وَ كَأَيّن مَِنْ نَبِي قََاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّو ن كَثِير فما وَهَنوا لِمَا أصَابَهُم في سبيل الله و ما ضعفوا و ما استكانوا و الله يحب الصابرين
“Dan berapa banyak Nabi bersama kawanan setia berperang, mereka tidak sedih atas apa yang menimpa mereka di jalan Allah dan tidak pula lemah serta menyerah” (Qs Ali Imron 146).
Pergolakan anatara yang haq dan yang bathil adalah sunnatullah
Allah telah mengadakan sesuatu di dunia ini secara berpasangan. Ada yang saling melengkapi, membutuhkan, berlwanan dan bergesekan. Allah Ta’ala menciptakan pria dan wanita, malam dan siang, air dan api, panas dan dingin. Semuanya berpasanngan. Begitu juga dengan Al-Haq dan Al-Bathil. Kedua unsur ini saling bertolak belakang dan akan saling bergesekan sampai kapan pun. Para pengemban kedua pun senantiasa berada pada alur yang sama dengan apa yang diemban. Bertabrakan dan bergesekan. Karena kedua memiliki unsur asasi yang berbeda dan saling bertolak belakang ibarat kutub utara dan selatan. Jika salah satu bisa menyatu dengan lain, dapat dipastikan bahwa unsur dari keduanya telah luntur hingga bisa melebur. Syaithan adalah gembong dari pengemban panji kebathilan bersama pengikutnya, sedangkan para Rasul adalah pengemban panji Al haq berserta pengikutnya. Para Rasul ‘alaihimussalam diperinthakan untuk menegakkan kebenaran dimuka bumi ini dengan menyembah Allah semata, tunduk dibawah titah Nya seutuhnya. Sedangkan Syaithan berusaha merobohkan Al haq agar orang mempersekutan Allah ‘Azza wa jalla dengan segala bentuk dan cara. Allah Ta’ala berfirman :
“Dan demikianlah kami jadikan musuh bagi setiap Nabi, dari kalangan jin dan manusia yang sebagian mereka membisikkan perkataan yang sia-sia ” (QS Al An’am 112)
“Dari Saburah bin Abi Fakih berkata aku mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “seungguhnya syaithan menghalang-halangi jalan masuk Islam seraya berkata, kamu masuk Islam lalu meninggalkan agamamu dan agama bapak juga kakakemu, maka ia mengabaikannya dan masuk Islam, kemudian syaithan menghalang-halangi di jalan hijrah seraya berkata, kamu hijrah lalu meninggalkan kampungmu , perumpamaan hijrah seperti penunggang kuda sepanjang masa, lalu dia mengabaikanya dan berhijrah, kemudian ia menghalang-halangi di jalan jihad seraya berkata kamu melawan keinginan dan mengorbankan hartamu, kemudian kamu berperang lalu mati hingga istrimu dinikahi lagi dan hartamu dibagi-bagikan. Maka ia abaikan lalu berjihad. Rasulullah shollallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berkata , maka barangsiapa diantara kalian yang melakukan demikian kemudian ia mati atau terbunuh, tenggelam, jatuh dari kendaraan, maka Allah berkewajiban memasukannya ke surga” (HR Muslim).
Beginilah jalan yang ditempuh para Rasul
Pergesekan itu akan senantiasa didapati dalam berbagai bentuknya. Baik cara yang halus hingga cara yang ekstrem yaitu perang. Membela yang haq meninggikan kalimatullah. Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka ia di jalan Allah” (HR Muslim)
Namun sekarang meninggikan kalimat Allah, membela agama Allah adalah sesuatu yang tabu sehingga mereka menjahukan sensitifitas agama ini dari hati kaum mukminin. Sedangkan mereka yang menabuh genderang perang lalu mengangkat panji selain Dinullah maka itu bukan fisabilillah. Komunisme, nasionalisme, sosialisme dan paham-paham yang lain, mereka bersusah payah untuk menegakkannnya, bahkan sampai perang pun mereka lakukan agar bisa menegakkan prinsip mereka. Padahal itu adalah fi sabilisysyaithan karena bukan Lillahi Ta’ala. Hal semacam ini merupakan tabi’at dari Dinullah/Dinul haq yang bertentangan dengan bathil.
“Biarkan (mereka berkata demikian), kami akan kuasakan yang Haq di atas bathil” (QS Al Anbiya’ 18)
Maka ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengalami kekalahan dan pukulan berat pada perang Uhud, para sahabat merasa sedih dan terpukul bahkan mereka menganggap bahwa tidak ada hari lagi setelah itu karena Rasulullah telah dikabarkan terbunuh. Pukulan yang berat. Tapi Allah memahamkan mereka tentang kaum sebelum mereka, yang berjuang bersama Nabi mereka. Melewati ujian yang berat, Meskipun Nabi mereka terbunuh namun perjuangan tetap berlanjut. Allah Ta’ala berfirman :
“Dan berapa banyak Nabi bersama kawanan setia berperang, mereka tidak sedih atas apa yang menimpa mereka di jalan Allah (Nabi mereka terbunuh) dan tidak pula lemah serta menyerah” (QS Ali ‘Imron : 146)
Jihad, pertarungan sepanjang masa meninggikan kalimat Allah
Ayat di atas cukup memeberikan kita gambaran tentang jalan yang ditempuh para Nabi. Dan jalan itu terus akan dilewati oleh generasi yang teguh di atas prinsip para Rasul. Jalan berduri yang panjang menuju surga Allah.
“apakah kalian mengira akan masuk surgasedangkan Allah belum tau siapa diantara kalian yang berjihad dan yang sabar” (QS Al i‘Imran 142)
Semua akan terus berlangsung hingga panji kalimat Allah berkibar, Dinullah tegak dan Islam memimpin menyebarkan rahmat keseluruh alam.
“Dan perangilah mereka di jalan Allah hingga tidak ada lagi fitnah (kekufuran dan kezaliman) dan din (kepatuhan) ini hanya untuk Allah ” (QS Al Anfal 39)
Berapa banyak peperangan yang dilewati oleh Rasulullah SAW dan para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim untuk menegakkan kalimat Allah, namun mereka tetap tegar meskipun terkadang angin memiringkan ranting keimanan mereka. Karena mereka paham bahwa orang kafir tak akan henti-hentinya membuat makar untuk memerangi Islam.
“Yahudi dan Nashrani tidak akan pernah ridha hingga kalian mengikuti millah mereka” (Qs Al-Baqoroh 120).
...jika ada yang mengatakan bahwa yang Haq akan bersatu dengan bathil berarti dia telah mengingkari sunnatullah yang berlaku dalam kitabullah...
Maka, jika ada yang mengatakan bahwa yang haq akan bersatu dengan bathil berarti dia telah mengingkari sunnatullah yang berlaku dalam kitabullah. Hal ini telah dijelaskan dalam Riwayat dari Salamah Bin Nufail Al Kindy, beliau berkata, : ketika kami duduk disisi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tiba-tiba datang seorang kepada beliau lalu berkata, : “ Wahai Rasulallah, kuda perang telah ditambatkan, senjata telah ditaruh dan orang - orang mengira sudah tidak ada perang, perang telah usai ” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menimpali, : “ mereka telah berdusta, sekarang lah waktu perang tiba, sesungguhnya akan senantiasa ada segolongan dari ummatku yang bereperang fie sabilillah, tidak membahayakan bagi mereka orang yang menyelisihi mereka, Allah membelokkan hati suatu kaum lalu memeberi rezki mereka ( kelompok yang dijanjikan ) dari kaum tersebut hingga datang hari kiamat. Dan perang tak akan usai hingga keluar Ya’juj dan Ma’juj ( kiamat ). ” ( Hadits Riwayat. An - Nasa’i ).
Oleh karena itu, bagi seorang muslim hendaklah ia melihat jalan para Rasul dan pengikutnya, mengambil I’tibar dan melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW dengan jihad fisabilillah.
Top of Form
Unlike · · Follow Post · 10 minutes ago
- You and 3 others like this.
" PROVOKATOR JIHAD "
Allah Subhanahu Wa Ta 'ala Katakan, : " Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat Para Mukminin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu. Allah Amatlah besar Kekuatan dan Amat keras siksaan-Nya”. ( An-Nisa : 84 )
JADI BUKAN JASUS YANG HARUS DITAKUTIN ALLAH. INSYA ALLAH. SI JASUS INI AKAN MENEMUI KEHINANANNYA DI DUNIA DAN AKHERAT.DAN INGATLAH BAHWA TIPU DAYA MUSUH ITU LEMAH.DISINI LATIHAN KEBERANIAN MENGATASI KEDURJANAANNYA KAUM DAJJAL LA'NATULLOH 'ALAIHIM.
Kita Adalah Ummat Mukmin Yang Tidak Akan Gentar Dengan Syahidnya Pahlawan Atau Tertangkapnya Orang - Orang Yang Merdeka, Maka Rahimnya Akan Senantiasa Subur, Yang Setiap Detik Akan Melahirkan Pahlawan Dan Komandan Yang Gagah Berani. Pada Waktu Perang Mu’tah Ja’far Mati Syahid Dan Terpotong Kedua Tangannya Untuk Mempertahankan Bendera Yang Kemudian Diambil Oleh Zaid, Lalu Zaid Pun Mati Syahid Kemudian Diambil Oleh Ibnu Rowahah Maka Beliau Pun Mati Syahid, Lalu Diangkat Oleh Kholid. Alangkah Indahnya Perkataan Orang Yang Mengatakan, : “ Walaupun Usamah Bin Ladin Telah Terbunuh Namun Mentari Jihad Tidak Akan Pernah Padam “.
Kami Ingin Para Khotib Hadir Di Medan Perang, Dan Para Ahli Sya’ir Hadir Di Medan Perang, Lalu Dimanakah Hasan Dan Tholhah ? Padahal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Telah Bersabda :
لصوت أبي طلحة في الجيش أحب إلى من ألف رجل
“ Sungguh Suara Abu Tholhah Yang Berkumandang Di Tengah - Tengah Pasukan Itu Lebih Aku Sukai Dari Pada Seribu Lelaki “. Kami Menghendaki Hadirnya Para Khotib Yang Fakih Di Medan Perang, Yaitu Orang - Orang Yang Dapat Melemahkan Kepahlawanan Musuh, Dan Dapat Menyalakan Bara Api Dan Semangat Ummat, Dapat Menyalakan Ghiroh Dan Pengorbanan Ummat, Sebagaimana Juga Kami Menghendakinya Kepada Para Ahli Sya’ir Yang Fasih, Yaitu Orang - Orang Yang Dapat Menyalakan Bara Api Semangat Dan Dapat Mengobarkan Kehebatannya. Maka Mereka Dapat Menggertak Kebesaran Orang Kafir Dan Dapat Menimbulkan Ketakutan Di Dalam Hati Orang Kafir. Aduhai Seandainya Ummat Ini Mau Berjihad Semuanya…….!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar