihad dikatakan Teroris, maka katakanlah bahwa “Kita adalah Teroris”. Karena Allah Ta’ala berfirman:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan / menteror musuh Allah dan
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan
Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan)”. (QS. Al Anfal: 60).
Ikhwah fillah …..
Hendaknya kita yakin dengan janji dan pertolongan Allah, jika memang
apa yang kita lakukan ini benar. Walau pun para Mukhodzilun menggembosi.
Walau pun para Murjifun mencaci maki.
Kita akan bersabar dan akan tetap berjalan di atas jalan ini, walau
pun tubuh kita terkoyak, walau pun raga kita tercabik-cabik. Kita hanya
bisa berharap kepada Allah
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلِ
Demikian sesingkat Risalah dan Nida’at yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat buat kita semua. Amien
Tidak ada niat saya kecuali hanya kebaikan. Dan tidak ada yang dapat memberikan Taufiq kecuali hanya Allah.
[1] . yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid
(Dikutip dari Risalah dan Nidaat beliau, sesaat sebelum beliau menemui kesyahidannya -menurut perkiraan kami- bersama Ustadz Abu Muawwidz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar