PRO- T- IN ISLAM

KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID

Selasa, 08 Januari 2013

KESAKSIAN KYAI M. SADAT ISMAIL. “Uji Coba Sihir dengan menggunakan Hizib”

Pengantar Admin :
Kesaksian ini saya kutip langsung dari tulisan Kyai M. Sadat Ismail dalam bukunya yang berjudul “The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan“. Penerbit mediacita. Hal 103-111. Kyai M. Sadat Ismail adalah alumnus Aqidah-Filsafat IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.  Kyai M. Sadat Ismail pernah mondok dipesantren ‘Al-Munawir’ Krapyak Yogyakarta, dan sempat juga mondok di Pondok ‘Sirajul Muchlasin’ Payaman Magelang. Kyai M. Sadat Ismail telah khusus menulis buku yang berjudul “The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan. Untuk membongkar kedok pesantren-pesantren yang mempunyai Kyai yang merangkap tukang sihir yang mengajarkan atau melakukan ilmu sihir melalui media wirid, jimat atau Hizib yang bid’ah lagi syirik.

BERIKUT INI KESAKSIANNYA :
Suatu ketika di pagi buta, seseorang datang kepada “seorang tua” (Peruqyah) yang terkenal biasa menolong orang. Orang itu tampak kuyu. Wajahnya mengekpresikan suatu kegelisahan dan kekhawatiran. Ekspresi wajahnya menunjukkan perasaan yang tiada menentu. Seperti dikejar-kejar waktu, dia langsung menyampaikan maksud kedatangannya kepada orang tua itu. Anak laki-lakinya yang pendiam dan tidak pernah macam-macam, tiba-tiba matanya blingsatan, ngoceh tidak karuan, dan tampak mengkhawatirkan. Wajar saja jika orang tuanya kebingungan. Lalu anak itu dibawa serta. Orang tua itu memberinya segelas air (yang sudah dibacakan ruqyah) dan diminumkanya. Tidak lama kemudian tampak perubahan di wajahnya, kembali normal sedia kala.
Setelah menenangkan diri dan termenung selama beberapa lama, tanpa diminta, anak itu pun bercerita mengenai apa yang terjadi, apa yang di alami. Sejenak terdiam, lalu anak itu membuka pembicaraan mulai menceritakan :
Tadi malam saya ikut yasinan, seusai yasinan saya tidak langsung pulang, tapi ngobrol-nobrol dulu dengan beberapa orang teman. Tidak lama kemudian sang tuan rumah menyuguhkan kegelas air minum, air putih. Setelah sekian lama asyik ngobrol sang tuan rumah mempersihakan” silahkan minum”
Tanpa curiga apapun, air putih itu saya minum. Namun entah mengapa tidak lama setelah meminum air itu, tiba-tiba saya pusing. Kepala saya terasa berat, akhirnya saya tidak kuat dan dalam keadaan setengah sadar saya terkapar diatas tikar. Dalam keadaan setengah sadar itu saya sempat mendengar salah seorang diantara mereka berkata sembari menunjuk kearahku,”lihat saja, sebentar lagi dia gila!”. Meskipun semua tampak remang-remang, karena mataku berkunang-kunang dan setengah terpejam. Tapi saya sempat memperhatikan mereka orang per orang dan saya tahu siapa yang mengucapkan kata-kata itu. Barangkali “orang ini” dan semua orang yang ada ditempat itu mengira diriku sudah tidak sadarkan diri sama sekal, sehingga mereka beranggapan bahwa saya sudah tidak mendengar apa-apa. Sungguh saya mendengar ucapan itu! Setelah terkapar selama beberapa lama, saya pun masih ingat ingin pulang. Dengan agak susah payah, saya berusaha bangkit dan melangkah menuju rumah. Jarak dari rumah tetanggaku yang menjadi tempat yasinan itu tidak seberapa jauh, hanya sekitar seratusan meter dan jalan menuju rumahku pun terang karena ada lampu penerangan jalan. Anehnya malam itu terasa jauh dan sekelilingku tampak gelap. Dengan terhuyung-huyung mungkin seperti orang yang sedang mabuk, saya hampir tidak ingat rumahku sendiri. Setalah berusaha keras  mengingat-ingat, akhirnya sampai juga kerumah.
Setelah diselidiki, ternyata anak ini sedang diadikan kelinci percobaan. Air yang  dia minum rupanya” sihir”. Setelah melalui berbagi tahapan dan latihan-latihan, sihir biasanya “diuji cobakan”. Jika yang ditempuh jalur wirid atau hizib (, orang yang sedang mempelajari sihir harus melanggengkan wirid tersebut selama jangka waktu tertentu dan dalam hitungan atau jumlah tertentu. Misal setiap hari harus dibaca sebanyak 40 kali/100 kali selama sebulan/ dua bulan. Ada pula yang harus melalui puasa selama beberapa hari, dan setiap malam harus membaca wirid dalam jumlah atau hitungan tertentu. Seperti inilah bentuk latihan seseorang yang ingin menguasai ilmu sihir melalui jalur wirid . Setelah jumlah atau hitungan wirid dan jangka waktu yang telah ditentukan terpenuhi, orang yang sedang berusaha menguasai ilmu sihir ini selalu ingin meyakinkan apakah latihannya sudah berhasil atau belum. Oleh karena itu dia perlu melakukan uji coba. Uji coba yang dilakukan terhadap anak ini jika kita cermati sunguh suatu tindakan yang keji. Sebab anak ini jika tidak segera tertolong akan terampas kebebasan dan kemerdekaannya sebagai manusia, bahkan kehormatan dan jiwanya terancam juga.
Ucapan yang sempat didengar oleh “si korban” lihat saja sebentar lagi dia gila” Sungguh merupakan sebuah fakta yang tak terbantahkan. Pengakuan langsung dari seorang pelaku tindak kejahatan. Ucapan tersebut sekaligus membuktikan kebenaran pernyataan Allah dalam Al_Qur’an berkaitan dengan kejahatan sihir ini bahwa :
Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: “Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya” Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya). (QS. Yunus 81-82)
Dalam suatu “uji coba” sihir, sebagai upaya untuk lebih meyakinkan, umumnya orang yang memiliki keahlian sihir ini cenderung ingin memamerkannya, khususnya ketika berada ditengah-tengah kelompoknya atau orang-orang yang dipandang sepaham dengannya, atau mereka yang mudah takjub terhadap sesuatu yang aneh atau sesuatu yang dianggap luar biasa.
Anak yang menjadi “kelinci percobaan” itu tampaknya masih dijaga Allah sehingga dapat segera dapat segera menyadari dan cepat tertolong. Jika sihir hizib itu tidak segera diketahui dan sampai tertanam lama didalam tubuhnya, entah apa jadinya. Sebab semakin lama “racun” sihir tertanam di dalam tubuh, akan semakin kuat reaksi dan pengaruhnya. Dengan demikian semakin susah untuk diobati.
Dilihat dari akhibat yang ditimbulkan, sihir tersebut tampaknya dimaksudkan untuk menjadikan korban hilang ingatan. Artinya otaklah yang menjadi sasarannya. Otak merupakan organ fital manusia. Dari sinilah seluruh aktifitas kehidupan manusia dikendalikan. Atau secara sederhana, otak ini merupakan pusat pengendali seluruh kerja syaraf dan organ tubuh manusia. Jika otak sampai rusak maka rusak jugalah seluruh aktifitas tubuh manusia. Seluruh alat indra serta alat perasa tidak bekerja secara semestinya. Seluruh gerak dan bicaranya tidak terkendali, begitu juga dengan emosi. Jika hal ini sampai terjadi maka kenormalanya hilang sama sekali dan orang menyebutnya gila.
Sesungguhnya dalam dunia wirid terdapat sebuah hizib yang disebut Hizib Sakron. Kata sakron berasal dari bahasa Arab yang berarti mabuk, artinya Hizib ini ketika diwirid selama jangka waktu tertentu dan dalam hitungan dan jumlah tertentu dapat menjadikan sasaran atau si korban mabuk atau hilang ingatan. Konon “kemabukan” ini bisa juga ‘ditembakkan’ kepada dua orang yang berbeda jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Ketika keduanya sama-sama mabuk. Si laki-laki akan mabuk pada si permpuan, begitu juga sebaliknya siperempuan akan mabuk pada si laki-laki. Kemabukan ini sama-sama tidak mampu untuk menahan diri. Maka kemungkinan besar kedanya secara tidak sadar akan melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma susila maupun norma-norma agama. [1]
“Ada sihir yang dapat membuat korbannya sakit parah bahkan meninggal dunia sihir ini dikalangan Kyai dukun bisa menggunakan hizib nashr”. Ada juga sihir yang mempu menjadikan korbannya menderita kanker otak. Sihir ini dikalangan santri biasa disebut dengan amalan Hizib Namruz atau sihir Namruz, setidak-tidaknya begitulah penuturan seorang santri yang pernah beguru kepada seorang kyai yang memiliki perbendaharaan ilmu sihir. Entah disadari atau tidak, seseorang yang memiliki ilmu sihir ini sejatinya telah menyiapkan diri untuk menjadi penyihir, meski dia bergelar kyai. Ada lagi sebuah hizib yang memiliki kegunaan yang tidak kalah jahadnya, yang biasa disebut dengan Hizib bal’am atau Hizib la’nat. Sesuai dengan namanya, hizib ini konon merupakan warisan Bal’am.
Kisah Bal’am diabadikan dalam al-Qur’an sebagai pengingat bahwa ketinggian ilmu atau pun kesaktian tidak menjadi jamiman bahwa seseorang dapat salamat dunia akhirat, akan tetapi sebaliknya justru bisa menjadi sebab laknat yang dapat mengantarkan pada kehancuran dan kesengsaraan dunia akhirat.
Menurut sebagian riwayat nama yang dimaksud adalah Umayah bin Ash-Shalt, diabadikan dalam Al-Qur’an. Ada baiknya kita kutip ayat yang berkisah tentang ulama Yahudi ini :
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” (Q.S. Al-A’raf:175)
“Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (Q.S. Al-A’raf:176)
Dalam ayat selanjutnya, Allah memberikan ancaman-Nya terhadap orang-orang yang “sealiran” dengan Bal’am yaitu para Kyai yang mengajarkan hizib untuk ilmu sihir terutama untuk menyakiti seseorang dengan sihirnya, yang berani mendustakan ayat-ayat-Nya, sebagaimana halnya yang dilakukan oleh seorang imam ulama Yahudi ini :
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, nanti kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (Q.S. Al-A’raf:182)
“Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (Q.S. Al-A’raf:183)[2]
IBROH YANG DIDAPAT DARI KESAKSIAN KYAI M. SADAT ISMAIL
1. Ciri amalan sihir dengan menggunakan hizib ialah punya amalan yang dibaca dengan bilangan tertentu, puasa dengan waktu tertentu,
2. Seorang Kyai bisa menjadi seorang tukang sihir dengan mengamalkan hizib tertentu
3. Amalan Hizib bisa untuk menyerang seseorang secara ghoib dengan bantuan jin.
4. Amalan hizib sihir bisa dites / di uji cobakan pada korban yang dikehendaki

[1] “The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan. Penerbit mediacita. Hal 110.
[2] “The Magic of Kyai” Kemusyrikan di Balik Selubung Kesalehan. Penerbit mediacita. Hal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar