[1]. Syariat Islam Menegaskan Bahwa Orang Yang Bersekutu Dengan Kafir
Harbi Diiperlakukan Sama Dengan Kafir Harbi.
(a). Imam Muslim, Abu Daud, Ahmad Dan Ad-Darimi Meriwayatkan Sebuah
Hadits Shahih :
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ : كَانَتْ ثَقِيفُ حُلَفَاءَ
لِبَنِى عُقَيْلٍ فَأَسَرَتْ ثَقِيفُ رَجُلَيْنِ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَأَسَرَ أَصْحَابُ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنْ بَنِي عُقَيْلٍ
وَأَصَابُوا مَعَهُ الْعَضْبَاءَ. فَأَتَى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الْوَثَاقِ. قَالَ: يَا مُحَمَّدُ !
فَأَتَاهُ فَقَالَ مَا شَأْنُكَ؟ فَقَالَ: بِمَ أَخَذْتَنِي وَبِمَ
أَخَذْتَ سَابِقَةَ الْحَاجِّ ؟
فَقَالَ إِعْظَامًا لِذَلِكَ: أَخَذْتُكَ بِجَرِيرَةِ حُلَفَائِكَ
ثَقِيفَ. ثُمَّ انْصَرَفَ عَنْهُ. فَنَادَاهُ فَقَالَ :يَا مُحَمَّدُ, يَا
مُحَمَّدُ ! وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
رَحِيمًا رَقِيقًا, فَرَجَعَ إِلَيْهِ فَقَالَ: مَا شَأْنُكَ ؟ قَالَ
إِنِّي مُسْلِمٌ. قَالَ : لَوْ قُلْتَهَا وَأَنْتَ تَمْلِكُ أَمْرَكَ,
أَفْلَحْتَ كُلَّ الْفَلَاحِ ثُمَّ انْصَرَفَ.
فَنَادَاهُ فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ, يَا مُحَمَّدُ ! فَأَتَاهُ فَقَالَ
: مَا شَأْنُكَ ؟ قَالَ إِنِّي جَائِعٌ فَأَطْعِمْنِي وَظَمْآنُ
فَأَسْقِنِي! قَالَ هَذِهِ حَاجَتُكَ, فَفُدِيَ بِالرَّجُلَيْنِ.
Imran Bin Husain Radiyallahu ‘Anhu Berkata :
” Bani Tsaqif Adalah Sekutu Bani ‘Uqoil. Bani Tsaqif Menawan Dua
Orang Shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Sebaliknya,
Para Shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Menawan Seorang
Laki - Laki Dari Bani ‘Uqoil. Bersama Laki - Laki Itu, Mereka
Mendapatkan Adhba’ ( Unta Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam). Laki -
Laki Ia Dibawa Menghadap Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Dalam
Keadaan Terikat.
Ia Berkata, : ” Wahai Muhammad ! ” Rasulpun Menghampirinya Dan
Bertanya, : ” Ada Apa? ” Ia Berkata, : ” Kenapa Engkau Menawanku ?
Kenapa Engkau Menangkap Orang Yang Berangkat Akan Melaksanakan Haji ?
Maka Beliau Menjawab Sebagai Penghormatan, ” Aku Menawanmu Karena
Kejahatan Sekutu - Sekutumu Dari Bani Tsaqif. ” Lalu Beliau Berpaling
Darinya.
Orang Tersebut Memanggil Beliau Kembali Dan Berkata, : “ Wahai
Muhammad, Wahai Muhammad ! ”, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam
Adalah Seorang Yang Lemah Lembut Dan Penyayang. Beliau Kembali Kepadanya
Dan Bertanya, : “ Ada Apa? ” Ia Menjawab, : “ Sesungguhnya Saya Seorang
Muslim. ” Beliau Bersabda, : “ Jika Kamu Mengatakannya Ketika Kamu
Masih Bebas, Kamu Telah Beruntung ”….Maka Iapun Ditebus Dengan Dua Orang
Shahabat Yang Ditawan.”
Dua Orang Shahabat Ditangkap Oleh Bani Tsaqif. Sebagai Balasan, Para
Shahabat Menangkap Seorang Dari Bani ‘Uqail Yang Berangkat Menunaikan
Ibadah Haji. Ia Dihadang Di Tengah Perjalanan, Ditangkap Dan Digiring
Oleh Para Shahabat Menuju Madinah. Tentu Saja Ia Protes Kepada
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Salam, ” Apa Salah Saya ? ” Bukankah
Saya Ini Jama’ah Haji ? ” Bukankah Yang Menangkap Kedua Shahabat Anda
Bani Tsaqif ? Kenapa Justru Saya Yang Tak Bersalah Yang Ditangkap ? ”
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Salam Menjawab, : ” Engkau Ditangkap
Karena Kejahatan Sekutumu, Bani Tsaqif. ”
Hadits Ini Menunjukkan Status Hukum Orang Yang Bersekutu Dengan Kafir
Harbi Adalah Sama Dengan Status Hukum Kafir Harbi Tersebut. Ia Boleh
Ditangkap Dan Diperangi Dimana Saja Ia Berada. Jika Ia Mengaku Islam
Setelah Tertangkap, Pengakuannya Tersebut Tidaklah Bermanfaat Baginya
Untuk Melepaskan Diri.
(b). Imam Muslim Dan Ahmad Meriwayatkan Kisah Baiat Ridhwan Dan
Perang Dzi Qard Dari Salamah Bin Al-Akwa’ Al-Aslami :
عَنْ سَلَمَةَ بْنَ اْلأَكْوَعَ قَالَ قَدِمْنَا الْحُدَيْبِيَةَ مَعَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ أَرْبَعَ
عَشْرَةَ مِائَةً وَعَلَيْهَا خَمْسُونَ شَاةً لَا تُرْوِيهَا. قَالَ
فَقَعَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جَبَا
الرَّكِيَّةِ فَإِمَّا دَعَا وَإِمَّا بَصَقَ فِيهَا قَالَ فَجَاشَتْ
فَسَقَيْنَا وَاسْتَقَيْنَا قَالَ ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَانَا لِلْبَيْعَةِ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ
قَالَ فَبَايَعْتُهُ أَوَّلَ النَّاسِ ثُمَّ بَايَعَ وَبَايَعَ….
ثُمَّ إِنَّ الْمُشْرِكِينَ رَاسَلُونَا الصُّلْحَ حَتَّى مَشَى
بَعْضُنَا فِي بَعْضٍ وَاصْطَلَحْنَا… فَلَمَّا اصْطَلَحْنَا نَحْنُ
وَأَهْلُ مَكَّةَ وَاخْتَلَطَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ أَتَيْتُ شَجَرَةً
فَكَسَحْتُ شَوْكَهَا فَاضْطَجَعْتُ فِي أَصْلِهَا قَالَ فَأَتَانِي
أَرْبَعَةٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَجَعَلُوا يَقَعُونَ
فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبْغَضْتُهُمْ
فَتَحَوَّلْتُ إِلَى شَجَرَةٍ أُخْرَى وَعَلَّقُوا سِلَاحَهُمْ
وَاضْطَجَعُوا فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ نَادَى مُنَادٍ مِنْ
أَسْفَلِ الْوَادِي يَا لِلْمُهَاجِرِينَ قُتِلَ ابْنُ زُنَيْمٍ. قَالَ
فَاخْتَرَطْتُ سَيْفِي ثُمَّ شَدَدْتُ عَلَى أُولَئِكَ الْأَرْبَعَةِ
وَهُمْ رُقُودٌ فَأَخَذْتُ سِلَاحَهُمْ فَجَعَلْتُهُ ضِغْثًا فِي يَدِي.
قَالَ ثُمَّ قُلْتُ وَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ لَا يَرْفَعُ
أَحَدٌ مِنْكُمْ رَأْسَهُ إِلَّا ضَرَبْتُ الَّذِي فِيهِ عَيْنَاهُ. قَالَ
ثُمَّ جِئْتُ بِهِمْ أَسُوقُهُمْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ وَجَاءَ عَمِّي عَامِرٌ بِرَجُلٍ مِنَ
الْعَبَلَاتِ يُقَالُ لَهُ مِكْرَزٌ يَقُودُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَرَسٍ مُجَفَّفٍ فِي سَبْعِينَ
مِنَ الْمُشْرِكِينَ. فَنَظَرَ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ دَعُوهُمْ يَكُنْ لَهُمْ بَدْءُ الْفُجُورِ
وَثِنَاهُ. فَعَفَا عَنْهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ. وَأَنْزَلَ اللَّهُ ( وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ
عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ
أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ ) الْآيَةَ كُلَّهَا ( BAGIAN KE 1 )
Salamah Bin Al-Akwa’ Al-Aslami Berkata, :
“ Kami Datang Bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam ke
Hudaibiyah, Jumlah Kami 1.400 Orang. Bersama Kami Ada 50 Ekor Kambing,
Namun Tidak Cukup Mengusir Dahaga Kami. Maka Beliau Duduk Di Bibir
Sumur, Mungkin Berdoa Atau Meludah. Tiba - Tiba Air Sumur Meluap,
Sehingga Kami Bisa Minum Dan Memberi Minuman Hewan - Hewan Kami.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Lalu Menyeru Kami Untuk
Membaiat Beliau Di Bawah Sebatang Pohon. Saya Termasuk Orang Yang
Pertama Kali Membaiat Beliau, Disusul Shahabat - Shahabat Lain…Orang -
Orang Musyrik Quraisy Mengirim Beberapa Utusan Perundingan Kepada Kami,
Sampai Akhirnya Tercapai Perjanjian Damai Antara Kami Dengan Mereka…
Ketika Kami Berdamai Dengan Orang - Orang Makkah, Sebagian Kami
Bercampur - Baur Dengan Sebagian Yang Lain. Aku Mendekati Sebuah Pohon
Dan Kusingkirkan Durinya, Kemudian Aku Berbaring Dibawahnya. Tiba - Tiba
Empat Orang Musyrik Dari Makkah Mendekatiku. Mereka Menghina Muhammad
Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, Lalu Aku Marah Kepada Mereka Dan Aku
Pindah Ke Pohon Yang Lainnya. Mereka Menggantungkan Pedang - Pedang
Mereka Di Pohon, Kemudian Tiduran.
Ketika Mereka Dalam Keadaan Seperti Itu, Seseorang Berseru Dari Bawah
Lembah “ Wahai Para Muhajirin ! Ibnu Zanim Telah Terbunuh ! ” Aku
Segera Menghunus Pedangku, Lalu Kuikat Empat Orang Musyrik Saat Mereka
Masih Tertidur. Kuambil Pedang - Pedang Mereka Dan Kukumpulkan Mereka
Dengan Tanganku.
Aku Katakan, : ” Demi Allah Yang Memuliakan Muhammad, Tidaklah
Seseorang Dari Kalian Mengangkat Kepalanya Kecuali Aku Akan
Memenggalnya. ” Mereka Kugiring Ke Hadapan Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam. Tiba - Tiba Pamanku Amir Datang Menggiring Seorang
Laki - Laki Dari Al-Ablat Bernama Makraz. Pamanku Membawanya Kehadapan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Diatas Kuda Bersama Tujuh Puluh
Orang Kaum Musyrikin.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam Memandang Mereka, Lalu
Bersabda, : “ Biarkanlah Mereka !. Mereka Tidak Memulai Kejahatan, Pun
Tidak Mengulanginya! ” Beliau Memaafkan Mereka. Kemudian Allah
Menurunkan Firman-Nya, :
وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ
بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ
” Dan Dia-lah Yang Menahan Tangan Mereka Dari ( Membinasakan ) Kamu
Dan ( Menahan ) Tangan Kamu Dari ( Membinasakan ) Mereka Di Tengah Kota
Mekkah Sesudah Allah Memenangkan Kamu Atas Mereka, Dan Allah Maha
Melihat Apa Yang Kamu Kerjakan. ” ( QS. Al-Fath : 24 ).
Dengan Ditanda Tanganinya Perjanjian Hudaibiyah, Kaum Muslimin Dan
Musyrikin Makkah Bisa Bercampur Baur Untuk Kepentingan Bisnis Dan
Lainnya, Dalam Keadaan Aman Dan Saling Menghormati. Suasana Damai
Tersebut Tidak Bisa Menghilangkan Kebencian Kaum Musyrikin Kepada Umat
Islam Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Empat Orang Musyrik
Mendatangi Shahabat Salamah Bin Akwa’, Sembari Mengeluarkan Kalimat -
Kalimat Ejekan Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Ketika
Mereka Tidur, Shahabat Salamah Segera Mengikat Mereka, Mengambil Senjata
Mereka Dan Menggiring Mereka Ke Madinah Sebagai Tawanan.
Hadits Ini Menunjukkan, Apabila Sebagian Kafir Harbi Mengkhianati
Perjanjian Damai — Sekedar Mengejek Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam —, Status Hukum Mereka Sama Semua, Dimana Saja Mereka Berada ; Di
Negeri Kaum Muslimin Maupun Di Negeri Mereka, Di Medan Perang Maupun Di
Luar Medan Perang.
(c). Dalil Lainnya Adalah Kisah Pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah.
Perjanjian Hudaibiyah Menyebutkan, Suku - Suku Bangsa Arab Bebas
Bersekutu Dengan Suku Quraisy Maupun Kaum Muslimin. Bani Bakr Bin Wail
Memilih Bersekutu Dengan Suku Quraisy, Sementara Suku Khuza’ah Memilih
Bersekutu Dengan Kaum Muslimin. Dalam Suatu Malam, Suku Bakr Bin Wail
Menyerbu Suku Khuza’ah Sehingga Jatuh Korban Luka - Luka. Meninggal Dan
Harta Benda Di Pihak Suku Khuza’ah. Sebagian Riwayat Menyebutkan,
Beberapa Gelintir Orang Quraisy Terlibat Dalam Serangan Tersebut.
Suku Khuza’ah Mengirim Utusan Ke Madinah, Melaporkan Serbuan Tragis
Tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Menganggap Tindakan
Bani Bakr Bin Wail — Sekutu Suku Quraisy — Sebagai Tindakan Membatalkan
Perjanjian Hudaibiyah Secara Sepihak. Beliau Mengumpulkan 10.000 Kaum
Muslimin Dan Bergerak Menaklukkan Makkah.
Dalam Peristiwa Ini, Sebenarnya Suku Bakr Bin Wail Tidak Secara
Langsung Menanda Tangani Perjanjian Hudaibiyah. Pun, Yang Membantu
Serangan Suku Bakr Bin Wail Hanya Segelintir Penduduk Quraisy, Sementara
Sebagian Besar Kaum Quraisy Tidak Terlibat. Meski Demikian, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Memandang Tindakan Sekutu Kafir Harbi
Adalah Sama Dengan Tindakan Kafir Harbi. Maka, Beliau Tidak Melakukan
Pembalasan Dengan Menyerang Suku Bakr Bin Wail. Beliau Justru Menyerang
Dan Menaklukkan Kafir Harbi — Makkah Dan Quraisy —.
Ibnu Qoyyim Mengatakan Dalam Zadul Ma’ad, :
وَكَانَ هَدْيُهُ إِذَا صَالحَ َ أَوْ عَاهَدَ قَوْمًا فَنَقَضُوا أَوْ
نَقَضَ بَعْضُهُمْ وَأَقَرَّهُ الْبَاقُونَ وَرَضُوا بِهِ, غَزَا
اْلجَمِيعَ، وَجَعَلَهُمْ كُلَّهُمْ نَاقِضِينَ كَمَا فَعَلَ فِي بَنِي
قُرَيْظَةَ وَبَنِي النَّضِيرِ وَبَنِي قَيْنُقَاعَ ، وَكَمَا فَعَلَ فِي
أَهْلِ مَكَّةَ، فَهَذِهِ سُنَّتُهُ فِي النَّاقِضِينَ النَّاكِثِينَ
“ Termasuk Petunjuk Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Adalah,
Apabila Beliau Mengadakan Gencatan Senjata Atau Perjanjian Damai Dengan
Suatu Kaum, Lalu Mereka Membatalkan Secara Sepihak, Atau Sebagian Mereka
Membatalkan Secara Sepihak Sementara Yang Lain Setuju Dan Ridha, Maka
Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Memerangi Mereka. Beliau Menganggap
Mereka Semua Membatalkan Secara Sepihak, Sebagaimana Beliau Lakukan
Kepada Bani Quroidloh, Bani Nadlir Dan Bani Qoinuqo ’. Begitu Pula Yang
Beliau Lakukan Terhadap Penduduk Mekah. Ini Merupakan Sunnah Beliau
Terhadap Orang - Orang Yang Membatalkan Perjanjian Damai Secara Sepihak.
”
Dalam Prakteknya, Prinsip Ini Juga Diterapkan Oleh Bangsa - Bangsa
Yang Ada Di Dunia. Pemerintahan Thaliban Sama Sekali Tidak Menyerang AS.
Namun AS Dengan Seenaknya Melakukan Invasi Militer Ke Afghanistan Untuk
Menjatuhkan Pemerintahan Thaliban. AS Membombardir Afghanistan Dengan
Puluhan Ribu Bom Dan Rudal Dengan Segala Jenisnya. Akibat Bombardir
Brutal Ini, Puluhan Ribu Anak - Anak, Wanita, Orang Tua Dan Rakyat Sipil
Tak Bersalah Menjadi Korban. Thaliban Sama Sekali Tidak Mengusik,
Apalagi Membombardir AS. AS Menginvasi Afghanistan, Tak Lain Dengan
Dalih Thaliban Adalah Sekutu Usamah Bin Ladin. Thaliban Dituduh
Melindungi Al-Qaedah.
AS Dan Negara - Negara Yang Tunduk Kepada Perintahnya, Melakukan
Penangkapan, Penahanan, Penyitaan Kekayaan Dan Pengejaran Terhadap Para
Aktivis Islam Di Seluruh Dunia, Juga Dengan Dalih Mereka Adalah Teroris
Jaringan ( Sekutu ) Al-Qaedah. AS Dengan Arogan Mengumumkan Ke Seluruh
Dunia, Hanya Ada Dua Pilihan ; Menjadi Sekutu ( Baca : Antek ) AS Atau
Sekutu Teroris. Siapapun Yang Tidak Tunduk Kepada AS, Dianggap Sekutu
Teroris, Diperlakukan Bak Teroris.
Hanya Di Daerah Konflik ?
----------------------------
[2]. Syariat Islam Menetapkan, Perlakuan Terhadap Kafir Harbi Dan
Sekutunya Tidak Hanya Di Wilayah Yang Menjadi Operasi Peperangan Kafir
Harbi Dan Sekutunya Semata. Status Perang Terhadap Mereka Berlaku Umum
Di Seluruh Penjuru Bumi, Tidak Sebatas Di Wilayah “ Konflik ”, Wilayah
Yang Mereka Invasi.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman, :
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ
أَخْرَجُوكُمْ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ تُقَاتِلُوهُمْ
عِندَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِن
قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ كَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ
” Dan Bunuhlah Mereka Di Mana Saja Kalian Berjumpa Mereka ! Dan
Usirlah Mereka Dari Tempat Mereka Mengusir Kalian Dan Kesyirikan Itu
Lebih Besar Bahayanya Dari Pembunuhan. Dan Janganlah Kalian Memerangi
Mereka Di Masjidil Haram Kecuali Jika Mereka Memerangi Kalian Di Tempat
Itu. Jika Mereka Memerangimu Di Tempat Itu Maka Perangilah. Demikianlah
Balasan Bagi Orang - Orang Yang Kafir. ” ( QS. Al-Baqarah : 191 ).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman, :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ
الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ
الْمُتَّقِينَ
“ Hai Orang - Orang Beriman, Perangilah Orang - Orang Kafir Yang Di
Sekitar Kamu Itu, Dan Hendaklah Mereka Menemui Kekerasan Daripadamu, Dan
Ketahuilah, Bahwasanya Allah Beserta Orang - Orang Yang Bertaqwa. ” (
QS. At-Taubah : 123 ).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman, :
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“ Dan Perangilah Musyrikin Itu Semuanya Sebagaimana Mereka Memerangi
Semuanya ; Dan Ketahuilah Bahwasannya Allah Beserta Orang - Orang Yang
Bertaqwa. ” ( QS. At-Taubah : 36 )
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman, :
فَإِذَا انْسَلَخَ الْأَشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ
حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا لَهُمْ
كُلَّ مَرْصَدٍ
“ Apabila Sudah Habis Bulan - Bulan Haram Itu, Maka Bunuhlah Orang -
Orang Musyirikin Di Mana Saja Kamu Jumpai Mereka ! Tangkaplah Mereka !
Kepunglah Mereka ! Dan Intailah Mereka Di Tempat Pengintaian. ” ( QS.
At-Taubah : 5 ).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman, :
قَاتِلُوا الَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ
اْلأَخِرِ وَلاَيُحَرِّمُونَ مَاحَرَّمَ اللهُ وَرَسُولُهُ وَلاَيَدِينُونَ
دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا
الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
“ Perangilah Orang - Orang Yang Tidak Beriman Kepada Allah Dan Tidak (
Pula ) Pada Hari Kemudian Dan Mereka Tidak Mengharamkan Apa Yang
Diharamkan Oleh Allah Dan Rasul-Nya Dan Tidak Beragama Dengan Agama Yang
Benar ( Agama Allah ), ( Yaitu Orang - Orang ) Yang Diberikan Al-Kitab
Kepada Mereka, Sampai Mereka Membayar Jizyah Dengan Patuh Sedang Mereka
Dalam Keadaan Tunduk. ” ( QS. At-Taubah : 29 ).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman, :
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لاَ تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ ِللَّهِ
“ Dan Perangilah Mereka Sampai Tidak Ada Fitnah Dan Agama Itu
Hanyalah Untuk Allah. ” ( QS. Al-Baqoroh : 193 ).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman, :
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لاَتَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ
للهِ
“ Dan Peranglah Mereka, Supaya Jangan Ada Fitnah Dan Supaya Agama Itu
Semata - Mata Untuk Allah. Jika Mereka Berhenti ( Dari Kekafiran ),
Maka Sesungguhnya Allah Maha Melihat Apa Yang Mereka Kerjakan. ” ( QS.
Al Anfal : 39 ).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda, :
اغْزُوا بِاسْمِ اللَّهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ
بِاللَّهِ اغْزُوا وَلَا تَغُلُّوا وَلَا تَغْدِرُوا وَلَا تَمْثُلُوا
وَلَا تَقْتُلُوا وَلِيدًا. وَإِذَا لَقِيتَ عَدُوَّكَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
فَادْعُهُمْ إِلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ أَوْ خِلَالٍ, فَأَيَّتُهُنَّ مَا
أَجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ
“ Berperanglah Di Jalan Allah, Dengan Nama Allah, Perangilah Orang
Yang Kafir ( Tidak Beriman Kepada Allah ), Berperanglah Dan Janganlah
Kalian Mengambil Harta Rampasan Perang Sebelum Dibagikan, Jangan
Mengkhianati Perjanjian, Jangan Mencincang, Jangan Membunuh Anak - Anak
!.
Jika Kamu Menemui Musuh Dari Orang - Orang Musyrik, Maka Serulah
Mereka Kepada Salah Satu Dari Tiga Pilihan, Pilihan Mana Saja Yang
Mereka Pilih Maka Terimalah Dan Tahanlah Dirimu Dari ( Menyerang )
Mereka. ”
Imam Al-Qurthubi Ketika Menafsirkan QS. Al Baqarah : 193 Berkata, :
قَوْلُهُ تَعَالَى : (وَقَاتِلُوهُمْ) أَمْرٌ بِالْقِتَالِ لِكُلِّ
مُشْرِكٍ فِي كُلِّ مَوْضِعٍ، عَلَى مَنْ رَآهَا نَاسِخَةً . وَمَنْ رَآهَا
غَيْرَ نَاسِخَةٍ قَالَ : اْلمَعْنَى قَاتِلُوا هَؤُلاَءِ الَّذِينَ قَالَ
اللهُ فِيهِمْ (فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ). وَاْلأَوَّلُ أَظْهَرُ ، وَهُوَ
أَمْرٌ بِقِتَالٍ مُطْلَقٍ لاَ بِشَرْطِ أَنْ يَبْدَأَ الْكُفَّارُ،
دَلِيلُ ذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى:وَيَكُونَ الدِّينُ ِللَّهِ، وَقَالَ:
(أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ ) فَدَلَّتِ اْلآيَةُ وَالْحَدِيثُ عَلَى أَنَّ سَبَبَ الْقِتَالِ
هُوَ الْكُفْرُ ِلأَنَّهُ قَالَ: حَتَّى لاَتَكُونَ فِتْنَةٌ أي كُفْرٌ,
فَجَعَلَ الْغَايَةَ عَدَمَ الْكُفْرِ وَهَذَا ظَاهِرٌ. قَالَ ابْنُ
عَبَّاسٍ وَقَتَادَةُ وَالرَّبِيعُ وَالسُّدِّيُّ وَغَيرُهُمْ :
َالْفِتْنَةُ هُناَ الشِّرْكُ وَمَا تَابَعَهُ مِنْ أَذَى ْالمُؤْمِنِينَ .
” Ayat Ini Adalah Perintah Untuk Memerangi Setiap Orang Musyrik Di
Setiap Tempat, Menurut Pendapat Ulama Yang Menyatakan Ia Menjadi Nasikh (
Penghapus ). Menurut Ulama Yang Berpendapat Ayat Ini Tidak Menjadi
Nasikh, Maknanya Adalah Perangilah Orang - Orang Yang Difirmankan Oleh
Allah ( فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ Jika Mereka Memerangi Kalian ). Namun
Pendapat Pertama Lebih Kuat. ”
Ayat Ini Adalah Perintah Perang Secara Mutlak, Meskipun Orang - Orang
Kafir Tidak Memulai Menyerang. Dalilnya Adalah Firman Allah ( وَيَكُونَ
الدِّينُ ِللَّهِ ) […Dan Agama Itu Hanyalah Untuk Allah ] Dan Sabda
Rasullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, : ” Saya Diperintahkan Untuk
Memerangi Manusia Sampai Mereka Mengucapkan La Ilaha Illallah. ”
Ayat Dan Hadits Ini Menunjukkan Bahwasanya Sebab Peperangan Itu
Adalah Kekafiran, Karena Allah Berfirman, : حَتَّى لاَ تَكُونَ فِتْنَةٌ “
Sampai Tidak Ada Fitnah. ” Maksudnya Adalah Sampai Tidak Ada Kekafiran.
Demikianlah, Allah Menjadikan Tujuan Disyari’atkannya Perang Adalah
Sampai Tidak Ada Kekafiran. Dan Hal Ini Sangat Jelas. Imam Ibnu Abbas,
Qatadah, Ar-Rabi’, As-Sudi Dan Lainnya Berkata, : " Fitnah Adalah
Kesyirikan, Dan Gangguan Orang - Orang Kafir Kepada Kaum Beriman. ”
Imam Al-Qurthubi Menafsirkan QS. An-Nisa’ : 84 Dengan Menulis, :
قَوْلُهُ تَعَالَى: (يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا ضَرَبْتُمْ
فِي َسِبيلِ اللهِ فَتَبَيَّنُوا) النساء 94 قَالَ : وَالْمُسْلِمُ إِذَا
لَقِيَ الْكَافِرَ وَلاَ عَهْدَ لَهُ جَازَ لَهُ قَتْلُهُ فَإِنْ قَالَ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ لَمْ يَجُزْ قَتْلُهُ ِلأَنَّهُ قَدِ اعْتَصَمَ
بِعِصَامِ اْلإِسْلاَمِ اْلمَانِعِ مِنْ دَمِّهِ وَمَالِهِ وَأَهْلِهِ
.أهـ.
” Firman Allah ( Hai Orang - Orang Yang Beriman, Apabila Kamu Pergi (
Berperang ) Di Jalan Allah, Maka Telitilah ) Jika Seorang Muslim
Bertemu Dengan Seorang Kafir Yang Tidak Mempunyai Akad Perdamaian, Ia
Boleh Membunuhnya. Jika Si Kafir Mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allahu, Ia
Tidak Boleh Membunuhnya Karena Si Kafir Telah Berlindung Dengan
Perlindungan Islam Yang Menjaga Darah, Harta Dan Keluarganya. ”
Imam Ibnu Katsir Menafsirkan QS. Al-Maidah : 2 Dengan Menulis, :
قَوْلُهُ تَعَالَى: (وَلآَءَآمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ
فَضْلاً مِّن رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانً) قَالَ : وَقَدْ حَكىَ ابْنُ جَرِيرٍ
اْلإِجْمَاعَ عَلَى أَنَّ اْلمُشْرِكَ يَجُوزُ قَتْلُهُ إِذَا لَمْ يَكُنْ
لَهُ أَمَانٌ وَإِنْ أَمَّ اْلبَيْتَ اْلحَرَامَ أَوْ بَيْتَ اْلمَقْدِسِ .
” Firman Allah ( Dan Jangan Pula Menggganggu Orang - Orang Yang
Mengunjungi Baitullah Sedang Mereka Mencari Karunia Dan Keredhaan Dari
Rabbnya ) Imam Ibnu Jarir Al-Thabari Telah Menyebutkan Ijma’ Bahwa
Seorang Musyrik Boleh Dibunuh Jika Ia Tidak Mempunyai Jaminan Keamanan,
Sekalipun Ia Mengunjungi Baitul Haram ( Ka’bah ) Atau Baitul Maqdis. ”
Imam Al-Qurthubi Menafsirkan QS. At-Taubah : 5 Dengan Mengatakan, :
( فَاقْتُلُوا اْلمُشْرِكِينَ ) عَامٌ فِي كُلِّ مُشْرِكٍ ، لَكِنَّ
السُنَّةَ خَصَّتْ مِنْهُ ” (3) ما تقدم بيانه في سورة البقرة ” وَقَالَ :
وَاعْلَمْ أَنَّ مُطْلَقَ قَوْلِهِ : “َاقْتُلُوا اْلمُشْرِكِينَ ”
يَقْتَضِي جَوَازَ قَتْلِهِمْ بِأَيِّ وَجْهٍ كَانَ إِلاَّ أَنَّ
اْلأَخْبَارَ وَرَدَتْ بِالنَّهْيِ عَنِ اْلمُثْلَةِ . وَمَعَ هَذَا
فَيَجُوزُ أَنْ يَكُونَ الصِّدِّيقُ t عَنْهُ حِينَ قَتَلَ أَهْلَ
الرِّدَّةِ بِاْلإِحْرَاقِ ، وَبِالْحِجَارَةِ وَبِالرَّمْيِ مِنْ رُؤُوسِ
اْلجِبَالِ ، وَالتَّنْكِيسِ فِي اْلآبَارِ ، تَعَلَّقَ بِعُمُومِ اْلآيَةِ
. وَكَذَلِكَ إِحْرَاقُ عَلِيٍّ t قَوْماً مِنْ أَهْلِ الرِّدَّةِ يَجُوزُ
أَنْ يَكُونَ مَيْلاً إِلَى هَذَا اْلمَذْهَبِ ، وَاعْتِمَاداً عَلَى
عُمُومِ اللَّفْظِ . وَاللهُ أَعْلَمُ . أهـ .
الثالثة قوله تعالى : (حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ)عَامٌ فِي كُلِّ مَوْضِعٍ
. وَخَصَّ أَبُو حَنِيفَةَاْلمَسْجِدَ اْلحَرَامَ .
الرابعة – قوله تعالى : وَاقْعُدُوا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ :
َاْلمَوْضِعُ الَّذِي يُرَقَّبُ مِنْهُ اْلعَدُوُّ – أي اُقْعُدُوا لَهُمْ
فِي مَوَاضِعِ الْغَرَّةِ حَيْثُ يُرْصَدُونَ ، وَفِي هَذَا دَلِيلُ عَلَى
جَوَازِ اغْتِيَالِهِمْ قَبْلَ الدَّعْوَةِ..
Kedua. Firman Allah ( Maka Bunuhlah Orang - Orang Musyrik ) Berlaku
Umum Atas Setiap Musyrik. Namun As-Sunah Mengkhususkan ( Orang - Orang
Yang Disebutkan Dalam QS. Al-Baqarah : 189 - 192 )…Ketahuilah,
Sesungguhnya Kemutlakan Firman Allah ( Maka Bunuhlah Orang - Orang
Musyrik ) Menunjukkan Kebolehan Membunuh Mereka Dengan Cara Apapaun.
Namun Hadits - Hadits Melarang Mencincang Mayat Musuh.
Meski Demikian, As Shidiq Radiyallahu ‘Anhu Telah Memerangi Orang -
Orang Murtad Dengan Membakar, Batu - Batu, Melempar Dari Puncak - Puncak
Bukit, Dan Menenggelamkan Di Sumur. Beliau Berpegang Dengan Keumuman
Ayat Ini. Demikian Juga, Ali Membakar Sebuah Kaum Murtad, Mungkin Karena
Cenderung Kepada Mazhab Ini Dan Berdasar Kepada Keumuman Lafal. Walalhu
a’lam.
Ketiga. Firman Allah ( Di Mana Saja Kalian Menemukan Mereka )
Bersifat Umum, Di Setiap Tempat. Imam Abu Hanifah Mengkhususkan Masjidil
Haram Dari Keumuman Lafal Ini.
Keempat. Firman Allah ( Dan Intailah Mereka Di Tempat Pengintaian )
Marshad Adalah Tempat Di Mana Musuh Diawasi. Artinya, Intailah (
Tunggulah ) Mereka Di Tempat - Tempat Lengah Sehingga Bisa Diawasi.
Lafal Ini Menunjukkan Kebolehan Melakukan Serangan ( Pembunuhan )
Misterius Sebelum Mendakwahi Mereka. ”
Ibnu Katsir Berkata Tentang QS. Al-Taubah Ayat 5, :
(فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ) أي مِنَ
اْلأَرْضِ. وَهَذَا عَامٌ وَالْمَشْهُورُ تَخْصِيصُهُ بِتَحْرِيمِ
اْلِقتَالِ فِي ْالحَرَمِ ، بِقَولِهِ (وَلاَ تُقَاتِلُوهُمْ عِندَ
الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ
فَاقْتُلُوهُمْ). وَقَوْلُهُ (وَخُذُوهُمْ) أي وَأْسِرُوهُمْ إِنْ شِئْتُمْ
قَتْلاً وَإِنْ شِئْتُمْ أَسْرًا. أهـ
” Firman Allah ( Maka Bunuhlah Orang - Orang Musyirikin Di Mana Saja
Kamu Jumpai Mereka ! ) Di Muka Bumi. Ayat Ini Umum, Namun Pendapat Yang
Terkenal Adalah Ia Dikhususkan Dengan Haramnya Peperangan Di Al-Haram,
Dengan Firman Allah ( Dan Janganlah Kalian Memerangi Mereka Di Masjidil
Haram, Sampai Mereka Memerangi Kalian Di Masjidil Haram. Jika Mereka
Telah Memerangi Kalian ( Di Masjidil Haram ), Maka Perangilah Mereka ).
Firman Allah ( Dan Tangkaplah Mereka ) Tangkaplah Mereka. Jika Kalian
Mau, Kalian Bunuh Dan Jika Kalian Mau, Kalian Jadikan Tawanan. ”
Beliau Melanjutkan, :
وَقَولُهُ : (وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ) أي
لاَتَكْتَفُوا بِمُجَرَّدِ وُجْدَانِكُمْ لَهُمْ ، بَلْ اُقْصُدُوهُمْ
بِالْحِصَارِ فِي مَعَاقِلِهِمْ وَحُصُونِهِمْ وَالرَّصْدِ فِي طُرُقِهِمْ
وَمَسالِكِهِمْ حَتَّى تُضَيِّقُوا عَلَيْهِمُ اْلوَاِسعَ وَتَضْطَرُّوهُمْ
إِلَى اْلقَتْلِ أَوِ ْالإِسْلاَمِ، وَلِهَذَا قَالَ : (فَإِنْ تَابُوا
وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَآتَوُا الزَّكاَةَ َفخَلُّوا سَبِيلَهُمْ إِنَّ
اللهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ) وَلِهَذَا اِعْتَمَدَ الصَّدِّيقُ t فيِ قِتَالِ
مَانِعِي الزَّكاَة ِعَلَى هَذِهِ ْالآيَةِ اْلكَرِيمَةِ وَأَمْثَالِهَا.
” Firman Allah ( Kepunglah Mereka Dan Intailah Di Tempat Pengintaian )
Maksudnya, Kalian Jangan Mencukupkan Diri Dengan Menunggu Serangan
Mereka. Namun, Seranglah Mereka Dengan Mengepung Wilayah - Wilayah
Pertahanan Dan Benteng - Benteng Mereka, Mengincar Mereka Di Jalan -
Jalan Yang Mereka Lalui, Sehingga Kalian Bisa Mempersempit Keleluasaan
Mereka, Dan Memaksa ( Menekan ) Mereka Untuk Berperang Atau Masuk Islam.
Oleh Karenanya, Allah Berfirman ( Jika Mereka Bertaubat, Mendirikan
Shalat Dan Menunaikan Zakat Maka Biarkanlah Mereka. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang ). Oleh Karenanya, Shahabat Abu bakar
Memerangi Orang - Orang Yang Enggan Membayar Zakat, Dengan Dasar Ayat
Ini Dan Ayat - Ayat Yang Semisal Dengannya. ”
Berbagai Ayat Dan Hadits Ini Dengan Jelas Menunjukkan, Perlawanan
Terhadap Kafir Harbi Dan Sekutu - Sekutunya Tidak Dikhususkan Di Daerah “
Konflik ” Semata, Namun Juga Umum Di Seluruh Penjuru Dunia.
Selama Ada Kesyirikan, Hukum Berjihad Untuk Menghilangkannya Berlaku.
Lafal ” الْمُشْرِكِينَ ” Dalam Firman Allah, :
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً
Dan
فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ
Bersifat Umum, Karena Lafal Ini Adalah Isim Ma’rifah Dengan Alif Dan
Lam. Maka, Ia Berlaku Umum Mencakup Setiap Orang Musyrik, Sebagaimana
Telah Ditegaskan Oleh Imam Al-Qurthubi Dalam Tafsirnya 8/72.
Hal Ini Dikuatkan Oleh Perintah Memerangi Orang - Orang Kafir Dalam
Ayat - Ayat Lain, Yang Juga Menggunakan Sighah Umum. Seperti Firman
Allah, :
قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ
قَاتِلُوا الَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ
اْلأَخِرِ
قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ
Lafal ” الَّذِينَ” Dan ” مَنْ ” Dalam Kedua Ayat Dan Hadits Ini Juga
Berlaku Umum, Karena Kedua Lafal Tersebut Adalah Isim Maushul. Dan Isim
Maushul Termasuk Sighah Umum, Sebagaimana Disepakati Dalam Ilmu Ushul
Fiqih.
Berdasar Hal Ini, Membatasi Kebolehan Jihad Melawan Kafir Harbi Dan
Sekutu - Sekutunya Hanya Di Wilayah - Wilayah Yang Dikenal Dengan Istlah
“ Daerah Konflik ” Adalah Sebuah Pembatasan Yang Bertentangan Dengan
Al-Qur’an, As-Sunah Dan Ijma’ Ulama. Lebih Dari Itu, Menunjukkan Ketidak
Mengertian Terhadap Hakekat Perang Islam Melawan Teroris Internasional (
Aliansi Zionis - Salibis - Paganis - Atheis Internasional ), Perang
Salib Abad 21 Yang Telah Mengglobal, Tidak Mengenal Batas - Batas
Teritorial, Dan Menembus Seluruh Batas Politik, Ekonomi Dan Budaya.
Bagaimana Kebolehan Memerangi Para Teroris Agresor Tersebut Dibatasi
Sekedar Di “ Wilayah Konflik ” Semata, Sementara Hukum Asal Adalah
Kewajiban Memerangi Mereka Di Seluruh Penjuru Dunia, Sekalipun Mereka
Tidak Memerangi Umat Islam ? Memerangi Mereka Adalah Sebuah Kewajiban,
Bukan Sekedar Kebolehan. Terlebih, Mereka Terbukti Memerangi Umat Islam
Di Seluruh Penjuru Dunia !
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullaah Berkata, :
( فَكُلُّ مَنْ بَلَغَتْهُ دَعْوَةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ إِلَى دِيْنِ اللهِ الَّذِي بَعَثَهُ بِهِ فَلَمْ يَسْتَجِبْ
فَإِنَّهُ يَجِبُ قِتَالُهُ {حَتّى لاَتَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ
كُلُّهُ لِلَّهِ } ) ا.هـ
” Setiap Orang Yang Telah Sampai Kepadanya Dakwah Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Kepada Dienullah, Kemudian Ia Tidak
Menerima Seruan Dakwah, Ia Wajib Diperangi ( Sehingga Tidak Ada Lagi
Fitnah ( Kekafiran ), Dan Seluruh Dien ( Ketaatan Dan Ketundukan ) Hanya
Milik Allah ). ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar