Ketika Heraklius (Kaisar Romawi) akan berangkat ke Konstantinopel,
tiba-tiba ia disusul seorang laki-laki Romawi yang pernah ditawan pasukan Islam.
“Ceritakan kepada tentang orang-orang Islam!” pinta Heraklius.
“Aku akan menceritakan mereka untuk Anda seolah-olah Anda melihatnya sendiri,” jawab lelaki itu.
“Mereka adalah prajurit berkuda di siang hari dan rahib dimalam hari.
Mereka tidak makan dari orang-orang kafir dzimmi kecuali dengan harga (membelinya).
Mereka
tidak masuk rumah kecuali dengan salam. Mereka akan melawan orang yang
menyerang mereka hingga mereka berhasil mengalahkannya!”
“Jika kamu berkata benar kepadak, ” ujar Heraklius, “maka mereka benar-benar akan menguasai yang diinjak oleh kedua kakiku ini!”
(Kisah
ini disebutkan Syaikh Muhammad Yususf al Kandahlawi dalam Hayah
ash-Shahabah, III / 697-698 yang dia nukil dari Ibnu Jarir ath-Thabari
dalam tarikhnya)
Yazdajir (Raja Persia) mengirim surat kepada
Raja China untuk meminta bantuan
Raja China itu berkata kepada utusan Yazdajir,
“Aku tahu bahwa Raja harus menolong Raja lainnya untuk melawan orang-orang yang mengalahkannya.
Ceritakanlah kepadaku ciri-ciri orang-orang yang telah mengusir kalin dari negeri kalian.
Aku telah mendengar kalian mengatakan bahwa jumlah mereka sedikit sedangkan jumlah kalian banyak.
Dan
orang-orang yang sedikit itu tentu tidak akan mampu mengalahkan kalian
yang banyak kecuali karena kebaikan yang mereka miliki dan keburukan
yang kalian punyai.
Utusan itu mengatakan, “Tanyalah apa yang ingin anda tanyakan.”
Raja China bertanya, “Apakah mereka menepati janji?”
Utusan Yazdajir menjawab, “Ya.”
“Apa yang mereka katakan kepada kalian sebelum mereka memerangi kalian?”
“Mereka
menyeru kami kepada salah satu dari tiga hal : masuk agama mereka (jika
mengiyakannya mereka memberlakukan kami seperti mereka), membayar
Jizyah, atau perang .”
“Bagaimana kepatuhan mereka kepada para pemimpinnya?”
“Mereka adalah kelompok prajurit yang paling patuh pada pemimpin mereka.” Kemudian raja China itu menulis surat kepada Yazdajir,
“Aku
tidak mengirimkan pasukan kepadamu, karena utusanmu telah menceritakan
ciri-ciri orang-orang yang mengalahkan kalian kepadaku, kalau mereka
menginginkan merobohkan gunung, pasti mereka akan berhasil. Dan kalau
mereka datang ketempatku pasti mereka akan berhasil melengserkanku,
selama mereka masih tetap seperti apa yang diucapkan oleh utusanmu.
Berdamailah dengan mereka, bayarlah upeti kepada mereka, dan jangan
ganggu mereka selagi mereka tidak mengganggumu!
(Kisah
ini disebutkan Syaikh Muhammad Yususf al Kandahlawi dalam Hayah
ash-Shahabah, III / 697-698 yang dia nukil dari Ibnu Jarir ath-Thabari
dalam tarikhnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar