TABAH MENGGENGGAM BARA API
__ TAUHID WAL JIHAD ___
PRO- T- IN ISLAM
KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID
Selasa, 08 Januari 2013
MEMBENTENGI RUMAH DARI GANGGUAN SYETAN
I. Memberi Salam Kepada Penghuni Rumah
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Adzkar hal. 19:
“Disunnahkan untuk mengucapkan basmalah (tatkala masuk ke dalam rumah)
dan memperbanyak dzikrullah serta mengucapkan salam kepada penghuninya,
sama saja apakah itu rumah yang dihuni oleh manusia ataupun tidak,
karena Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Maka apabila kalian memasuki
(sebuah rumah) dari rumah-rumah, hendaklah kalian mengucapkan salam
(kepada penghuninya yang berarti memberi salam) kepada diri kalian
sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi
baik.”(An-Nuur: 61)
Dari Jabir bin Abdillah radliallahu `anhu,
ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
“(Mengucapkan) salam itu sebelum berbicara (yang lain).”(HR. Tirmidzi
dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi juz 2
hal. 346). Allah Subhanahu wa Taala memberikan jaminan berupa penjagaan
bagi tiga golongan manusia termasuk di antaranya seorang yang masuk ke
rumah dengan mengucapkan salam, sebagaimana disebutkan dalam sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari Abi Umamah Al-Bahali
radhiallahu `anhu. (lihat Shahih Sunan Abi Daud oleh Asy-Syaikh
Al-Albani juz 2 hal. 473)
II. Berdzikir Kepada Allah Ketika Makan dan Minum
Dari Jabir radhiallahu `anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seseorang masuk rumah,
lalu ia berdzikir kepada Allah ketika masuk dan ketika makan, maka
syaithan akan berkata (kepada kawan-kawannya): “Tidak ada tempat
bermalam bagimu dan tidak ada makan malam.” Tetapi apabila ia masuk ke
rumah tanpa berdzikir kepada Allah, maka syaithan akan berkata (kepada
kawan-kawannya): “Kalian mendapatkan tempat bermalam”.
Dan
apabila ketika makan ia tidak berdzikir kepada Allah (membaca
Bismillah), maka syaithan akan berkata (kepada kawan-kawannya): “Kalian
mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim dalam
shahihnya /2018)
Tahukah engkau wahai saudaraku muslim,
bagaimana dzikrullah dapat mengusir syaithan dari rumah, maka ia tidak
akan menyertaimu tatkala engkau makan, minum dan tidur. Dan bagaimana
halnya bila engkau lalai dari dzikrullah, yang berarti engkau telah
memberikan untuk syaithan tempat tidur yang empuk tatkala ia menemukan
tempatnya di sisimu, bahkan ia ikut bersamamu tatkala makan dan minum.
Tidaklah syaithan itu sendiri yang menyertaimu, tapi ia diikuti oleh
sejumlah kawan-kawannya maka mereka semuanya bersenang-senang di
rumahmu. Naudzubillah min dzalik! Hati-hatilah wahai saudaraku agar
engkau tidak lalai dari dzikrullah, karena dzikrullah itu adalah tali
yang kokoh dan petunjuk yang lurus.
III. Memperbanyak Tilawah Al-Quran dalam Rumah
Bacaan Al-Quran merupakan pengharum bagi rumah dan dapat mengusir
syaithan daripadanya. Apabila engkau wahai saudaraku muslim merasakan
bahwa di rumahmu begitu banyak masalah, keruwetan dan tampak pada
anggota keluarga adanya penyimpangan maka ketahuilah bahwa syaithan ikut
berperan di dalamnya, karena itu bersungguh-sungguhlah untuk mengusir
syaithan itu dari rumahmu dan menjauhkannya sejauh-jauhnya. Caranya
bagaimana? Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam memberikan
jawabannya, beliau bersabda:”Sesungguhnya segala sesuatu memiliki puncak
dan puncak dari Al-Quran adalah surat Al-Baqarah dan sesungguhnya
syaithan bila mendengar surat Al-Baqarah dibacakan maka ia akan keluar
dari rumah yang dibacakan padanya surat Al-Baqarah.” (HR. Al-Hakim dan
dishahihkannya, disepakati oleh Adz-Dzahabi dan dihasankan Al-Albani
dalam Ash-Shahihah no. 558)
Dari Abi Hurairah radliallahu
`anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam
bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah kalian sebagai kuburan.
Sesungguhnya syaithan tidak akan masuk ke dalam rumah yang dibacakan
padanya surat Al-Baqarah.”
IV. Menjauhkan Rumah dari Suara Iblis
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:”Dan hasunglah siapa yang kamu
(iblis) sanggupi di antara mereka dengan suaramu.” (Al-Isra: 64)
Mujahid berkata: “Suara syaithan adalah nyanyian/lagu.”
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:”Benar-benar akan ada
dari umatku aum-kaum yang mereka itu menghalalkan zina, sutera (bagi
laki-laki- red), khamar dan alat-alat musik.” (HR. Bukhari, lihat Fathul
Bari 10/51, diriwayatkan pula oleh Abu Daud, Tirmidzi dan Ad-Darimi)
Ibnu Masud radliallahu `anhu berkata: “Nyanyian itu akan menumbuhkan
kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhan sayuran.”
Imam Abu Hanifah berkata: “Mendengarkan lagu-lagu itu adalah kefasikan.”
Imam Malik berkata ketika ditanyakan tentang nyanyian: “Hanyalah orang-orang fasiq yang melakukannya.”
Telah jelas bagimu wahai saudaraku muslim tentang keharaman
nyanyian/lagu, dan bahwasanya nyanyian itu merupakan suara syaithan.
Apabila diperdengarkan nyanyian/lagu-lagu di rumah maka para syaithan
akan menyebar dan menduduki tempat-tempat dalam rumah tersebut. Maka
wajib atasmu wahai saudaraku muslim untuk membersihkan rumahmu dari
suara-suara syaithan ini, sama saja apakah suara itu bersumber dari
alat-alat musik atau dari media visual ataupun yang selain itu.
V. Menjauhkan Rumah dari (Suara) Lonceng
Abi Hurairah radhiallahu anhu berkata bahwasanya Nabi shallallahu
`alaihi wa sallam bersabda:”Lonceng itu merupakan seruling syaithan.”
(HR. Muslim 14/94 Syarah Imam Nawawi, Abu Dawud 3/25) Lonceng yang
dimaksud di sini adalah yang menyerupai lonceng di gereja-gereja baik
dalam hal suara maupun bentuknya. Termasuk di sini jam dinding yang
dinamakan bandul karena menyerupai suara lonceng gereja.
VI. Membersihkan Rumah dari Salib-Salib
Salib merupakan syiarnya orang Nasrani sedangkan kita kaum muslimin
telah dilarang untuk meniru (bertasyabbuh) dengan Nasrani dan Yahudi.
Akan tetapi sangat disayangkan, hampir-hampir tidak terlewatkan satupun
dari rumah kaum muslimin melainkan di dalamnya ada tanda salib, apakah
itu di sajadah, di tirai-tirai, di sulaman benang bahkan tanda salib ini
telah dibawa masuk ke rumah-rumah Allah Subhanahu wa Taala
(masjid-masjid). Alangkah banyaknya dari masjid-masjid apabila kita
benar-benar teliti memperhatikannya, kita dapati pada hiasan-hiasan
sajadahnya tanda-tanda salib yang tampak secara dhahir dan jelas. Karena
itu berhati-hatilah engkau wahai saudaraku muslim, perhatikan dengan
seksama setiap benda yang engkau beli, apakah itu pakaian, permadani,
sajadah atau yang selain itu.
Rasulullah shallallahu `alaihi wa
sallam tidak membiarkan di rumahnya ada salib, sebagaimana dikhabarkan
oleh Aisyah radliallahu `anha:”Nabi shallallahu `alaihi wa sallam tidak
meninggalkan dalam rumahnya sedikitpun dari salib-salib melainkan beliau
hilangkan.” (HR. Bukhari lihat Fathul Bari 10/385, Abu Dawud 4/72)
VII. Membersihkan Rumah dari Gambar-Gambar dan Patung-Patung
Wajib bagi setiap muslim untuk membersihkan rumahnya dari patung-patung
kecuali apa yang dibolehkan daripadanya berupa mainan/boneka (yang
dimainkan) anak-anak perempuan. Demikian pula wajib bagi setiap muslim
untuk menjauhkan rumahnya dari gambar-gambar makhluk bernyawa (manusia
dan hewan), termasuk foto-foto kecuali untuk kepentingan darurat seperti
foto di KTP, paspor dan semisalnya.
Rasulullah shallallahu
`alaihi wa sallam bersabda: “Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di
dalamnya ada patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim 14/94 Syarah
Imam Nawawi dari Abi Hurairah radliallahu `anhu) Bila sebuah rumah tidak dimasuki oleh malaikat berarti jelas rumah itu disenangi oleh syaithan.
VIII. Mengeluarkan Anjing dari Rumah
Dari Abi Thalhah radliallahu `anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu
`alaihi wa sallam bersabda:”Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di
dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Bukhari lihat Fathul Bari 6/312
dan Muslim 14/84 Syarah Imam Nawawi)
Aisyah radliallahu `anha
meriwayatkan bahwasanya Jibril `alaihis salam pernah berjanji untuk
menemui Nabi shallallahu `alaihi wa sallam, namun sampai saat yang telah
disepakati Jibril `alaihis salam tidak juga datang. Ternyata Nabi
shallallahu `alaihi wa sallam menemukan adanya seekor anjing kecil di
bawah tempat tidurnya dan inilah yang menahan Jibril `alaihis salam
untuk masuk menemui Nabi.
Dikecualikan dari anjing ini adalah
anjing untuk berburu dan anjing penjaga rumah dengan syarat anjing
tersebut tidak berwarna hitam karena Nabi shallallahu `alaihi wa sallam
telah bersabda:”Anjing hitam itu adalah syaithan.” (HR. Muslim 4/227
Syarah Imam Nawawi). Dan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam
memerintahkan untuk membunuhnya.
IX. Memperbanyak Shalat Sunnah di Rumah
Dari Ibnu Umar radliallahu `anhu bahwasanya Nabi shallallahu `alaihi wa
sallam bersabda:”Jadikanlah shalat-shalat (sunnah) di rumah-rumah
kalian dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari
1/528 Fathul Bari dan Muslim 6/68 Syarah Imam Nawawi)
Telah
kita ketahui bahwasanya kuburan, tempat pembuangan sampah dan
tempat-tempat yang kotor lainnya merupakan tempat tinggal para syaithan.
Maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam menghendaki agar
rumah-rumah kita mendapat bagian dari shalat sunnah guna mengusir para
syaithan daripadanya. Bukankah pada tempat-tempat hunian syaithan
sebagaimana yang disebutkan di atas (kuburan, tempat pembuangan sampah)
dilarang untuk ditegakkan shalat padanya?
Imam Nawawi berkata:
“Dianjurkan untuk mengerjakan shalat sunnah di rumah karena yang
demikian itu lebih ringan dan lebih jauh dari riya, lebih terjaga dari
terhapusnya pahala. (Mengerjakan shalat sunnah di rumah) menjadikan
rumah diberkahi, turun padanya rahmah dan para malaikat sedangkan
syaithan akan lari dari rumah itu.” (Syarah Nawawi atas Shahih Muslim
6/68)
Adapun selain shalat sunnah (yakni untuk shalat fardhu),
maka bagi laki-laki diwajibkan untuk mengerjakan secara berjamaah di
masjid.
X.Mengucapkan Kalimat yang Baik Kepada Anggota Keluarga
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya syaithan selalu menginginkan
untuk menghancurkan masyarakat muslimin, maka ia membuat tipu daya,
mengatur rencana dan menyusun program. Di antara program syaithan adalah
menghancurkan keharmonisan keluarga muslim karena keluarga merupakan
batu bata awal dari bangunan masyarakat.
Jabir radliallahu `anhu berkata bahwasanya Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian ia
mengutus sepasukan tentaranya. Maka yang paling dekat kedudukannya
dengan iblis adalah yang paling besar fitnahnya, datang salah seorang di
antara mereka dan berkata: “Tidaklah aku tinggalkan dia (manusia yang
digoda- red) sampai aku memisahkan antara dia dan istrinya….” (HR.
Muslim 17/157 Syarah Imam Nawawi)
Syaithan yang terkutuk memang
menginginkan terjadinya perceraian antara suami istri guna
menghancurkan masyarakat dari dasarnya. Karena itulah maka wajib bagi
setiap suami untuk bergaul dengan keluarganya (istrinya) dengan cara
yang baik, mengucapkan kata-kata yang baik agar tidak ada peluang bagi
syaithan untuk membuat perselisihan di antara keduanya.
Allah
Subhanahu wa Taala berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).
Sesungguhnya syaithan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.”
(Al-Isra: 53)
Kata-kata yang baik itu melapangkan hati,
menyebarkan kebahagiaan bagi pasangan suami istri, mewujudkan
ketentraman dan menguatkan kasih sayang antara keduanya.
Allah
Subhanahu wa Taala berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya,
Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri,
supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan
di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
(Ar-Ruum: 20)
XI. Membentengi Istri
Dari Abdullah bin
Amr bin Al-Ash radliallahu `anhuma berkata bahwasanya Rasulullah
shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara
kalian menikahi wanita atau membeli seorang budak maka hendaklah ia
membaca: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya
dan kebaikan apa yang telah Engkau ciptakan dia dan aku berlindung
kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang telah Engkau ciptakan
dia.” (dalam riwayat lain) Kemudian hendaklah ia meletakkan tangannya
di ubun-ubunnya dan mendoakan barokah bagi istrinya dan pelayan
tersebut.” (HR. Abu Dawud 2/249 dan berkata Al-Albani dalam Takhrij
Al-Kalimuth Thayyib 151: isnadnya hasan)
Diriwayatkan oleh
Syaqiq, ia berkata: “Telah datang seorang laki-laki bernama Abu Jarir
kepada Ibnu Masud radliallahu `anhu, lalu berkata: Saya telah menikahi
seorang wanita muda (dara) dan saya khawatir ia akan membangkitkan
amarah saya. Maka Ibnu Masud radliallahu `anhu menjawab: Kerukunan itu
datangnya dari Allah dan kemarahan itu datang dari syaithan. Ia ingin
engkau membenci apa yang dihalalkan Allah kepadamu. Kalau istrimu masuk
menemuimu, suruhlah ia shalat dua rakaat di belakangmu.”
Dalam riwayat lain dari Ibnu Masud radliallahu `anhu ditambahkan, katakanlah:
“Ya Allah, berilah keberkahan kepadaku dengan istriku dan berilah
keberkahan kepada mereka (keluarga istri) denganku. Ya Allah,
persatukanlah kami berdua selama persatuan itu mengandung kebajikan-Mu,
dan pisahkanlah kami berdua, jika perpisahan itu menuju kebaikan-Mu.”
(Dikeluarkan Abu Bakar ibnu Abi Syaibah dan sanadnya shahih. Lihat
Adaabuz Zifaaf fis Sunnah Al-Muthahharah talif Al-Albani hal.23)
XII. Membentengi Anak dari Syaithan
Wajib atas setiap muslim untuk menjaga lafadz-lafadz doa sebelum
ber”kumpul” dengan istrinya karena yang demikian ini akan menjaga anak
(yang Insya Allah bakal diperoleh dari hubungan tersebut) dari gangguan
syaithan. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam mengajarkan kepada
kita doa tersebut: “Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari
syaithan dan jauhkan syaithan itu dari anugerah yang akan Engkau berikan
kepada kami.” (HR. Bukhari 1/242 Fathul Bari dan Muslim 10/5 Syarah
Imam Nawawi, dari Ibnu Abbas radliallahu anhuma) Sebagaimana mana
kita ketahui bahwasanya adzan akan mengusir syaithan, karena itulah
disunnahkan bagi setiap muslim untuk menyuarakan adzan di telinga anak
yang baru lahir.
XIII. Mendoakan Anak
Wahai saudaraku
muslim, kumpulkan anak-anakmu pada waktu pagi dan petang, usaplah kepala
mereka sambil berdoa: “Aku melindungkan kalian dengan kalimat-kalimat
Allah yang sempurna dari segala syaithan, hewan yang berbisa dan
pandangan mata yang menimpa (yang akhirnya mengakibatkan sakit-red).”
(HR. Bukhari 4/119 dari hadits Ibnu Abbas radliallahu `anhuma)
Doa ini pula yang dibacakan oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam kepada cucunya Hasan dan Husein radliallahu `anhuma.
Demikianlah beberapa benteng yang harus dibangun untuk mengusir
syaithan dari rumah. Aku memohon kepada Allah agar menjadikan tulisan
ini ikhlas karena mengharap wajah-Nya Subhanahu wa Taala, dan agar
menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi diriku dan bagi saudara-saudaraku
kaum muminin. Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji hanya untuk-Mu,
aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq melainkan Engkau,
aku meminta ampunanmu dan aku bertaubat kepada-Mu. Wallahu alam bishawwab
(dinukil oleh Ummu Maryam dari kitab Tahshinul Bait minasy Syaithan dengan beberapa tambahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar