TABAH MENGGENGGAM BARA API
__ TAUHID WAL JIHAD ___
PRO- T- IN ISLAM
KOMUNITAS PARA PEMBELA TAUHID
Selasa, 08 Januari 2013
Mengenal Jin
” Sesungguhnya jin dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat
yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Al Quran, surat Al A’raf : 27)
Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak
bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa
(Arab) berasal dari kata ijtinan yang berarti istitar (tersembunyi).
Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus,
sedangkan setan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia
atau hewan. Iblis adalah gembongnya setan.
Apakah Jin itu?
Jin dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata
manusia. Firman Allah, “Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya
melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”(QS.
Al A’raf 27).
Kalau pun ada manusia yang dapat melihat jin,
jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang menjelma dalam wujud makhkuk
yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW
bersabda, “Setan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun
atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin
air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena adanya doa saudaraku Nabi
Sulaiman, pasti kubunuh dia.”(HR Al Bukhari). Asal kejadian Jin
Kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari
api yang sangat panas. Allah berfirman, “Dan Kami telah menciptakan jin
sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr: 27). “Dan Kami
telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar Rahman : 15).
Rasulullah bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan
dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan
(diceritakan) kepada kamu [yaitu dari air sperma dan ovum].” (HR Muslim
dari Aisyah di dalam kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).
Bagaimana wujud api yang merupakan asal kejadian jin, Al Quran tidak
menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kita untuk
meneliti-nya secara detail. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhak
berpendapat bahwa yang dimaksud “api yang sangat panas” (nar al-samum)
atau “nyala api” (nar) dalam firman Allah di atas ialah “api murni”.
Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya “bara api”, seperti dikutip dalam
Tafsir Ibnu Katsir. Mengubah bentuk
Setiap makhluk diberi
Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri. Salah satu kekhususan jin
ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (setan) pernah
menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua
kali. Pertama, ketika kaum Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi SAW
di Makkah. Kedua, dalam Perang Badr pada tahun kedua Hijriah, seperti
diungkapkan Allah di dalam surat Al Anfal: 48. Apakah jin juga mati?
Jin beranakpinakdan berkembang biak. Allah memperingatkan manusia agar
tidak terkecoh menjadikan iblis (yang berasal dari golongan jin) dan
keturunan-keturunannya sebagai pemimpin sebab mereka telah mendurhakai
perintah Allah (QS. Al Kahfi: 50).
Banyak orang menganggap
bahwa jin bisa hidup terus dan tidak pernah mati, namun sebenarnya ada
hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi SAW berdoa:
“Anta al-hayyu alladzi la yamutu, wa al-jinnu wa al-insu yamutuna – Ya
Allah, Engkau hidup tidak mati, sedangkan jin dan manusia mati.”
(Bukhari: 7383, Muslim : 717) Tempat-tempat Jin
Banyak
perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamaannya juga ada, di
antaranya sama-sama menghuni bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi
sebelum adanya manusia dan kemudian jin juga bisa tinggal bersama
manusia di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.
Tempat yang paling disenangi jin adalah WC, tempat manusia membuka
aurat. Agar aurat kita terhalang dari pandangan jin ketika kita masuk ke
dalam WC, hendaknya kita berdoa yang artinya, “Ya Allah, aku berlindung
kepadaMu dari (gangguan) setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR
At-Turmudzi).
Setan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah.
Apa sebabnya, Quran sengaja tak menjelaskan secara rinci. Mungkin
karena kuburan sering dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang
sihir (paranormal). Nabi SAW melarang kita tidur menyerupai setan. Setan
tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur
dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian setan untuk mempermainkan
auratnya. Setan selalu mendampingi manusia
Sudah menjadi
komitmen setan akan senantiasa menggoda manusia agar durhaka kepada
Allah. Oleh karena itu setan terus menerus mengincar manusia, setiap
saat menyertai manusia sehingga setan itu disebut pula sebagai qarin
bagi manusia, artinya “yang menyertai” manusia. Setiap manusia disertai
setan yang selalu memperdayakannya, bahkan manusia dan qarin-nya akan
bersama-sama pada hari berhisab nanti. Allah berfirman, artinya: “Yang
menyertai dia (qarin-nya) berkata (pula): “Ya Tuhan kami, aku tidak
menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.”
(QS. Qaf: 27).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar